KEMASAN LOGAM
SEJARAH KEMASAN LOGAM Pada awalnya, kemasan logam berbentuk kotak atau cangkir emas yang digunakan sebagai lambang prestise. Pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, Nicholas Appert (1809) mengembangkan kemasan logam yang bertujuan agar bahan makanan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pada tahun 1810 Peter Duran menciptakan kaleng. Aspek legislasi pengalengan makanan ditetapkan tahun 1810 yang dikenal dengan “l’art de conserver”. Pada tahun 1817 seorang imigran yang berasal dari Inggris yaitu William Underword membangun industri pengalengan makanan yang pertama kali di Amerika Serikat. Pada tahun 1819, 1824 dan 1826 dilakukan ekspedisi ke kutub utara oleh Kapten Edward Perry telah menggunakan makanan kaleng sebagai logistik. Pada tahun 1900 ditemukan cara pembuatan kaleng serta cara pengisian dan cara penutupannya yang lebih maju dan bersih. Pada kehidupan sekarang ini kemasan logam tetap dipakai untuk kemasan makanan karena komponen logam mampu kedap terhadap debu, gas atau tekanan cairan tak tembus cahaya.
KARAKTERISTIK LOGAM Menurut Syarief et all pada tahun 1989 logam memiliki karakteristik sebagai berikut : Penghantar ( konduktor) panas dan listrik yang baik Berbentuk padat Dapat dibengkokkan dalam keadaan padat Mempunyai kilap logam Tidak tembus pandang Densitas tinggi
Beberapa keuntungan menurut Syarief et all (1989) dari kemasan logam untuk makanan dan minuman yaitu : Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi Mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas,uapair,jasad renik,debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermitis. Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas. Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim. Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan.
JENIS-JENIS KEMASAN LOGAM KALENG BEBAS TIMAH (BAJA) TINPLATE DRUM ALUMINIUM JENIS-JENIS KEMASAN LOGAM ALUMINIUM FOIL AEROSOL KALENG BEBAS TIMAH (BAJA)
KEMASAN TINPLATE Plat timah adalah jenis bahan pengemas logam yang berupa lembaran dan gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0,15-0,5 mm dan kandungan timah putih berkisar antara 1,0-1,25 % dari berat kaleng. Kemasan ini banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk tutup botol atau jars. Untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara kaleng pengemas dengan bahan pangan yang dikemas, maka kaleng plat timah harus diberi pelapis yang disebut dengan enamel.
JENIS-JENIS ENAMEL Epoksi-fenolik, merupakan pelapis bersifat tahan asam dan mempunyai resistensi dan fleksibilitas terhadap panas yang baik. Digunakan untuk pengalengan ikan, daging, buah, pasta dan produk sayuran. Komponen Vinil, yang mempunyai daya adhesi dan fleksibilitas tinggi, tahan terhadap asam dan basa, tapi tidak tahan terhadap suhu tinggi pada proses sterilisasi. Digunakan untuk produk bir, juice buah dan minuman berkarbonasi. Phenolic lacquers, merupakan pelapis yang tahan asam dan komponen sulfida, digunakan untuk kaleng kemasan pada produk daging, ikan, buah, sop dan sayuran. Butadiene lacquers, dapat mencegah kehilangan warna dan mempunyai resistensi terhadappanas yang tinggi. Digunakan untuk bir dan minuman ringan.
Acrylic lacquers, merupakan pelapis yang berwarna putih, digunakan sebagai pelapis internal dan eksternal pada produk buah. Pelapis ini lebih mahal dibanding pelapis lainnya dan dapat menimbulkan masalah pada beberapa produk. Epoxy amine lacquers, adalah pelapis yang mempunyai daya adhesi yang baik, tahanterhadap panas dan abrasi, fleksibel dan tidak menimbulkan off-flavor, tetapi harganya mahal. Digunakan untuk bir, minuman ringan, produk hasil ternak, ikan dan daging. Alkyd lacquers, adalah pelapis yang murah dan digunakan sebagai pelapis luar, tidakdigunakan sebagai pelapis dalam karena dapat menimbulkan masalah off-flavor. Oleoresinous lacquers, digunakan untuk berbagai tujuan, harganya murah, pelapis denganwarna keemasan. Digunakan untuk bir, minuman sari buah dan sayuran. Pelapis ini dapat digabung dengan zink oksida (C’enamel) yang digunakan untuk kacang-kacangan, sayur, sop, daging dan bahan pangan lain yang mengandung sulfur.
KEMASAN ALUMINIUM Aluminium merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan dari pada baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang. Tetapi penggunaan aluminium sebagai bahan kemasan juga mempunyai kelemahan yaitu kekuatan (rigiditasnya) kurang baik, sukar disolder sehingga sambungannya tidak rapat. Pengalengan bahan-bahan makanan yang menggunakan bahan aluminium diantaranya pengalengan ikan, pengalengan daging kornet dan berbagai jenis pengalengan makanan olahan lainnya.
KEMASAN ALUMINIUM FOIL Aluminium foil adalah jenis bahan kemasan yang terbuat dari aluminium yang dibentuk menjadi lembaran tipis dan padat dengan ketebalan <0,15 mm. Ketebalan aluminium foil berpengaruh pada sifat protektifnya. Jika ketebalan kurang maka aluminium foil dapat dilalui oleh gas dan uap. Aluminium foil memiliki sifat hermetis, fleksibel dan tidak tembus cahaya. Kemasan ini dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan berlemak dan bahan yang peka terhadap cahaya.
Kombinasi aluminium foil dengan bahan kemasan lain menghasilkan kemasan baru yang disebut retort pouch. Retort pouch mempunyai keunggulan dibanding kaleng, yaitu : Luas permukaan besar dan kemasannya tipis sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi panas yang lebih cepat dan lebih efisien. Dengan berkurangnya waktu sterilisasi, maka mutu produk dapat diperbaiki, karena nilai gizinya lebih tinggi dan sifat-sifat sensori seperti rasa, warna dan tekstur dapat dipertahankan. Sisi konsumen, retort pouch lebih disukai karena praktis dan awet. Produk yang telah disterilisasi dalam kemasan retort pouch dapat langsung dikonsumsi tanpa harus di panaskan. Pemanasan cukup mudah, yaitu dengan cara memasukkan kemasan retort pouch ke dalam air mendidih selama 5 menit. Dapat dipanaskan dalam microwave oven Mudah dalam hal menyobek atau membuka kemasan Harga lebih murah, karena dapat menghemat penggunaan garam, energi dan peralatan. Jumlah larutan gula/garam yang digunakan sebagai pengisi dapat dikurangi sampai 30%, energi untuk mensterilkan 25% lebih irit dibanding kaleng dan peralatan dalam retort pouch line berlangsung dengan kapasitas maksimum. Untuk 60 pouch/menit/mesin diperlukan hanya 3 jenis mesin yaitu mesin pembentuk, pengisi dan penutup.
Kemasan kaleng bebas timah (Baja) Kaleng bebas timah adalah lembaran baja yang tidak dilapisi timah putih. Jenis ini banyak digunakan untuk pengalengan makanan. Baja bebas timah yang digunakan yaitu lembaran baja yang dilapisi kronium secara elektris, sehingga terbentuk kronium oksida pada seluruh permukaannya.
KEMASAN AEROSOL Penggunaan kemasan aerosol untuk bahan pangan adalah untuk whipped cream. Kemasan aerosol terdiri dari 3 bagian yaitu : produk cair, propelen pendorong cairan dan bagian gas dengan pengaruh tekanan. Berdasarkan bahan kemasannya maka kemasan aerosol dibedakan atas : 1. Kemasan aerosol logam 2. Kemasan aerosol gelas 3. Kemasan aerosol plastik
Kemasan aerosol logam terbuat dari logam aluminium, plat timah atau nir karat dan paling banyak digunakan dibandingkan kemasan aerosol lain. Kemasan aerosol gelas mempunyai sifat inert terhadap bahan kimia dan sesuai untuk produk-produk yang korosif. Kemasan aerosol plastik terbuat dari asetal, nilon atau propilena dan biasanya digunakan untuk pembersih alat rumah tangga.
KEMASAN DRUM Drum logam untuk bahan pangan umumnya terbuat dari baja atau aluminium. Drum baja banyak digunakan untuk minyak goreng. Bentuk drum yang lain yaitu, jemblung dibuat dari kaleng dengan bahan dasar seng, biasanya digunakan untuk kerupuk atau makanan jajanan kering lainnya. Pada dinding drum biasanya dibentuk gelang-gelang dengan menekan keluar dinding sisi, agar drum mudah di gelinding. Bagian penutup mempunyai dua lubang yaitu lubang kecil untuk lubang angin dan lubang besar untuk mengeluarkan produk.
KERUSAKAN MAKANAN KALENG 1. Hydrogen Swell Hydrogen swellterjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi antaraasam pada makanan dengan logam. Pada kemasan kaleng, Hydrogen swell disebabkan oleh: meningkatnya keasaman bahan pangan meningkatnya suhu penyimpanan ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam dari kaleng proses exhausting yang tidak sempurna terdapatnya komponen terlarut dari sulfur dan pospat. 2. Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan Kerusakan makanan kaleng akibat interaksi antara logam pembuat kaleng dengan makanan dapat berupa : Perubahan warna dari bagian dalam kaleng Perubahan warna pada makanan yang dikemas off-flavor pada makanan yang dikemas kekeruhan pada sirup perkaratan atau terbentuknya lubang pada logam kehilangan zat gizi
3. Kerusakan biologis Kerusakan biologis pada makanan kaleng dapat disebabkan oleh : meningkatnya resistensi mikroba terhadap panas setelah proses sterilisasi rusaknya kaleng setelah proses sterilisasi sehingga memungkinkan masuknya mikroorganisme ke dalam kaleng. 4. Perkaratan (Korosi) Perkaratan adalah pembentukan lapisan longgar dari peroksida yang berwarna merah coklat sebagai hasil proses korosi produk pada permukaan dalam kaleng. Pembentukan karat memerlukan banyak oksigen, sehingga karat biasanya terjadi pada bagian head space dari kaleng. Proses korosi jika terus berlangsung dapat menyebabkan terbentuknya lubang dan kebocoran pada kaleng.