Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 2010 PEMANFAATAN AGENS HAYATI AKTINOMISET UNTUK MENGENDALIKAN ULAT KUBIS (Crocidolomia pavonana) DAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA CABAI PEMANFAATAN AGENS HAYATI AKTINOMISET UNTUK MENGENDALIKAN ULAT KUBIS (Crocidolomia pavonana) DAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA CABAI Disusun oleh: Nelly Nailufar A34070027 Radhy Alfitra A34070069 Yayu Siti N A34070058 Risa Sondari A A34080065 Dosen Pembimbing: Ir Djoko Prijono, MAgrSc. INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Latar Belakang Perkembangan hama dan penyakit tanaman dapat menimbulkan kerugian sampai 100% Larva Crocidolomia pavonana dan Colletotrichum capsici OPT penting pada tanaman hortikultura Penggunaan pestisida sintetik Agens hayati dari kelas Actinomycetes sebagai alternatif pengendalian Belum banyak penelitian mengenai Actinomycetes di Indonesia
Perumusan Masalah Hama ulat C. pavonana dan cendawan C. capsici merupakan hama penting pada tanaman kubis-kubisan dan patogen penting pada tanaman cabai Pengendaliannya masih bertumpu pada penggunaan pestisida sintetik Cara-cara pengendalian non-kimia yang efektif di tingkat petani masih terbatas
Tujuan Penelitian Mengetahui keefektifan senyawa metabolit sekunder dari beberapa jenis isolat Actinomycetes terhadap hama dan patogen tanaman, yaitu C. pavonana dan C. capsici.
Luaran Penelitian Menghasilkan produk berupa agens pengendali hayati Actinomycetes yang berpotensi mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman pertanian sehingga diperoleh teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman yang efektif terhadap OPT sasaran dan aman terhadap lingkungan serta konsumen.
Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bulan Februari sampai Mei 2010
Bahan dan Metode Bahan dan alat Kultur murni Actinomycetes, Kultur murni C. capsici, Larva C. pavonana, Caisin , Yeast extract agar (YEA), K2HPO4, Casamino acid , D-glucose, akuades. Cawan petri, Tabung reaksi, Pipet 10 µl, Alumunium foil, plastik seal.
Bahan dan Metode Isolasi Actinomycetes Karakterisasi Actinomycetes Uji toksisitas terhadap larva C. pavonana Uji Potensi Antagonis Actinomycetes terhadap Colletrotichum sp. Penyiapan metabolit sekunder Actinomycetes Uji Efek Fungisida In vitro Uji toksisitas terhadap larva C.pavonana Uji Efek Fungisida In vivo
Isolasi Actinomycetes Jemur + haluskan Tanah Shaker 30 menit Platting sebanyak 100 µl Tambahkan aquades Inkubasi 2 minggu Isolat Actinomycetes
Karakterisasi Actinomycetes Isolat murni Pemurnian (inkubasi 2 minggu) Isolat Actinomycetes
Uji Potensi Antagonisme Actinomycetes terhadap Colletrotichum sp. Uji Efek Fungisida In vitro Isolat Colletotrichum sp. Isolat Actinomycetes Goresan Actinomycetes Hasil Colletotrichum sp. Uji Antagonisme
Uji toksisitas terhadap larva C. pavonana 2 hari Daun 5 cm x 5 cm (2) Suspensi Actinomycetes Celup ke suspensi, keringanginkan Amati larva mati + 15 larva
Penyiapan metabolit sekunder Actinomycetes 15 ml per tabung Isolat Actinomycetes Media Luria broth Satu lup per tabung Inkubasi @ shaker selama 1 minggu
Hasil dan Pembahasan Hasil Hasil inkubasi selama 3-4 minggu pada media WYE (water-yeast extract-agar), YCED (casamino acid-yeast extract-glucose-agar), dan CYD (casamino acids-yeast extract-D-glucose-agar), dihasilkan 12 isolat murni Actinomycetes yang berasal dari tanah pertanaman kubis. 12 Isolat Actinomycetes
Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Karakteristik morfologi isolat Actinomycetes No. Isolat Media Ciri 1 AKT1 WYE Keabuan/putih, Permukaan kasar 2 AKT2 Putih/keabuan, Permukaan sedikit halus, Berserat-serat 3 AKT3 Keabuan, Permukaan kasar 4 AKT4 Putih, Permukaan kasar 5 AKT5 Abu-abu, Permukaan kasar, Berserat-serat 6 AKT6 7 AKT7 YCED Abu-abu, Permukaan kasar 8 AKT8 Coklat muda, Permukaan kasar 9 AKT9 Coklat tua, Permukaan kasar 10 AKT10 Hialin, Permukaan agak halus, Berserat 11 AKT11 Putih keabuan 12 AKT12 Hialin, Berserat
Hasil dan Pembahasan Dari uji toksisitas Actinomycetes terhadap larva C. pavonana diperoleh hasil tidak ada larva yang mati, sehingga dapat disimpulkan bahwa Actinomycetes yang diujikan pada uji pendahuluan belum efektif oleh karena itu sedang dilakukan uji lanjutan.
Hasil dan Pembahasan Hasil uji potensi antagonisme Actinomycetes terhadap Colletotrichum sp. belum dapat di ambil hasil akhirnya karena masih menunggu pertumbuhan candawan uji dan bakteri ujinya.
Hasil dan Pembahasan Tabel 2 Uji potensi antagonism e Actinomycetes terhadap Colletotrichum sp. Isolat Pertumbuhan Bakteri Cendawan AKT1 Kontam AKT2 Sudah tumbuh Belum tumbuh AKT3 AKT4 AKT5 AKT6 AKT7 AKT8 AKT9 AKT10 AKT11 Sudah tumbuh AKT12
Kendala dan Solusi Kendala Penelitian Kontaminasi pada saat mengisolasi koloni Actinomycetes, kontaminasi pada saat uji potensi antagonisme terhadap Colletotrichum sp. dan keterbatasan alat. Solusi Untuk mengatasi hal ini kami bekerja dengan lebih teliti dan aseptik agar tidak terjadi kontaminasi.
Kesimpulan Isolat Aktinomiset terbanyak diperoleh dari tanah pertanaman kubis organik dan selanjutnya tanaman cabai kemudian tanah perakaran tanaman botani. Actinomycetes yang diperoleh diduga berpotensi mengendalikan OPT sasaran.
Laporan Keuangan No. Uraian Harga (Rp) 1 Bahan percobaan 3356000 2 Dana yang diterima : Rp. 7.000.000,- Pengeluaran : Rp. 6.483.000,- Sisa : Rp. 517.000,- No. Uraian Harga (Rp) 1 Bahan percobaan 3356000 2 Peralatan 1862000 3 Transportasi 615000 4 Studi Literatur 225000 5 Pembuatan Laporan 425000 Jumlah 6483000
Terima Kasih Wasalamu’alaikum. Wr. Wb.