PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI This template can be used as a starter file for a photo album. Oleh : Dedi Junarsa
POKOK BAHASAN Pendahuluan Upaya Penanganan Kerusakan Pantai Pertimbangan Desain Bangunan Pengamanan Pantai Perencanaan Revetmen Perencanaan Tembok Laut Perencanaan Pemecah Gelombang Perencanaan Groin Perencanaan Tanggul Laut Perencanaan Jeti
Permasalahan Pantai 1. PENDAHULUAN Penurunan kualitas sumber daya Bencana/Potensi Pelanggaran kepemilikan Hambatan dalam pembangunan Instansi kurang koordinasi SDM
Penurunan kualitas sumber daya erosi, abrasi, sedimentasi, intrusi air asin, pencemaran, kerusakan hutan mangrove, dan kerusakan terumbu karang.
II.UPAYA PENANGANAN • Mengurangi laju angkutan sedimen sejajar pantai sehingga didapat keseimbangan antara suplai dan kebutuhan. Cara ini dapat dilakukan dengan memasang bangunan krib atau groin. •Mengurangi energi gelombang yang mengenai tebing pantai. Upaya ini dapat dilakukan dengan pembuatan bangunan pemecah gelombang atau krib sejajar pantai. •Memperkuat tebing pantai sehingga tahan terhadap gempuran gelombang, cara ini dapat dilakukan dengan pembuatan tembok laut ataupun revetment • Menambah suplai sedimen ke pantai. Cara ini dilakukan pada pantai berpasir, namun kegiatan ini sebaiknya menjadi kegiatan yang kontinu. •Melakukan penghijauan daerah pantai dengan tumbuhan pantai seperti pohon api-api atau pohon bakau.
Struktur Pengamanan Pantai Revetmen Tembok Laut (sea wall) Pemecah Gelombang (break water) Groin Tanggul Laut Sand Nourishment Jeti
III.PERTIMBANGAN DESAIN Data yg dibutuhkan Data medan (topografi dan bathimetri) Data gelombang dan arus Data pasang surut Data sedimen dasar dan suspensi Data bahan bangunan Data lingkungan Data sosial ekonomi Data Geotek
PARAMETER DESAIN BANGUNAN - Muka Air Laut Rencana - Pengamanan Pantai Alami - Pengamanan Pantai Buatan - Pengumpulan data dan survey
IV.PERENCANAAN REVETMEN Jenis konstruksi yang tidak masif. Fungsinya antara lain melindungi langsung pantai bagian darat di belakang struktur. Bahan konstruksi yang lazim dipergunakan antara lain susunan batu kosong, blok-blok beton, plat beton, pasangan batu dan beton. Susunan batu kosong atau blok-blok beton dengan kemiringan tertentu disebut konstruksi tipe rubble mound lapisan pelindung luar disebuat armor. Nama lain untuk pelindung tebing dari susunan armor dari batu batu kosong campuran adalah rip-rap. Antara pantai yang dilindungi dan revetmen harus ada lapisan filter yang berfungsi mencegah hanyutnya material pantai yang
■FUNGSI DAN KEGUNAAN - Fungsi revetmen serupa dengan tembok laut yaitu melindungi pantai bagian darat langsung di belakang konstruksi terhadap pengaruh gelombang dan arus. - Revetmen tidak berfungsi sebagai penahan tanah di belakang konstruksi. Revetmen dipergunakan untuk kondisi gelombang yang Moderat (dengan tinggi gelombang maks 1,5 m)
Revetment Fungsi : untuk mempertahankan garis pantai dan utilitas / daratan di atasnya
Revetmen dari pelat beton El. 2.7 m El. 2.3 m 0.4 m 0.15 m MHW El 1.1 m H. Water El. 1.4 m El. 0.4 m Revetmen dari pelat beton 1 El. 1.2 m El. 0.9 m 0.3 m 0.6 m El. -0.6 m M S L 2 Revetmen dari pelat beton bergigi
RIP - RAP Rip-rap adalah revetmen dengan lapisan pelindung luar dan susunan batu dengan diameter acak KRR = Koefisien kestabilan rip-rap (tabel 3.1) Berat maximum batu = 4 W50 Berat minimum batu = 0,125 W50
V. PERENCANAAN TEMBOK LAUT Jenis konstruksi pengaman pantai yang ditempatkan sejajar atau kira-kira sejajar dengan garis pantai, membatasi secara langsung bidang daratan dengan air laut; dapat dipergunakan untuk pengamanan pada pantai berlumpur atau berpasir. Merupakan konstruksi yang masif, direncanakan untuk dapat menahan gaya gelombang yang relatif tinggi secara keseluruhan. Fungsi utama jenis konstruksi pengaman pantai tersebut antara lain : melindungi pantai bagian darat langsung di belakang konstruksi terhadap erosi akibat gelombang dan arus dan sebagai penahan tanah di belakang konstruksi. Bahan konstruksi yang lazim dipergunakan antara lain pasangan batu dan beton. Dalam pelaksanaan tembok laut memerlukan persyaratan-persyaratan khusus yang umumnya sangat sulit realisasinya, khususnya untuk pelaksanaan tembok laut yang dilakukan secara swasembada oleh masyarakat. Kerusakan tembok laut antara lain akibat pondasi yang kurang dalam, dan aliran dibelakang tembok.
Tembok laut untuk melindungai kawasan reklamasi sistem polder FUNGSI DAN KEGUNAAN Tanggul laut (sea wall) adalah bangunan maritim yang dipergunakan untuk melindungi fasilitas yang terdapat dibelakang bangunan tersebut dari ancaman gelombang laut atau kenaikan muka air laut, terutama dari ancaman luapan air laut. Tembok laut untuk melindungai kawasan reklamasi sistem polder
Tembok Laut-Seawall Tembok laut sedang digempur gelombang, reklamasi teluk Manado Fungsi : untuk mempertahankan garis pantai dan utilitas / daratan di atasnya Tembok laut di Bali, rusak akibat gempuran gelombang
Tembok Laut Ditempatkan sejajar pantai atau kira-kira sejajar dengan garis pantai Membatasi secara langsung bidang daratan dan air laut (menempel pada tebing pantai) Dapat dibuat masif atau tidak masif Berfungsi pula sebagai penahan tanah dibelakang tembok
TEMBOK LAUT Tembok laut beton (masif) Tanggul laut dengan riprap Toe protection Tanggul laut Saluran drainasi Rip-rap Tanggul laut dengan riprap Tembok laut tumpukan batu (rubble mound) –tdk masif)
PERTIMBANGAN PEMAKAIAN a. STRUKTUR MASSIF (MONOLIT) DINDING VERTIKAL Pemakaian material relatif sedikit Dapat dipergunakan sekaligus sebagai bangunan dermaga. Perlu persyaratan fondasi khusus karena merupakan bangunan rigid. Tidak meredam energi gelombang (merefleksikan gelombang). DINDING MIRING + REFLEKTOR Mempunyai lebar fondasi yang cukup (dibanding dinding vertikal) Mempunyai rayapan gelombang yang tinggi, untuk mengurangi tinggi rayapan diperlukan wave reflector Tidak meredam energi gelombang
PERTIMBANGAN PEMAKAIAN b. STRUKTUR TUMPUKAN BATU TEMBOK LAUT Meredam energi gelombang Dapat dibangun pada tanah dasar yang relatip lunak Merupakan bangunan yang fleksibel. Tidak harus kedap air TANGGUL LAUT Biasanya konstruksi harus kedap air
Keuntungan dan Kerugian Jenis tembok Keuntungan Kerugian Tembok laut masif Bahan bangunan relatif sedikit Rapih Tidak flexibel Pada pelaksanaan memerlukan pengawasan yang seksama Bila terjadi kerusakan sulit memperbaikinya Tembok laut tidak masif Flexibel Bila terjadi kerusakan mudah Pengawasan dalam pelaksanaan relatif mudah Memerlukan bahan yang banyak Kurang rapih
TEMBOK LAUT Tembok laut masif : Bahan : pasangan batu atau beton Bagian-bagian tembok : Kepala tembok Badan tembok Pondasi tembok Pelindung kaki Saluran drainase Struktur penguat dasar tanah dibawah tembok (untuk tanah yang lunak) Bahan pengisi belakang tembok dan lapisan filter
Contoh tembok laut Bahan pengisi Saluran Geotekstil 7.04 m 7,04 m 1m pasir & kerikil 0.3m 1m 1:1 0.5m f =0.2 m Geotekstil Lubang f =0.1 m 12.27 m 1 m 1:1.5 7.04 m Saluran 7,04 m Contoh tembok laut
PERENCANAAN- TEMBOK LAUT MASIF 1.Penentuan rayapan gelombang. 2. Penentuan elevasi mercu 3. Gaya gelombang - Tekanan gelombang berdiri - Tekanan gelombang pecah 4.Konstruksi pelindung kaki 5.Gaya lateral akibat tekanan tanah pada tembok laut -Tekanan tanah aktif - Tekanan tanah pasif 6.Gaya Gempa 7. Sistim drainase 8. Wave reflector 9. Kontrol stabilitas
RAYAPAN Rayapan adalah kenaikan muka air yang terjadi apabila gelombang mengenai struktur Untuk menghitung tinggi rayapan dipergunakan grafik Besaran yang diperlukan adalah bilangan Irribaren Ir = Dengan diketahuinya bilanan Ir dapat ditentukan harga Ru/H sesuai dengan lapisan permukaannya
Grafik Run-up gelombang
PENENTUAN ELEVASI MERCU TEMBOK LAUT Geotekstil DWL Fb Ru W/2 W W/10 El = DWL + Ru + F Material pengisi Toe protection Concrete cap
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN DALAM PERENCANAAN TEMBOK LAUT MASIF Gaya gelombang pada dinding : Gelombang tidak pecah (Metode Miche-Rundgren) Gelombang pecah (Metode Minikin) Perkiraan kedalaman pondasi (dg) dg ≈ Hmax Rayapan : untuk menentukan elevasi puncak tembok Limpasan (apabila elevasi mercu tembok lebih rendah dari tinggi rayapan) Tekanan tanah dan daya dukung tanah Struktur pelindung kaki
GAYA GELOMBANG Ru = 1,5 HD P1 = (A1+A2) HD P2 = P1/(Cosh2 .d/L) Pu Ru d h h’ Pb Pb = 1,5 HD Pu = 1,25 HD Ru = 1,25 HD Ru = 1,5 HD P1 = (A1+A2) HD P2 = P1/(Cosh2 .d/L) P3 = A3 P1 Pu = A1. A2. HD
Hal - hal yang perlu diketahui dalam pembuatan tembok laut antara lain: Erosi di kaki tembok akibat arus balik pada proses refleksi gelombang Abrasi di badan tembok akibat hempasan gelombang yang membawa material halus (misalnya pasir) dan material kasar (misal kerikil dan koral); Erosi pantai bagian hilir atau down drift tembok akibat adanya perubahan fenomena gelombang
Aliran air di belakang tembok akibat adanya limpasan (overtopping) gelombang lewat mercu tembok atau aliran air hujan yang menyebabkan terjadinya lubang di belakang tembok Lepasnya batu tembok laut dari pasangan batu; Miringnya tembok akibat tekanan tanah Turunnya tembok laut yang disebabkan kecilnya daya dukung tanah pondasi
Erosi di down drift tembok laut Arus balik Dasar pantai awal Dasar pantai setelah erosi Erosi yang melemahkan stabilitas tembok Arus balik Erosi di kaki tembok Laut Tembok laut Arah angkutan pasir Seajajar pantai Garis pantai asli Perpanjangan tembok, masuk kedalam darat Erosi Erosi di down drift tembok laut
Genangan air di belakang tembok akibat adanya limpasan dan air hujan Air mengalir lewat belakang tembok, membawa sediment halus, menyebabakan terjadinya gerowongan Limpasan Dasar pantai Air hujan Genangan air di belakang tembok akibat adanya limpasan dan air hujan Gerowongan akibat aliran air yang membawa sedimen halus, menyebabkan menurunnya stabilitas tembok Dasar pantai Gerowongan di belakang tembok
Kemiringan tembok laut Tembok semula Dasar pantai Tekanan tanah Tembok miring akibat tekanan tanah Kemiringan tembok laut Turun Dasar pantai Turunnya tembok laut
LIMPASAN Limpasan terjadi apabila mercu struktur lebih rendah dari tinggi rayapan Volume air yang melimpas perlu diketahui untuk menentukan ukuran saluran drainase di belakang tembok Salah satu rumus yang sederhana untuk menentukan besarnyalimpasan dikenalkan oleh Shi-Gai,H dkk sebagai berikut : gavc = Volume limpasan rata-rata Ro = Tinggi rayapan H = Tinggi struktur dari SWL
SALURAN DRAINASE DAN TEMBOK SAYAP Fungsi saluran drainase untuk menampung air hujan dan air limpasan, agar tidak terjadi aliran di belakang tembok yang mengangkut sedimen halus Tembok sayap merupakan peralihan antara struktur tembok dengan pantai yang dilindungi, umumnya dibagian down-drift dari tembok yang terjadi erosi Panjang sayap antara 10 - 15 m
BAHAN PENGISI DI BELAKANG TEMBOK Bahan pengisi di belakang tembok terdiri dari pasir kasar campur kerikil Untuk mmudahkan aliran air, di belakang tembok perlu dipasang lubang drainase 10 cm, setiap jarak 2 m Untuk mencegah masuknya pasir ke lubang drainase perlu dipasang lapisan ijuk di pangkal saluran Untuk mencegah hanyutnya material halus dibelakang bahan pengisi, perlu dipasang filter yang membatasi tebing dari lapisan pengisi
STRUKTUR PELINDUNG KAKI/PONDASI Fungsi : Mencegah terjadinya erosi di kaki tembok Sebagai pemecah gelombang Bahan : Umumnya dari susunan batu kosong Berat butir batu untuk pelindung kaki dan pondasi diberikan dengan persamaan : Nilai Ns3 didapat dari grafik 2.11
Grafik Hubungan antara angka stabilitas NS untuk pondasi dan pelindung kaki
GAYA LATERAL FG = kh. W kh = ad/g ad =z.ac.v PD = ½. Ke. H2 PG = kh d Pa Pp 1/3. H FG = kh. W kh = ad/g ad =z.ac.v PD = ½. Ke. H2 PG = kh d
SISTEM DRAINASI & WAVE REFLECTOR Sal. Drainasi Pipa Drainasi H Filter 2 HD 1,5 HD 1 1,5 Elevasi muka air laut rencana
PERHITUNGAN KESTABILAN TEMBOK Untuk menghitung kestabilan Tembok kondisi yang harus dipertimbangkan : Kondisi saat air surut dan tanah di belakang jenuh air Kondisi saat air tinggi dan gelombang tinggi dan tanah di belakang tembok kosong
Gambar Kondisi saat air surut dan tanah dibelakang tembok jenuh air 11.42 Pa W1 7.547 2.68 Pp 6.135 W2 C Fs W3 Gambar Kondisi saat air surut dan tanah dibelakang tembok jenuh air Rm 0.85 4.72 Rs’ W1 3.53 4.6 W3 W2 6.135 Pp Fs D Gambar Kondisi saat air tinggi dan gelombang Tinggi; tanah di belakang tembok kosong
TEMBOK LAUT TIDAK MASIF Tembok laut tidak masif dikenal dengan tembok laut tipe rubble-mound Tembok laut tipe rubble-mound dari batu atau blok beton yang disusun membentuk kemiringan (1:1,5; 1:2; 1:3) Lapisan terluar disebut armor. Lapisan dibawahnya disebut lapisan pengisi dan lapisan pondasi Armor dari blok-blok beton yang telah dikenal antara lain :kubus, tetrapod, dolos, hexapod dan quadripod
PERENCANAAN TEMBOK LAUT-TIDAK MASSIF - melimpasnya air di atas tanggul laut (overtopping) - melimpasnya gelombang di atas tanggul (wave overtopping) - lereng tanggul longsor (slip circle) - tanggul mengeser (sliding) - bocor dan membentuk pipa (piping) - penurunan (settlement dan tilting) - likuifaksi (liquefaction) - erosi (erosion and scouring) - kecelakaan (tertabrak kapal, bom )
1.Penentuan rayapan gelombang. 2. Penentuan elevasi mercu PERENCANAAN TDK MASIF 1.Penentuan rayapan gelombang. 2. Penentuan elevasi mercu 3.Penentuan lapis lindung 4.Struktur pelindung kaki 5.Inti kedap air 6.Jenis dan spesifikasi lapis lindung 7.Pondasi
1.PENENTUAN RAYAPAN GELOMBANG. Ru = tinggi rayapan gelombang (m) H = tinggi gelombang datang (m) Lo = panjang gelombang = 1,56 T2 (m) T = periode gelombang (detik) Ir = angka Irribaren f (Ir) = koefisien rayapan gelombang = kemiringan dinding tembok laut
2. Penentuan Elevasi Mercu Mercu tembok ditentukan dengan nilai rayapannya Tinggi rayapan dihitung dengan menggunakan grafik 3.4 sebagai fungsi dari bilangan Irribaren Ir = Dengan diketehui Ir dapat diketahui R/H yang tergantung dari jenis permukaannya
3. Penentuan Lapis Lindung : W = Berat minimum batu (tf) H = Tinggi gelombang rencana (m) KD = Koefisien stabilitas batu lindung (Tabel 3.1) = Sudut lereng tanggul laut = Berat satuan batu lapis lindung (tf/m3) = Berat satuan air laut (tf/m3) = ( - )/
UNTUK MENENTUKAN BERAT UNIT ARMOR DIKENAL RUMUS HUDSON, SEBAGAI BERIKUT : W : berat jenis batu pelindung (kg atau ton) r : berat jenis batu (kg/m3 atau ton/m3) w : berat jenis air laut (kg/m3 atau ton/m3) H : tinggi gelombang rencana (m) r : r/w : sudut kemiringan sisi pemecah gelombang (0) KD : koefisien stabilitas yang diperoleh dari tabel 2.1 W untuk bstu diperkenankan antara 0,75 W – 1,25 W dengan perbandingan 50% lebih berat dari W
Tabel Koefisien KD untuk berbagai jenis butir Lapis Lindung n Penem patan Lengan Bangunan Ujung (kepala) Bangunan Kemi ringan Gelombang Pecah Tidak Pecah Batu Pecah Bulat halus Bersudut kasar 2 >3 1 Acak 1,2 1,6 *1 2,4 3,2 2,9 1,1 1,4 1,9 2,3 1,5 – 3,0 *2 2,0 4,0 1,3 2,8 1,5 3,0 Paralelepiped Khusus *3 Khusus 2,2 5,8 7,0 – 20 4,5 7,0 8,5 – 24 2,1 5,3 - 4,2 6,4 Tetrapod dan Quadripod 8,0 5,0 3,5 6,0 5,5 Tribar 9,0 10,0 8,3 7,8 8,5 6,5 Dolos 15,8 31,8 16,0 14,0 Kubus dimodifikasi Hexapod Batu pecah (KRR) (graded angular) Seragam 12,0 7,5 9,5 15,0 2,5 Blok beton bergigi 12 - 14 16 - 18
LEBAR PUNCAK, TEBAL LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN JUMLAH BATU Lebar puncak dihitung dengan rumus : Tebal lapisan pelindung Jumlah butir batu untuk satu satuan luas Harga Ko ditujukan pada tabel 2.2
BATU BUATAN Syarat : 1) Armor harus tahan terhadap keadaan lingkungan, tidak mudah lapuk, tahan terhadap gaya dinamik, dan tidak rusak akibat bahan kimia 2) Mempunyai berat jenis yang cukup besar > 2,5 , 3) Armor dari beton harus berkualitas bagus, paling tidak mempunyai kekuatan 30 mpa atau mutu beton K-350 4) Armor harus cukup kasar shg mampu menahan gaya gelombang.
Beberapa Tipe Batu Pelindung (Armor) Pemecah Gelombang
Beberapa Tipe Batu Pelindung (Armor) Pemecah Gelombang
Acrropode (1981) Acrropode II (2004)
Acrropode II X-bloc Dolos
A-Jack Acrropode Kubus
Kubus Beton Tetrapod Kubus Akmon A-Jack Akmon A-Jack
Aplikasi Batu Pelindung Buatan (Armor) Pemecah Gelombang
Koefisien stabilitas KD untuk berbagai jenis Lapis Pelindung
FONDASI Concrete Cap Geotextile Core Material Tanah timbunan Lapis lindung Matras bambu Tiang bambu
VI PEMECAH GELOMBANG Breakwater Keuntungan Fungsi : untuk melindungi pantai dari hantaman gelombang yang datang dari lepas pantai dengan memecah gelombang datang diluar garis pantai Keuntungan - Dapat dibuat dari berbagai macam material Kerugian - Tidak efektif mencegah angkutan sedimen ke laut lepas - Akan timbul tonjolan-tonjolan pasir (tombolo)
Offshore Breakwater melemahkan GELOMBANG sebelum mencapai PANTAI.
VII PERENCANAAN GROIN Jenis konstruksi pengaman pantai terhadap erosi yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan angkutan pasir sejajar pantai (longshore sanddrift). Fungsi menahan atau mengurangi besarnya angkutan pasir sejajar pantai. Oleh karena itu maka krib ini hanya cocok untuk pengamanan pada pantai yang berpasir. Dengan dipasangnya krib, maka gerakan sedimen sejajar pantai akan tertahan dibagian udik (updrift) dari krib dan sebaliknya akan terjadi erosi di bagian hilir (downdrift) krib. Tergantung dari makin panjang krib makin tinggi kapasitas menahannya. Sebaliknya untuk krib yang rendah dan pendek kapasitas menahannya akan berkurang. Namun demikian ada suatu harga batas maximum dan minimum, dimana bila krib dibuat lebih tinggi dan lebih panjang tidak akan menambah kapasitasnya, sebaliknya bila krib dibuat lebih rendah dan lebih pendek dari harga batas minimum tidak akan berfungsi sama sekali. Bahan konstruksi yang lazim dipergunakan antara lain susunan batu kosong, pasangan batu, tiang pancang beton atau baja dan blok-blok beton.
Groin Keuntungan - Efektif menahan angkutan sedimen sejajar pantai - Tidak merubah karakter pada surf zone - Dapat dibuat dari berbagai macam material Kerugian Dapat menimbulkan rip current Dapat menimbulkan gerusan di hilirnya (down drift) Pada perencanaan yang kurangteliti dapat menghancurkan pantai di bagian lain karena perubahan arus Fungsi : untuk menciptakan kestabilan garis pantai dengan menahan angkutan sedimen sepanjang pantai
GROIN/Krib Tegak lurus BENTUK T
Groin dan Jetty dibangun dalam upaya mengendalikan proses fisik di pantai.
KRIB TEGAK LURUS PANTAI Bangunan pengamanan pantai terhadap erosi yang disebabkan terganggunya keseimbangan angkutan pasir menyusur pantai Fungsi : Mengatur dan menahan angkutan pasir menyusur pantai Kinerja : Dengan adanya rib akan terjadi sedimentasi di up-drift dan erosi di down-drift krib
JENIS, BAHAN, JARAK, PANJANG DAN TINGGI KRIB Krib masif dari bahan beton atau pasangan batu Krib tidak masif merupakan krib dengan tipe rubble-mound Jarak dan panjang krib merupakan besaran yang saling berpengaruh, tergantung dari arah gelombang Tinggi dan panjang krib berpengaruh pada kapasitas menahan angkutan menyusur pantai
TIPE-TIPE KRIB Tipe I Krib yang berfungsi menahan pasir menyusur pantai secara keseluruhan tanpa adanya pengisian pasir, sehingga akan terjadi sedimentasi di bagian up-drift dan erosi di bagian down-drift (gambar 4.3a) Tipe II Krib yang berfungsi menahan angkutan menyusur pantai secara keseluruhan dengan pengisian pasir untuk mencegah terjadinya erosi di bagian pantai antara 2 krib yang berurutan (gambar 4.3b) Tipe III Krib yang berfungsi menahan angkutan pasir menyusur pantai secara keseluruhan dengan pengisian pasir untuk memajukan garis pantai antara 2 krib yang berurutan (gambar 4.3c) Tipe IV Krib yang berfungsi mengurangi besarnya angkutan pasir menyusur pantai (gambar 4.3d) I,II,III : Stabil statis; IV : Stabil dinamis
Gambar 4.1 Proses sedimentasi dan erosi pada krib tunggal Krib tungal Sedimentasi Garis pantai awal Gambar 4.1 Proses sedimentasi dan erosi pada krib tunggal Krib Erosi Sedimentasi Gambar 4.2 Proses sedimentasi dan erosi pada sisitem krib
Gambar 4.3 Tipe-tipe krib a1 Arah gelombang A. Krib Tipe I Arah angkutan pasir sejajar pantai Sedimentasi Erosi Garis pantai Sesudah ada krib tanpa pengisian pasir Jarak krib =Lk Arah gelombang Pasir yang perlu diisikan Garis pantai awal Garis pantai Arah angkutan pasir sejajar pantai B. Krib Tipe II C. Krib Tipe III Garis pantai Garis pantai awal Pengisian pasir Arah gelombang a1 a2 Garis pantai awal Arah angkutan pasir sejajar pantai Garis pantai Sesudah ada krib D. Krib Tipe IV Gambar 4.3 Tipe-tipe krib
BENTUK GARIS PANTAI STABIL STATIS Dapat dihitung dengan metode Parabolik Parameter-parameter yang diperlukan Titik tetap udik Titik tetap hulu Arah gelombang dan normalnya Panjang garis kontrol Ro Sudut antara garis kontrol dan normal Gelombang () Rumus : R = Jarak titik yang ditinjau = Sudut antara normal gelombang dengan R
PERHITUNGAN ANGKUTAN SEDIMEN MENYUSUR PANTAI TOTAL TAHUNAN Dalam SPM, 1984 telah dikenalkan suatu rumus untuk menentukan besarnya angkutan sedimen tahunan sebagai berikut : Q = Besarnya sedimen menyusur pantai tahunan (m3/thn) f = Frekuensi gelombang (%) Ho = Tinggi gelombang perairan dalam (m) o = Sudut datang gelombang di perairan dalam (0)
bahu pantai (beach berm) damping pantai (near shore) Ruas horisontal (RH) Ruas miring (RM) Ruas luar (RL) Mercu krib Puncak krib LLWL Profil pantai Dasar pantai bahu pantai (beach berm) muka pantai (fore-shore/ beach face) damping pantai (near shore) Gambar 4.5 Tampang memanjang elevasi puncak krib
ELEVASI PUNCAK KRIB TEGAK LURUS PANTAI Krib dibagi tiga : Ruas horizontal (RH) Ruas miring (RM) Ruas luar (RL) Ruas horizontal dibuat masuk kedarat Untuk menentukan semua pasir yang akan melimpas tinggi krib dibuat setinggi air maksimum dan naiknya muka air akibat benturan gelombang dengan krib (+ 0,60 m) Ruas miring dibuat sejajar dengan fore shore Ruas luar meliputi bagian yang menjorok ke laut
VIII TANGGUL LAUT (TaL) Tanggul laut adalah struktur pengaman pantai yang dipasang sejajar atau kira-kira sejajar dengan garis pantai. Tanggul laut ini merupakan struktur yang tidak masif dan dipasang beberapa puluh meter di depan pantai yang akan dilindungi ASPAL MUKA AIR DESAIN HHWS Urugan batu RUMPUT 1:5 1:3 LEMPUNG / PASIR Bagian kedap air
TANGGUL LAUT TIPE TANGGUL LAUT BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR Massif/ Monolit Tumpukan Batu (rubble structure) BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR Tanggul Laut Masif - Tanggul Laut Tidak Masif Kepala/mercu tembok, ● Mercu tembok Badan tembok, ● Lapisan pelindung (armor layer) Fondasi tembok ● Lapisan pengisi (core material) Pelindung kaki, ● Fondasi Saluran drainase
Tanggul laut
FUNGSI DAN KEGUNAAN Tanggul laut (sea dikes) adalah bangunan maritim yang dipergunakan untuk melindungi fasilitas yang terdapat dibelakang bangunan tersebut dari ancaman gelombang laut atau kenaikan muka air laut, terutama dari ancaman luapan air laut. Tembok laut adalah bangunan maritim yang dipergunakan untuk melindungi pantai dari ancaman gempuran gelombang sehingga tidak terjadi erosi dan abrasi Tanggul laut untuk melindungai kawasan reklamasi sistem polder Tembok laut untuk melindungi kawasan reklamasi sistem timbunan
IX JETI (Jt) Jeti berfungsi mengendalikan penutupan muara sungai atau saluran oleh sedimen, juga digunakan untuk menjaga kestabilan alur pelayaran dan inlet pasang surut,menahan arus yang melintang alur dan mengalihkannya agar melintas melalui bagian perairan yang lebih dalam sehingga risiko gangguan lebih kecil untuk pelayaran.
Terima Kasih