Penyakit Parkinson Oleh : Ika Hardiyanti B C Advisor : dr. Andi Farida Supervisor: dr. Abdul Muis, Sp. S(K)
DEFINISI Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit yang disebabkan karena penurunan kadar dopamin pada pars compacta substantia nigra. Daerah ini memainkan peran yang penting dalam sistem ekstrapiramidal yang mengendalikan postur tubuh dan koordinasi gerakan motorik volunter, sehingga penyakit ini karakteristiknya sehingga Penyakit ini ditandai dengan adanya tremor, rigiditas, bradikinesia/akinesia dan instabilitas postural Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamin dengan berbagai macam sebab.
EPIDEMIOLOGI Penyakit tersebut terjadi pada satu dari setiap seratus orang yang berusia lebih dari 60 tahun dan lebih mempengaruhi pria daripada wanita. Diperkirakan menyerang orang Indonesia dari total jumlah penduduk sebesar Total kasus kematian akibat penyakit parkinson di Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia
ETIOLOGI 1.Usia 2.Genetik 3.Periode 4.Faktor lingkungan
Anatomi
Patogenesis
PATOFISIOLOGI Dopamin diproyeksikan ke striatum dan seterusnya ke ganglion basalis. Reduksi ini menyebabkan aktivitas neuron di striatum dan ganglion basalis menurun, menyebabkan gangguan keseimbangan antara inhibitorik dan eksitatorik.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI 1.Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans: Kronis, tetapi penyebabnya belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini. 2.Parkinsonismus sekunder atau simtomatik: Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain. 3.Sindrom paraparkinson (Parkinson plus): bisa didapat pada Progressive supranuclear palsy, Multiple system atrophy, degenerasi kortikobasal ganglionik, sindrom demensia.
MANIFESTASI KLINIS Gejala motorik 1.Tremor 2.Rigiditas 3.Akinesia/bradikinesia 4.Postural instability Gejala motoric lain : Face Masked Kesulitan rolling di tempat tidur atau naik dari posisi duduk; Festination Frozen Gejala Non-motorik 1.Disfungsi otonom 2.Gangguan suasana hati 3.Gangguan kognitif 4.Ganggun tidur (insomnia) 5.Gangguan sensasi 6.Hypophonia 7.Disfagia
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS Tekana darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri Menilai respons terhadap stress ringan Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional Pemeriksaan penunjang Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS 1.Diagnosis “possible” 2.Diagnosis “probable” 3.Diagnosis “definite”
STADIUM KLINIS Berdasarkan Hoehn and Yahr: Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi Stadium 2: Terdapat gejala bilateral Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat Stadium 4: Terdapat gejala yang berat Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage)
PEMERIKSAAN PENUNJANG CT Scan Kepala: diharapkan akan didapatkan gambaran terjadinya atropi kortikal difus, dengan sulki melebar, dan hidrosefalus eks vakuo.
PENATALAKSANAAN 1.Terapi Famakologik 2.Terapi Pembedahan 3.Terapi Non Farmakologik
Terapi Famakologik
1.Pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa) 2.Agonis dopamin: Bromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax), Pramipexol (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin 3.MAO Inhibitor: Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect) 4.Antikolinergik: thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin) 5.Neuroproteksi: MPTP, vitamin E (tocopherol), Coenzym Q10 6.Obat lain: nikotin, rotigotine transdermal patch
Terapi Pembedahan 1.Pallidotomi: Menekan gejala akinesia, gangguan jalan dan gangguan bicara 2.Thalamomi: Menekan gejala tremor, rigiditas, diskinesia karena obat 3.Deep Brain Stimulation: memperbaiki waktu off dari levodopa dan mengendalikan diskinesia. 4.Transplantasi: jaringan medula adrenalis (autologous adrenal) yang menghasilkan dopamin. kesulitan prosedur baik teknis maupun perijinan.
Terapi Non Farmakologik 1.Edukasi 2.Terapi rehabilitasi 3.Tai Chi
Efek dari pengobatan Fluktuasi “Wearing off”. Fluktuasi On-Off
Komplikasi
Prognosis Dubia ad malam Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson Dengan treatment yang tepat, kebanyakan pasien dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis Pada tahap akhir, penyakit parkinson dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat menyebabkan kematian.