MARHANI DJAYANTI UMAR (C )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Disentri amoeba dan basiler
Advertisements

Darwis Dosen Jurusan Gizi
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Bab 5 Diare.
Paskalis Lukimon (Ners)
KESEHATAN TENTANG DIARE.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI
ACUTE DIARRHEA Prof. Dr. Agus Firmansyah Department of Child Health
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
DIARE (MENCRET).
DIARE KELOMPOK I.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
OLEH: Ns. Titik Anggraeni, S.Kp.,M.Kes.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Terapi Cairan Maintenance
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
SISTIM ENDOKRIN , NUTRISI DAN METABOLIK
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
TYPOID PADA ANAK.
PERHITUNGAN OSMOLARITAS DAN VISKOSITAS SECARA SEDERHANA
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Anamnesa pemeriksaan fisik,merumuskan diagnosa dan maslah potensial,merencanakan asuhan mengimplementasi rencana asuhan tentang neonatus,bayi,balita,dan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Prinsip perawatan pasien medik
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
Oleh:LOREN PUTRI SANDITA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
MARASMUS MATERI KULIAH.
EPIDEMIOLOGI DIARE by WIDYA HC.
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
DIARE Diare akut  keluarnya BAB 1x/ lebih yg berbentuk cair dlm 1 hari/ lebih & berlangsung < 14 hari (Cohen MB) Diare  episode keluarnya tinja cair.
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
DEMAM.
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
ASUHAN KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
ASKEP COLITIS ULSERATIF
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE
PERNAFASAN / RESPIRASI
ASUHAN KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN ASUHAN PADA KASUS DIARE
‘’DIARE PADA ANAK DAN DEWASA’’
Diare Kelompok 1.
KELOMPOK 2 RESTU ABADY (C ) ABDUL GANY BAS (C )
Diare Pada Anak.
Diare.
GIZI BURUK.
INTOLERANSI MAKANAN JUWITA CINDI A DEFINISI Keadaan dimana saat seseorang mengkonsumsi suatu makanan tertentu dapat timbul gejala yang tidak.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
TRAUMA ABDOMEN.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB 1/25/20191DHF_Sunardi.
DIARE AKIBAT SANITASI YANG BURUK MERY PURWANTINI Puskesmas Samigaluh I.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Transcript presentasi:

MARHANI DJAYANTI UMAR (C12115025) DIARE KELOMPOK 6 ZAKIRAH UMMU AIMAN (C12115012) DELFIAH RAZAK (C12115018) PUTRI YANI (C12115021) HASNI (C12115024) MARHANI DJAYANTI UMAR (C12115025) NURFAJRI ATIRA (C12115032) FITRIA (C12115033) NURLAILA SARI (C12115040) GELDYS EFFENDI (C12115301) RUGAIYAH (C12115303) KIKI RIZKY AULINA (C12115504) NURUL AINUN NATSIR (C12115507) REZI AYU ANGRENI (C12115512)

Pengertian Diare Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih dari tiga kali perhari, serta perubahan dalam isi lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi ( feses cair ). Etiologi Diare: - Enteritis - Diare psikogenik - Kolitis Ulserativa

Klasifikasi Diare Berdasarkan lama waktu diare : Diare akut Kurang dari 2 minggu Diare persisten 15-30 hari Diare kronik Lebih dari 30 hari

Diare dengan dehidrasi ringan Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita Diare tanpa dehidrasi Diare dengan dehidrasi ringan Diare dengan dehidrasi sedang Diare dengan dehidrasi berat

MANIFESTASI KLINIS Distensi, bising usus (boborigmus). Anoreksia, dan rasa haus. Berat badan berkurang Frekuensi pernapasan cepat Muntah dan demam Hematosechia Nyeri perut sampai kram. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejam tak efektif (tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang berkaitan dengan dehidrasi dan kelemahan.

Patofisiologi

Penatalaksanaan Diare Pada Anak Rehidrasi Bila Bb Tidak Diketahui Berikan Oralit, Bila Anak Menginginkan Lebih Banyak Oralit, Berikan Bujuk Ibu Untuk Meneruskan Asi. Untuk Bayi <6 Bulan Yang Tidak Mendapatkan Asi Berikan Juga 100-200 Ml Air Selama Masa Ini. Untuk Anak ˃6 Bulan, Tunda Pemberian Makan Selama 3 Jam Kecuali Asi Dan Oralit. Berikan Obat Zinc Selama 10 Hari Berturut-turut. Berikan nutrisi Pada Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan-sedang Diberikan Tambahan Cairan Lebih Banyak Dari Biasanya. Pemberian Asi Diberikan Lebih Sering Dan Lebih Lama.

Con’t Suplementasi zinc Pemberian antibiotik Edukasi orang tua Zinc sulfat diberikan pada usia ˃6 bulan sama dengan 20 mg perhari yang dilarutkan sehingga dalam terapi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai yaitu zinc sirup yang mengandung zinc sulfar 10 mg, diberikan 1 x 2 sendok takar. Pemberian antibiotik Pemberian angtibiotek harus berdasarkan indikasi yang sesuai, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare disertai penyakit lain. Edukasi orang tua Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa pemahaman tentang penyakit diare dan terapinya, meliputi cara pemberian oralit, zinc, nutrisi yang cukup, kebersihan diri dan makanan.

Penatalaksanaan Diare Pada Dewasa Penggantian Cairan Dan Elektrolit Idelanya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 2,5 gram natrium klorida, 2,5 gram natriun bikarbonat, 1,5 gram kalium klorida, dan 20 gram glukosa perliter air. Diberikan cairan normotonik, seperti cairan salin normal atau ringer laktak, suplemen kalium diberikan sesuai panduan kimia darah. Status hidrasi harus dipantau dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, urine, serta penyesuaian infus jika diperlukan.

Penatalaksanaan Diare Pada Bayi Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencengah dehidrasi. Anjurkan orang tua tentang pemberian suplemantasi zinc Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan dukungan nutrisi untuk mencengah kurang gizi. Nasehat orang tua atau pengasuh harus membawa anak kepetugas kesehatan bila: Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat. Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil. Terdapat tanda-tanda dehidrasi

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan tinja (Zein, Sagala, & Ginting, 2004) Makroskopis dan mikroskopis pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan table clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan). Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan faktor dalam serum (terutama dalam penderita diare yang disertai kejang). Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

KOMPLIKASI Dehidrasi Disritmia jantung Enterokolitis Gangguan elektrolit Kerusakan kulit Malnutrisi Pendarahan GI Sindrom malabsorpsi Sindrom Zollinger-Ellison

Perilaku hidup bersih dan sehat Pencegahan Pada anak : terapi probiotik . Perilaku hidup bersih dan sehat

Volume dan Distribusi Cairan Jenis Cairan Bayi baru lahir Usia 3 bulan Dewasa Lansia Intraseluler 40 % 27 % ekstraseluler Plasma (intrasvaskular) 5 % 7 % Intersisial 35 % 25 % 15 % 18% Total cairan   80 % 70% 60 % 52 %

RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN Sesuai rumus Holliday & Segard yaitu : RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN Berdasarkan berat badan bayi dan anak 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya Pada orang dewasa BB 10 kg pertama = 1ltr/hr cairan BB 10 kg kedua = 0,5 ltr/hr cairan BB >> 10 kg = 20 mL x sisa BB EXAMPLE : BB pasien = 56 kg maka, 10 kg pertama : 1000 cc cairan 10 kg kedua : 500 cc cairan 46 kg terakhir : 20 mL x 36 kg =720 cc cairan Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc + 720 cc = 2220 mL/hari = 2,2 L/hari

Berdasarkan berat badan bayi dan anak (menurut Darrow) BB <3kg : 175 cc/kgBB/hr BB 3-10kg : 105 cc/kgBB/hr BB 10-15kg : 85 cc/kgBB/hr BB > 15kg : 65 cc/kgBB/hr Example : BB pasen : 23 kg maka, 10 kg pertama : 4cc x 10 = 40 cc cairan 10 kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc cairan 23 kg terakhir = 1 cc x 3 kg = 3 cc cairan Total cairan yang dibutuhkan = 40 cc + 20 cc + 3 cc = 63 mL/jam . 63 mL x 24 jam = 1512 mL/hari

Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun ) 3 – 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan ) Example :   Umur pasien : 9 bulan ( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/jam = 432 mL/hari Umur pasien : 4 tahun ( 2n + 8 ) = (2 x 4 tahun) + 8 = 16 mL/jam = 348 mL/hari

Penilaian Dehidrasi Berdasarkan Maurience Kings menyatakan bahwa : 1 2 Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, apatis Ngigau, koma, syok Turgor Normal Turun Sangat turun Mata Cekung Sangat cekung Nafas 20-30 x/menit 30-40 x/menit 40-60 x/menit Mulut Kening Kening biru Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit Hasil pemeriksaan 0-2 dehidrasi ringan 3-6 dehidrasi sedang 7-12 dehidrasi berat

Derajat Dehidrasi Derajat Dehidrasi Dewasa Bayi Anak Dehidrasi ringan 4 % 5 % 3% - 4 % Dehidrasi sedang 6 % 10 % 6% - 8 % Dehidrasi berat 8 % 15 % Syok 15-20 %  

Dasar pengobatan diare adalah : Tanpa dehidrasi : plan A Rawat jalan, edukasi, oralit/gula garam, minum banyak Umur Jumlah setelah BAB < 24 bulan 50-100 ml 2 – 10 tahun 100-200 ml >10 tahun Sebanyak keinginan 2. Dehidrasi tidak berat : plan B Rawat dan observasi Oralit 75 ml/kgBB/ 4 Jam pertama Tiap BAB/muntah : + 10 ml/kgBB 3. Dehidrasi berat : plan C Berikan cairan RL 100 ml/kgBB Dosis diulangi kalau nadi masih lemah Kontrol pasien tiap 1-2 jam

Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila : MAP = Mean Arterial Pressure : > 65 mmHg CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg Urine Output : > 0,5 mL/kgBB/jam Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous Oxygen Saturation > 70%. Status mental normal

Dehidrasi Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya terjadi kekurangan jumlah cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan, asupan yang tidak memadai atau kombinasi keduanya.   Menurut jenisnya dehidrasi dibagi atas ; Dehidrasi hipotonik Dehidrasi hipertonik 3. Dehidrasi isotonik

Kehilangan air >> kehilangan natrium Dehidrasi hipertonik Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik ( natrium, laktosa ) selama diare Kehilangan air >> kehilangan natrium Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L Osmolaritas serum meningkat > 295 mOsm/L Haus, irritable Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L dapat terjadi kejang Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik ) Pada anak yang diare yang banyak minum air atau cairan hipotonik atau diberi infus glukosa 5% Kadar natrium rendah ( <130 mEq/L) Osmolaritas serum < 275 mOsm/L Letargi, kadang-kadang kejang

Tipe-tipe dehidrasi Dehidrasi isotonik (isonatremik). Tipe ini merupakan yang paling sering (80%). Pada dehidrasi isotonik kehilangan air sebanding dengan jumlah natrium yang hilang, dan biasanya tidak mengakibatkan cairan ekstrasel berpindah ke dalam ruang intraseluler. Dehidrasi hipotonik (hiponatremik). Natrium hilang yang lebih banyak dari-pada air. Penderita dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mOsml/L).

Con’t Dehidrasi hipertonik (hipernatremik). Hilangnya air lebih banyak daripada natrium. Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 295 mOsm/L).

Cara Penanganan Dehidrasi Dehidrasi Isotonik Pada kondisi isonatremia, defisit natrium secara umum dapat dikoreksi dengan mengganti defisit cairan ditambah dengan cairan pemeliharaan dextrose 5% dalam NaCl 0,45-0,9%. Kalium (20 mEq/L kalium klorida) dapat ditambahkan ke dalam cairan pemeliharaan saat produksi urin membaik dan kadar kalium serum berada dalam rentang aman.

Dehidrasi Hipotonik Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% atau RL 20 mL/kgBB sampai perfusi jaringan tercapai. Pada hiponatremia derajat berat (<130 mEq/L) harus dipertimbangkan penambahan natrium dalam cairan rehidrasi. Dehidrasi Hipertonik Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% 20 mL/kgBB atau RL sampai perfusi jaringan tercapai. Pada tahap kedua, tujuan utama adalah memulihkan volume intravaskuler dan mengembalikan kadar natrium serum sesuai rekomendasi, akan tetapi jangan melebihi 10 mEg/L/24 jam.

ASKEP

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kekurangan volume cairan Dalam waktu 1 x 24 jam, kekurangan volume cairan pasien dapat teratasi , dengan kriteria: Keseimbangan cairan: Tekanan darah normal Denyat nadi radial normal Denyut perifer normal Intake dan output dalam 24 jam seimbang Manajemen elektrolit/cairan Monitor perubahan status paru/jantung yang menunjukkan kelebihan volume cairan atau dehidrasi Monitor TTV yang sesuai Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit yang diresepkan Monitor manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit Timbang BB harian dan pantau gejala Berikan cairan yang sesuai Pastikan bahwa larutan intravena yang mengandung elektrolit diberikan dengan aliran yang konstan dan sesuai Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan/elektrolit menetap/memburuk

Nyeri akut b.d agen cedera biologis Diagnosa keperawatan NOC NIC Nyeri akut b.d agen cedera biologis Nyeri : efek yang menganggu - Ketidaknyamanan Gangguan eliminasi usus Gangguan aktifitas fisik 2. Fungsi gastrointestianal - Frekuensi BAB - Konsistensi feses - Jumlah feses - Nyeri perut - Peningkatab peristaltik - Diare 1. Manajemen nyeri - Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekunsi, kualitas,dan intensitas - Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien - Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam (farmakologi, non farmakologi, interpersonal) - Ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri - Gunakan tindakan pengontrolan nyeri sebelum nyeri bertambah berat

- Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri - Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri - Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri dalam interval spesifik 2. Manajemen saluran cerna - Monitor buang air besar (frekuensi, konsistensi, bentuk, volume) - Monitor tanda dan gejala adanya diare - Ajarkan pasien mengenai makanan-makanan tertentu yang membantu mendukung keteraturan aktivitas usus

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kekurangan volume cairan Dalam waktu 1 x 24 jam, kekurangan volume cairan pasien dapat teratasi , dengan kriteria: Keseimbangan cairan: Tekanan darah normal Denyat nadi radial normal Denyut perifer normal Intake dan output dalam 24 jam seimbang Manajemen elektrolit/cairan Monitor perubahan status paru/jantung yang menunjukkan kelebihan volume cairan atau dehidrasi Monitor TTV yang sesuai Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit yang diresepkan Monitor manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit Timbang BB harian dan pantau gejala Berikan cairan yang sesuai Pastikan bahwa larutan intravena yang mengandung elektrolit diberikan dengan aliran yang konstan dan sesuai Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan/elektrolit menetap/memburuk

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan Dalam waktu 2 x 24 jam, nutrisi pasien dapat seimbang , dengan kriteria: status nutrisi : Asupan makanan baik Rasio berat badan normal Tidak ada dehidrasi manajemen nutrisi : Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi. Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat makan ( ditempat yang bersih dan berventilasi) Beri obat-obatan sebelum makan ( misalnya penghilang rasa sakit atau antiemetic ) jika diperlukan

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Risiko syok dengan faktor resiko hipovolemia keparahan syok : hipovolemik Pernafasan dangkal tidak ada. Bising usus tidak ada manajemen hipovolemi : Monitor status hemodinamik, meliputi nadi, tekanan darah. Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi ( misalnya turgor kulit buruk, CRT lambat Monitor asupan dan pengeluaran Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi (diare) Dukung asupan cairan oral Berikan cairan IV isotonic yang diresepkan Jaga kepatenan akses IV Instruksikan pada pasien dan atau keluarga untuk mencatat intake dan output dengan tepat. Instruksikan pada pasien atau keluarga tindakan-tindakan untuk mengatasi hipovolemik.

Terima Kasih