AL-SUNNAH & AL-HADITS PENGERTIAN & FUNGSI SEJARAH TIMBUL & PEMELIHARAAN KLASIFIKASI/PENGELOMPOKAN AL-HADITS SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP AL-SUNNAH & AL-HADITS.
السنة : الطريقة المعبدة PENGERTIAN AL-SUNNAH السنة : الطريقة المعبدة السيرة حسنة كانت أو سيئة KEBIASAAN = TRADISI = SESUATU YANG DIKERJAKAN BERULANG-ULANG PENJELASAN YANG DIBERIKAN NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP AYAT2 AL-QURAN, BAIK DALAM BENTUK LISAN MAUPUN PERBUATAN DAN SIKAP.
TUGAS MUHAMMAD SEBAGAI RASUL MENYAMPAIKAN DAN MENJELASKAN WAHYU ALLAH SWT KEPADA MANUSIA. MENYAMPAIKAN APA ADANYA = القرآن MEMBERIKAN PENJELASAN (بيان), BAIK DENGAN KATA2 MAUPUN PERBUATAN ATAU SIKAP = السنة
الخبر الحديث : العصرالحديث = ZAMAN BARU هل أتاك حديث الغاشية الجديد PENGERTIAN AL-HADITS الحديث : الجديد العصرالحديث = ZAMAN BARU الخبر هل أتاك حديث الغاشية
ماأضيف إلي النبي ص م من قول أو فعل أو تقرير أو وصف خَلقيّ أو خُلقيّ HADITS ADALAH BERITA TENTANG HAL2 YANG BERKAITAN DAN ATAU DIKAIT-KAITKAN DENGAN SUNNAH NABI MUHAMMAD SAW, YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA PERAWI. ماأضيف إلي النبي ص م من قول أو فعل أو تقرير أو وصف خَلقيّ أو خُلقيّ أوأضيف إلي الصحابي أوالتابعي
TIDAK SEMUA HADITS DAPAT DAN BOLEH DIJADIKAN DALIL DALAM BERISLAM. SEBAGAI BERITA, HADITS ADA YANG DAPAT DIPERCAYA KEBENARANNYA DAN ADA PULA YANG TIDAK BISA DIPERCAYA.
UNTUK MEMPERCAYAI SEBUAH HADITS, PERLU PENELITIAN TENTANG: PARA PERIWAYAT YANG MENYAMPAIKANNYA PROSES PERIWAYATANNYA KANDUNGAN ISINYA AL-HADITS MERUPAKAN SUMBER INFORMASI TENTANG AL-SUNNAH SUNNAH NABI PASTI BENAR, TAPI AL-HADITS BELUM TENTU BENAR.
KLASIFIKASI AL-HADITS SECARA GARIS BESAR HADITS TERBAGI DUA: DITERIMA/DIPERCAYA = مقبول DITOLAK/TAK DIPERCAYA = مردود DITERIMA KARENA DIYAKINI KEBENARANNYA DAN DITOLAK KARENA DIYAKINI KETIDAKBENARANNYA
KEHATI-HATIAN ULAMA MELAHIRKAN PEMBAGIAN: HADITS SHAHIH: BERITA YANG DIPERCAYA BENAR2 MENCERITAKAN SUNNAH NABI SAW. HADITS MAWDHU’: BERITA YANG DIPERCAYA BUKAN MENCERITAKAN SUNNAH NABI SAW. DIYAKINI BAHWA ISINYA BUKAN CERITA TENTANG SUNNAH NABI SAW.
HADITS DHA’IF: BERITA YANG TIDAK MEYAKINKAN APAKAH IA BERCERITA TENTANG SUNNAH NABI SAW ATAU BUKAN. DIKATAKAN DHA’IF KARENA BUKTI2 UNTUK MENUMBUHKAN KEYAKINAN TIDAK KUAT ATAU LEMAH.
SEJARAH PEMELIHARAAN HADITS HADITS PERTAMA KALI MUNCUL DARI PARA SAHABAT YANG MENDENGAR NABI BERUCAP ATAU MELIHAT NABI MELAKUKAN DAN BERSIKAP SESUATU, LALU MENYAMPAIKANNYA KEPADA SAHABAT LAIN ATAU TABI’IN YANG TIDAK MENDENGAR ATAU MELIHAT.
PENYAMPAIAN ITU TERJADI ADA KALANYA KARENA INGIN MENSOSIALISASIKAN AJARAN NABI ATAU KETIKA DITANYA ORANG LAIN TENTANG NABI. PENYAMPAIAN ITU DILAKUKAN SECARA LISAN DAN TERTULIS. PERLUASAN WILAYAH KEKUASAAN ISLAM MEMPERSUBUR PENYEBARAN HADITS
PENULISAN AL-HADITS AL-HADITS SUDAH DITULIS SECARA INDIVIDUAL DAN ATAS INISIATIF BEBERAPA SAHABAT SEJAK MASA NABI MASIH HIDUP. PENULISAN SECARA RESMI (MENJADI PROGRAM NEGARA) PADA MASA KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ (99-101 H). KITAB HADITS TERTUA YANG MASIH ADA SAAT INI ADALAH كتاب الموطأ OLEH IMAM MALIK.
KITAB2 AL-HADITS YANG BANYAK BEREDAR SEKARANG MERUPAKAN KARYA PARA ULAMA HADITS ABAD KE-2 S/D KE-4 H. MASING2 ULAMA MENYUSUN KITAB AL-HADITS DENGAN CARA DAN TUJUAN SENDIRI2. PADA DASARNYA, MEREKA SELALU MEMBERIKAN PENILAIAN TERHADAP HADITS2 YANG DIMUAT DALAM KITABNYA.
MUNCULNYA HADITS PALSU SUASANA PENYEBARAN HADITS SEPERTI ITU DIMANFAATKAN OLEH ORANG2 TERTENTU UNTUK MEMBUAT-BUAT HADIS DEMI KEPENTINGAN PRIBADI MAUPUN KELOMPOKNYA. TIMBULNYA HADITS2 MAWDHU’ DAN DHA’IF JUGA DISEBABKAN “NIAT BAIK” PARA PELAKUNYA.
SIKAP TERHADAP SUNNAH & HADITS DI KALANGAN UMAT ISLAM ADA KELOMPOK KECIL YANG DISEBUT INKAR AL-SUNNAH. BAGI MEREKA AL-QURAN SUDAH CUKUP, TIDAK PERLU TAMBAHAN AL-SUNNAH. MAYORITAS MENGATAKAN ISLAM TAK MUNGKIN TANPA AL-SUNNAH.
UMAT ISLAM SANGAT SELEKTIF DALAM MENERIMA AL-HADITS. TIDAK ADA GOLONGAN ISLAM YANG MENERIMA SEMUA AL-HADITS. PENERIMAAN SESEORANG AKAN AL-HADITS DITENTUKAN OLEH SIKAP DAN PENILAIANNYA TERHADAP BERBAGAI HAL YANG TERKAIT DENGAN HADITS ITU.
PARA ULAMA SEPAKAT UNTUK TIDAK MEMAKAI HADITS DHA’IF UNTUK HAL2 YANG PRINSIP/POKOK. SEBAGIAN MEREKA MENGGUNAKAN HADITS2 DHA’IF UNTUK HAL2 YANG BERKAITAN DENGAN AKHLAK (فضائل الأعمال). SEBAGIAN LAGI TIDAK MEMAKAI HADITS2 DHA’IF MESKIPUN UNTUK فضائل الأعمال KARENA PENETAPAN ADA ATAU TIDAKNYA FADHILAH SUATU AMAL DITETAPKAN OLEH WAHYU (QURAN & SUNNAH) BUKAN OLEH AKAL
الوعظ والتذكير ، فقد وضع أحد الوضاعين – وهو ميسرة بن عبد ربه – حديثاً في فضائل سور القرآن ، ولما سُئل عن ذلك قال : رأيت الناس انصرفوا عن القرآن ، فوضعتها أرغّب الناس فيها !
عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قال لا اله إلا الله خلق الله من كلمة منها طيراً منقاره من ذهب وريشه من مرجان