Thalia Mililani Sarah Meidyana Athaya Dwinda CHAPTER 12: leadership Thalia Mililani Sarah Meidyana Athaya Dwinda
Chapter 12: leadership I. An introduction to leadership II. Personal Characteristics Associated with Leadership III. Interaction Between the Leader and the Situation IV. Specific Leader Skill V. Cultural Differences in Leadership VI. Leadership : Where Are We Today? VII. Applied Case Study VIII. Ethics & Leadership
i. An introduction to leadership Memahami teori dan penelitian tentang kepempinan penting, karena teori kepemimpinan yang dipercaya oleh company executive sebagian besar akan menentukan bagaimana suatu organisasi akan memilih / mengembangkan managernya.
ii. Personal characteristics associated with leadership Leader Emergence Leader Performance
A. LEADER EMERGENCE Munculnya gagasan bahwa orang-orang yang menjadi pemimpin memiliki sifat / karakteristik tertentu yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang tidak menjadi pemimpin. Motivasi memiliki 3 aspek (Chan & Drasgow) : - Effective Identity Motivation - Non-calculative Motivation - Social – Normative Motivation
B. LEADER PERFORMANCE Traits Cognitive Ability Needs (power, achievement, affiliation) Gender Task vs Person Orientation Unsuccessful Leaders
Unsuccessful Leaders Lack of Training Cognitive Deficiencies Personality : -Paranoid -High-likability floater -Narcissist
UNSUCCESSFUL LEADER 10 perilaku pemimpin yang tidak efektif: Terlibat dalam perilaku ilegal dan tidak etis Menghindari konflik dan masalah orang lain Menunjukan kontrol emosi yang buruk Terlalu mengatur Menunjukan kinerja yang buruk Buruk dalam hal komunikasi, organisasi dan planning Menyebarkan informasi rahasia Menunda-nunda / tidak tepat waktu Gagal mengakomodasi kebutuhan bawahan Gagal untuk memelihara & mengelola bakat
III. INTERACTION BETWEEN THE LEADER AND THE SITUATION Situational Favorability Organizational Climate Subordinate Ability Relationship with Subordinates
A. SITUATIONAL FAVORABILITY Fiedler’s contingency model menyatakan bahwa gaya kepemimpinan individu hanya efektif dalam situasi tertentu. Untuk mengubah gaya kepemimpinan seseorang harus diadakan pelatihan kepemimpinan yang harus berkonsentrasi untuk membantu orang memahami gaya kepemimpinan mereka dan belajar bagaimana untuk memanipulasi situasi Untuk membantu orang memahami mereka gaya kepemimpinan, Fielder mengembangkan Least-Preferred Kolega (LPC) Skala.
A. SITUATIONAL FAVORABILITY The favorableness of a situation is determined by three variables. task structuredness leader position power leader–member relations
b. Organizational climate Informational Style in a Climate of Ignorance Magnetic Style in a Climate of Despair Position Style in a Climate of Instability Affiliation Style in a Climate of Anxiety Coercive Style in a Climate of Crisis Tactical Style in a Climate of Disorganization Becoming an Eff ective Leader According to IMPACT Theory
c. Subordinate ability Pengaruh penting pada efektivitas pemimpin adalah kemampuan dan sikap bawahan dan bagaimana kemampuan dan sikap ini berinteraksi dengan gaya dan karakteristik pemimpin Karena kebutuhan bawahan berubah dengan setiap situasi baru, supervisor harus menyesuaikan perilaku mereka untuk memenuhi kebutuhan bawahan mereka. Pemimpin yang beradaptasi perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan bawahan mereka akan lebih efektif daripada pemimpin yang menempel satu gaya kepemimpinan House’s path–goal theory, seorang pemimpin dapat mengadopsi salah satu dari empat gaya kepemimpinan perilaku untuk menangani setiap situasi: instrumental, mendukung, partisipatif, dan berorientasi prestasi
c. Subordinate ability House dan Mitchell) menyarankan bahwa untuk menjadi efektif, pemimpin harus: mengenali kebutuhan bawahan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut memberikan penghargaan kepada bawahan yang mencapai tujuan mereka membantu bawahan mengidentifikasi jalur terbaik untuk mengambil keputusan dalam mencapai tertentu tujuan Menjelaskan kepada mereka sehingga karyawan dapat mencapai tujuan mereka
d. Relationship with subordinate Teori LMX adalah teori situasional unik yang masuk akal intuitif yang baik. Teori-teori situasional dibahas sebelumnya berkonsentrasi pada interaksi antara pemimpin dan situasi, dan antara pemimpin dan karyawan dengan tingkat yang berbeda dari kemampuan. Teori LMX menyatakan bahwa para pemimpin mengembangkan peran dan hubungan dengan orang-orang di bawah mereka yang berbeda dan dengan demikian bertindak berbeda dengan bawahan yang berbeda.
iv. SPECIFIC LEADER SKILLS Leadership through Decision Making Leadership through Contact : Management by Walking Around Leadership through Power Leadership through Vision : -Transformational Leadership -Leadership through Persuasion
iv. SPECIFIC LEADER SKILLS Initiate ideas Informally interact with subordinates Stand up for and support subordinates Take responsibility Develop a group atmosphere Organize and structure work Communicate formally with subordinates Reward and punish subordinates Set goals Make decisions Train and develop employee skills Solve problems Generate enthusiasm
A. LEADERSHIP THROUGH DECISION MAKING Pengambilan keputusan adalah perilaku tertentu atau keterampilan yang penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki hal tersebut. Vroom dan Yetton percaya bahwa kinerja kepemimpinan dapat ditingkatkan dengan mengajarkan para pemimpin untuk menjadi pembuat keputusan yang lebih baik.
B. LEADERSHIP THROUGH CONTACT : MANAGEMENT BY WALKING AROUND (MBWA) adalah teori perilaku spesifik lain yang populer. Satu ini menyatakan bahwa para pemimpin dan manajer yang paling efektif ketika mereka keluar dari kantor mereka, berjalan-jalan dan bertemu dengan dan berbicara dengan karyawan dan pelanggan tentang kebutuhan dan kemajuan mereka.
C. LEADERSHIP THROUGH POWER Ada lima basic tipe dari power: Expert power Legitimate power Reward and coercive powers Referent power
d. Leadership through vision: transformational leadership Lima karakterisitik yang tidak dimiliki oleh pemimpin yang buruk Vision Differentiation Values Transmission of Vision and Values Flaws
d. Leadership through vision: leadership through persuation Dua aspek penting dalam persuasi komunikator dan pesan Persuasion by communication Expertise Trustworthness Attractiveness The message Message discrepancy One-sided vs two-sided arguments Threats
v. CULTURAL DIFFERENCES IN LEADERSHIP : PROJECT GLOBE Penelitian project globe memiliki sembilan dimensi: Uncertainty avoidance Power distance Social collectivism In-group collectivism Gender egalitarianism Assertiveness Future orientation Performance orientation Humane orientation
vi. LEADERSHIP : WHERE ARE WE TODAY?
vii. Applied case study
viii. Ethics & leadership