KONSEP FILSAFAT UMUM DAN SIFAT DASAR BERFIKIR FILSAFAT Di susun oleh kel 1: Sofiyatul Ummah Neng deti Siti Fatimah
PENGERTIAN FILSAFAT Filsafat merupakan perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainya yang selalu berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminology. Filsafat secara etimologi kata filsafat yang dalam bahasa arab adalah falsafah dan juga dalam bahasa inggris dikenal dengan philosophy, merupakan sebuah kata yang berasal dari Istilah bahasa yunani kuno yakni philosophia. Kata philoshopia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafah berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.
MENURUT PARA AHLI Filsafat secara terminologis merupakan arti yang dikandung oleh istilah atau statement ‘filsafah’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan,seperti : 1) Plato : filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. 2) Aristoteles : filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaraan yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). 3) Al farabi: filsafah adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
FAKTOR FILSAFAT Adapun, sejumlah faktor yang menyebabkan filsafat muncul dan mewarnai hampir seluruh kehidupan manusia, antara lain : Ketakjuban Banyak filsafat mengatakan bahwa awal yang menjadi kelahiran filsafat ialah thaumasia (kekaguman, keheranan, atau ketakjuban) Ketidakpuasan Sebelum, filsafat lahir berbagai mitos dan mite memainkan peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai mitos dan mite berupaya menjelaskan asal mula dan pristiwa-pristiwa yang terjadi di alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu. Akan tetapi,penjelasan dan keterangan yang diberikan oleh mitos-mitos dan mite-mite itu makin lama makin tidak memuaskan manusia.
METODE FILSAFAT Kata ‘metode’ diambil dari bahasa Belanda atau Inggris, dan bangsa Eropa mengambilnya dari bahasa Yunani methodos. Jadi, kata ini adalah sambungan ‘kata depan’ yaitu meta- berarti “menuju, melalui, mengikuti, sesudah”, dan kata benda hodos, artinya “jalan”, perjalanan, cara dan arah.” Kata methodos lebih banyak dipahami sebagai penelitian, kerangka kerja ilmiah, hipotesa ilmiah, dan uraian keilmuan.” Secara luas, metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Ada tiga bagian penting yang tercakup dalam metodologi: Metodologi empiris Logika dan Epistemologi.
MACAM-MACAM METODE FILSAFAT Ada dua macam dalam metode filsafat yang paling dasar, yakni Metode Umum dan Metode Khusus. Metode Umum Ada dua pasang metode berfikir : Deduksi-Induksi dan Analisis- Sintesis. Metode Induksi Ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Ada banyak metode khusus diantaranya adalah : Metode Kritis-dialektis. Socrates (470-399 SM), Plato (427-347 SM) Socrates (470-399 SM) menganalisis objek-objek filsafatnya secara kritis dan dialektis. Metode Intuitif. plotinos (205-270) dan hendri bergson (1859- 1941) Intuisi bisa berarti pengenalan terhadap sesuatu secara langsung atau kemampuan untuk memiliki pengetahuan segera dan langsung tentang sesuatu tanpa menggunakan rasio. Para filsuf yang menjadi pelopor ini adalah plotinos (205-270) dan hendri bergson (1859-1941). Metode Skolastik. Thomas Aquinas (1225-1247) Metode Skolastik dikembangkan oleh Thomas Aquinas (1225-1247). Juga disebut metode sintetis deduktif.
Metode deduksi Ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal masalah yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat kusus. Penarikan kesimpulan secara khusus itu adalah sebagai berikut: “Setiap manusia yang ada di dunia pasti suatu ketika akan mati, contohnya Si Ahmad adalah manusia, atas dasar ketentuan yang bersifat umum tadi karena Ahmad adalah manusia maka suatu ketika ia akan mati.” Metode Analisis Adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan pemerincian terhadap obyek yang diteliti. Metode analisis ini dapat diterapkan terhadap pengertian-pengertian yang bersifat apriori dan aposteriori. Makna apriori adalah sifat bahanya diperoleh tidak melalui atau tidak berupa pengalaman indrawi. Berarti, adanya hanya pikiran manusia. Misalnya dalam bentuk kontruksi-kontruksi pikiran atau bahkan dalam bentuk citra pikiran manusia.
Metode Sintesis Adalah jalan yang dipakai untuk mendapakan ilmu pengetahuan ilmiah dengan cara mengumpulkan atau menggabungkan. Metode ini pula bararti cara penanganan terhadap obyek ilmiah tertentu dengan cara menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, yang pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang sifatnya baru. Contoh apabila kita menggambarkan Ahmad pergi haji ke Mekah berarti, bahwa pada dasarnya baik pengertian yang berupa subyek maupun yang berupa predikat semua itu merupakan dapat ditangkap oleh indrawi dan dalam hal ini sesudah kita mengalaminya, misalnya kita melihat sendiri bahwa Si Ahmad pergi haji ke makkah. Metode Khusus Metode khusus ialah metode khas tiap-tiap ilmu atau kelompok ilmu. Pada dasarnya setiap ilmu atau kelompok ilmu memiliki metode khasnya masing- masing. Metode ini berkenaan dengan “operasi” atau kegiatan “riset” dalam ilmu bersangkutan.
Metode Geometris. Rene Descartes (1596-1650) Rene Descartes (1596-1650) adalah pelopor filsafat modern yang berusaha melepaskan dari pengaruh filsafat klasik. Dalam metodenya Descartes mengintegrasikan logika, analisa geometris dan aljabar dengan menghindari kelemahannya. Metode Transendental. Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant (1724-1804) dalam filsafat mengembangkan metode kritis transcendental. Kant berpikir tentang unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur-unsur mana yang terdapat dalam rasio manusia. Ia melawan dogmatisme.
Analisa tersebut dibedakan dalam beberapa macam: Metodenya merupakan analisa criteria logis mengenai titik pangkal. Analisa tersebut dibedakan dalam beberapa macam: Analisa psikologis. Analisa ini merupakan penelitian proses atau jalan kegiatan yang factual. Prinsipnya adalah mencari daya dan potensi yang berperanan. Kemudian memperhatikan peningkatan taraf kegiatan, inferensi, asosiasi, proses belajar, dsb. Analisa logis. Meneliti hubungan antara unsur-unsur isi pengertian satu sama lain. Analisa ontologis. Meneliti realitas subjek dan objek menurut adanya. Analisa kriteriologis. Meneliti relasi formal antara kegiatan subjek sejauh ia mengartikan dan menilai hal tertentu.
Metode Dialektika. George Wilhelm Friederich Hegel, (1770-1831) Metode yang dikembangkan oleh Hegel (George Wilhelm Friederich Hegel, 1770-1831) disebut metode dialektis. Disebut demikian sebab jalan untuk memahami kenyataan adalah dengan mengikuti gerakan fikiran atau konsep. Metode teori dan sistem tidak dapat dipisahkan karena saling menentukan dan keduanya sama dengan kenyataan pula. Metode Analitika Bahasa. Ludwig Von Wittgenstein (1889-1951) Menurut Ludwig Von Wittgenstein (1889-1951) filsafat adalah hanya merupakan metode Critique of Language. Analisa bahasa adalah metode netral. Tidak mengandaikan epistemology, metafisika, atau filsafat. Metode Wittgenstein mempunyai maksud positif dan negatif.
Metode Analitika Bahasa. Ludwig Von Wittgenstein (1889-1951) Menurut Ludwig Von Wittgenstein (1889-1951) filsafat adalah hanya merupakan metode Critique of Language. Analisa bahasa adalah metode netral. Tidak mengandaikan epistemology, metafisika, atau filsafat. Metode Wittgenstein mempunyai maksud positif dan negatif. Positif maksudnya bahasa sendiri yang dijelaskan. Apakah memang dapat dikatakan dan bagaimanakah dapat dikatakan. Metode Empiris :Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan- cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris. Metode Non-positivistis Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).
Metode fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat- hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu: a. Reduksi fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita agar mendapat fenomena semurni-murninya. b. Reduksi eidetis. c. Reduksi transendental
SIFAT DSAR BERIKIR FILSAFAT Cara-Cara Berfikir Filosof Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berfikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berfikir secara global, atau berfikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini, sebagai upaya untuk dapat berfikir secara tepat dan benar serta dapat di pertanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi persyaratan: sitematis Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-masing unsur saling berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
Koheren Koheren atau runtut, unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut didalamnya memuat suatu kebenaran logis. Rasional Yang dimaksud dengan rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah berfikir (logika). Sinoptik Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral. Konsepsional Secara umum istilah konspsional berkaitan dengan ide (gambar) atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Sehingga maksud dari ‘konsepsional’ sebagai upaya untuk menyusun suatu bagian yang terkonsepsi (jelas).
CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT Menurut Clarnce I. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan atau problem kehidupan manusia. Tidak semua kegiatan atau berbagai problema kehidupan tersebut dapat dikatakan sampai pada derajat filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problem yang terdapat beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiraan filsafat, antara lain sebagai berikut : Universal Pemikiran filsafat mempunyai kencenderungan yang sangat umum , dan tingkat keummumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, keadilan,kebebasan, dan lain-lainya.
Tidak faktual Kata lain tidak faktual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini bukan berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus. 3. Bersangkutan dengan nilai C. J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian.Yang dibahas dalam penilaian adalah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebut sebagai nilai social, kegamaan, budaya, dan lainya.
Berkaitan dengan arti Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar filosof dalam mengungkapkan ide-idenya searah dengan arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang tepat (ilmiah), semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan atau sesat dalam penyampaian. Implikatif Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung impliksi (akibat logis). Dari implikasi tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis: dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterunya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menyuburkan intlektual.
FUNGSI DAN KEGUNAAN FILSAFAT Kita tentunya pernah mendengarkan kata fungsi dan kegunaan dan terkadang kita juga turut mencampur adukan atau mengangap kedua aspek ini sama. Sesungguhnya, kedua aspek ini memiliki perbedaan dalam konteks penyajianya, namun kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain. Tanpa yang satu, maka satu aspeknya lagi tidak dapat berjalan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini: Fungsi Filsafat Sejauh mana filsafat dapat memenuhi harapan-harapan manusia, itulah fungsinya. Filsafat memberikan kepada manusia keinsafan dan pandangan jauh kedepan serta arti pentingny hidup.
KEGUNAAN FILSAFAT Dengan memperhatikan defenisi dari filsafat itu sendiri, sesungguhnya telah dapat tergambar dan dipahami mengenai manfaat atau kegunaan mempelajari ilmu tersebut. Dengan mempelajari filsafat, paling tidak ada tiga hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran, antara lain: Filsfat telah mengajarkan kita untuk lebih mengenal diri sendiri secara totalitas, sehingga dengan pemahaman tersebut dapat dicapai hakikat manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya.
Filsafat mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya pemikiran filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional dalam rangka memahami segala sesuatu, termasuk diri manusia itu sendiri. Filsafat mengajarkan tentang hakikat tuhan. Studi tentang filsafat dapat membantu manusia untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Dengan pemahaman yang mendalam dan dengan daya nalar yang tajam, maka akan sampailah kepada kekuasaan yang mutlak yaitu tuhan.
KESIMPULAN ALHAMDULILLAHI ROBBIL’ALAMIINN Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan jalan yang menuntun kita kepada kebenaraan yang hakiki melalui proses-proses yang cukup kompleks sehingga dapat membatasi ruang lingkup ilmu pengetahuan agar tidak keluar dari konsep yang semestinya dan memberikan pengetahuan yang terus berkembang sehingga dapat menuai tujuan yang ingin dituju. Dengan konsep yang begitu komplek ini, filsafat ilmu telah memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangn zaman hingga saat ini. ALHAMDULILLAHI ROBBIL’ALAMIINN