BIMBINGAN TEKNIS IDENTIFIKASI SUMBER DAYA AIR DAN PENGEMBANGAN POLA TANAM BOGOR, 20-22 MARET 2018 SOSIALISASI PETA LOKASI INDIKATIF PENGEMBANGAN EMBUNG KECIL DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA DI LAHAN KERING UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PERTANAMAN Budi Kartiwa BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2018
MATERI PAPARAN PENDAHULUAN EMBUNG KECIL DAN BANGUNAN PENAMPUNG LAINNYA PENELITIAN BADAN LITBANG 2016-2017 : PEMETAAN LOKASI INDIKATIF SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR METODE PENENTUAN SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR MELALUI PENDEKATAN GIS PETA SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR VERIFIKASI PETA SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR PEMETAAN LOKASI INDIKATIF PENGEMBANGAN EMBUNG KECIL DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA MENDUKUNG PROGRAM 30.000 EMBUNG KEMEN DESA PDTT
PENDAHULUAN Lahan kering : agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman tahunan . Indonesia memiliki daratan daratan sekitar 188 juta ha terdiri atas 148 juta ha lahan kering (78%) dan 40 juta ha lahan basah (22%). Keterbatasan air pada LK mengakibatkan usaha tani tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, sehingga hanya memiliki indeks pertanaman (IP) 100. Selain pada lahan kering, lahan IP 100 dapat terjadi juga pada lahan sawah tadah hujan dan lahan sawah yang terletak di bagian paling hilir daerah irigasi (Tail Irrigated Area).
Keterbatasan air untuk irigasi dapat disebabkan oleh dua keadaan yaitu : (i) sumber air tidak tersedia atau tidak mencukupi, atau (ii) sumber air tersedia bahkan melimpah akan tetapi belum dapat dimanfaatkan secara optimal dikarenakan teknologi ataupun infrastruktur yang sesuai belum tersedia Amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia no. 1 tahun 2018 : percepatan penyediaan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya di desa => mengintruksikan Menteri Pertanian bersama-sama dengan Menteri PUPR untuk menyiapkan potensi lokasi pembangunan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya yang terintegrasi dengan area pertanian.
EMBUNG KECIL DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA Prasarana dan sarana pertanian yang dibangun untuk : mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan untuk irigasi menyediakan sumber irigasi alternatif pada saat sumber irigasi utama tidak mampu memenuhi kebutuhan air tanaman Embung Kecil : adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam/ cekungan untuk menampung air hujan, air limpasan (run off), mata air dan/atau sumber air lainnya yang terbuat dari bangunan beton, tanah yang diperkeras, lembaran terpal PE atau geomembran untuk dipergunakan mendukung usaha pertanian baik tanaman pangan, peternakan maupun perikanan. Embung Kecil memiliki kapasitas tampungan maksimum 2000 m3 Bangunan Penampung Air Lainnya Dam Parit; (2) Long Storage; (3) Pompa Sungai (4) Sumur Dangkal/Sumur Bor
Karakteristik Infrastruktur Embung dan Long Storage Definisi Waduk mikro untuk memanen aliran permukaan dan curah hujan sebagai sumber irigasi suplementer di musim kemarau Tampungan air memanjang berfungsi menyimpan luapan aliran permukaan dan curah hujan sebagai sumber irigasi suplementer di musim kemarau Persyaratan Bulan Basah < 3 dan CH < 1500 m/thn Memiliki Daerah Tangkapan Air (DTA) di wilayah hulu berukuran > 30x luas embung (30 ha : 1 ha) (wilayah berbukit atau bergunung) Daerah cekungan alami yang sering tergenang banjir (dataran rendah) Tanah tidak porus Dekat dengan sumber air berupa saluran irigasi/ drainase atau sungai pasang surut Lahan datar (kemiringan <1%) Infrastruktur Utama Galian tanah atau bendung urugan tanah Galian memanjang Pintu stop log Infrastruktur Penunjang Pompa Bak Bagi Saluran Distribusi/ Pipa Saluran Distribusi/Pipa Sumber Air Curah hujan Aliran permukaan (runoff) Suplesi Irigasi Pasang Surut Sungai Kapasitas Layanan Irigasi Efektif 5 – 15 ha Kelebihan Lokasi dekat lahan irigasi Sesuai kaidah konservasi air, menurunkan aliran permukaan, meningkatkan kelengasan tanah Kekurangan Ketersediaan air terbatas Membutuhkan biaya investasi dan operasional
Karakteristik Infrastruktur Pemanfaatan Air Permukaan dan Dam Parit Pompa Air Sungai Dam Parit Definisi Pompa irigasi untuk memanfaatkan sumber air permukaan (sungai, danau) yang memiliki elevasi jauh lebih rendah dari lahan dan mendistribusikannya secara gravitasi melalui saluran irigasi Infrastruktur pertanian untuk membendung aliran parit atau sungai kecil serta mendistribusikannya untuk mengairi lahan di sekitarnya. Persyaratan Sungai orde 3 atau lebih yang mengalir sepanjang tahun dengan debit min. 15 liter/detik Target lahan irigasi berjarak < 100 m dari sumber Sungai orde 1, 2 atau 3 yang mengalir sepanjang tahun dengan debit min. 5 liter/detik Target lahan irigasi berjarak < 2 km dari sumber air dan memiliki elevasi lebih rendah dari elevasi dam parit Infrastruktur Utama Pompa Irigasi Tipe Sentrifugal, Kapasitas Debit 15 l/s pada Head 10 m, Mesin Diesel 11.5 HP Bendung Mikro Pintu Intake Infrastruktur Penunjang Bak Bagi Saluran Terbuka/Saluran Tertutup Saluran Terbuka Sumber Air Air Sungai Air Danau Kapasitas Layanan Irigasi Efektif 10 – 25 ha 25 – 150 ha Kelebihan Lokasi mudah didapatkan Teknologi sederhana Pasokan air kontinyu Tidak memerlukan biaya operasional Berkelanjutan Kekurangan Memerlukan biaya operasional pompa Lokasi sulit didapatkan, jauh dari lokasi pertanian dan umumnya memiliki topografi berbukit/ bergunung
Karakteristik Infrastruktur Sumur Dangkal dan Sumur Bor Definisi Sumur gali berdiameter 1 m berkedalaman <30 m atau sumur pantek berdiameter 2-3 inci dengan kedalaman < 30 m Sumur bor berdiameter 6-8 inci dengan kedalaman lebih dari > 80 meter yang dibuat pada wilayah akuifer sedang – tinggi Persyaratan Bulan Basah < 3 dan CH < 1500 m/thn Berada dalam zona Cekungan Air Tanah (CAT) Berada dalam zona Cekungan Air Tanah (CAT) potensial Memiliki ketebalan aquifer memadai (Hasil survey geolistrik) Infrastruktur Utama Sumur gali atau sumur pantek Pompa Sentrifugal Mesin Diesel Sumur Bor Pompa celup Genset Infrastruktur Penunjang Bak Bagi Saluran Tertutup/pipa Sumber Air Air Tanah Dangkal Air Tanah Dalam Kapasitas Layanan Irigasi Efektif 5 – 10 ha 15 – 30 ha Kelebihan Pasokan Air kontinyu Lokasi dekat lahan dan tidak mengurangi luas lahan Kekurangan Ketersediaan air terbatas Membutuhkan biaya operasional pompa Sebaran aquifer terbatas
Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya Long Storage Dam Parit Pemanfaatan Air Sungai (Pompa Irigasi) Sumur Dangkal Sumur Bor
PENELITIAN BADAN LITBANG 2016-2017 : PEMETAAN LOKASI INDIKATIF SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR (EMBUNG DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA) Cakupan kajian yang sangat luas (4 juta ha) meliputi 34 provinsi di Indonesia, membutuhkan alat bantu berupa peta yang menunjukkan lokasi indikatif sebaran dan jenis infrastruktur panen air hingga level desa. Peta sebaran dan jenis infrastruktur dianalisis melalui pendekatan GIS menggunakan perangkat lunak ArcGIS Ver. 10.2.2 Bahan analisis adalah jenis dan skala peta yang telah tersedia saat ini di beberapa kementerian dan lembaga.
METODE PENENTUAN SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR MELALUI PENDEKATAN GIS PETA DASAR Peta Sumber Peta Penggunaan Lahan Skala 1 : 250.000 BPN, 2012 Peta Sawah Skala 1 : 250.000 Kementan, 2010 Peta Jaringan Sungai Skala 1 : 250.000 BIG, 2000 Peta Batas Pantai Skala 1 : 250.000 Peta Status Kawasan Skala 1 : 250.000 Kemen LHK, 2014 Peta Cekungan Air Tanah Skala 1 : 2.000.000 ESDM, 2009 Peta Administrasi Skala 1 : 250.000 BPS, 2011 Peta DEM SRTM 90 m USGS
Peta Penggunaan Lahan , BPN 2012 PETA DASAR Peta Penggunaan Lahan , BPN 2012 Peta Sawah, Kementan 2010 Peta CAT, ESDM 2009 Peta Kawasan , KLHK 2014 Peta Admin, BPS 2010
PETA TEMATIK Peta Sebaran Sawah Tadah Hujan (IP 100) Peta Lahan Kering (Tegalan/Pekarangan) Peta Zona Penyangga Jaringan Sungai selebar 0.1 dan 2 km Peta Kelerengan (Lereng < 2 %) Peta Kawasan Budi Daya Pertanian (APL=Alokasi Penggunaan Lain) Peta Zona Penyangga Garis Pantai 10 km Peta Pola Curah Hujan Peta Batas Desa Peta Cekungan Air Tanah
DIAGRAM TAHAPAN PENETAPAN LOKASI DAN PILIHAN INFRASTRUKTUR PETA PENGGUNAAN LAHAN PETA CAT Tegalan PETA IP 100 + LAHAN KERING PETA SAWAH Sawah IP 100 PETA POLA CURAH HUJAN PETA SEBARAN CALON LOKASI PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN PETA JARINGAN SUNGAI Zona Penyangga 0.1 dan 2 km PETA BATAS DESA PETA LERENG Klas : 1, 2 , 3, > 3% DAM PARIT PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN EMBUNG LONG STORAGE SUMUR DANGKAL PENETAPAN JENIS, JUMLAH DAN DIMENSI INFRASTRUKTUR PETA STATUS KAWASAN APL, Hutan PETA GARIS PANTAI Zona Penyangga 5 dan 10 km
Kriteria dan Algoritma Penentuan Jenis Infrastruktur Kode Kriteria Kriteria Luas Zona Jarak dari Sungai < 2 km Zona Jarak dari Sungai < 100 m Zona Cekungan Air Tanah (CAT) Zona Jarak dari Garis Pantai < 10 km Jenis Infrasruktur Panen Air 20000 2 Embung 20001 1 Long Storage 20010 Sumur Dangkal 20011 21000 Pemanfaatan Air Sungai 21001 21010 21011 21100 21101 21110 21111 30000 3 30001 30010 30011 31000 Dam Parit 31001 31010 31011 31100 31101 31110 31111 40000 4 40001 40010 40011 41000 41001 41010 41011 41100 41101 41110 41111 Kriteria Luas 2 : 15 - 30 ha 3 : 30 - 70 ha 4 : >70 ha
PETA SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR
SASARAN LUAS LAYANAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PANEN AIR No Propinsi Dam Parit Embung Long Storage Pemanfaatan Sungai Sumur Dangkal Jumlah Luas Layanan (Ha) 1 ACEH 18,671 67,996 6,709 100,950 3,626 197,953 2 BENGKULU 314 219 5,747 6,280 3 JAMBI 21,549 47,624 38 105,038 50 174,299 4 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 20,110 2,189 2,644 1,256 941 27,139 5 KEPULAUAN RIAU 1,733 1,563 1,249 1,074 5,619 6 LAMPUNG 87,663 13,209 946 227,736 65 329,619 7 RIAU 12,628 18,517 212 67,753 391 99,502 8 SUMATERA BARAT 7,051 9,867 1,260 408 18,586 9 SUMATERA SELATAN 133,929 7,491 223 122,416 264,060 10 SUMATERA UTARA 9,198 49,555 24,664 83,417 11 BANTEN 4,900 2,485 1,701 31,812 489 41,387 12 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1,952 2,596 174 10,249 34 15,005 13 DKI JAKARTA 263 17 1,179 1,459 14 JAWA BARAT 14,802 28,529 4,759 56,848 758 105,696 15 JAWA TENGAH 8,985 31,044 2,197 95,016 258 137,500 16 JAWA TIMUR 44,956 65,778 20,195 290,908 1,450 423,287 KALIMANTAN BARAT 20,141 35,631 2,211 137,618 750 196,351 18 KALIMANTAN SELATAN 40,368 96,432 2,778 320,615 213 460,407 19 KALIMANTAN TENGAH 13,081 74,637 99,932 20 187,669 KALIMANTAN TIMUR 53,872 70,639 4,761 337,596 1,126 467,995 21 KALIMANTAN UTARA 5,402 4,828 3,480 16,292 277 30,280 22 GORONTALO 1,235 1,840 842 6,184 29 10,129 23 SULAWESI BARAT 3,515 9,689 378 19,417 108 33,108 24 SULAWESI SELATAN 40,856 52,121 9,746 278,819 3,756 385,297 25 SULAWESI TENGAH 8,912 8,456 4,481 69,656 91,728 26 SULAWESI TENGGARA 11,215 12,697 2,154 28,937 1,315 56,317 27 SULAWESI UTARA 2,448 2,745 1,575 25,524 32,292 28 BALI 691 298 300 1,944 266 3,499 NUSA TENGGARA BARAT 5,588 7,197 3,200 17,693 587 34,265 30 NUSA TENGGARA TIMUR 9,297 23,283 5,347 38,921 3,264 80,112 31 MALUKU 4,009 3,383 2,080 888 10,361 32 MALUKU UTARA 1,647 616 2,867 8,384 340 13,855 33 PAPUA 1,105 5,332 1,812 11,487 1,589 21,324 PAPUA BARAT 558 299 484 5,973 43 7,357 612,068 759,147 91,039 2,566,565 24,339 4,053,157 17
BIAYA INVESTASI INFRASTRUKTUR PANEN AIR Dalam Juta Rupiah No Propinsi Dam Parit Embung Long Storage Pemanfaatan Sungai Sumur Dangkal Jumlah 1 ACEH 84,020 367,180 26,834 600,655 14,505 1,093,195 2 BENGKULU 1,698 874 34,195 36,768 3 JAMBI 96,968 257,171 151 624,977 202 979,470 4 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 90,495 11,820 10,576 7,472 3,763 124,126 5 KEPULAUAN RIAU 7,800 8,441 4,996 4,295 25,532 6 LAMPUNG 394,484 71,330 3,785 1,355,029 259 1,824,887 7 RIAU 56,825 99,994 850 403,130 1,565 562,364 8 SUMATERA BARAT 31,731 53,284 5,040 1,631 91,686 9 SUMATERA SELATAN 602,682 40,452 894 728,378 1,372,406 10 SUMATERA UTARA 41,392 267,595 146,750 455,737 11 BANTEN 22,052 13,421 6,803 189,281 1,956 233,513 12 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 8,782 14,020 697 60,979 137 84,615 13 DKI JAKARTA 1,419 67 7,015 8,501 14 JAWA BARAT 66,608 154,058 19,038 338,245 3,031 580,980 15 JAWA TENGAH 40,433 167,636 8,789 565,347 1,030 783,235 16 JAWA TIMUR 202,301 355,199 80,781 1,730,904 5,802 2,374,987 17 KALIMANTAN BARAT 90,636 192,409 8,843 818,827 2,999 1,113,715 18 KALIMANTAN SELATAN 181,658 520,732 11,114 1,907,661 854 2,622,018 19 KALIMANTAN TENGAH 58,865 403,037 594,595 78 1,056,575 20 KALIMANTAN TIMUR 242,425 381,453 19,044 2,008,694 4,505 2,656,121 21 KALIMANTAN UTARA 24,311 26,072 13,921 96,940 1,109 162,352 22 GORONTALO 5,555 9,934 3,370 36,794 116 55,769 23 SULAWESI BARAT 15,817 52,323 1,510 115,534 433 185,617 24 SULAWESI SELATAN 183,852 281,455 38,983 1,658,971 15,023 2,178,284 25 SULAWESI TENGAH 40,102 45,663 17,923 414,456 519,037 26 SULAWESI TENGGARA 50,467 68,564 8,615 172,173 5,258 305,078 27 SULAWESI UTARA 11,017 14,825 6,299 151,869 184,010 28 BALI 3,109 1,609 1,200 11,566 1,065 18,549 29 NUSA TENGGARA BARAT 25,144 38,863 12,799 105,274 2,350 184,429 30 NUSA TENGGARA TIMUR 41,838 125,731 21,388 231,582 13,054 433,592 31 MALUKU 18,041 18,270 8,322 3,553 48,186 32 MALUKU UTARA 7,412 3,325 11,470 49,884 1,362 73,453 33 PAPUA 4,973 28,791 7,246 68,346 6,356 115,711 34 PAPUA BARAT 2,510 1,617 1,935 35,541 171 41,773 2,754,306 4,099,391 364,154 15,271,064 97,354 22,586,269 18
PETA SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR KAB. MALANG, JAWA TIMUR
No KECAMATAN DESA Penggunaan Lahan Luas (Ha) Kode Infrastruktur Jenis Infrastruktur 1 AMPELGADING LEBAKHARJO LK 16.5 2 Pemanfaatan Air Sungai 54.6 3 60.6 4 BANTUR PRINGGODANI 15.0 5 Sumur Dangkal SUMBERBENING 24.2 6 28.1 7 SW 18.9 8 DONOMULYO KEDUNGSALAM 9 GEDANGAN 16.3 10 GIRIMULYO 11 TUMPAKREJO 27.6 12 GAJAHREJO 32.1 13 KALIPARE ARJOWILANGUN 77.5 Dam Parit 14 ARJOSARI 25.1 15 KEPANJEN MOJOSARI 18.5 16 NGADILANGKUNG 18.6 17 22.5 18 KROMENGAN KARANGREJO 40.3 19 15.3 20 22.3 21 JAMBUWER 21.9 22 NGADIREJO 31.0 23 60.7 24 40.8 25 115.3 26 NGANTANG BANTUREJO 48.2 27 PAGAK SUMBERMANJING KULON 22.1 28 SUMBERMANJING SITIARJO 20.8 29 19.0 30 22.0 31 TAMBAKREJO 16.9 32 17.8 33 27.2 Tabel Nama Desa, Penggunaan Lahan, Luas Target dan Jenis Infrastruktur Kab Malang Hasil Analisis GIS
BEBERAPA CATATAN TERKAIT HASIL ANALISIS LOKASI DAN INFRASTRUKTUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN GIS Data dan Informasi yang dihasilkan dari hasil analisis GIS hanya menjadi alat bantu dalam menentukan lahan potensial yang memungkinkan untuk ditingkatkan IP nya sekaligus menentukan jenis infrastruktur pemanfaatan air Penentuan peta sebaran sawah IP 100 bukan berdasarkan survey lapangan, akan tetapi merupakan hasil analisis gabungan antara data spasial sebaran sawah dengan data tabular IP level kecamatan Penggunaan Data DEM SRTM 90 m serta penggunaan peta dasar lainnya pada skala 1 : 250.000, tidak akan dapat mengungkap kondisi aktual di lapang secara detil (seperti misalnya perbedaan tinggi antara permukaan air sungai dengan lahan).
SURVEY LAPANG IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI PETA SEBARAN DAN JENIS INFRASTRUKTUR PANEN AIR Verifikasi dan Identifikasi Lahan Hasil analisis GIS Badan Litbang dan Ditjen PSP, Kementan telah membentuk tim untuk memverifikasi data sebaran infrastruktur hasil analisis GIS. Tim telah mendatangi beberapa desa yang terdaftar dalam tabel hasil analisis GIS dan melakukan verifikasi lokasi calon infrastruktur menggunakan peta pdf bergeoreferensi yang telah tersimpan dalam smartphone yang dilengkapi perangkat lunak Avenza Tim memverifikasi lokasi calon infrastruktur dan menggali beberapa informasi penting : karakteristik calon infrastruktur, potensi luas, penggunaan lahan aktual, kemiringan lahan, karakteristik sumber air (jenis, potensi). Data dan informasi lokasi dan jenis infrastruktur panen air hasil verifikasi lapang selanjutnya diserahkan ke Kemendesa untuk disimpan dalam basis data digital sistem informasi SIPPERDES (Strategi Intervensi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) (psdattg.ppmd.kemendesa.id)
SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PANEN AIR KEMENDESA 2017 KALIMANTAN INFRASTRUKTUR JUMLAH UNIT LUAS LAYANAN (HA) DAM PARIT 114 8.445 EMBUNG 84 4.043 LONG STORAGE 52 6.496 PIPANISASI 14 971 POMPANISASI 226 12.536 SALURAN AIR 196 13.757 LAINNYA 83 2.986 TOTAL 769 49.234 SULAWESI INFRASTRUKTUR JUMLAH UNIT LUAS LAYANAN (HA) SUMUR AIR TANAH 24 1.238 DAM PARIT 229 19.043 EMBUNG 300 12.446 LONG STORAGE 50 3.112 POMPANISASI 193 13.173 SALURAN AIR 473 20.084 LAINNYA 15 320 TOTAL 1.284 69.491 MALUKU DAN PAPUA INFRASTRUKTUR JUMLAH UNIT LUAS LAYANAN (HA) DAM PARIT 36 4.725 EMBUNG 28 1.606 LONG STORAGE 7 1.299 POMPANISASI 40 1.510 SALURAN AIR 71 7.329 LAINNYA 11 514 TOTAL 193 16.983 SUMATERA INFRASTRUKTUR JUMLAH UNIT LUAS LAYANAN (HA) DAM PARIT 777 71.760 EMBUNG 278 16.714 LONG STORAGE 262 19.583 PIPANISASI 4 165 POMPANISASI 1.500 68.704 SALURAN AIR 535 72.663 SUMUR DANGKAL 25 225 LAINNYA 75 7.804 TOTAL 3.456 260.181 JAWA INFRASTRUKTUR JUMLAH UNIT LUAS LAYANAN (HA) DAM PARIT 1.463 113.770 EMBUNG 343 31.367 LONG STORAGE 330 49.184 PIPANISASI 59 2.943 POMPANISASI 529 21.599 SALURAN AIR 658 79.333 SUMUR DANGKAL 9 296 LAINNYA 107 2.738 TOTAL 3.498 301.230 BALI DAN NUSA TENGGARA INFRASTRUKTUR JUMLAH UNIT LUAS LAYANAN (HA) DAM PARIT 109 13.061 EMBUNG 75 14.231 LONG STORAGE 38 2.246 POMPANISASI 209 6.235 SALURAN AIR 248 15.865 LAINNYA 2 47 TOTAL 681 51.683
REKAPITULASI HASIL SURVEY TIM SDA BBP2TP PER 9 MARET 2018
PEMETAAN LOKASI INDIKATIF PENGEMBANGAN EMBUNG KECIL DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA MENDUKUNG PROGRAM 30.000 EMBUNG KEMENDESA Hasil Rapat Koordinasi antara Tim KEMENTAN, KEMENDESA, DAN KEMEN PUPR Akhir Februari 2018, terungkap ada usulan 40.000 calon lokasi pengembangan Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air lainnya. Daftar Calon Lokasi tersebut perlu di disinkronkan dengan Daftar Lokasi Embung dan Bangunan Penampung lainnya hasil survey Tim SDA BBP2TP 2016-Maret 2018 Daftar calon Lokasi Embung Hasil Sinkronisasi akan dipetakan dalam Peta Lokasi Indikatif skala 1:25.000. Peta Lokasi Indikatif Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya skala 1:25.000 disusun dari hasil overlay Peta Google Earth, Peta DEM, Peta Deliniasi Target Lahan Irigasi serta Ploting Titik Lokasi Embung dan Bangunan Air Lainnya.
LS Timur-Hulu 2.332 m3 Luas layanan 17.6 ha (Jagung) Potensi Penambahan Kapasitas Tampungan Panen Air melalui Pembangunan Long Storage LS Timur-Hilir 3.603,6 m3 LS Barat-Hilir 4.229,5 m3 LS Timur-Hulu 2.332 m3 Luas layanan 17.6 ha (Jagung) LS Barat-Hulu 5.841 m3 Saluran Drainase Barat Saluran Drainase Timur
Terima Kasih