PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA (Ternak Domba) PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS JEMBER
5. Teknik Perkawinan Ternak Domba 1. Parameter Tubuh 2. Jenis Domba 3. Seleksi 9. Afkir TERNAK DOMBA 4. Persilangan 8. Ternak Pengganti 5. Teknik Perkawinan Ternak Domba 7. Pencatatan 6. Masa Kelahiran Anak
1. Parameter Tubuh Pengukuran tubuh dilakukan berdasarkan ukuran yang umum pada ternak, yaitu sifat kuantitatif. Ukuran permukaan tubuh hewan mempunyai banyak kegunaan untuk menaksir bobot badan, sebagai parameter genetik untuk pembibitan ternak unggul dan memberi gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas suatu bangsa. Bobot Badan, Bobot badan umumnya mempunyai hubungan positif dengan semua ukuran linier tubuh Lingkar dada, Lingkar dada mempunyai hubungan yang lebih erat dengan bobot badan dibandingkan dengan panjang badan, tinggi pundak, serta dalam dan lebar dada pada domba Priangan jantan tipe pedaging dan tangkas. Panjang Badan, Terdapat korelasi positif antara panjang dan bobot badan pada domba ekor Gemuk jantan sebesar 0,69.
2. Jenis Domba yang dikembangkan di Indonesia Domba Garut atau Domba Priangan yang tersebar di daerah Jawa Barat, terutama di daerah Garut sehingga disebut domba Garut Domba Garut Jantan Domba Garut Betina
2. Jenis Domba yang dikembangkan di Indonesia Domba Ekor Tipis (DET) atau Javanese Thin Tailed adalah domba yang banyak ditemukan di seluruh Indonesia, karena sebagian besar domba yang hidup di Indonesia mempunyai ekor yang kurus atau tipis. Karateristik dari domba Ekor Tipis memiliki proporsi badan kecil dan bentuk ekor dari domba yang kecil Domba Ekor Tipis
2. Jenis Domba yang dikembangkan di Indonesia Domba Ekor Gemuk memiliki ekor yang besar, lebar dan panjang Domba Wonosobo, Domba Wonosobo tersebar dibeberapa kecamatan di Kabupaten Wonosobo terutama pada lokasi yang mempunyai ketinggian diatas 600 meter dpl Domba Ekor Gemuk Domba Wonosobo
2. Jenis Domba yang dikembangkan di Indonesia Domba Batur, Domba Batur adalah bangsa domba yang telah beradaptasi baik dengan lingkungan dataran tinggi di daerah Kabupaten Banjarnegara. Domba Batur adalah hasil persilangan antara domba lokal (domba Ekor Gemuk, domba Ekor Tipis dan domba Garut) dengan domba Merino. Domba Batur
3. Seleksi Seleksi adalah tindakan yang mengatur agar individu-individu tertentu dalam populasi diberi kesempatan untuk menghasilkan keturunan lebih banyak dari individu lain.Terdapat dua macam seleksi yaitu seleksi alam dan seleksi buatan. SELEKSI INDUK SELEKSI JANTAN Pilih induk yang berbadan besar dan panjang, seimbang, serta bagian-bagian anggota badannya yang berpasangan simetris Pilih jantan yang berbadan besar dan panjang seimbang, serta bagian-bagian anggota badannya simetris Induk yang sehat dengan ciri-ciri : • Mata bersinar/bening • Cermin hidung lembab/tidak kering • Selaput mata tidak pucat • Bulu berkilat/tidak kusam dan kaku • Badan kekar, tidak terlalu gemuk Pejantan yang sehat dengan ciri-ciri : Mata bersinar/bening Cermin hidung lembab/tidak kering Selaput mata tidak pucat Bulu berkilat/tidak kusam dan kaku Badan kekar, tidak terlalu gemuk Bentuk buah zakar normal (sepasang berukuran sama) Umur minimal 1,5 tahun Libido tinggi
4. Persilangan Yaitu perkawinan individu dari populasi yang berbeda baik berbeda galur, bangsa, atau spesies. Hewan yang berasal dari hasil persilangan disebut crossbred. Salah satu persilangan dilakukan yaitu persilangan reguler (sistematis) yang terjadi apabila persilangan dilakukan secara reguler, dengan tujuan menghasilkan suatu tipe keturunan tertentu yang unggul atau sesuai dengan keinginan breeder/pemulia. Keuntungan dari persilangan reguler yaitu: keturunan atau crossbred memiliki efek heterosis atau hybrid vigouruntuk sifat-sifat tertentu. Terjadinya complementarity.
5. Teknik Perkawinan Ternak Domba dalam dua tahun ternak domba dapat tiga kali dikawinkan
5. Teknik Perkawinan Ternak Domba Tanda-tanda birahi adalah: Gelisah, mengembik-ngembik Nafsu makannya berkurang Mendekati pejantan Menaiki pejantan Alat kelaminnya mengeluarkan lendir, sedikit bengkak dan kemerahan Waktu mengawinkan: bila terlihat tanda birahi pada waktu pagi hari, maka waktu mengawikan yang tepat adalah siang hari sampai dengan sore hari, atau antara 6 sampai dengan 10 jam setelah tanda birahi mulai muncul Siklus birahi adalah antara 17 hingga 21 hari. Bila domba betina sudah dikawinkan, 17 hari kemudian perlu dicek. Bila tanda birahi muncul lagi, maka domba betina tersebut harus dikawinkan lagi Jangan mengawinkan domba dengan saudara sedarahnya atau keturunannya.
Teknik Perkawinan Pada kawin alam adalah perkawinan ternak secara alami tanpa bantuan manusia atau peternak. Peternak hanya mengkondisikan ternak betina yang birahi dicampur dengan ternak jantan. Saat kawin alam sebaiknya ternak betina birahi disatukan dalam satu pedok dengan ternak jantan dan dipisahkan dari ternak-ternak lain. Seekor ternak jantan dapat mengawini 30 ekor ternak betina (sex ratio 1:30). Selama kawin alam harus memperhatikan siklus birahi ternak.
Teknik Perkawinan 2. Perkawinan dengan IB yaitu kawin suntik atau kawin buatan Melakukan IB dengan semen beku maupun semen cair harus dilakukan oleh inseminator yang sudah terlatih dan bersertifikat. Alat dan bahan yang diperlukan berupa: spekulum berbentuk corong untuk membuka vagina. Artificial Inseminatiaon (AI) Gun untuk menembakan semen kedalam rahim. Plastik sit untuk menempatkan straw (kemasan semen beku) Pinset untuk mengambil straw. Gunting untuk memotong straw. Kertas tisse. Pelumas/pelicin. Mangkok berisi air untuk mencairkan semen dalam straw atau di sebuta traw.
Prosedur pelaksanaan IB Straw beku diambil dari dalam termos atau container dengan hati-hati. Pegang pada bagian ujung kemasan Semen beku di thawing sekitar 5 detik, ambil dan angkat dengan menggunakan tissue. Tempatkan straw pada ujung AI Gun, gunting straw pada bagian ujung. Pasang plastrik sit pada AI Gun Bawa AI Gun yang sudah siap dan spekulum ke kandang ternak betina. Angkat kedua kaki belakang domba sehingga berbentuk sudut 40 -45 derajat terhadap lantai kandang. Buka vagian kambing menggunakan spekulum yang sudah diberi pelumas/pelicin dan perhatikan posisi lubang servics. Masukan AI Gun melalui lorong spekulum menuju lubang servics kemudian dorong hingga ke posisi empat atau batas servics tertahan sesuatu tekanan, ujung gun masuk sekitar 1 cm. Semen dalam AI gun disemprotkan pada bagian servic secara perlahan-lahan. Tahan posisi kambing dengan sudut 45 derajat selama 5 menit kemudian lepaskan kambing.
Faktor-Faktor Kegagalan Kebuntingan Faktor - faktor yang menyebabkan kegagalan kebuntingan saat kawin menggunakan IB: Kualitas semen beku yang jelek / rendah; Inseminator kurang terampil; Peternak kurang terampil dalam mendeteksi waktu dan tanda- tanda birahi; Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lamban; Kemungkinan adanya gangguan reproduksi atau kesehatan ternak domba betina.
6. Masa Kelahiran Anak Domba akan bunting selama 150 hari (5 bulan) setelah perkawinan berhasil. Induk bunting memerlukan nutrisi yang cukup dan teratur. Sebaiknya ditempatkan terpisah dengan domba lain. Kandang induk bunting yang akan melahirkan diusahakan bersih dan diberi alas kering seperti karung goni/jerami kering untuk persiapan kelahiran. Ciri-ciri induk domba yang akan melahirkan adalah: Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang. Sering kencing.
7. Pencatatan (Recording) Bangsa/Rumpun, nomor identitas, silsilah dan kekerabatan; Data perkawinan (Tanggal, pejantan/ kode semen, IB/ kawin alam, induk); Induk melahirkan (Tanggal, tunggal/ kembar, normal/ distokia); Pedet lahir (tanggal, tunggal/ kembar, bobot lahir, jenis kelamin, induk, pejantan/ kode semen, tinggi gumba, panjang badan, kode ternak lahir); Penyapihan (tanggal, bobot sapih, tinggi gumba, panjang badan); Mutasi (pemasukan dan pengeluaran).
Kartu recording induk
Kartu recording pejantan
Kartu recording anak
8. Ternak Pengganti (Replacement Stock) Pengaturan ternak pengganti induk/peremajaan diprogram secara teratur setiap tahun. Kelanjutan suatu usaha ternak domba sangat tergantung kepada keberhasilan pemeliharaan cempe(anak domba) sebagai replacement stocks (ternak-ternak pengganti).Dalam kaitan dengan upaya mempertahankan tingkat produksi, diperlukan untuk mengganti ternak domba yang sudah tua atau diafkir, karena kegagalan atau gangguan reproduksi, mati atau karena produksinya rendah. Sedangkan dalam kaitan dengan pengembangan usaha, mereka diperlukan untuk menambah populasi ternak produktif dengan potensi genetik yang lebih tinggi.
9. Afkir (Culling) Kambing dan domba yang dinyatakan afkir, yaitu ternak yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit, yaitu: a. kambing dan domba induk yang tidak produktif;keturunan jantan yang tidak terpilih sebagai calon bibit (tidak lolos seleksi); dananak betina yang pada saat sapih atau pada umur muda menunjukkan tidak memenuhi persyaratan bibit.
Beternak Domba Bagian 1 https://www.youtube.com/watch?v=Nuw5h4wT5dg Beternak Domba Bagian 2 https://www.youtube.com/watch?v=jL8VWIPDEts