ETIKA DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
IMPLIKASI REGULASI PENDIDIKAN TERHADAP GURU DAN DOSEN
Advertisements

MENERAPKAN PRINSIP PROFESIONAL DALAM BEKERJA DKK XI KEUANGAN 1 DAN 2
PEMAHAMAN INDIVIDU DAN TEKNIK TES
1 ETIKA PROFESI AKUNTANSI ETIKA PROFESI AKUNTANSI DIHADAPKAN
BKSekolah Luar Sekolah  Sekolah merupakan lembaga formal untuk menyelenggarakan pendidikan  Dalam kelembagaan sekolah ada sejumlah bidang kegiatan.
Bab 3 BISNIS : SEBUAH PROFESI ETIS ?
(Tes Prestasi Belajar – Pertemuan 1)
PENGANTAR TES.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 Tentang PERAN GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN GURU KETERAMPILAN.
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Kepuasan Kerja pada Bidan
Ruang Lingkup Profesi Kependidikan
KUANTIFIKASI DAN OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Adriy.weebly.com.
ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Etika Komputer Tinjauan Umum bahan utama: Etika Komputer Teguh Wahyono.
EKSISTENSI PROFESI DIPANDANG DARI SEGI ETIKA UMUM DAN ETIKA KHUSUS
TEMU VI.
PEMINATAN PADA SMK/MAK
PENGAJARAN REMEDIAL.
PROFESI & PROFESIONAL.
PENCATATAN DAN PELAPORAN DALAM PEKERJAAN SOSIAL (RECORDING)
PENDAHULUAN Pertemuan 01
Oleh : Mariyana Widiastuti, M.Psi., Psi.
Pertemuan ke-11 Oleh : Mariyana Widiastuti
Pertemuan ke-12 Oleh : Mariyana Widiastuti
KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA.
GURU Guru : pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta.
TEKNIK PENILAIAN Jurusan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Peran Guru TIK pada Kurikulum 2013
Tes Psikologi.
Profesi Suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih.
PENGGUNAAN OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI
CIRI & PENGGUNAAN TES KONDANG BUDIYANI.
PENGANTAR PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)
PENGERTIAN, KEGUNAAN DAN ETIKA TES
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
KONSTRUKSI ALAT UKUR (Pertemuan 1).
JENIS-JENIS PENELITIAN
Konstruksi Tes 1 Kontrak Belajar.
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
PEMINATAN PADA SMK/MAK
ETIKA PROFESI OLEH: WARIDI
ORGANISASI PENGELOLA SISTEM INFORMASI
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
TES PSIKOLOGI.
Tania Clara Dewanti BK/B
BIMBINGAN KONSELING.
STANDAR PEMERIKSAAN AKUNTANSI DAN KODE ETIK PROFESI
Latarbelakang Permasalahan BK secara Psikologis PERTEMUAN -6
Bab III PEKERJAAN, PROFESI DAN PROFESIONAL
PENANGANAN MASALAH.
Psikodiagnostika 1: Pengantar Tes Psikologi
ILVIA MELDI NOVIA YUSRINA RETNI FITRIA
STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH ARTI STUDI KASUS
REVIEW SELURUH MATERI Pertemuan 13
Interpretasi Tes Kemampuan Diferensial
Alur PENALARAN PENELITIAN TINDAKAN
PERAN PSIKOLOG KLINIS.
Etika Pemeriksaan Psikologi
ETIKA PROFESI.
PERAN PSIKOLOG KLINIS.
PEKERJAAN, PROFESI DAN PROFESIONAL
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
Psikodiagnostika 1: Pengantar Tes Psikologi
Dosen Pengampu: Andy Chandra, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Etika Komputer Tinjauan Umum bahan utama: Etika Komputer Teguh Wahyono.
Masalah dalam pemeriksaan psikologis
PROFESIONALISME KERJA
Transcript presentasi:

ETIKA DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS Vina Puspita Kode Etik Psikologi

Pengantar Masalah etika dalam pemeriksaan psikologis berhubungan erat dengan etika bidang psikologi pada umumnya Tes psikologi hanya sebagai alat, ini tidak akan berguna bila digunakan oleh orang yang tidak ahli dalam menggunakannya Di Indonesia masalah kode etik psikologi belum memiliki kekuatan yuridis formal, namun sudah ada konsensus diantara ahli psikologi

Permasalahan dalam Etika Pemeriksaan Psikologis Siapa yg berhak melakukan diagnosa psikologis (menyelenggarakan & menginterpretasikan tes psikologis) Siapa yang bertanggung jawab untuk mengamankan aparat tes (termasuk masalah penggandaannya, pendistribusiannya, dsb.) Bagaimana seharusnya seorang diagnostikus bersikap & bertingkah laku dalam menegakkan suatu diagnose psikologis

SIAPA YG BERHAK MELAKUKAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS? Tes psikologi dapat dilakukan oleh ahli psikologi & orang yang mendapat pelatihan & pendidikan khusus (administrator tes yang tetap harus berada dibawah supervisi ahli), tetapi ada pula alat pemeriksaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh ahli yang benar-benar kompeten & mendapat pendidikan khusus (mis : tes proyektif)

SIAPA YG BERHAK MELAKUKAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS (2)? Ditinjau dari segi penggunaannya, diagnosa psikologis & penyelenggaraannya dapat dikelompokkan sbb: Diagnosa untuk Keperluan Pelatihan/Pendidikan Diselenggarakan khusus utk bidang pendidikan psikologi untuk memperoleh keterampilan diagnostik (tujuannya untuk lebih sekedar tahu & dapat melaksanakan tetapi lebih daripada itu) Diagnosa mengenai Prestasi Belajar Tujuannya untuk melihat sejauh mana penyelenggaraan pendidikan telah mencapai hasil seperti yang diharapkan. Untuk itu perlu pengujian melalui seperangkat tes prestasi (para pendidik dapat merancang & menggunakannya, tetapi bila dalam hasilnya menemukan gejala kelainan/penyimpangan maka sebaiknya dirujuk pada ahli yang berwenang) Diagnosa dengan Menggunakan Tes Psikologis Hanya dapat dilaksanakan oleh ahli psikologi/orang yang mendapat pendidikan & pelatihan khusus. Manfaat tes psikologis sebagai alat diagnostik akan sangat tergantung pada siapa yang menggunakan & bagaimana tes tersebut digunakan

SIAPA YG BERHAK MELAKUKAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS (3)? Kouwer membatasi kewenangan menyelenggarakan tes psikologis berdasarkan 3 fungsi pemeriksaan psikologis, yaitu: Pemeriksaan dengan tujuan memprediksi Syarat utamanya adalah penyelenggaraan yang tepat & terkontrol. Pada prinsipnya penyelenggaraan tes dapat dilakukan oleh administrator tes, namun interpretasinya sebaiknya dilakukan oleh ahli 2. Pemeriksaan dgn tujuan mendeskripsikan Nilai utama tes ini terletak sepenuhnya pada interpretasi (analisis psikologis tentang hasil tes). Oleh sebab itu syarat utamanya adalah menguasai sepenuhnya teori kepribadian & arti diagnostik dari material tes yg digunakan, sehingga hanya ahli psikologis yang paling kompeten dalam menyelenggarakan tes 3. Pemeriksaan dengan tujuan terapi Syarat untuk memakai material tes dalam tujuan ini harus dilatarbelakangi oleh pengetahuan psikologi yang khusus & pengetahuan tentang terapi. Untuk dapat berhasil dalam mencapai tujuan tes, ahli terapi harus mengerti secara mendalam tentang arti, syarat-syarat, & sifat-sifat materi tes

SIAPA YG BERTANGGUNG JAWAB MENGAMANKAN APARAT TES Pekerjaan mengkonstruksikan suatu tes psikologis bukan hal yang mudah, oleh karena itu tes yg telah terkonstruksi dengan baik manfaat diagnostiknya telah terbukti harus dijaga objektivitasnya. Ethical Standards of Psychologist dari APA (Croncach, 1969) menguraikan 3 jenis level dilihat dari kompleksitasnya untuk diamankan objektivitasnya

SIAPA YG BERTANGGUNG JAWAB MENGAMANKAN APARAT TES? Level 1 Tes yang dapat dilaksanakan oleh administrator tes dengan menggunakan bimbingan manual dalam administrasi, skoring & interpretasinya Contoh: tes prestasi sekolah & tes vokasional Level 2 Tes yg mempersyaratkan pengetahuan tentang konstruksi tes, termasuk pengetahuan tentang statistik, individual differences, psikologi industri, bimbingan, dsb Tes ini dapat dilaksanakan oleh mereka yang telah mendapatkan pelatihan khusus & memiliki kemampuan tentang psikologi Contoh: tes intelegensi umum, tes bakat, minat, & tes kepribadian dgn teknik inventori Level 3 Tes yg menuntut kemampuan khusus & mendalam dlm penyelenggaraannya melalui supervisi yg ketat dari seorang ahli psikologi. Jadi hanya dapat dilakukan oleh org yang memiliki sertifikat bid. psikologi (org yg mencapai gelar master/memiliki diploma profesi) Contoh: Tes intelegensi untuk penggunaan klinis & tes kepribadian