TEORI INFLASI TEORI EKONOMI MAKRO Dr. Endri, SE. MA
PENDAHULUAN Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian suatu negara, terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makroekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan.
Pengertian INFLASI Inflasi dapat didefinisikan sebagai “tingkat kenaikan harga umum secara terus-menerus dan persisten dalam periode waktu tertentu dalam suatu perekonomian. Ketentuan definisi inflasi haruslah mengandung 3 (tiga) pengertian: 1. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat 2. Kenaikan harga-harga itu berlangsung berkelanjutan (sustained increase) 3. Kenaikan harga bukan pada satu atau beberapa komoditi saja tetapi tingkat harga umum (general level of price)
Jenis dan Penyebab Inflasi 1. Demand- Pull Inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi kenaikan penawaran aggregat. 2. Cost-Push Inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi yang biasa terjadi dalam perusahaan walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi tinggi. 3. Demand – Supply Inflation Inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan permintaan aggregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran, sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi. 4. Inflasi sebagai akibat kebijakan (Policy Induced Inflation) Inflasi ini disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya.
Jenis dan Penyebab Inflasi Disamping itu, penggolongan jenis inflasi dapat dikelompokkan atas dasar; 1. Parah tidaknya Inflasi Inflasi ringan (di bawah 10% atau single digit per tahun) Inflasi sedang (10-30% per tahun) Inflasi berat (30-100% per tahun) Hiperinflasi (di atas 100% per tahun) 2. Asalnya Inflasi Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Teori Inflasi 1. Teori Kuantitas Teori ini menyoroti proses inflasi dari sejumlah uang yang beredar dan harapan masyarakat mengenai harga-harga di masa datang. 2. Teori Keynes Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomi. 3. Teori Strukturalis Teori ini menekankan pada ketegaran (inflexibility) dari struktur perekonomian negara-negara yang sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian, maka teori ini bisa disebut teori inflasi jangka panjang.
Indikator Inflasi (1) 1. Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Indeks Biaya Hidup (IBH) Indeks harga konsumen mengukur harga-harga sekeranjang barang-barang dan jasa-jasa yang dianggap mencerminkan konsumsi masyarakat secara rata-rata dalam satu periode waktu tertentu. Indeks harga konsumen biasanya dihitung berdasarkan suatu survei biaya hidup yang dilakukan secara berkala. 2. Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) IHPB merupakan perhitungan inflasi dari sisi produsen, sehingga sering juga dikenal dengan indeks harga produsen (producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
Indikator Inflasi (2) 3. Perubahan Deflator PDB (GDP Deflator) Deflator PDB diperoleh dengan cara membagi PDB menurut harga berlaku dengan harga konstan. Cara perhitungan inflasi menurut deflator PDB adalah dengan cara pada perhitungan indeks harga konsumen atau Deflator PDB = PDB Harga Berlaku/PDB Harga Konstan atau Deflator PDB = PDB nominal/PDB riil Inflasi = (Deflator PDBt – Deflator PDBt-1) x 100% Deflator PDBt-1
Indikator Inflasi Di Indonesia, secara umum terdapat empat kelompok barang yang mempunyai peran yang besar terhadap tingkat harga yaitu: 1. Komoditi yang berpengaruh dalam penentuan tingkat upah (wage) seperti beras 2. Komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah seperti bahan bakar minyak, tariff listrik dan beberapa jasa publik 3. Barang-barang yang tergolong traded goods di mana harganya ditentukan melalui keseimbangan di pasar global. Sebagian barang-barang tersebut dikenakan tata niaga baik dalam bentuk hambatan tariff maupun non tariff 4. Barang-barang yang tergolong nontraded goods yang harganya merupakan keseimbangan permintaan dan penawaran di dalam negeri