OLEH : RAHAYU NINGSIH OCTAVIANI B0214048 TUGAS MATA KULIAH ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN CABAI ( Capsicum annum ) DAN CARA PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT OLEH : RAHAYU NINGSIH OCTAVIANI B0214048
Cabai (Capsicum annum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia.Cabaimerupakan tanaman perdu dari famili terong‐terongan yang memiliki nama ilmiah (Capsicum sp). Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.. Cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat berfluktuasi. Apalagi menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe pasti melonjak tinggi. Hal ini yang memancing orang untuk menanam cabe, baik untuk dijual maupun sekadar untuk persediaan sendiri.
Secara umum terdapat tiga golongan cabe besar, yaitu : Cabai merah besar. Cabai merah keriting Cabai hijau Sistematika tumbuhan (taksonomi), tanaman cabai merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotiledonae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Species : Capsicum annum L.
Budidaya Tanaman Cabai Persiapan Lahan Pembibitan Persemaian Penanaman 5.Pemeliharan Tanaman Pengairan Pemasangan Ajir Perampelan Pemupukan Penyiangan
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Produktivitas yang dicapai petani pada umumnya masih berada pada tingkat di bawah potensi hasil. Salah satu penyebab masih belum dicapainya potensi hasil tersebut adalah gangguan hama dan penyakit tanaman jika tidak mendapat perhatian. Serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan tanaman mengalami kerusakan parah, dan berakibat gagal panen. Uraian di bawah ini mengulas beberapa hama dan penyakit utama cabai dan cara-cara pengendaliannya sesuai dengan strategi pengelolaan hama terpadu (PHT). Hama dan penyakit utama cabai serta pengendaliannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Hama-Hama Tanaman Cabai Dan Pengendaliannya : Kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.) Thrips (Thrips parvispinus Karny) Tungau (Polyphagotarsonemus latus Banks). Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) Hama Ulat Penggerek Buah (Helicoverpa armigera Hubner)
2. Thrips (Thrips parvispinus Karny). 1. Kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.) Secara mekanik dilakukan dengan pembersihan semua gulma dan sisa tanaman inang kutu daun yang ada di sekitar areal pertanaman cabai. Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat mengurangi masuknya kutu daun dari luar pertanaman cabai. Secara mekanik dilakukan dengan pembersihan semua gulma dan sisa tanaman inang hama Thrips yang ada di sekitar areal pertanaman cabai, Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat mencegah hama Thrips mencapai tanah untuk menjadi pupa sehingga daur hidup Thrips akan terputus.
4. Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) 3.Tungau (Polyphagotarsonemus latus Banks). 4. Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) Secara mekanik dilakukan dengan pembersihan semua gulma dan sisa tanaman inang hama tungau. Diusahakan pertanaman cabai tidak berdekatan dengan pertanaman singkong yang merupakan inang potensial hama tungau,Tanaman yang terserang berat dicabut atau pucuk-pucuknya, dipotong kemudian dikumpulkan dan dibakar. Secara mekanik dilakukan dengan mengumpulkan semua buah cabai yang rontok kemudian dibakar, karena larva di dalam buah cabai akan berubah jadi pupa yang akhirnya menjadi lalat buah baru. Penggunaan atraktan yang berbahan aktif metyl eugenol, caranya diteteskan pada kapas dan dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral.
5. Hama Ulat Penggerek Buah (Helicoverpa armigera Hubner) Cara Pengendaliannya secara kultur teknik yaitu pengaturan pola tanam, dimana tidak menanam cabai pada lahan bekas tanaman tomat dan kedelai, Secara mekanik dilakukan dengan membersihkan buah- buahan, cabai yang terserang kemudian dibakar, Penggunaan musuh alami yang menyerang hama ulat buah, antara lain parasitoid telur Trichogramma nana, parasitoid larva Diadegma argenteopilosa, dan cendawan Metharrhizium, Penggunaan insektisida kimia. Insektisida yang dapat dipilih antara lain yang berbahan aktif emamektin benzoat 5 % atau lamda sihalotrin 25 g/lt.
Penyakit-penyakit tanaman cabai dan pengendaliannya : Antraknose Penyebab (patogen) Busuk Phytophthora Layu Fusarium Bercak Daun Cercospora Layu Bakteri Virus Kuning (Pepper Yellow Leaf Curl Virus – Bulai) Penyakit Mosaik
2. Busuk Phytophthora 1. Antraknose Penyebab (patogen) Penyebab (patogen) dan gajala penyakit Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici. Sanitasi lapangan dari gulma yang dapat menjadi inang alternatif dan tanaman sakit, untuk meminimalkan sumber inokulum awal, Merawat benih dengan fungisida efektif untuk jamur golongan oomycetes, misalnya yang berbahan aktif metalaksil, Penyakit antraknose disebabkan oleh dua jenis jamur yaitu Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Menanam benih yang sehat dan bebas patogen di lahan yang juga bebas dari patogen, Melakukan perawatan benih (biji) dengan merendam dalam air hangat (550 C) selama 30 menit, atau perawatan benih dengan fungisida efektifyang direkomendasikan,
4. Bercak Daun Cercospora 3. Layu Fusarium 4. Bercak Daun Cercospora Penyebab (patogen) dan gajala penyakit Penyebab penyakit layu Fusarium adalah jamur Fusarium oxysporum var. vasinfectum. Infeksi pertama umumnya terjadi pada pangkal batang yang langsung berhubungan dengan tanah. Cara pengendalian dengan Membuat tata air yang baik untuk dapat mengatur lengas tanah dan kelembaban lingkungan, supaya perkembangan jamur Fusarium dapat dihambat, Penyebab (patogen) dan gajala penyakit Penyakit bercak daun pada cabai disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Cara pengendalian dengan Menanam benih yang sehat dan bebas patogen, Melakukan sanitasi lapangan terhadap gulma yang menjadi inang alternatif patogen serta tanaman yang terinfeksidan dimusnahkan,untuk mengurangi sumber inokulum awal,
5. Layu Bakteri 6. Virus Kuning (Pepper Yellow Leaf Curl Virus – Bulai) Penyebab (patogen) dan gajala penyakit Penyakit virus kuning yang umum disebut penyakit bulai cabai disebabkan oleh virus Gemini. Cara pengendalian dengan Menggunakan benih yang sehat dan bebas patogen. Pembuatan benih dapat dilakukan dengan menyungkup pesemaian dengan kain kasa berlubang halus untuk menghindari masuknya vektor B. tabaci, sehingga virus tidak dapat ditularkan, Melakukan sanitasi lapangan dari gulma yang menjadi inang alternatif maupun tanaman sakit sejak awal untuk menekan populasi inokulum awal. Penyebab (patogen) dan gajala penyakit, Penyebab penyakit layu bakteri adalah bakteri Ralstonia solanacearum. Cara pengendalian dengan Melakukan pergiliran tanaman dengan menanam tanaman yang bukan sebagai inang patogen. Pergiliran dengan, menanam padi sawah (diairi) sangat membantu menekan populasi patogen di dalam tanah,
7. Penyakit Mosaik Penyebab (patogen) dan gajala penyakit Penyakit mosaik pada cabai disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus (CMV), atau gabungannya dengan beberapa virus lain seperti Tobacco Mosaic Virus (TMV), Potato Virus Y (PVY) dan Chilli Veinal Mottle Virus (CVMV). Cara pengendalian dengan Melakukan sanitasi lapangan terhadap gulma dan tanaman sakit, selanjutnya dimusnahkan untuk mengurangi sumber inokulum awal, Menghindari kontak dengan tanaman sakit pada saat bekerja. Daun sakit Mengurung perbenihan tanaman cabai dengan kain kasahalus untuk mencegah masuknya vektor mencapai benih tanaman,
Pasca Panen Tanaman Cabai Cabai besar dipanen setelah berumur 75 - 85 hst, dan dapat dipanen beberapa kali Umur panen cabai tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabai dapat dipanen setiap 2 - 5 hari sekali tergantung dari luas tanaman dan kondisi pasar. Tekhnologi penanganan cabai segar yang baik, diharapkan cabai merah dapat memenuhi standar mutu produk cabai segar serta memiliki nilai tambah yang lebih baik. Pada saat cabai merah tidak dapat memenuhi standar mutu penjualan produk segar atau harga jual yang rendah, cabai merah dapat diolah menjadi produk lain yaitu tepung cabai kering atau saus cabai.
PENUTUP KESIMPULAN Tanaman cabai dapat tumbuh didataran rendah dan dataran tinggi, namun lebih baik pertumbuhannnya jika ditanam ditaran rendah. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai kebanyakan sudah dapat dikendaliakan dan ada berapa yang belum bisa dikendalikan. SARAN Petani dapat menanam cabai yang tahan segala musim, seperti contoh benih cabai yang sudah dijual dipasaran. Proses pengendalian Hama dan Penyakit perlu diminamilisir dengan penggunaan bahan kimia agar tidak mengganggu lingkungan dan kesehatan manusia
SEKIAN.. TERIMAKASIH,...........................