BUDIDAYA PEKARANGAN OLEH: Ir. SALENSIA HARYATI AFONSO/JOHN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
CINTA DAN PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
Advertisements

HUBUNGAN CAHAYA DAN TANAMAN
KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PENGELOLAAN TANAH PADA TANAMAN MELON
PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TANAMAN Perkembangbiakan vegetatif tanaman:
Pengelolaan lingkungan hidup Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup bukan saja tanggung.
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman
Membibitkan tanaman perkebunan dan penanaman tanaman perkebunan
TANAH SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
PRESENTASI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
PANEN DAN PASCAPANEN.
PERTEMUAN II Permasalahan Umum Nutrisi Tanah Dan OPT
HUBUNGAN CAHAYA DAN TANAMAN
TEKNIK PENYIMPANAN UMBI-UMBIAN
Serapan Hara Daun.
PENGARUH CAHAYA PADA KEHIDUPAN TANAMAN
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
PENGUATAN KONSEP EKOLOGI TANAMAN
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
BUDIDAYA SISTEM PERTANIAN VERTIKAL (VERTIKULTUR)
EKOFISIOLOGI.
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Merencanakan Pergiliran Tanaman Organik
oleh; Syamsul Rizal Sinulingga
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
SISTEM PERTANIAN TERPADU
MENERAPKAN METODE PERTANIAN BUDIDAYA LORONG
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
Pengertian Pertanian terpadu
CIRI-CIRI PERTANIAN.
KENDALA PADA PELAKSANAAN STS :
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
REVOLUSI HIJAU.
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
MONOKULTUR POLA TANAM KELOMPOK 5 : Ananda Setya P
BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
TODAPOT (Tanaman Obat Dalam Pot)
Permasalahan Agronomi, Persepsi dan Berbagi permasalahan yang timbul
CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
HIDROPONIK UNIVERSITAS TAMAN SISWA PADANG nN
UNSUR – UNSUR DAN CIRI – CIRI PERTANIAN
USAHATANI DAN PEMBANGUNAN USAHATANI
Pengaruh Iklim terhadap Tanaman serta Hama dan Penyakit Tanaman
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
HUBUNGAN CAHAYA DAN TANAMAN
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN
Usaha dan Prinsip Dasar Produksi Pertanian KRISMAN SIMANUNGKALIT \ ELIANI MUTIARA MARBUN \ SARIFUDDIN HARAHAP \ MUHAMMAD.
PANEN DAN PASCAPANEN. PANEN Budidaya tanaman (bercocok tanam Pasca Panen Persiapan utk penyimpanan dan pemasaran Diakhiri awal.
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
TIM PENYUSUN MODUL AGRIBISNIS TANAMAN
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
1 MEMAHAMI KANDANG TERNAK Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

BUDIDAYA PEKARANGAN OLEH: Ir. SALENSIA HARYATI AFONSO/JOHN DEPARTEMENTO AGRONOMIA FACULDADE AGRICULTURA UNIVERSIDADE NACIONAL TIMOR LOROSA’E D I L I 2012

SILABUS BAB I : PEKARANGAN BAB II : KULTUR TEKNIK PEKARANGAN BAB III : HUBUNGAN TANAH, AIR,CAHAYA DAN TANAMAN BAB IV : DAMPAK MODERNISASI MEMPRIHATINKAN BAB V : ASPEK TAMAN DAN MANFAAT LAHAN SEMPIT BAB VI : PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN SAYURAN

BAB I PEKARANGAN PENDAHULUAN Menurut arti, kata pekarangan berasal dari kata “karang” yang berarti halaman rumah (Poerwodarminto, 1976). Sedangkan secara luas, Terra (1948), memberikan batasan pengertian yaitu : pekarangan adalah tanah di sekitar perumahan, kebanyakan berpagar keliling, dan biasanya ditanami padat dengan beraneka macam tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk keperluan sendiri sehari-hari dan untuk diperdagangkan.

Defenisi menurut Soemarwoto (1975) bahwa, pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan pemilikan dan atau fungsional dengan rumah yang bersangkutan Hubungan fungsional yang dimaksud disini adalah meliputi hubungan sosial, budaya, hubungan ekonomi, serta hubungan biofisika (Danoesastaro, 1978).

Pekarangan kebanyakan saling berdekatan dan bersama-sama membentuk kampung /desa. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahanannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman seperti kunyit, jahe, jeruk pecel dapat ditanam dipekarangan rumah dan berguna sebagai pengusir berbagai penyakit ringan sehari2 spt batuk, masuk angin dan panas dalam.

Tanaman yang ada, terutama yang tumbuh di sekitar pekarangan dikenal sebagai bahan yang Ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat, selain juga sebagai obat-obatan tradisional. Sebenarnya, tanaman yang berguna sebagai obat dapat juga ditemui sehari-hari.

Tanaman seperti kunyit, jahe, jeruk pecel dapat ditanam di pekarangan rumah dan berguna sebagai pengusir berbagai penyakit ringan sehari-hari seperti batuk, masuk angin dan panas dalam. Tak hanya itu, beberapa tanaman yang ada terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit yang lebih berat. Beberapa bahkan dipercaya dapat mengatasi penyakit mematikan seperti AIDS, kanker dan sebagainya. Tanaman obat juga dapat dijadikan alternatif berobat yang lebih aman dan alami. Selain itu, tanaman obat juga baik untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dan tubuh.

Manfaat Menanam Tanaman Obat di Pekarangan Dengan menanam tanaman obat di pekarangan rumah, maka kita telah : - Menjaga kelangsungan keanekaragaman hayati - Mendapatkan sumber obat – obatan terdekat dari rumah anda dan tentunya membantu mengurangi belanja obat – obatan keluarga - Menerapkan gaya hidup ramah lingkungan- Menambah nilai dari keberadaan pekarangan rumah anda.

FUNGSI HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA Ditinjau dari segi sosial budaya, dewasa ini nampak ada kecenderungan bawa pekarangan dipandang tidak lebih jauh dari fungsi estetikanya saja. Pandangan seperti ini nampak pada beberapa anggota masyarakat pedesaan yang elah “maju”, terlebih pada masyarakat perkotaan. Yaitu, dengan memenuhi pekarangannya dengan tanaman hias dengan dikelilingi tembok atau pagar besi dengan gaya arsitektur “modern

Namun, bagi masyarakat pedesaan yang masih “murni”, justru masih banyak didapati pekarangan yang tidak berpagar sama sekali. Kalaupun berpagar, selalu ada bagian yang masih terbuka atau diberi pintu yang mudah dibuka oleh siapapun dengan maksud untuk tetap memberi keleluasaan bagi masyarakat umum untuk keluar masuk pekarangannya dan nyaman bagi anak-anak untuk bermain.

Nampaknya, bagi masyarakat desa, pekarangan juga mempunyai fungsi sebagai jalan umum (lurung) antar tetangga, antara kampung, antar dusun, bahkan antara desa satu dengan desa yang lainnya, sehingga membuat orang yang berjalan kaki bisa memperpendek rute perjalanan dengan jalan pintas melalui pekarang rumah sehingga akses kerumah lebih cepat dan efisien.

Di samping itu, pada setiap pekarangan terdapat”pelataran” (Jawa) atau “buruan” (Sunda) yang dapat dipergunakan sebagai tempat bermain anak-anak sekampung. Adanya kolam tempat mandi atau sumur di dalam pekarangan, juga dapat dipergunakan oleh orang-orang sekampung dengan bebas bahkan sekaligus merupakan tempat pertemuan mereka sebagai sarana komunikasi masa (Soemarwoto, 1978).

Jadi, bagi masyarakat desa yang asli, pekarangan bukanlah milik pribadi yang”eksklusif”, melainkan juga mempunyai fungsi sosial budaya di mana anggota masyarakat (termasuk anak-anak) dapat bebas mempergunakannya untuk keperluan keperluan yang bersifat sosial kebudayaan pula. Misalnya dalam suatu acara pesta dikampung yang dihadiri oleh orang-orang kampung disekitarnya. 

FUNGSI HUBUNGAN EKONOMI FUNGSI HUBUNGAN EKONOMI Selain fungsi hubungan sosial budaya, pekarangan juga memiliki fungsi hubungan ekonomi yang tidak kecil artinya bagi masyarakat yang hidup di pedesaan. Jadi, bagi masyarakat desa yang asli, pekarangan bukanlah milik pribadi yang”eksklusif”, melainkan juga mempunyai fungsi sosial budaya di mana anggota masyarakat khusunya.

Sambungan………………………. Masyarakat desa (termasuk anak-anak) dapat bebas mempergunakannya untuk keperluan keperluan yang bersifat sosial kebudayaan pula. Dari hasil survey pemanfaatan pekarangan di setiap desa, disimpulkan oleh Danoesastro (1978), sedikitnya ada empat fungsi pokok yang dipunyai pekarangan, antara lain :

Sambungan……………………. sebagai sumber bahan makanan sebagai penghasil tanaman perdagangan, sebagai penghasil tanaman rempah-rempah atau obat-obatan, dan juga sumber bebagai macam kayu-kayuan (untuk kayu bakar, bahan bangunan, maupun bahan kerajinan). Memberikan kepuasan atau kesegaran rohani

Sambungan………………………. Nama-nama berbagai macam tanaman di pekarangan tempat kita tinggal yaitu : Sumber bahan makanan tambahan yaitu : Tanaman karbohidrat : ubi kayu, ubi talas, jagung, ubi jalar dll Tanaman sayuran : nangka, labu jepang, sawi,kangkung dll Buah-buahan : pepaya, salak, mangga, jeruk, jambu, sukun dll

Sambungan……………….. b. Tanaman perdagangan : kelapa, jengkeh, rambutan dll c. Rempah-rempah dan obat-obatan : jahe, laos, kunyit, kencur dll d. Kayu-kayuan : Kayu bakar : mahoni, lamantoro dll Bahan bangunan : jati, bambu dll Bahan kerajinan : bambu, pandan dll

Sambungan…………………. masyarakat pedesaan, pekarangan dapat dipandang sebagai “lumbung hidup” yang tiap tahun diperlukan untuk mengatasi paceklik, dan sekaligus juga merupakan “terugval basis” atau pangkalan induk yang sewaktu-waktu dapat diambil manfaatnya apabila usahatani di sawah atau tegalan mengalami bencana atau kegagalan akibat serangan hama/penyakit, banjir, kekeringan dan bencana alam yang lain.

FUNGSI HUBUNGAN BIOFISIKA Pada pandangan pertama, bagi orang “kota” yang baru pertama kali turun masuk desa, akan nampak olehnya sistem pekarangan yang ditanami secara acak-acakan dengan segala macam jenis tanaman dan sering pula menimbukan kesan “menjijikkan” karena adanya kotoran hewan ternak di sana sini.

Sambungan………………………… Dalam penelitian menunjukkan, bahwa keadaan serupa itu adalah merupakan manifestasi kemanunggalan manusia dengan lingkungannya sebagaimana yang telah diajarkan nenek moyangnya. Manusia adalah bagian dalam dan dari satu kesatuan yang besar semua mempunyai tempat sendiri dari tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri.

Sambungan……………………… Dalam teori kebatinan Jawa, disebutkan bahwa sesuatu yang ada dan yang hidup pada pokoknya satu dan tunggal. Bahkan, justru pola pengusahaan pekarangan seperti itulah ternyata, yang secara alamiah diakui sebagi persyaratan demi berlangsungnya proses daur ulang (recycling) secara natural (alami) yang paling efektif dan efisien, sehingga pada kehidupan masyarakat desa tidak mengenal zat buangan.

Sambungan……………………… Apa yang menjadi zat buangan dari suatu proses, merupakan sumberdaya yang dipergunakan dalam proses berikutnya yang lain. Sebagai contoh, segala macam sampah dan kotoran ternak dikumpulkan menjadi kompos untuk pupuk tanaman. Sisa dapur, sisa-sisa makanan, kotoran manusia dan ternak dibuang ke kolam untuk dimakan ikan.

Sambungan…………………… Ikan dan hasil tanaman (daun,bunga/buahnyadimakan manusia, kotoran manusia dan sampah dibuang ke kolam atau untuk kompos,demikian seterusnya tanpa berhenti dan berulang ulang. Dengan demikian kalaupun dalam proses kemajuan peradaban manusia ada sesuatu yang perlu diperbaki seperti: pembuatan jamban Keluarga di atas kolam, sistem daur ulang yang tidak baik dan efisiensi harus tetap terjaga kelangsungannya.

BAB II KULTUR TEKNIK PEKARANGAN Kultur teknik pekarangan adalah cara pengusahaan tanah pekarangan agar memberikan hasil yang setingi-tingginya. Persoalaan yang dihadapi di dalam kultur teknik pekarangan meliputi : faktor biaya dan pendapatan. Perlu memperhatikan kesesuaian komoditi, tanah dan iklim

c) Tujuan pengusahaan d) Sumber daya manusia Ad 1. Perlu memperhatikan biaya dan pendapataan yakni: Faktor internal dan eksternal : faktor Internal : - umur , pendidikan, pengetahuan pengalaman dan ketermpilan - jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal

Faktor eksternal : Input : ketersediaan dana dan harga produksi Output : permintaan dari segi produksi tinggi maka harga naik begitupun sebaliknya . Faktor manajemen harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.

Ad2. Perlu memperhatikan kesesuaian komoditi, tanah dan iklim. Kesesuaian komoditi meliputi apakah komoditi tersebut tanaman semusim atau tahunan. Tanaman semusim lebih banyak tenaga kerja yang dipakai dari pada tanaman tahunan. Kesesuaian tanah meliputi jenis tanah, sifat tanah dan tekstur tanah

Keseuaian Iklim : - iklim sangat menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik tanaman maupun ternak. - komoditi yang diusahakan harus cocok dengan iklim setempat agar produktifitasnya tinggi dan memberikan manfaat yang baik. Ad3. Tujuan pengusahaan yaitu penerapan teknologi yang cocok dengan keadaan lahan.

Ad4. Sumber Daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.Daya pikir misalnya : makanan yang bergizi, kesehatan yang baik dll. Sedangkan daya fisik : makanan berrgizi, jaga kesehatan dan olaraga. Manusia adalah orangnya , kualitas SDM harus ditingkatkan supaya produktivitas kerjanya meningkat, sehingga hidup sejatera tercapai yakni dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan merasa aman dalam menikmatinya.

Kultur teknis tanah pekarangan meliputi : Pembukaan kebun pekarangan antara lain : - pembuatan pagar dan identifikasi kesuburan tanah - pengolahan tanah dan pembuatan drainase - pemilihan komoditi dan jenis tanaman - pemilihan/seleksi benih : daya tumbuh - penerapan sistem penenaman dengan cara tumpang sari - persemaian, penanaman dan pemeliharaan - panen dan paska panen

b) Pemeliharan ternak yang perlu diperhatikan : - pembuatan kandang - pemilihan jenis ternak - peletakan kandang - pakan ternak Fungsi kandang secara umum yaitu: Melindungi ternak dari terik matahari, udara dingin, hujan, angin yang langsung. Melindungi terhadap hewan liar, pencuri dll. Mempermudah tatalaksana pemeliharaan dan penanganan limbah

Mencegah ternak berkeliaran, Sehingga mengurangi bercecerannya kotoran Meng-efisienkan lahan. Dengan adanya kandang lahan yang sempit Ternak bisa hidup lebih nyaman Lahan termasuk baik untuk budidaya ternak bila : a. tanah lebih tinggi sehingga mudah kering, b. tidak terbuka terhadap angin langsung c. memungkinkan sinar matahari pagi bisa msk ke dalam

c). Pemeliharaan Ikan Pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. kolam yang terbuka yang kita banyak jumpaiyaitu seperti kolam tanah dengan berbagai ukuran luas. b. kolam dengan metode jaring apung umumnya banyak dilakukan pada danau dan rawa dan ada juga dipesisir pantai.

MANFAAT PEKARANGAN Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Sumber Pangan Sistim pekarangan pedesaandengan ciri-ciri khas tersebut mempunyai manfaat yang bermacam-macam, dan dalam hal kegunaan dapat dikatakan serbaguna/berfungsi ganda pada pemiliknya. Pekarangan merupakan bagian dari rumah, maka tidaklah mengherankan apabila pekarangan erat hubungannya dengan perikehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan masyarakat yang masih tradisional dipedesaan umumnya, sistem pekarangan selain sebagai usaha, juga dipandang sebagai upaya manusia menyatukan diri dengan alam guna menjaga keserasian hubungan dengan lingkungan

Pekarangan pedesaan memiliki beberapa manfaat, yaitu : Sebagai “warunghidup” atau “lumbunghidup”; disini tanaman pangan merupakan bagian terbesar yang diusahakan dalam sistem pekarangan. Demikian pula tanaman sayur-sayuran danbuah-buahan, misalnya : ubi jalar, ubi kayu, talas, kentang (umbi-umbian), kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kacang polong (kacang-kacangan), bayam, kangkung,

seledri, selada, wortel, buncis, loncang, sawi, terung, labu-labuan, kol, tomat, cabe, kapri, pepaya, pisang, mangga, nangka, apokat, sukun, jambu, nanas, bengkoang, jeruk, apel, dll. Sebagai “apotik hidup” atau “apotik hijau”; dimana tanaman yang ditanam dipekarangan dapat digunakan sebagai obat-obatan.

Sebagaimana obat-obatan moderen yang banyak dipakai untuk mengobati penyakit, demikian pula obat-obatan tradisional, juga banyak dipakai dan digalakkan, baik untuk keluhan ringan atau serangan yang mendadak, atau dipakai oleh orang yang sugesti pada obat-obatan tradisional, atau anti terhadap obat-obatan kimiawi. Tanaman obat-obatan, misalnya kunyit, jahe, lempuyang, laos, jeruk nipis, kumis kucing, temuireng, temulawak, kencur, lidahbuaya, cocor bebek, danlain-lain.

Sebagai sumber bahan industri rumah; misalnya pandan, bisa ditanam sebagai pagar hidup, kemudian daunnya dimanfaatkan untuk tikar, bakul, hiasan-hiasan, dan lain-lain. Demikian pula Bambu, selain untuk bahan dinding rumah, juga dapat dibuat bakul dan alat-alat rumah tangga lainnya. Tanaman kelapa dapat dibuat untuk bermacam-macam keperluan, dari akar, batang, daun, dan buahnya.Misalnya :sabut kelapa bisa untuk keset, sapu, tali, dan sebagainya. Tempurungnya untuk gayung, senduk sayur, hiasan, arang, dan lain-lain.

Sebagai sumber energi yang utama untuk masak memasak di pedesaan; Misalnya :kayu dan arang (dibuat dari kayu atau tempurung kelapa). Dari pekarangan biasanya dapat diambil ranting, dahan, dan potongan kayu untuk keperluan sehari-hari. Jenis-jenis yang ditanam biasanya jenis yang cepat besar seperti melanding, turi, waru, angsana, lamtoro, kaliandra, dan ain-lain.

Sebagai tempat tanamanhias; dapat dipakai untuk keperluan adat atau upacara seperti penganten, kematian, sesajen, dan lain-lain. Biasanya diutamakan tanaman hias dengan bunga yang wangi seperti kuntil, melati, mawar, kenanga, kamboja, dan sejenisnya yang merupakan bunga-bunga antradisional yang banyakdigemari di pedesaan.

Sebagai ‘bank gen”; karena pekarangan dengan struktur pertanamannya telah berkembang sejak lama, keanekaragaman jenis tanaman dalam pekarangan umumnya sangat tinggi, lebih kurang 200 jenis, dan berbagai jenis diwakili oleh banyak varietas, bervariasi dari yang asli (belum tersentuh teknologi) sampai yang telah dimuliakan.

BAB III HUBUNGAN TANAH, AIR,CAHAYA DAN TANAMAN Tanah merupakan : Medium alam untuk tempat pertumbuhan tanaman. Menyediakan unsur-unsur hara sebagai unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhaan tanaman. Hubungan tanah, air dan tanaman : Tanaman memrlukan air Tanah menyimpan air yang dibutuhkan tanaman.

c. Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan tanaman untuk mengambil air dari tanah. Air diperlukan tanaman untuk : Pencernaan, fotosintesis, transport mineral dan hasil fotosintesis. Penunjang tubuh, pertumbuhan dan transpirasi. T.ranspirasi terjadi : Bila tekanan uap di daun lebih besar daripada di udara. Bila stomata daun membuka

Tanah terdiri dari : Mineral dan bahan organik Udara dan air yang mengisi pori-pori antar butiran tanah. Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran : pasir,debu, lempung disebut tekstur tanah. Kandungan air dan udara dalam tanah berubah-ubah yakni lengas tanah.

Hubungan cahaya dan tanaman : Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisilogi tanaman, terutama fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis 75-85% untuk memenaskan daun dan transpirasi.

Peranan cahaya : Dalam respirasi. Fotorespirasi dan menaikan suhu. Dalam tanspirasi, stomata dan mekanisme bukaan stomata. Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe : C3,C4, CAM (acam metabolic).

Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi yakni : Oleh hasil ekonomis yang akan diambil dari pertanaman. Hasil ekonomis tanaman berupa biji /produk reproduksi. Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif tanaman.

Faktor yang menentukan besarnya radiasi matahari kebumi : Sudut datang matahari/dari suatu titik tertentu dibumi Panjang hari/lamanya waktu penyinaran. Keadaan atmosfer/kandungan debu dan uap air.

Naungan sangat penting bagi tanaman tertentu untuk bisa tumbuh dan berkembang karena : Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi. Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan.

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro : Mengurangi intensitas cahaya disekitar 30-40% dan mengurangi aliran udara diseitar tajuk. Mengurangi laju evapotranspirasi Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat transpirasi tanaman.

Kekurangan air diatasi dengan naungan yakni : Naungan mengurangi volume kecepatan aliran permukaan. Meningkatkan air tersedia bagi tanaman. Pengaruh lingkungan /tekanan : Pengaruh merusak yang dipaksakan yang dikendalikan oleh lingkungan. Respon adaptasi yang dikendalikan oleh tanaman.

Respon Morfologi : Makromorfologi : tinggi tanaman, diameter tanaman, sudut percabangan, jumlah daun, luas daun. Mikromorfologi : kandungan klorofil daun, ketebalan daun. Tinggi tanaman lebih cepat naik di tempat teduh. Kandungan klorofil lebih tinggi diempat terang dan ketebalan daun lebih tinggi ditempat terang.

BAB IV DAMPAK MODERNISASI MEMPRIHATINKAN DAMPAK MODERNISASI MEMPRIHATINKAN Tetapi sayang, berbagai fungsi dari pekarangan yang begitu kompleks dan mencakup banyak segi kehidupan manusia serta pelestarian lingkungan itu kan mengalami “erosi” yang memprihatinkan karena sering hanya dijadikan korban untuk memenuhi alasan “modernisasi”.

Proyek-proyek pembangunan industri dan prasarana lain di desa pinggiran sering kurang memperhitungkan bahwa, pembangunan kompleks perumahan karyawannya yang terlampau mewah dibandingkan dengan perumahan penghuni asli dan yang dipagar keliling rapat serta mewah pula itu merupakan isolasi bagi masyarakat penatang dengan lingkungannya yang bisa menimbulkan ketegangan sosial dan kriminalitas.

Lebih-lebih jika pembangunan itu sendiri membutuhkan tanah kurang yang harus diambilkan dari tanah lapisan aas (top soil) pekarangan penduduk di sekitarnya. Penduduk asli tidak saja menjadi kehilangan “lumbung hidup” atau “pangkalan induknya” karena pekarangan dan tegalannya tidak produktif lagi, tetapi sekaligus kualitas lingkungannya menjadi rusak karena daur ulang idak lagi berlangsung lancar.

Pengaruh pembangunan yang kurang bijak, modernisasi perumahan yang mengganti tanaman pekarangan menjadi tanaman hias dan agar hidup yang berubah menjadi tembok atau tulang besi, sebenarnya sangat disayangkan. Modernisasi memang harus tumbuh, tetapi bukan dengan merusak lingkungan hidup. Peningkatan kesejahteraan lahiriah memang salah satu tuntutan hidup, tetapi bukan dengan menciptakan masayarakat eksklusif yang mengisolir diri.

Kurangnya halaman tempat bermain bagi anak-anak mungkin saja dapat dialihkan, tetapi keakraban anak-anak sekampung yang merenggang akan dapat berbalik menjadi iri dengki, dan dendam yang tersembunyi. Itulah masalahnya.

Kelebihan usaha tani pekarangan yaitu : Terdapat berbagai jenis tanaman. Mudah untuk pemeliharaan dan pengawasan terhadap gulma, hama dan penyakit. Tidak membutuhkan modal yang cukup besar. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam hal pemeliharaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi luas, bentuk dan intensitas tanah pekarangan : Keadaan tempat, batas wilayah, topografi/ ketinggian tempat. Iklim meliputi suhu, cahaya, curah hujan dll. Pegetahuan sumber daya manusia yakni kemampuan untuk memanfaatkan pekarangan. Jumlah penduduk dan jarak pemasaran.

Kelemahan usaha tani pekarangan yaitu : Jumlah produk yang dihasilkan sedikit. Adanya persaingan unsur hara dan cahaya yang diterima pada tanaman yang dibudidaya. Menggangu aktifitas keluarga dalam hal merepotkan keluarga. Membahayakan keluarga apabila terjadinya pohon tumbang/roboh dan patah.

Akan mempengaruhi kesehatan bagi keluarga karena penggunaan obat untuk hama dan penyakit. Drainase yang kurang bagus sehingga menimbulkan penyakit yang tidak di inginkan bagi keluarga. Apabila pekarangan di manfaatkan secara intensif untuk kegiatan budidaya maka akan mengurangi kenyamanan keluarga.

Komoditi atau hewan yang diusahakan atau dibudidayakan dalam jumlah yang terbatas. Dan tergantung pada ketersediaan air. Daya dukung pekarangan tergantung dari : Tanah, luas tanah dan iklim. Letak dan ketinggian tempat akan mempengaruhi syarat tumbuh suatu tanaman. Jenis tanaman yang akan ditanam. Jarak dengan kota dalam pemasaran hasil.

Faktor yang mempengaruhi penyebaran tanaman terdiri dari : Penyebaran angin. Ketersediaan air. Gulama, hama dan penyakit.

BAB V ASPEK TAMAN DAN MANFAAT LAHAN SEMPIT Pemilihan Tanaman Tanaman didalam taman berfungsi : Sebagai unsur pelunak : untuk memberi kesan lunak pada taman yang sifat keras. contoh : pot bunga, bunga dll Sebagai penciri taman misalnya tanaman didaerah tropis. Menciptakan kondisi lingkungan yang lebih sejuk dan segar.

d. Sebagai penghasil gas oksigen bagi semua mahkluk hidup. e. Memberi keteduhan dan kesejukkan. Ada dua syarat dalam memilih tanaman : Persyaratan hortikultura yaitu kesesuaian tanaman untuk tumbuh /persyaratan pertumbuhannya. Persyaratan fisik yaitu diperlukan dalam kaitan nya dengan desain/rencana taman yang kita inginkan.

Sambungan…………….. Penggolongan tanaman berdasarkan syarat hortikultura : Kesesuaian dan ketahanan terhadap suhu. Kesesuaian dan ketahanan terhadap air/kelembaban. Kesesuaian dan ketahanan terhadap cahaya. Kesesuaian dan ketahanan terhadap tanah. Kesesuaian dan ketahanan terhadap angin

Sambungan……………………. 6. Kesesuaian dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. 7. Kesesuaian dan ketahanan terhadap pemangkasan. 8. Kesesuaian dan ketahanan terhadap gas beracun. 9. Sifat penyebaran, pembungaan dan pembuahan. 10. Sifat adaptasi, perbanyakan,pemindahan dan gugur daun.

Sambungan……………………….. Penggolongan tanaman secara fisik yaitu : Kegunaan tanaman dalam tata taman Ukuran tanaman dewasa kaitannya dengan kecepatan tumbuh. Bentuk alami Tekstur Bayangan Warna Aroma Syarat-syarat budidaya

Sambungan………………….. Kegunaan tanaman dalam tata taman dikelompokan : Penutup tanah : untuk mengisi dan menutup permukaan tanah dan penahan erosi. contoh : Rumput dan tanaman pendek b. Tanaman pagar: pembatas antara milik pribadi dan milik orang lain antara fungsi privat, kelompok, anak-anak dan dewasa. Untuk halaman luas bertekstur kasar dan sempit bertekstur halus.

Sambung……………… c. Tanaman peteduh: tanaman yang cukup tinggi dan rindang memberi keteduhan yang sangat baik terhadap sengatan matahari seperti tanaman pohon. d. Tanaman pembingkai : tanaman cukup tinggi karakter tumbuh vertikal dan sebagai bingkai yang diarahkan pada pandangan tertentu seperti cemara lilin. e. Tanaman pengarah jalan : penutup tanah , tanaman pagar dapat dibentuk dengan pola tertentu sehingga berfungsi sebagai pengarah jalan, bila pada taman yang cukup luas.

Sambung……………. f. Tanaman tabir : tanaman yang berjajar berfungsi sebagai tabir terhadap debu/polusi udara, suara dan aroma tak sedap juga pembatas pandangan. g. Tanaman pergola : tanaman yang merambat yang memberikan kesan keteduhsn serta kenyamanan. Ukuran tanaman dewasa mencakup tinggi tanamandan lebar tajuk tanaman. Kemudian kecepatan tumbuh tanaman yang berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman.

Sambung…………….. Bentuk Alami dari suatu tanaman yaitu 2 faktor : keturunan dan faktor luar seperti modifikasi tanaman. Sayur memp.kontribusi dalammemenuhi kebutuhan gizi manusia dan dibutuhkan Setiaphari kebutuhan sayur semakin meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlahpenduduk.

Konsumsi obat herbal meningkat : Obat dr bahan kimia/sintetis mahal Sejumlah penyakit berat tidak (belum) mampu disembuhkan dengan obat kimia Manfaat tinggi dengan efek samping kecil Ketersediaanlahanuntuk bertanam sayur dan Toga semakin terbatas akibat persaingan dengan peruntukan lain seperti pemukiman agar kebutuhan sayur tetap tersedia dengan lahan yang terbatas perlu teknologi menanam sayur dalam pot.

KEUNTUNGAN BERTANAM DALAM POT Memanfaatkan lahan yang tidak produktif Bisa diusahakan dlm skala kecil/rumah tangga Hemat lahan karena dapat disusun pada rak Mudah dalam pemeliharaan, hemat pupuk Dapat ditanam sepanjang tahun Resiko kerusakan akibat hama penyakit kecil Mudah menanam beberapa jenis sayur Mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan Sebagai usaha agribisnis yang menjanjikan keuntungan tinggi

PERSIAPAN TANAM BENIH Benih unggul yang berkualitas (berasal dari buah tua, kering, daya kecambah> 80%, bebas dari hama penyakit) Berasal dari penangkar atau toko pertanian Sisa benih disimpan ditempat yg kering, tidak terkena cahaya matahari dan dapat digunakan untuk penanaman berikutnya

PERSEMAIAN Manfaat pesemaian Memudahkan perawatan benih Memberikan perlindungan terhadap bibit (panas, hujan, angin, gangguan binatang Membantu benih tumbuh lebih sehat Tempatpesemaian Kotak kayu, nampan plastik, tray pembibitan, polibag Bagian bwh diberi lubang untuk mengalirkan kelebihan air Media berupa campuran tanah halus + pupuk organik (1:1) Media diayak dan disterilkan dengan Fura dan 2 sendok makan/10 kg media

Penyemaian Benih Merendam benih dalam air hangat (50oC)/larutan Previcur N 2ml/l air, 1 jam Membuang biji mengambang Benih disebar pada alur yang sudah dibuat Ditutup tanah halus Di tempat yg teduh dan disiram 2 hari sekali Umur 2 minggu (berdaun 2) bibit dipindah kepolibag kecil dengan media yang sama

Ditempat yg mendapatkan sinar matahari pagi Secara perlahan penyiraman dikurangi dan dipindah ketempat yg lebih banyak sinar matahari Bibit siap tanam + 28 – 35 atau telah berdaun 3 – 4 helai.

PROSES PEMBIBITAN GAMBAR :

WADAH TANAM Pot (plastik, tanah, semen), polibag, ember bekas maupun kaleng bekas Pot plastik ringan, bersih, mudah diperoleh dan harganya relatif murah Pot tanah liat atau semen bagus untuk pertumbuhan tanaman Polibag lebih banyak digunakan krn murah dan mudah diangkut dalam jumlah banyak

Ukuran pot/polibaguntukcabai, tomatdanterunglebihbesar (tinggidan diameter 30cm); untuksawi, bayamdanseladalebihkecil (tinggi 20 cm dan diameter 15 cm) Pot/polibagharusmempunyailubangdrainasesebanyak 4 – 5 lubang, pada pot terletak di bagianbawahdanpadapolibag di bagiansampingbawah

MEDIA TANAM Campuran sekam + tanah + pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 Pupuk kandang yang digunaka nharu ssudah matang Disterilkan dengan memberikan Furadan 2 sendok makan/10 kg media campur, kemudian di masukkan dalam pot atau polibag PENANAMAN Pilih bibit yang subur dan sehat Penanaman beserta tanahnya dengan cara menyobek polibag

Buat lubang tanam di tengah media dalam pot/polibag dengan tongkat kayu Tanam bibit hingga leher akar dan padatkan media tanam di sekitarleher akar Tiap pot/polibag berisi 1 tanaman Diletakkan di tempat terbuka (pekarangan) dengan jarak antar pot/polibag 50 x 50 cm

PEMELIHARAAN 1. Penyiraman. Awal tanam disiram setiap hari sampai tanaman kuat, setelah itu 2 hari sekali. Pada pertumbuhan vegetatif sebanyak 200 ml per pot/polibag, pada pembungaan dan pembuahan sebanyak 400 ml per pot/polibag 2.Penyulaman. Pada tanaman yang tumbuh tidak normal, mati atau terserang hama penyakit dengan cadangan bibit di pesemaian

BAB VI PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN SAYURAN Salah satu kendala yang cukup penting dalam upaya pengamanan dan peningkatan produksi hortikultura khususnya sayuran adalah serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gulma) yang timbul sebagai akibat dari interaksi antara faktor-faktor OPT, tanaman dan lingkungan. Kerugian yang ditimbulkannya secara ekonomi cukup berarti, sehingga diperlukan upaya pengendalian untuk menekan kerugian itu yang diawali dengan kegiatan pengamatan OPT agar timbul kewaspadaan terhadap serangan OPT pada tanaman sayuran.

Penyebab gulma merugikan tanaman sayuran Gulma merugikan tanaman budidaya terutama sayuran karena gulma memiliki alelopati yaitu merupakan peristiwa pelepasan senyawa yang bersifat racun yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya. Gulma adalah tanaman pengganggu yang tumbuh diantara tanaman utama.

Gulma mengganggu karena bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh, sehingga produksi tanaman menjadi tidak optimal. Keberadaan gulma pada pertanaman hortikultura dapat menjadi lebih penting dan perlu lebih diperhatikan karena sifat tersebut. Persaingan sarana tumbuh yang ditimbulkan antara gulma dan tanaman akan terasa lebih besar pada tanaman hortikultura.

Penggunaan pupuk organik/pupuk kandang yang relatif lebih banyak khusunya pada hortikultura setahun berpotensi menyebarkan gulma (sumber investasi) apabila pupuk kandang tersebut tidak diolah secara matang. Bahan tersebut dapat menjadi media penyebaran alat perbanyakan gulma, baik melalui organ vegetatif maupun organ generatif. Irigasi dan penggunaan pupuk yang relatif lebih intensif pada pertanaman hortikultura dapat mendorong perkembangan gulma.

Jenis-Jenis Gulma Yang Mengganggu Tanaman Sayuran Sejumlah gulma tertentu berasosiasi atau Sering tumbuh bersama dengan tanaman Hortikultura tertentu. Dalam komunikasi sehari hari gulma yang selalu terdapat dan tumbuh pada pertanaman hortikultura disebut gulma hortikultura,walaupun keberadaan suatu spesies Gulma tertentu tidak selalu mutlak pada tanaman hortikultura.

Berikut disampaikan keberadaan sejumlah spesies gulma pada beberapa tanaman Hortikultura semusim dan tahunan. Ketiga golongan gulma, yaitu gulma golongan rumput, teki dan daun lebar terdapat pada Tanaman hortikultura.

Gulma golongan teki seperti (Cyperus rotundus ), gulma golongan berdaun lebar lunak dan gulma golongan rumput umumnya terdapat pada pertanaman hortikultura berumur setahun (tanaman sayuran, tanaman hias). Gulma golongan berdaun lebar (lunak dan berkayu), gulma golongan rumput dan gulma golongan teki terdapat pada pertanaman hortikultura berumur tahunan (tanaman buah-buahan).

Teknik Pengendalian Gulma Yang Menggangggu Tanaman Sayuran. Teknik pengendalian gulma pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun dengan penggunaan bahan kimia (herbisida).Bahkan penggunaan herbisida ternyata mampu menaikkan produktivitas petani seperti penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit, waktu pelaksanaan pengendalian gulma relatif singkat serta biaya yang lebih murah.

Tindakan-tindakan budidaya tanaman hortikultura secara langsung maupun tidak langsung turut mengendalikan gulma pada pertanaman hortikultura, misalnya pembentukan media tanam, pengaturan jarak tanam, pemupukan, pengairan dan lain-lain. Pengendalian gulma secara manual/mekanis dapat dilakukan dengan mencabut atau membabat.

Jika gulma yang dihadapi tergolong gulma lunak (semusim dan berakar dangkal) maka tindakan mencabut dengan tangan atau dengan bantuan alat sederhana dapat dilakukan.Penyiangan dengan mencabut misalnya dilakukan terhadap gulma Ageratum conyzoides (babadotan), Cleome rutidosperma (cacabean) dan lain-lain. Pada budidaya sayuran yang dilakukan di lahan kering tindakan membabat tetap merupakan cara yang paling mudah dan praktis.