STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Oleh : - Dedi Kurniawan 133400 - Nova Arianti 1334 - Farihatul Hasnah 13340061 - Iluh Sri Mulyanti 13340012
Latar Belakang Salah satu faktor keberhasilan pendidikan adalah adanya proses pendidikan. Salah satu kecenderungan yang sering dilakukan guru adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru Dalam implementasi Standar proses pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai unjung tombak. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan bisa dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja.
Review Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori Strategi Pembelajaran Koopertif Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang komplek dan memahami konsep-konsep yang dipelajari dengan cara mongkonsrruksi pengalamannya. Dalam pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dan pikirannya.
Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif 1. Pembelajaran secara Tim Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan sehingga tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap kelompok bersifat heterogen 2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki empat managemen/fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif 3. Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanaya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekanakan dalam pembelajaran kooperatif ini. 4. Keterampilan bekerja sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Kooperatif 1. Saling Ketergantungan Positif Saling ketergantungan positif adalah hubungan yang saling membutuhkan. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil yang optimal. 2. Interaksi Tatap Muka Interaksi tatap muka terwujud dengan adanya dialog yang dilakukan bukan hanya antara siswa dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar.
Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Kooperatif 3. Adanya Tanggungjawab Perorangan Bila setiap individu bertanggung jawab pada diri mereka sendiri maka akan melahirkan upaya belajar. Dan ini merupakan segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan, baik kemampuan yang telah dimiliki, maupun kemampuan yang baru. Aktivitas belajar siswa dilakukan secara berkelompok, sehingga diantara mereka terjadi saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan. 4. Partisipasi dan komunikasi Model pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemempuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.
Model-model Pembelajaran Kooperaif 1. Model STAD (Student Teams achievement Division) dalam model pembelajaran ini siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4/5 orang secara heterogen. guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota menguasai pelajaran tersebut. setelah itu setiap siswa menjalani kuis perseorangan tanpa bantuan siapapun guru menilai hasil siswa dan membandingkannya dengan nilai rata-rata sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi penghargaan seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai.
Model-model Pembelajaran Kooperaif 2. Model Jigsaw Kelompok cooperative ( awal ) Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 3 – 5 orang. Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana / tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada didalamnya. Kelompok Ahli Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana / tugas yang sama dalam satu kelompok Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana / tugas yang menjadi tanggung awabnya. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang telah dipahami kepada kelompok cooperative. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali kelompok cooperative (awal) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli. Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi.
Model-model Pembelajaran Kooperaif 3. Metode Invenstigasi Kelompok (Group Investigation) Pada metode investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang masing-masing beranggota 5 atau 6 orang siswa. Siswa memilih topik-topik tertentu untuk dipelajari, melakukan investigasi mendalam terhadap sub-sub topik yang dipilih kemudian menyiapkan dan mempresentasikan hasil belajar di kelas.
Model-model Pembelajaran Kooperaif 4. Metode Struktural a. Karakteristik metode struktural Metode struktural dikembangkan oleh Spencer Kagan dkk. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan metode lainnya, metode structural menekankan penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Dua macam struktur yang dapat dipilih guru untuk melaksanakan metode structural adalah think-pair-share dan numbered head together. 1) Sintaks think-pair-share Pelaksanaan think-pair-share terdiri 3 langkah : thinking, pairing, dan sharing. Langkah pertama: thinking (berpikir) Guru mengajukan sebuah pertanyaan yang terkait dengan materi ajar dan memberikan waktu satu menit kepada siswa untuk memikirkan sendiri jawabannya. Langkah kedua: pairing (berpasangan) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan secara berpasangan tentang apa yang siswa pikiran Langkah ketiga: sharing (berbagi) Guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi hasil diskusinya dengan seluruh siswa di kelas.
4. model Struktural 2. Numbered heads together Sintaks numbered heads together terdiri dari tiga langkah , yaitu sebagai berikut. Langkah pertama: numbering (penomoran) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang dan member setiap anggota kelompok tersebut nomor secara berurutan. Langkah kedua: questioning (pengajuan pertanyaan) Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan biasa bervariasi. Langkah ketiga: head together (berpikir bersama) Para siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dari gurunya. Langkah keempat: answering (pemberian jawaban) Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari setiap kelompok yang nomornya sama dengan nomor yang disebutkan guru mengangkat tangannya dan memberikan jawaban di depan kelas.
Thank you for your nice attention....