RUANG LINGKUP PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
1. Pewarisan dan Perkembangan Budaya Pemindahan Tegak 1.Enkulturasi umum Dari ortu 2. Sosialisasi khusus Dari orang tua (pengasuhan anak) Pemindahan Miring Dari orang dewasa lain Dr kelompok Dr kelompok Sendiri lain 1.Enkulturasi 1.Akulturasi Umum umum 2.Sosialisasi 2. Resosialisasi Khusus khusus Keluaran Psikologis Individual Pemindahan Mendatar Enkulturasi umum dari sebaya 2. Sosialisasi khusus dari sebaya
Cavalli-Sforza dan Feldman Pewarisan tegak : pewarisan budaya (nilai, keterampilan, keyakinan, motif ) satu generasi ke generasi ( orang tua ke anak-cucu) Pewarisan mendatar : seseorang belajar dari sebayanya ( dalam kelompok primer maupun sekunder) semasa perkembangan, sejak lahir sampai dewasa Pewarisan Miring : Seseorang belajar dari orang dewasa dan lembaga-lembaga ( pend. Formal) tanpa memandang hal itu terjadi dalam budaya sendiri, atau budaya lain
Enkulturasi ( Herkovits) : - Proses pelingkupan atau pengelilingan budaya terhadap individu -Individu memerlukan, dan melalui belajar, mem- peroleh hal-hal penting menurut pandangan budaya Sosialisasi : Proses pembentukan individu (sengaja) mela- lui cara-cara pengajaran Resosialisasi : adanya pengaruh yang disengaja datang dari luar budaya individu
Enkulturasi Vs Akulturasi Enkulturasi Proses yang me mungkinkan kelom pok memasukkan anak ke dalam budaya sehingga memungkin kan ia membawakan perilaku sesuai harapan budaya Akulturasi Perubahan budaya dan psikologis karena perjumpaan dengan orang berbudaya lain yang juga memper- lihatkan perilaku berbeda
Praktek Pengasuhan Anak Kajian cara suatu masyarakat merawat anak secara khas dapat didapat dari : 1. Arsip etnografik : HRAF ( Human Relations Area Files) File variasi pengasuhan dari seluruh dunia 2. Kajian-kajian lapangan: - pengujian etnografik(budaya tunggal atau komparatif lintas budaya) -pengujian psikologis, dg prosedur baku budaya yang dipilih
Dorothy Law Nolte : Kalau seorang anak hidup dengan keritik,ia akan belajar menghukum Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan,ia akan belajar kekerasan Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri Kalau seorang anak hidup dengan keadilan ia belajar menjalankan keadilan Kalau sorang anak hidup dengan ketentraman, ia belajar tentang iman Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan,ia belajar untuk mencintai dunia
2. Perilaku Sosial Konteks budaya : bervariasi luas dari satu tempat ke tempat lain Konformitas : manut/nurut dalam beberapa hal Nilai : konsep yang dikukuhi individu atau anggota suatu kelompok Individualisme dan kolektivisme Perilaku Jenis kelamin
Hal-Hal Universal dalam Perilaku Sosial ( Aberle dkk- 1950 ): Ketetapan tentang hubungan yang memadai dengan lingkungan ( fisik /sosial). 2. Diferensiasi dan penunjukkan peran 3. Komunikasi
Hal-Hal Universal dalam Perilaku Sosial ( Aberle dkk- 1950 ): 4. Orientasi kognitif yang saling dapat dibagi 5. Perangkat tujuan teratrikulasi yang dapat dibagi 6. Pengaturan normatif cara-cara mencapai tujuan 6. Pengaturan normatif cara-cara mencapai tujuan
Hal-Hal Universal ( lanjutan ) 7. Pengaturan pengungkapan yang berdaya guna 8. Sosialisasi 9. Kendali atas perilaku yang mengarah pada perpecahan
Kajian Lintas budaya tentang konformitas ( Berry – 1979 ) : tugas eksperimental membuat taksiran terhadap panjang garis sesudah menyodorkan sebuah norma kelompok fiktif
Keragaman dalam Orientasi Nilai ( Fred Strodrbeck -1961) Klasifikasi orientasi nilai : Oientasi marnusia alam : manusia dengan lingkungan alam Orientasi waktu: masa lalu,sekarang, Yad Orientasi aktivitas: pilihan untuk menjadi/ melakukan sesuatu
Keragaman dalam Orientasi Nilai ( Fred Strodrbeck -1961) Klasifikasi orientasi nilai : 4.Orientasi relasional : hub dengan individu, kerabat , kelompok 5. Kodrat manusia : baik, buruk
Butir-butir Pertanyaan Individualisme dan Kolektivisme Triandis dkk ( 1988) : -Jika kelompok menghambat pekerjaan saya, lebih baik meninggalkannya dan bekerja sendiri (Ind) - Untuk menjadi unggul, seseorang harus berdikari ( Ind) Hui (1988): -Masuk akal bahwa seorang anak laki-laki meneruskan bisnis ayahnya(Kol) -Makin besar keluarga, makin banyak persoalan keluarga yang muncul ( Ind))
Laki-laki ( N=49) Perempuan ( N=25) Anggun ( 21) Agresif ( 24) Ciri-ciri yang dikaitkan dengan laki-laki dan perempuan dalam 25 negara ( william dan Bets-1982) Laki-laki ( N=49) Agresif ( 24) Aktif ( 23) Ambisius (22) Kuat ( 25) Memaksa Kehendak (25) Teguh (24) Menguasai( 25) ……..49 sifat Perempuan ( N=25) Anggun ( 21) Berkemauan lemah (23) Peka(24) Pelamun (24) Penakut (23) Penuh Kasih sayang (24) Sentimentil(25) ……….25 Sifat
Ideologi Peran Jenis Kelamin dalam 14 negara ( William dan Best -1990) Ideologi tradisional : -Tugas pertama perempuan yang baru beranak kecil ialah berada di rumah dan bersama dengan keluarganya Egalitarian : -Perkawinan seharusnya tidak menghambat karier seorang perempuan sebagaimana yang terjadi pada laki-laki
Hasil Skor yang diperoleh Negara Lelaki Belanda 5.47 Jerman 5,35 AS 4,05 Singapura 3,61 Malaysia 4,05 Jepang 3,70 India 3,81 Pakistan 3,34 Perempuan 5,72 5,62 4,66 4,39 4,01 3,88 3,30