Agama !
Institusi khilafah dalam tradisis politik islam Khilafah (bahasa Arab: خلافة), adalah kepemimpinan, imamah, biasa juga disebut kekhalifahan. Ia merupakan satu bentuk pemerintahan Islam. Pemimpinya, dinamakan khalifah. bahasa ArabimamahIslamkhalifahbahasa ArabimamahIslamkhalifah Menurut al-Quran segala sesuatu di Bumi ini termasuk daya dan kemampuan yang diperolehi seseorang hanyalah kurnia daripada Allah (swt). Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah atau wakil Allah (Yang Maha Memiliki) supaya mereka dapat menggunakan kurnia tersebut sesuai dengan keridhaan- Nya. al-QuranAllahal-QuranAllah KhalifahKhalifah dianggap sebagai pewaris Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Muhammad s.a.w. KhalifahNabi Muhammad s.a.w.
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ [30] Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Seperti yang Tercantum dalam Q.S.al-Baqarah:30
Namun tidak semua ahli setuju bahwa khilafah itu merupakan konsep yang mempunyai rujukan tekstual dalam Al-Qur’an dan hadis karena khilafah bersifat ijtihadiyyah (pemikiran). Pada QS. Al-Nisa’:58-59 tersirat pengertian bahwa : kewajiban pemimpin adalah melayani rakyat dengan memegang teguh ‘amanah’ yang telah di berikan mereka dan menegakkan ‘keadilan’. Dan kewajiban rakyat adalah menaati Allah dan Rasul-Nya dan pemimpin yang sudah mereka tetapkan sendiri dengan tidak menyimpang dari hukum Allah Sebagaimana dikemukakan yatim (2008:35) menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat islam setelah beliau wafat. Beliau menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya
Pemilihan pemimpin selayaknya dilakukan dalam prosedur syura (konsensus/musyawarah) yang dilakukan oleh para wakil rakyat dalam satu majlis syura (lembaga legislatif). Seperti dalam QS. Al-Syura:38 dan Ali-Imran:159 Asy-Syura:38 Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
surat al imron ayat 159 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Berikut beberapa orang yang pernah menjadi khilafah setelah nabi Muhammad SAW wafat : 1.Abu Bakar As-Shidiq 2.Umar bin Khattab 3.Utsman Bin Affan 4.Ali bin Thalib dan Fatimah Orang-orang di atas adalah keturunan nabi karena seorang pemimpin harus mengetahui pengetahuan tentang dunia dan agama yang dalam serta terjaga dari dosa.
Namun, pada masa dinasti Umayyah lembaga khilafah menjadi lembaga yang otoriter, ketika kekuasaan dinasti Abbasyiah konsepsi khilafah berubah menjadi wakil Tuhan di bumi dalam gelar dari penguasa Abasyiah khaliffahtullah, dan muncullah gerakan anti khilafah abasyiah dengan mendirikan amir (kekuasaan di tingkat daerah) yang berarti pemimpin yang menguasai kapasitas militer tanggu seperti umar bin khattab yang bergelar amiirul mukminin. Kemudian sebutan amir berubah menjadi gelar bagi pemimpin negara islam
Berdasarkan pemamaran di atas tampak bahwa tidak ada aturan baku dalam pemilihan pemimpin dalam islam, kecuali aturan musyawarah dan mufakat. Isntitusi politik Islam hendaknya memberikan maslahat kepada semua orang. Setiap gerakan dan perjuangan keIslaman hendaknya diiringi dengan sikap arif agar tidak menimbulkan gejolak/kesalahpahaman