EVALUASI KESUBURAN TANAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
VI. Kalium Pendahuluan: K unsur ketiga setelah N dan P
Advertisements

Kesuburan Tanah (5) FOSFOS (P) & KALIUM (K) Semester Genap 2006/2007
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
Dosis Pupuk KIMIA Semakin TINGGI
Kredit : 3 SKS (2 + 1) Dosen : Kasiono SP
PENGELOLAAN TANAH PROF.DR.IR. SUNTORTO WONGSOATMOJO. MS.
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pertemuan 6 PUPUK DAN PEMUPUKAN Marlen Sahureka.
Sebagai Media Penyuluhan
Scientific Background in the Development of PHSL
PENGELOLAAN TANAH Apa? Mengapa? Bagaimana?.
HARA FOSFOR Kadar fosfor dalam tanaman menempati urutan terakhir terendah golongan hara makro bersama dengan Ca, Mg dan S. Kadarnya kira-kira 1/5 sampai.
EVALUASI KESUBURAN TANAH
HARA SULFUR Kandungan sulfur dalam tanaman sama dengan Ca, Mg, dan P.
The yield of plants depends directly on the amount of plant food available. Base your fertilizer quantity on the pre-plant soil test, leaf analysis and.
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT.
KETERSEDIAAN HARA TANAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Eka Tarwaca Susila P Lab. Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
Mengevaluasi Status Kesuburan Tanah
Pertemuan 6 PUPUK DAN PEMUPUKAN Marlen Sahureka 1.
Kebutuhan Hara Tanaman
DIAGNOSIS DEFISIENSI DAN TOKSISITAS HARA MINERAL PADA TANAMAN
PERTEMUAN II Permasalahan Umum Nutrisi Tanah Dan OPT
Pengapuran Oleh : Joko Warino.
Serapan Hara Daun.
Kesuburan Tanah.
PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO
OLEH : TRI AYULOKASARI O5O3O3O44/ ILMU TANAH
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
Adinda Nurul Huda M, SP, MSi
Ekofisiologi Studi budidaya di dataran rendah & tinggi :
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
METODOLOGI PENELITIAN
Oleh : YOANITA FADLILAH IRIANI
EVALUASI LAHAN KEMAMPUAN KESUBURAN TANAH (FCC)
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
1. Dr. Ir. Hamim, M.Si. (penanggung jawab)
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA
RISET INSENTIF KNRT 2010 PENGEMBANGAN SOIL CONDITIONER BERBASIS BAHAN ALAMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN LAHAN KERING BERKELANJUTAN Prof.
KARAKTERISTIK FOTOSINTESISI DAN SERAPAN FOSFOR HIJAUAN ALFALFA (Medilago Sativa) PADA TINGGI PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN NITROGEN YANG BERBEDA.
Kesuburan Tanah (2) Unsur Hara Semester Genap 2006/2007
Kebutuhan Hara Tanaman
Evaluasi Kesuburan Tanah
Oleh : Artharini Irsyammawati,S.Pt.MP
EVALUASI KESTAN MELALUI DATA ANALISIS KIMIA TANAH
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Pengukuran Penyakit dan Kehilangan Hasil
TANAH DAN LINGKUNGAN TANAMAN
Kelompok 4 Bio Riset Membandingkan pertumbuhan dan perkembangan bunga Geranium (geranium sp) yang menggunakan pupuk urea dan yang menggunakan vetsin Nama.
Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.
MATA KULIAH BIOLOGI NUTRISI TUMBUHAN 26 Nop 2010 (sudah diedit)
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
PRINSIP DAN MEKANISME REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
BAB VI. KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH
PRODUKSI PUPUK ORGANIK DIPERKAYA ASAM HUMAT DAN FULVAT MENGGUNAKAN CENTROSEMA, RUMPUT GAJAH DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.
Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
BUDIDAYA KEDELAI (Glycine max L.)
Pemeliharaan Tanaman Buah Naga SUGENG MULYONO, STP
OLEH : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS 2019 Kelompok 3 Kimia tanah.
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
Transcript presentasi:

EVALUASI KESUBURAN TANAH Mata Kuliah: Kesuburan Tanah dan Pemupukan EVALUASI KESUBURAN TANAH Oleh : Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP FAKULTAS PERTANIAN UNVERSITAS SUMATERA UTARA

Mengapa kesuburan tnh perlu dievaluasi ? Unsur hara hilang : Terbawa panen erosi leaching/tercuci Penggunaan lahan pertanian intensif Degradasi Lahan (erosi, run off) Lahan pertanian marginal Produktivitas lahan pertanian menurun Evaluasi Kesuburan Tanah Teknologi management lahan: Pemupukan Mempertahankan/ meningkatkan produktivitas tanah

Metode Evaluasi Kesuburan Tanah 1. Diagnosa gejala defisiensi Seleksi u.hara yg kurang Percob. Rumah kaca/kasa Percob. lapang 2. Uji Biologi 3. Uji Tanah 4. Uji Tanaman Analisis serapan hara Analisis hara tanah : total dan parsial Rekomendasi Pemupukan

Diagnosa Gejala Defisiensi Kapan tanaman menunjukkan gejala defisiensi ? Prinsip: Tanaman akan menunjukkan respons (gejala defisiensi) jika unsur hara dlm tanah tdk cukup (kurang) dari yg dibutuhkan Jika salah satu atau beberapa unsur hara tidak berada dlm jlh yg cukup atau salah satu unsur hara berlebihan sedangkan unsur lainnya sgt kurang Gejala kekurangan unsur hara akan terlihat pertama sekali pada daun, misalnya perubahan warna, kematian jaringan, bentuk yang tidak normal Gejala kekurangan hara mulai awal pertumbuhan hingga produksi tergtg peranan setiap unsur hara

Bagaimana mendiagnosa gejala defisiensi hara ? Kenali karakteristik daun defisiensi hara hara Letak di daun Chloro sis? Pinggir daun nekrosis ? Warna , ukuran daun N P K Mg Ca S Mn, Fe B, Zn, Cu, Ca, Mo Seluruh Daun tua Daun muda Ya Tdk - Daun,tulang daun kkuningan Bercak keunguan Bercak kuning Daun menggulung Daun kuning Chlorosis antar tulang daun

Permasalahan dl mdiagnosa gejala defisiensi hara - Gejala yg sama dpt ditimbulkan oleh kekurangan unsur yg berbeda krn fungsinya yg sama dl tanmn. Cth. kekurangan N=Mg krn N dan Mg penting dl pembentukan klorofil - Gejala baru dpt diketahui setelah tanmn benar-benar menderita. Cth. Akumulasi gula menyebabkan pembtukn anthocyanin (ungu) - Gejala defisien bisa mirip dgn gejala serangan hama atau penyakit Cth. Gejala defisien boron hampir sama dengan gejala serangan hama dan penyakit Gejala defisien tdk muncul tetapi produksi tanaman rendah. Artinya: kadar hara di atas tkt defisien tetapi di bawah kebuthan tanman utk dpt berproduksi tinggi ≈ Kelaparan tersembunyi (Hidden Hunger)

Letak daun yang menunjukkan Gejala defisiensi unsur hara ditentukan oleh tingkat pergerakan (mobilitas) unsur hara dalam tanaman N, P, K, Mg bersifat mobil dalam tanaman (berpindah dari jaringan tua ke jaringan muda) Gejala kekurangan N, P, K, Mg teramati pada daun-daun tua. Ca, S, Unsur mikro bersifat tidak mobil dalam tanaman (berpindah dari jaringan muda ke jaringan muda) Gejala kekurangan N, P, K, Mg teramati pada daun-daun muda.

Gejala defisiensi N, P, K

Gejala defisiensi Mg, S, Unsur Mikro

Periksa gejala defisiensi pd tanaman indikator Defisiensi K pd tanaman penutup tanah Defisiensi P pd jagung Daun jagung yg normal (kiri), defisien K (tengah), defisien P (kanan) Gunakan lembar petunjuk utk mengidentifikasi gejala defisien hara atau penyakit

a b c d Nitrogen deficiency symptoms in rice (a) In the omission plot where N has not been applied , leaves are yellowish green. (b) In N-deficient plants, leaves are smaller.  (c) Tillering is reduced where N is deficient. (d) Greater tillering where N fertilizer has been applied.

Uji pendahuluan dalam diagnosa gejala defisiensi hara 1. Gejala yang ada masih baru atau sudah lama. Jika gejala kekurangan suatu unsur hara baru muncul (sebelumnya belum pernah terjadi), maka kemungkinan hal itu disebabkan penyakit atau serangan hama. Jika gejala yang teramati telah berlangsung untuk waktu yang cukup panjang dan universal di areal tersebut, maka disimpulkan penyebab gejala adalah terutama gangguan keharaan. 2. Ukur pH tanah di lapangan yg terkena gangguan keharaan. Pada lahan irigasi, ukur pH dan DHL air irigasi 3. Jika gejala ketidaknormalan pertumbuhan hanya ditemui pada beberapa petak lahan dan tidak pada lahan lain di areal pengamatan, maka tindakan pengelolaan tanahnya perlu diselidiki, termasuk takaran dan jenis pupuk yang digunakan sehingga dapat diketahui apakah tindakan pengelolaan tanahnya sama atau berbeda dengan petak lainnya.

Gejala kekurangan hara P Keadaan perakaran tanaman tidak berkembang Dalam keadaan kekurangan P yang parah, daun, cabang dan batang berwarna ungu.Gejala ini terlihat mulai dari jaringan tua dan seterusnya menjalar ke jaringan yang masih muda Hasil tanaman berupa bunga, buah dan biji merosot Pada jagung batangnya menjadi lemah, sedangkan pada padi-padian jumlah anakannya berkurang

Gejala Kekurangan Kalium (K) Pertama sekali gejala terlihat pada daun dan selanjutnya diikuti oleh melemahnya batang sehingga dapat menyebabkan kerebahan Tanaman lebih mudah terserang penyakit Umumnya pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil Daun sebelah bawah seperti terbakar pada tepi dan ujungnya kemudian berjatuhan sebelum waktunya Daun mula-mula mengkerut dan mengkilap, selanjutnya pada bagian ujung dan tepi daun mulai terlihat warna kekuningan yang menjalar di antara tulang daun. Kemudian tampak bercak-bercak merah coklat dan akhirnya daun mati

Gejala kekurangan hara Ca Daun-daun muda dan ujung-ujung dari titik tumbuh keriput dan akhirnya mongering. Daun-daun yang lebih tua nampak berkeriput Pada umumnya tanaman menjadi lemah Magnesium deficiency symptoms in rice Orange-yellow interveinal chlorosis usually appears first on older leaves.

Gejala kekurangan hara Mg Warna hijau tua dari daun-daun tua menghilang. Terjadi gejala klorosis di antara tulang daun sedangkan tulang dan sirip daun biasanya tetap hijau Pada tingkat yang lebih lanjut, warna daun tua berubah menjadi kuning dan kemudian berbercak-bercak merah coklat Batang menjadi kurus dan terdapat garis-garis berwarna hijau kekuningan, kuning muda atau putih pada seluruh permukaan daun

Gejala kekurangan hara Fe Timbul warna kekuningan pada daun terutama pada daun-daun muda. Tulang daun yang berwarna hijau berubah menjadi kuning kemudian putih Pertumbuhan tanaman terhenti, daun gugur dan akhirnya mati mulai pucuk Iron deficiency symptoms in rice Under conditions of severe Fe deficiency, plants are stunted with narrow leaves.  Symptoms appears as interveinal yellowing of emerging leaves

Gejala kekurangan hara Zn Gejala pertama terlihat pada daun yang muda dimulai adanya klorosis diantara tulang-tulang daun diikuti dengan berkurangnya laju pertumbuhan tunas. Pada tanaman padi: adanya pemutihan di tengah daun; pada kekurangan yang parah, daun tidak mau terbuka. Pada tanaman kacang-kacangan: jaringan di antara urat-urat daun menguning dan hanya urat-urat daun yang tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit. Zinc deficiency symptoms in rice .   Appearance of dusty brown spots on upper leaves.

Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) utk mendeteksi gejala defisien N Pembacaan BWD pd padi dimulai pd 14 hari setelah pindah tanam. Pembacaan dilakukan 7-10 hari sampai pembungaan pertama Hasil pengukuran BWD dapat diartikan : Jika nilai BWD < 4 berikan 45 kg N/ha, jika nilai BWD = 4 berikan 35 kg N/ha, dan jika nilai BWD > 4 berikan 25 kg N/ha

Waktu Pemberian dan Takaran Pupuk Pertumbuhan awal Anakan aktif Primordia Matang   Umur, hari setelah tanam (HST) 0-14 21-28 35-50 Nitrogen Takaran sedang (50-100 kg urea/ha) Berdasarkan BWD BerdsrknBWD - Fosfor dan Sulfur 100% Kalium (K2O) 50–100 % Bila perlu 50%

Metode Uji Biologi Prinsip Status unsur hara dinilai dari respons indikator biologi (tanaman, mikroorganisme) Metode: Percobaan minus one test Percobaan plus one test Metode substraksi Evaluasi respons : persentase suatu perlakuan pemupukan terhdp perlakuan pemupukan lengkap % terhdp lengkap Kriteria 0-20% 21-50% 51-89% > 89% Gawat Berat Sedang cukup

Percobaan Substraksi Perlakuan Lengkap (N P K Ca Mg) Lengkap – N Lengkap – NP Lengkap – NK Lengkap – N Ca Lengkap – N Mg Lengkap-P Lengkap-P K Lengkap – P Ca Lengkap – PMg Lengkap – K Lengkap – K Ca Lengkap – K Mg dst Percobaan Minus One Test: Perlakuan lengkap Lengkap-N Lengkap-P Lengkap-K Lengkap-Ca Lengkap-Mg Percobaan Plus One Test: + N + P + K + Mg + Ca Lengkap Respon tanaman (bobot kering atau produksi) menggambarkan tingkat serapan unsur hara yg scr tdk langsung menggambarkan tingkat ketersediaan unsur hara Dpt mengetahui sifat antagonis atau sinergis antar unsur hara

5 Langkah Pengelolaan hara NPK Spesifik Lokasi Percobaan - One test/ Percobaan Petak omisi Langkah 1 Penentuan Target Hasil Maksimum Langkah 2 Pendugaan suplai hara NPK indigenous Langkah 3 Penentuan Efisiensi Pemupukan Langkah 4 Penghitungan Kebutuhan Pupuk Langkah 5 Penentuan Waktu Aplikasi Pupuk

Denah kajian petak omisi (5mx5m) dan cara pengairan Pembuatan Omisi Plot 5m -N (+PK) -P (NK) -K (+NP) NPK 5 m Denah kajian petak omisi (5mx5m) dan cara pengairan

Petak omisi : Estimasi hara N/P/K indigenous The indigenous nutrient supply is the cumulative amount of a nutrient originating from all indigenous sources that circulates through the soil solution surrounding the entire root system during one complete crop cycle INS = total N uptake in N omission plots (i.e., plots receiving P, K, and other nutrients, but no N). IPS = total P uptake in P omission plots (i.e., plots receiving N, K, and other nutrients, but no P). IKS = total K uptake in K omission plots (i.e., plots receiving N, P, and other nutrients, but no K). Nutrient omission plots.   This is the most suitable method for estimating indigenous N supply (INS). Note the pale green color in the plot where N fertilizer was not applied.

Uji Tanah & Tanaman Metode uji tanah Prinsip: Metode Uji Tanaman Tanaman akan respon terhadap pemupukan jk kadar u.hara tanah kurang utk tanaman Bersifat tdk langsung mengukur hara dlm tanaman Interpretasi harus didasarkan kalibrasi utk memperoleh nilai agronomis Metode Uji Tanaman Prinsip: Kadar hara dl tanaman berkorelasi dgn kadar hara tanah Bersifat langsung mengukur hara dlm tanaman Interpretasi harus didasarkan kalibrasi dgn data produksi

Tujuan analisa tanah dan tanaman Analisa tanah dan tanaman merupakan pendekatan untuk mengetahui status unsur hara tanah Hasil analisa tanah dan tanaman yang akurat sgt membantu dlm menentukan tindakan pengelolaan kesuburan tanah

Kegunaan hasil analisis tanah Untuk memelihara status kesuburan tanah suatu lahan, Untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan adanya respon yang menguntungkan dari pemupukan dan pengapuran, Untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan dan pengapuran dan untuk mengevaluasi status kesuburan tanah suatu lahan untuk tujuan riset, pendidikan dan pengembangan wilayah.

Kegunaan hasil analisis tanaman Untuk mendapatkan informasi diagnosa yang dibuat dari gejala visual. Untuk mengidentifikasi “hidden hunger” (kelaparan tersembunyi) sementara gejala visual tidak terlihat. Untuk melokalisasi areal dimana terjadi satu atau lebih defisiensi hara. Untuk menentukan apakah hara (pupuk) yang diaplikasikan telah diambil tanaman. Untuk mempelajari interaksi antara berbagai hara. Untuk menilai kualitas tanaman sebagai pedoman untuk kesehatan manusia atau hewan.

Tahapan analisa tanah dan tanaman Pengambilan contoh tanah: representatif Penanganan contoh tanah Analisa tanah: akurat - Ekstraksi - Pengukuran ANALISA DAUN Pengambilan contoh daun representatif Penangan contoh daun Analisa tanaman : akurat - Ekstraksi - Pengukuran INTERPRETASI HASIL ANALISIS

keragaman dari hasil analisis suatu contoh tanah atau tanaman disebabkan oleh : Kesalahan pengambilan contoh Kesalahan penetapan anak contoh Kesalahan dalam analisis di laboratorium (penimbangan,pencampuran dan pembacaan)

Contoh tanah Contoh tanah terganggu Contoh tanah dlm keadaan terganggu (tidak utuh) Diambil dgn menggunakan bor, cangkul Digunakan utk analisa sifat kimia tanah Contoh tanah tdk terganggu Contoh tanah dlm keadaan tdk terganggu (utuh) Diambil dgn menggunakan ring sampel Digunakan utk analisa sifat fisika tanah (bobot isi, permeabilitas, porositas , dll)

Metode Sampling tanah 1. Teknik pengambilan contoh tanah secara terpisah Areal 2 Areal 3 Contoh 5 Contoh 6 Contoh 2 Contoh 7 Contoh 3 Contoh 8 Areal 1 Contoh 1 Areal 4

Metode Sampling tanah Teknik pengambilan contoh tanah dari areal atau petak percobaan A B C C B Teknik pengambilan contoh tanah berdasarkan arah perubahan sifat tanah

Metode Sampling tanah Teknik pengambilan contoh tanah menggunakan cangkol dan skop Lempengan tanah Skop Lapisan olah (0 – 20 cm)

Pengambilan sample: Tanah Tanaman Keterangan: 0 Rumpun padi * “ Pengambilan sample: Tanah Tanaman Keterangan: 0 Rumpun padi 0 Petakan ubinan 0 Daerah pengambilan sample tanah * Sample tanah “ Sample tanaman

Permasalahan Sampling tanah pd lahan hutan/ tanaman berakar dalam Contoh tanah yg diambil sering tdk mewakili seluruh volume tnh yg digunakan akar tanaman dan kapasitas serap akar pohon hutan tdk sepenuhnya dpt diperhitungkan Dalamnya penetrasi akar tanaman hutan (> 100 cm) menyulitkan mengambil contoh tanah yg lebih dalam Pd tanaman silvikultur, contoh tanah 0-30 cm diambil dgn bor, tetapi > 30 cm dgn teknik penggalian lubang karena adanya efek horisonisasi terhadap kesuburan tnh

Metode Analisis tanah Prinsip: metode analisis harus dapat mengekstraksi bentuk hara yang tersedia atau bentuk hara total Analisa Total: Utk mengetahui total unsur hara dlm tanah dgn tidak membedakan bentuk (btk organik dan anorganik) dan ketersediaannya bagi tanaman (tersedia dan tdk tersedia) Analisa parsial/tersedia: Utk mengetahui tingkat ketersediaan suatu unsur hara bagi tanaman (btk anorganik dlm larutan tanah atau yg dapat ditukar)

Beberapa metode analisis tanah Jenis analisis Metode Satuan hasil analisis pH C-organik P-total N-total P-tersedia K-dd, Mg-dd, Ca-dd. Na-dd KTK AL-dd Unsur Mikro Elektrometri Walkely & Black HCL 25% Kjeldhal Bray-1, Bray-2, Olsen, Troug NH4-Oac pH 7 Titrasi Morgan - % Ppm Me/100 ppm

Nilai optimal P, K, Ca, Mg pada beberapa tkt KTK, dan kriteria BOT& N tanah Unsur hara (ppm) KTK (me/100) 5 10 15 20 25 Fosfor 30-37 Kalium 91-120 121-160 151-200 181-240 211-280 Magnesium 60-119 120-239 180-359 240-479 300-599 Kalsium 600-1199 1200-2399 1800-3599 2400-4799 3000-5999 Parameter Rendah sedang tinggi Bahan organik (%) 1-2 2-3 3-5 Nitrogen 0.1-0.2 0.21-0.5 0.51-0.75

Kisaran optimal unsur mikro Kisaran optimum (ppm) Batas berbahaya (ppm) Zn Mn Cu Fe B 4.01-6.00 18.01-24.00 1.80-2.40 24.10-36.00 2.10-2.66 < 4.01 dan > 12.00 < 18 dan > 48 < 1.8 dan > 4.8 < 24.1 dan 96.1 < 2.10 dan > 4

Goal over time: Keep soil nutrients in optimum range Optimum: ideal soil fertility management Ideally, when we look at soil tests and soil test trends over time, our goal

Goal over time: Keep soil nutrients in optimum range Below optimum: Increase inputs

Goal over time: Keep soil nutrients in optimum range Above optimum: Decrease inputs And so we can assess, over time, where our soils are falling relative to this optimum value While we can look at this over time on state-wide basis and over several decades, this same approach should be taken by those of you who manage fields.

REKOMENDASI PEMUPUKAN P DAN K PADI SAWAH Kebutuhan Pupuk (kg/ha/mt) Status Hara Rendah Sedang Tinggi SP-36 125 75 50 KCl 50 25 0 Jerami ke sawah

Hasil Plot tanpa P (t/ha) Pupuk P Target Hasil (t/ha) 4 5 6 7 8 Hasil Plot tanpa P (t/ha) Takaran SP 36 (kg/ha) 3 50 100 150  40 60 70 80 125

Pupuk K tanpa pengembalian jerami Target Hasil (t/ha) 4 5 6 7 8 Hasil Plot tanpa K (t/ha) Takaran KCl (kg/ha) 3 75 125 175  50 100 150 200 225

Pupuk K seluruh jerami dikembalikan Target Hasil (t/ha) 4 5 6 7 8 Hasil Plot tanpa K (t/ha) Takaran KCl (kg/ha) 3 50 100 150  20 60 120 40 90

Pengambilan contoh daun Contoh daun yg diambil tdk terserang hama/penyakit Contoh tanaman yang diambil adalah pada saat atau sebelum pembentukan bunga. Jangan diambil contoh tanaman pada saat bunga telah berkembang sempurna. Jlh dan posisi daun yg diambil trgantung pada jenis tanaman

Uji tanah semi kuantitatif Status hara tanah dapat diketahui di lapang dengan menggunakan soil test kit (perangkat uji tanah): PUTK : utk lahan kering PUTS : utk lahan sawah Bentuk hara yang diekstrak dengan PUTS untuk nitrogen adalah NO3-N dan NH4-N, untuk fosfat adalah orthophosphate (PO43-, HPO4 =, dan H2PO4-) dan kalium adalah K+. Pengukuran kadar hara dilakukan secara semi kuantitatif dengan metode kolorimetri Prinsip kerja PUTS adalah mengukur kadar hara N, P, dan K tanah dalam bentuk tersedia, yaitu hara yang larut dan atau terikat lemah dalam kompleks jerapan koloid tanah. Kadar atau status hara N, P, dan K dalam tanah ditentukan dengan cara mengekstrak dan mengukur hara tersedia di dalam tanah. Oleh karena itu, pereaksi atau bahan kimia yang digunakandalam alat uji tanah ini terdiri atas larutan pengekstrak dan pembangkit warna. (pewarnaan).

Beberapa manfaat dari PUTS antara lain: Menetapkan kadar hara N, P, K, dan pH tanah. Kadar hara N, P, dan K tanah dikelompokkan menjadi 3 kelas status yaitu rendah (R), sedang (S), tinggi (T). Menentukan dosis rekomendasi pemupukan N, P, dan K untuk padi sawah berdasarkan kelas status hara tanah. Memilih jenis pupuk N yang sesuai dengan kondisi kemasaman tanah serta teknologi untuk mengatasi keracunan besi yang umum terjadi di lahan sawah bukaan baru.

JAGUNG PADI Sedikitnya 20 cth tanamn Tanaman yang tingginya kurang dari 30 cm, dipotong pada pangkal batang pada ketinggian 2,5 cm Tanaman yang tingginya lebih dari 30 cm tetapi belum membentuk tongkol diambil pada bagian atas tanaman Tanaman yang 50% telah memperlihatkan daun telinga, diambil seluruh daun telinganya tetapi tidak boleh ikut rusak pangkal daunnya. PADI Sedikitnya 50 contoh tanaman Tanaman yang tingginya kurang dari 30 cm, dipotong pada pangkal pada ketinggian 2,5 cm dari permukaan tanah Tanaman yang tingginya lebih dari 30 cm, diambil empat daun bagian teratas

Petunjuk pengambilan contoh daun Jenis tanaman Waktu pengambilan sampel Bagian tanaman Brocoli Seledri Wortel Jagung Tomat Kentang Cabai semangka Pertengahan pertumbuhan Pembentukan bunga Diameter buah 2.5 cm Awal pertumbuhan Awal pertumbhn yg sempurna Awal pembentukan buah Daun muda yg sempurna Daun baru yg tlh tumbuh memanjang Daun ke-4 di bwh ttk tumbuh

Interpretasi hasil analisis daun Tanaman N (% bobot kering) P (% bobot kering) K (% bobot kering) R S T R S T Jagung hibrida Kedele Jeruk Coklat < 2.9 3-5 >5 <2 3-5 >5 <2.0 2-3 >3 <2.0 2-2.5 >2.5 < 0.25 0.3-0.6 > 0.6 <0.2 0.3-0.5 >0.6 <0.15 0.2-0.3 >0.3 <0.1 0.1-0.2 >0.2 <1.5 1.8-2.6 >3 < 2 2-3 >3.5 < 1 1-2 > 2 < 1 1-3 > 3

Hara Terbawa Panen (kg/ton) Jenis Tanaman Hara Terbawa Panen (kg/ton) N P K Padi unggul Padi lokal Jagung Kacang tanah Singkong Ubi jalar Kentang Wortel Bawang Tomat Pisang Jeruk Rumput Leguminosa 15 16 32 1,7 3,7 2,7 3 1,6 3,3 2,4 1,8 30 37,5 2,5 2,8 3,2 0,5 0,3 0,4 0,2 4,4 4,0 4,8 5,2 3,6 3,8 4,2 5,6 26,7 33,2 Sumber: Puslitanak (2005)

Total Hara Terangkut Panen (kg hara/ton bahan) Rata-rata hara terangkut panen pada padi varietas unggul Unsur Hara Total Hara Terangkut Panen (kg hara/ton bahan) Gabah Jerami Gabah + Jerami N P K Ca Mg S Zn Si Fe Mn Cu B 10.5 2.0 2.5 0.5 1.5 1.0 0.02 15.0 0.20 0.05 0.09 0.005 7.0 14.5 3.5 0.8 0.03 65.0 0.30 0.45 0.003 0.010 17.5 3.0 17.0 4.0 1.8 80.0 0.50 0.012 0.015 Sumber: Puslitanak (2005)

Penentuan Dosis Pupuk Berdasarkan Hara Terangkut Panen Misal diinginkan produksi jagung 3 ton/ha Maka hara terangkut panen: N = 16 x 3 = 48 kg/ha P = 2,8 x 3 = 8,4 kg/ha K = 4 x 3 = 12 kg/ha Jadi kebutuhan pupuk: Urea = 100/46 x 48 = 104 kg/ha SP36 = 100/16 x 8,4 = 53 kg/ha KCl = 100/52 x 12 = 23 kg/ha Karena mempertimbangkan erosi dan pencucian maka pemberian pupuk 1,5-2 kali: Urea = 150-200 kg/ha SP36 = 75-100 kg/ha KCl = 50 kg/ha

Kandungan unsur atau oksida pupuk di dalam 100 kg pupuk Pupuk Unsur Oksida Urea TSP SP-36 KCl (MOP) 46 kg N 20 kg P 16 kg P 52 kg K - 46 kg P2O5 36 kg P2O5 63 kg K2O

Kandungan unsur hara di dalam 1 ton pupuk kandang Kandungan Hara (kg/ton) N P K Ca Sapi Kambing Domba Babi Ayam 5 8 10 9 15 2 7 3 6 17 12 23 Sumber: Puslitanak (2005)

Bila menggunakan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ ha berarti menambah unsur hara: N = 25 kg  setara dengan 100/46 x 25 = 54 kg/ha P = 10 kg  setara dengan 100/16 x 10 = 63 kg/ha K = 25 kg  setara dengan 100/52 x 25 = 48 kg/ha Jadi pemberian pupuk buatan dapat dihemat: Urea = (150-54) kg/ha = 96 kg/ha SP-36 = (75-63) kg/ha = 12 kg/ha KCl = (30-48) kg/ha = 0 (tidak perlu diberi KCl)

Penghitungan Dosis Pemupukan Berdasarkan Hasil Analisis Tanah Dosis Pupuk N Untuk kadar (hasil analisis) N-total tanah = 0,17% N tanah yang dapat diserap tanaman = 50% x 2% x N-total x Berat Tanah = 50% x 2% x 0,17% x 1,5 g/cm3 x 30cm x108cm2 = 76,5 x 10-6 x 109 g = 76,5 x 103 g = 76,5 kg/ha Kebutuhaan hara N tanaman Kelapa Sawit (Ng. et al. dalam Soehardjo, 1998) = 192,5 kg/ha/thn Maka kekurangan unsur hara N sebesar = (192,5 – 76,5) kg/ha/thn = 116 kg/ha/thn Sumber hara N yang disarankan pupuk ZA (20% N): Maka dosis pupuk ZA yang diperlukan = 100/20 x 116 = 580 kg/ha/thn Dosis pupuk ZA perpokok (135 pokok/ha) = 580/135 = 4,29 (dibulatkan = 4,5) kg/pokok/thn Bila menggunakan pupuk Urea (45% N) = 100/45 x 116 = 257,8 kg/ha/thn Dosis Pupuk Urea per pokok (135 pokok/ha) = 257,8/135 = 1,9 (dibulatkan = 2) kg/pokok/thn)

Untuk kadar (hasil analisis) P-tersedia = 3,3 ppm Dosis Pupuk P Untuk kadar (hasil analisis) P-tersedia = 3,3 ppm P tanah yang dapat diserap tanaman = 30% x P-tersedia x Berat Tanah = 30% x 3,3 ppm x 1,5 g/cm3 x 30 cm x 108 cm2 = 0,3 x 3,3 x 10-6 x 4,5 x 109 g = 4,455 x 103 g = 4,455 kg/ha Kebutuhaan hara P tanaman Kelapa Sawit (Ng. et al. dalam Soehardjo, 1998) = 26 kg/ha/thn Maka kekurangan unsur hara P sebesar = (26 – 4,455) kg/ha/thn = 21,545 kg/ha/thn Dosisi Pupuk SP36 (36% P2O5 = 16% P) = 100/16 x 21,545 = 134,656 kg/ha/thn Dosis Pupuk SP36/pokok (135 pokok/ha) = 134,656/135 = 0,99 kg/pokok/thn + 25% koreksi = 1,239 (dibulatkan = 1,25) kg/pokok/thn Bila menggunakan TSP (48%P2O5 = 21%P) = 100/21 x 21,545 = 102,6 kg/ha/thn Dosis Pupuk SP36/pokok (135 pokok/ha) = 6,67/135 = 0,76 kg/pokok/thn + 25% koreksi = 0,95 kg/pokok/thn (950 g/pokok/thn)

Berarti tidak diperlukan pemupukan K Dosis Pupuk K Untuk hasil analisis K2O tanah = 1,94 me/100g K tanah yang dapat diserap tanaman = 50%x 390x 10-6 x 1,2 x 1,94 x 1,5 x 30 x 108 = 20428,2 x 102 g = 2042,82 kg/ha/thn Kebutuhaan hara K tanaman Kelapa Sawit (Ng. et al. dalam Soehardjo, 1998) = 251,4 kg/ha/thn Sedangkan K tanah yang dapat diserap tanaman jauh lebih banyak sebesar = 2042,82 kg/ha/thn Berarti tidak diperlukan pemupukan K