Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar BAB III. SIFAT FISIK TANAH Oleh: Dr. Ir. Kasifah, M.P. Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
BAB III. SIFAT FISIK TANAH Sifat-sifat fisik tanah banyak berhubungan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan,misalnya: - Kekuatan dan daya dukung tanah, - kemampuan tanah menyimpan air, - drainase, - penetrasi akar tanaman, - tata udara (aerasi), dan pengikatan unsur hara, Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
1. Klasifikasi Partikel Tanah Tabel 1. Klasifikasi Butiran Tanah Berdasarkan USDA dan ISSS Nama Butiran Diameter Butiran (mm) Luas permukaan (cm2/g) USDA ISSS Pasir sangat kasar 2,00-1,00 - 11 Pasir kasar 1,00-0,50 2,00-0,20 23 Pasir sedang 0,50-0,25 45 Pasir halus 0,25-0,10 0,20-0,02 91 Pasir sangat halus 0,10-0,05 227 Debu 0,05-0,002 0,02-0,002 454 Liat ≤ 0,002 8.000.000 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar 2. Tekstur Tekstur adalah perbandingan reatif (dalam persen) fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat. USDA membagi tekstur tanah ke dalam 12 kelas tekstur. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Tabel 2. Kelas Tekstur Tanah Menurut USDA Tekstur umum Tekstur dasar Tanah berpasir Pasir Pasir berlempung Tanah berlempung 3. Lempung berpasir Lempung Lempung berdebu Debu Lempung berliat Lempung liat berpasir 9. Lempung liat berdebu Tanah berliat 10. Liat berpasir 11. Liat berdebu 12, Liat Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar 3.Struktur Struktur tanah adalah susunan dari partikel-partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat) menjadi agregat-agregat (butir majemuk/butir sekunder). Agregat yang terbentuk secara alam (natural aggregate) disebut ped. Struktur merubah pengaruh tekstur terhadap tata air (draenase) dan tata udara (aerasi) tanah, ketersediaan hara tanaman, kegiatan jazad mikro, dan pertumbuhan akar tanaman. Perubahan sifat fisik tanah karena pengolahan, penamhaban bahan organik, dan pengapuran, diakibatkan oleh perubahan sturktur, tetapi bukan karena perubahan tekstur. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Terdapat empat bentuk utama struktur tanah, yaitu: 1. Bentuk lempeng (palty): dimensi horizontal lebih berkembang dari vertikal, menghasilkan bentuk lempeng tebal yang disebut platy, sedangkan lempeng tipis disebut laminar. 2. Bentuk prisma: Sumbu vertikal lebih berkembang dari lainnya. Bagian sampaing agak datar (flat), menghasilkan bangunan bentuk pilar. Jika bentuk ped adalah bulat, disebut struktur columnar, jika datar disebut prisma. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar 3. Bentuk gumpal: Perkembangan ketiga dimensi lebih kurang sama dan ped-ped terbentuk serupa kubus dengan muka datar atau bulat. Jika mukanya datar dan pinggirannya bersudut tajam, maka strukturnya dinamakan gumpal bersudut (angular bloocky). 4. Bentuk spheroidal: Berbentuk bulat atau spheroidal dengan semua sumbu lebih kurang sama panjangnya dengan muka tidak beraturan (irregular). Agregat-agregat dari grup ini dinamakan granular jika realtif kurang porous, dan jika susunan granula sangat porous dinamakan remah (crumb). Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Tabel 3. Tipe Struktur, Penyifatan, dan Lokasinya pada Profil Tanah Penyifatan Agregat Lokasi pada Horizon Granular Kurang porous, ukuran kecil, padat, tidak terikat antara agregat, bulat Horizon A Remah (Crumb) Porous, bulat, ukuran kecil, agregat tidak terikat sesamanya Lempeng (Plate) Agregat berbentuk lempeng Sering terdapat pada horizon A2, tanah hutan dan tanah claypan Gumpal/Ba-lok/Kubus Gumpal berbentuk kubus, agregat berpegang erat dengan yang lainnya, jika terjadi agregat kecil Horizon B Gumpal Bersudut Berbentuk gumpal, permukaan datar dengan pinggir bersudut tajam Prisma Bentuk mirip prisma, bagian atas datar Columnar Agregat seperti tiang dengan puncak berbentuk agak bulat Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan struktur adalah: keadaan lembab dan kering, kegiatan binatang kecil dan akar dalam tanah, bahan organik yang melapuk, lendir-lendir dari jazad mikro, kation yang terjerap pada koloid tanah, jenis mineral liat, dan pengolahan tanah. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar 4. Berat (Massa) Tanah Massa tanah, dinyatakan dalam 2 cara, yaitu: 1. Berat isi (Bulk density), yaitu berat suatu volume tanah dalam keadaan struktur alamiah. 2. Berat (massa) jenis butiran padat (Particle density) Berat Isi (Berat Volume (BV) = Bulk Density) Berat isi adalah berat (massa) satu satuan volume tanah kering oven (g/cm3). Volume tanah termasuk volume butiran padat dan ruang pori. BV = Berat tanah kering oven (g) Volume tanah (cm3) Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Berat volume, merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah, makin tinggi BV-nya berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. BV tanah berkisar antara 1,1 – 1,6 g/cm3. BV penting diketahui untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Tabel 4. Berat Volume Tanah dari Berbagai Tekstur Kelas Tekstur Berat Volume (g/cm3) Porositas (%) Pasir 1,55 42 Lempung berpasir 1,40 48 Lempung 1,20 55 Lempung berdebu 1,15 56 Lempung berliat 1,10 59 Liat 1,05 60 Liat (beragregat) 1,00 62 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Contoh Soal: Berapa berat tanah 1 hektar, bila berat volume tanah 1 g/cm3 dan kedalam lapisan olah 20 cm? Jawab: Diketahui: BV tanah = 1 g/cm3, Lapisan olah = 20 cm BV = Berat tanah kering oven (g) Volume tanah (cm3) Atau, Berat tanah = BV x Volume tanah Penyelesaian: 1 ha = 100 m x 100 m = 10,000 m2 = 100.000.000 cm2 Volume tanah sedalam 20 cm = 10.000.000 cm2 x 20 cm = 2.000.000.000 cm3 Maka, berat tanah 1 ha = 1,0 g/cm3 x 2.000.000.000 cm3 = 2.000.000.000 g = 2.000.000 kg = 2 x 106 kg Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Berat Jenis Butiran (Particle Density = PD) Berat jenis butiran adalah berat tanah kering per satuan volume partikel-partikel padat tanah (gram/cm3), tidak termasuk volume pori-pori tanah. Berat jenis butiran tanah beragam, antara 2,6 sampai 2,7 g/cm3. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Berat jenis rata-rata butiran tanah mineral dianggap 2,65 g/cm3. Untuk jenis tanah organik, berat berkisar 0,5 – 0,8 g/cm3. PD = Berat tanah kering oven (g) Volume tanah mampat (cm3) Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar 5. Porositas Pori tanah, adalah ruang di antara butiran padat tanah. Pori ditempati oleh udara dan air. Porositas tanah, adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat. Liat memiliki porositas tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat menahan air, tetapi permeabilitasnya lambat. Sebaliknya, pasir memiliki sedikit pori-pori, tetapi pori-pori berukuran besar yang kurang mampu menahan air dan drainasenya cepat. % Pori = Porositas = 100% - Berat volume (BV) x 100% Berat jenis butiran (PD) Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar