Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PATOLOGI DISFALGIA DAN MALABSORPSI
Advertisements

Yetti Wira Citerawati Sy
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Bab 7 Gizi Buruk.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
BAB 12 KERACUNAN Tujuan instruksional :
Mungkinkah tidak punya gejala DM tapi dinyatakan menderita DM ? Mungkinkah punya gejala DM tapi dinyatakan tidak menderita DM?
Bab 6 Demam.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
ENCEPHALITIS.
.. SUSPEK TYPOID ...
BAHAYA-BAHAYA KIMIA DAN FISIK PADA MAKANAN
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
BEBAS TBC dan BEBAS ROKOK.
TRAUMA KIMIA PADA MATA Dr. ANDRINI ARIESTI SpM
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Atresia Esofagus. Klasifikasi Diagnosis Prenatal Post natal.
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh Nurhalina, SKM, M.EPid
Bahaya Kandungan Formalin pada Makanan
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
Pisang Raja Penyembuh Gangguan Pencernaan
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
PERAWATAN LUKA OPERASI
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
VARIOLA Sinonim : cacar, small pox Definisi - penyakit sangat menular
STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
Demam Tifoid Eggi Arguni.
DIFTERIa.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
Syok.
PRISKILA APRILIA HAMBER
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Menyembuhkan luka bakar
GINJAL DAN CAIRAN TUBUH
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
KERACUNAN.
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Cakupan Ilmu Toksikologi
TUGAS PATOLOGI DIFTERI.
GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
Oleh Meili rianita Skep Ners
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
GIZI BURUK.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
Rumah Sakit Umum Dr. Adjidarmo
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
MESIN TUBUH YANG TANGGUH
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Luka Bakar (Combutio) dr. Ketut Aditya Rahardja Puskesmas Lindi.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL Esofagitis Korosif Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL

Esofagitis Korosif Peradangan di esofagus yang disebabkan luka bakar karena zat kimia yang tertelan bersifat korosif, misalnya : asam kuat ( H2SO4, HCl ) basa kuat ( KOH, NaOH ) zar organik ( lysol, karbol ) Zat kimia yang tertelan bersifat toksik (hanya menimbul kan gejala keracunan jika telah diabsorbsi oleh darah) atau korosif (menimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya)

Patologi * Asam kuat  Nekrosis menggumpal (coagulation necrotik) Histo : mukosa esofagus – lapisan otot seolah-olah menggumpal. Kerusakan di lambung > esofagus * Basa kuat  Nekrosis mencair (liquifaction necrotik) seolah-olah mencair. Kerusakan di esofagus > lambung * Zat organik  (lysol & karbol) Edema mukosa / submukosa

Gejala & Tanda Keluhan dan gejala tergantung : - jenis zat korosif - konsentrasi zat - jumlah zat - lamanya kontak dgn dinding esofagus - sengaja diminum / tidak - dimuntahkan / tidak

5 bentuk esofagitis korosif 1. Esofagits korosif tanpa ulcerasi - disfagia ringan - esofagoskopi  mukosa hiperemis, ulcerasi (-) 2. Esofagitis korosif ulceratif ringan - esofagoskopi  ulkus hanya pada mukosa esofagus 3. Esofagitis korosif ulceratif sedang - ulkus tunggal / multipel pada lapisan otot 4. Esofagitis korosif ulseratif berat tanpa komplikasi - mukosa terkelupas + nekrosis pd seluruh lap. Esofagus 5. Esofagitis korosif ulseratif berat dengan komplikasi - perforasi esofagus  mediastinitis & peritonitis - gangguan keseimbangan asam basa

Berdasarkan gejala klinis dan perjalanan penyakitnya esofagitis ini dibagi dalan 3 fase : * Fase Akut - Berlangsung 1 – 3 hari - Pem. Fisik : luka bakar di bibir, mulut, faring disertai perdarahan. - Disfagia hebat - Odinofagia - Demam - Rasa terbakar di saluran makanan bagian atas - Mual & muntah - Kegagalan sirkulasi & pernapasan

* Fase Laten - Berlangsung 2 - 6 minggu - Keluhan berkurang - Suhu badan sudah menurun - Penderita merasa telah sembuh padahal proses kerusakan jaringan terus berjalan  sikatriks * Fase Kronis - Setelah 1 – 3 tahun - Disfagia karena terbentuk sikatriks  striktur esofagus

Diagnosis Berdasarkan : - anamnesis  riwayat tertelan zat organik - gejala klinis - pem. fisik - pem. radiologik - pem. laboratorium - pem. esofagoskopi

Penatalaksanaan Tujuan : mencegah pembentukan striktur Terapi dibedakan antara tertelan zat korosif & organik terapi akibat tertelan zat korosif : - fase akut  perawatan umum, terapi medik dan pemeriksaan esofagoskopi - fase kronik

Th/ fase akut 1. Perbaiki KU penderita, jaga keseimbangan elektrolit. Jika ada ggn elektrolit : - IVFD : Aminofusin 600  2 botol Dextrose 10 %  2 botol NaCl 0,9 % + KCl 5 Meq/liter  2 botol 2. Netralisasi zat korosif ( < 6 jam ) : - asam  beri basa / antasida - basa  beri asam / cuka encer - jika ragu (asam atau basa)  beri susu / putih telur karena bersifat amfoter

3. Antibiotika selama 2-3 minggu (5 hari bebas demam) Biasanya Penisilin 1 – 1,2 juta unit / hari. 4. Kortikosteroid diberikan sejak hari I – III. Dosis : 200 – 300 mg  tapering off tiap 2 hari Dosis maintenance : 2 x 50 mg / hari 5. Analgetik 6. Pemeriksaan esofagoskopi : hari III atau jika luka bakar di bibir sudah hilang. Jika ada ulkus : - esofagoskopi tidak boleh dilakukan - pasang NGT selama 6 minggu  esofagoskopi ulang

Th/ fase kronik Dilatasi (menggunakan busi) dgn bantuan esofagoskop : - 1x / minggu - 1x / 2 minggu - 1x / bulan - 1x / 3 bulan, sampai penderita dapat menelan makanan biasa. Jika selama 3x dilatasi hasilnya kurang memuaskan  reseksi esofagus dibuat anastomosis end to end.

Komplikasi Berupa : - syok - koma - edema laring - pneumonia aspirasi - perforasi esofagus - mediastinitis - kematian

Terima Kasih