DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Eko Winarti, SST.,M.Kes 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 1
Salah Satu Problem Kesehatan Perempuan Indonesia adalah KANKER SERVIKS Kanker Serviks 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 2
Kanker serviks/Kanker leher rahim adalah pembelahan sel serviks (area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina) secara abnormal atau tidak terkendali. Penyebab: HPV HPV no 16 dan 18 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 3
TAMPILAN LEHER RAHIM Anatomi Serviks Normal Kanker Serviks Normal 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 4
Epidemiolo gi Kanker serviks ?? Peringkat teratas penyebab kematian pada wanita 16/ wanita (IARC,2012) 80% berasal dari negara berkembang (Nadia, 2010) Indonesia nomor 2 setelah Cina (Irawati, 2012 Diderita oleh wanita dalam permulaan kehidupan dan meningkat secara drastis mulai umur 30 tahun dan mencapai puncak pada umur tahun 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 5
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 6
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 7
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 8
Angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia tinggi..KENAPA ??? Hampir 70% Kanker serviks ditemukan dalam kondisi stadium lanjut (Samadi, 2011) Faktor penyebab terbesar tidak melakukan tes skrining secara regular (Emilia, et al., 2010). Tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukan adanya hasil abnormal. WHO 40% DARI DARI SELURUH KANKER DAPAT DICEGAH 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 9
Displasia Ringan Displasia Sedang Displasia Keras Karsinoma Insitu (=Stad 0) Kanker Serviks Lesi Pra Kanker Kanker Deteksi Dini ! tahun HPV 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 10
BAGAIMANA PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM???? 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 11
PENCEGA HAN KANKER LEHER RAHIM Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan tersier LEBIH DIANJUR KAN 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 12
1. PENCEGAHAN PRIMER Mengurangi pemaparan terhadap faktor risiko dan peningkatan daya tahan tubuh terhadap bahan karsinogenik dengan cara pembinaan pola hidup sehat. Menunda onset aktivitas seksual Penggunaan kontrasepsi barrier Pemberian vaksinasi HPV 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 13
2. PENCEGAHAN SEKUNDER a. Penapisan (screening) b. Edukasi tentang penemuan dini (early diagnosis). 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 14
Dinegara maju Jumlah kejadian kanker serviks terjadi penurunan Penemuan dan pengobatan lesi pra kanker akan mencegah terjadinya kanker serviks PENCEGAHAN SEKUNDER KANKER SERVIKS BERJALAN DENGAN BAIK meliputi deteksi dini dengan PAP SMEAR dilanjutkan terapi lesi pra kanker 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 15
3. PENCEGAHAN TERTIER Terapi dan tidak dapat dipisahkan dari semua terapi paliatif terutama bagi penderita yang telah masuk pada stadium lanjut. Pencegahan tersier dilakukan dengan penyuluhan dan konseling terhadap penderita kanker leher rahim agar dapat menjalani kehidupan seksualnya secara normal (Depkes RI, 2009). 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 16
PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN SECUNDER PENCEGAHAN TERSIER Menvegah Kontak Dengan karsinogen (HPV) Skrining Deteksi Dini dan Terapi Lesi prakanker dan Lesi invasif Dini Terapi Kanker Invasif, rehabilitasi dan Perawatan Palliatif Promotion Vaksin HPV Pap-Smear IVA Terapi: krioterapi Terapi Training: Provider PKK (Cadres) Semua perempuan Training N E T W O R K Manajemen Kanker Serviks: Kembali ke Konsep Dasar Meningkatkan cakupan Skrining (70-80%) Vaksin HPV Menurunkan Kanker Serviks stadium lanjut Menurunkan kematian krn kanker serviks Surveillance 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 17
DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 18
Pengertian Deteksi Dini/Skrining adalah: Usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan pada tubuh yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan metode atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk mengetahui kondisi tubuh seseorang. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 19
Kenapa deteksi dini kanker serviks penting??? Hasil penelitian menunjukkan bila lesi prakanker tidak diobati akan tumbuh dan berkembang menjadi kanker serviks Dengan ditemukannya penyakit dalam stadium dini bahkan pada stadium lesi pra kanker, pengobatan yang tuntas pada fase ini akan mencegah penyakit pada stadium lanjut 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 20
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 21
TES PAP SMEAR/PAPANIC OLAOU (TES PAP) PEMERIKSAAN IVA PEMERIKSAAN LUGOLIODIN TES DNA HPV JENIS DETEKSI DINI PADA KANKER SERVIKS 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 22
23 TES PAP INSPEKSI VISUAL dengan ASAM ASETAT = IVA GINESKOPI Sejak 1940an, angka kematian menurun 70% di USA, urutan ke-13 METODE SKRINING KANKER SERVIKS KENDALA SARANA dan SDM Dokter orang Dr Sp OG orang Dr PA 209 orang (tahun 2003) Sitoteknisi < 100 orang BIDAN /2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes
1. PEMERIKSAAN PAP SMEAR Mengambil sel-sel yang lepas dari permukaan mulut rahim/kanalis servikalis, kemudian dioleskan dikaca gelas, difiksasi dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan sitologi 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 24
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 25
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 26
PENCEGAHAN SEKUNDER Deteksi Dini Tes Pap 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 27
PAP NET Suatu cara pemeriksaan menyerupai Pap smear tetapi pembacaan slidenya melalui perangkat computer untuk mencari sel-sel yang dicurigai Tetapi pembacaan terakhir tetap dilakukan oleh ahli/spesialis Sitopatologi 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 28
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 29
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 30
KOLPOSKOPI (Pemeriksaan Penunjang) Pemeriksaan dengan alat optic untuk melihat perubahan pada permukaan serviks, terutama gambaran pembuluh darah dan batas SSK, dengan pembesaran X 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 31
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 32
BIOPSI Biopsi dilakukan didaerah abnormal Jika SSK terlihat seluruhnya dengan Kolposkopi Jika SSK tidak terlihat seluruhnya atau hanya sebagian Contoh jaringan diambil secara konisasi 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 33
KONISASI Konisasi cerviks adalah pengeluaran sebagian jaringan cerviks sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut (konus) Dengan kanalis servikalis sebagai sumber kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan konisasi harus selalu dilanjutkan dengan kuretase Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 34
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 35
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 36
KONISASI DIAGNOSTIK DILAKUKAN PADA KEADAAN SEBAGAI BERIKUT: a. Proses dicurigai berada di endoserviks b. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi c. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar spesimen biopsi d. Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 37
PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) Pemeriksaan leher rahim secara visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan (Depkes RI, 2010). Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks (Rasjidi, 2008). 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 38
PENCEGAHAN SEKUNDER Deteksi Dini, Alternatif lain: Setelah dipulas Asam Asetat 3 – 5% IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5%) Non –invasif Mudah— murah di Puskesmas Hasil LANGSUNG Sensitivitas, spesifisitas Memadai untuk negara di sarana terbatas INGAT VAGINA ANDA ! 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 39
KELEBIHAN IVA Tehniknya mudah dan sederhana Hasilnya langsung dapat dilihat Biaya murah Tingkat sensitivitas tinggi dan akurat, dibandingkan papsmear IVA meningkatkan deteksi hingga 30% 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 40
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) Bidan Perawat terlatih Dokter Dokter spesialis PELAKSANA I V A 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 41
SASARAN IVA Perempuan usia 30 sampai 50 tahun Wanita yang mengalami masa penurunan kekebalan tubuh/menggunakan kortikosteroid secara kronis Wanita yang mempunyai faktor risiko 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 42
Perbandingan Pemeriksaan Tes Pap dan IVA 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 43
IVA - ALAT / BAHAN ( sederhana ) Meja ginekologi (atau MEJA TULIS) Sumber cahaya yang cukup Asam asetat % Kapas lidi Sarung tangan bersih ( lebih baik steril) Spekulum vagina 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 44
IVA TEKNIK IVA Posisi litotomi, tampilkan serviks, nilai: 4 langkah 1.Mencurigakan kanker, tidak perlu IVA 2.SSK tampak seluruhnya? (Jika Ya IVA,jika Tidak beri catatan, sebaiknya tes Pap) 3.Lakukan IVA tunggu 1 menit, timbul epitel putih? IVA (+) 4. Kandidat krioterapi ? 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 45
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) Kriteria penilaian IVA I.Normal II. IVA positif : ditemukan bercak putih III. Kanker serviks 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 46
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 47
Alur Pemeriksaan IVA Inspekulo Tidak curiga kanker Tampak SSK 1. Curiga kanker Tidak tampak SSK 3. IVA Pap Smir Biopsi NegatifPositif Semua tahap ini dapat dilakukan Bidan/Perawat terlatih,Pada tindakan BIOPSI perlu bantuan DOKTER 2. SSK ? 4. KRIOTERAPI ? 4 Langkah 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 48
LATIHAN Langkah 1: Apakah serviks ini menunjukkan kanker? 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 49
NO LATIHAN 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 50
LATIHAN Langkah 2: Apakah SSK terlihat? YA 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 51
LATIHAN Tunjukkan SSK 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 52
Langkah 1: apakah iserviks ini menunjukkan kanker? LATIHAN Langkah 3: Apakah IVA (+) atau (--) 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 53
LATIHAN Tunjukkan bagian yang positif 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 54
LATIHAN Langkah 4: Apakah dapat dilakukan terapi krioterapi? 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 55
Tergantung yang menemukan Bidan - Tes Pap Perawat terlatih - Merujuk Dokter umum Lesi pra lanker Langsung KRIOTERAPI(?) (SEE and TREAT) Dokter obs - gin ---- Diagnosis Terapi TINDAK LANJUT IVA Positif 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 56
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 57
INDIKASI SKRINING KANKER SERVIKS (WHO): a. Setiap perempuan yang berusia antara tahun, yang belum pernah menjalani tes sebelumnya, atau pernah menjalani tes 3 tahun sebelumnya atau lebih. b. Perempuan yang ditemukan lesi abnormal pada pemeriksaan tes sebelumnya. c. Perempuan yang mengalami perdarahan abnormal pervaginam, perdarahan pasca sanggama atau perdarahan perdarahan pasca menopause atau mengalami tanda dan gejala abnormal lainnya. d. Perempuan yang ditemukan ketidaknormalan pada leher rahimnya. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 58
PROSEDUR DAN KLASIFIKASI HASIL PEMERIKSAAN 1. Pertama, petugas menggunakan spekulum untuk melihat serviks 2. Lalu serviks dibersihkan untuk menghilangkan cairan keputihan (discharge). 3. Kemudian asam asetat dioleskan secara merata pada serviks. 4. Setelah minimal 1 menit, serviks dan seluruh SCJ (Squamocolumnar Junction) diperiksa untuk melihat apakah terjadi perubahan acetonwhite. 5. Hasil tes (positif atau negatif) harus dibahas bersama ibu, dan pengobatan harus di berikan setelah konseling, jika diperlukan atau tersedia. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 59
HASIL PEMERIKSAAN APABILA MENUNJUKKAN: a. Hasil tes negatif: apabila permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu b. Hasil tes positif : apabila di dapatkan plak putih yang tebal atau epithel acetonwhite, biasanya dekat SCJ (Squamocolumnar Junction) c. Kanker: apabila didapatkan massa mirip kembang kol atau bisul. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 60
INTERVAL SKRINING (WHO): a. Bila skrining hanya mungkin dilakukan 1 kali seumur hidup maka sebaiknya dilakukan pada perempuan antara usia tahun b. Untuk perempuan usia tahun, bila sumber daya memungkinkan, skrining hendaknya dilakukan tiap 3 tahun sekali c. Untuk usia diatas 50 tahun, cukup dilakukan 5 tahun sekali. d. Bila 2 kali berturut-turut hasil skrining sebelumnya negatif, perempuan usia diatas 65 tahun, tidak perlu menjalani skrining. e. Tidak semua perempuan direkomendasikan melakukan skrining setahun sekali. 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 61
PENVEGAHAN KANKER SERVIKS DENGAN VAKSIN HPV PENVEGAHAN KANKER SERVIKS DENGAN VAKSIN HPV 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 62
Vaksin HPV Tersedia Vaksin Bivalent (HPV 16, 18) Vaksin Quadrivalent (HPV 6, 11, 16, 18) Vaksin HPV tipe 16 & 18 berpotensi mencegah lebih 70% kasus kanker serviks. 2,3 1.Harper M Diane, et al., 2004., Efficacy of a bivalent L1 virus-like-particle vaccine in prevention of infection with human papillomavirus types 16 and 18 in young women : a randomised controlled trial. The lancet.com 2. Munoz et al. Int J Cancer 2004; 111: ; 3. Bosch FX et al. J Nat Cancer Inst Monograph 2003; 31: 3–13; 55: ; 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 63
1.Diperlukan informasi dan persetujuan yang bersangkutan 2.Vaksin diberikan pada kelompok umur tahun dan dapat dikelompokkan menjadi : a). Kelompok tahun (Sekolah Dasar); b) tahun (SMP) dan c) 16 – 25 tahun (SMA atau Pendidikan Tinggi); d) tahun. 3. Pada usia 26 – 55 tahun dapat diberikan setelah hasil tes Pap (-) atau IVA (-) Pedoman Vaksinasi HOGI ISGO = HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia PIT Mataram, /2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 64
4. Di luar itu dapat di jaring dari wanita yang datang ke fasilitas kesehatan anak atau obstetri dan ginekologi. 5. Vaksinasi pria tidak diperlukan karena tidak cost effective 6. Vaksin dapat diberikan minimal oleh dokter 7. Pemeriksaan identifikasi DNA (Hibrid capture) tidak diperlukan sebelum vaksinasi ISGO = HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia PIT Mataram, 2007 Pedoman Vaksinasi HOGI 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 65
8. Vaksin diberikan 3 suntikan, pada bulan 0, 1-2 bulan, dan 6 bulan setelah penyuntikan pertama 9. Booster belum diperlukan (estimasi 10 tahun) 10. Perempuan dengan penyakit yang mengganggu imunitas (immunosupression) dapat diberikan vaksin 11. Wanita dengan riwayat terinfeksi HPV atau lesi prakanker dapat diberikan meskipun efektivitas lebih rendah 12. Tidak dapat diberikan pada perempuan hamil. Dapat diberikan pada perempuan menyusui. 13. Efek samping minimal dan paling sering nyeri di tempat suntikan ISGO = HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia PIT Mataram, 2007 Pedoman Vaksinasi HOGI 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 66
Konseling 1.Vaksinasi hanya untuk pencegahan dan bukan untuk pengobatan 2.Vaksinasi bila diberikan pada yang sudah mendapat infeksi atau lesi prakanker hasilnya kurang efektif. 3.Pemeriksaan skrining berkala tetap harus dilakukan ISGO = HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia PIT Mataram, /2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 67
Objektif TANTANGAN Kanker Serviks - No. 1 di Indonesia, > 70% sudah pada stadium lanjut Perjalanan Alamiah Kanker Serviks - Penyebab - Perjalanan Alamaih Pencegahan Kanker Serviks - HARAPAN - Pencegahan Primer: Penyuluhan, Vaksin - Pecegahan Sekunder: Skrining: Tes Pap, IVA Terapi Lesi Prakanker - Pencehagan Tersier: Terapi Kanker, Perawatan Paliatif 5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 68
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 69
FENOMENA SAAT INI: SERING DILAKUKAN PENYULUHAN CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE IVA TETAP RENDAH PENYULUHAN SAJA SEPERTI YANG DILAKUKAN SAAT INI TIDAK CUKUP TRIGGER YANG SESUAI
BERBAGAI JENIS TRIGGER DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE IVA (HASIL PENELITIAN 2016 PADA 410 RESPONDEN) 1. Informasi Bidan (0,801) 2. Baca buku (0,768) 3. Melihat langsung penderita kanker serviks (0,757) 4. Melihat teman yang sudah IVA (0,747) 5. Melihat acara di TV tentang deteksi dini kanker serviks (0,736) 6. Informasi dari dokter (0,726) 7. Informasi dari teman (0,702) 8. Pengalaman deteksi dini sebelumnya (0,571)
5/2/2018Eko Winarti, SST.,M.Kes 73