JOURNAL READING ACE Polimorfisme dan Penggunaan ACE Inhibitors: Efek Terhadap Kemampuan Daya Ingat PEMBIMBING : dr. Setiawan, Sp.S DISUSUN OLEH : Desi Dwi Astuti 1710221051 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RSUD AMBARAWA FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA 5 FEBUARI - 10 MARET 2018
PENDAHULUAN - Gangguan daya ingat pada lanjut usia memiliki insiden yang tinggi - FR utama : faktor genetik berkaitan dengan kemampuan kognitif Salah satu gen yang berhubungan dengan demensia, kemampuan kognitif, dan daya ingat Alel APOE ε4 (terletak pada kromosom 19q13) meningkatkan deposisi beta amiloid peptide
Penyakit Alzheimer 50-60%, Vaskular 20% Demensia adalah penyakit gangguan otak yang menyebabkan kerusakan terhadap fungsi otak. Demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis dengan gejala : menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelektual (gangguan bahasa, emosi dan kognitif) Penyakit Alzheimer 50-60%, Vaskular 20%
- Angiotensin I-Converting Enzyme (ACE) enzim kunci pada Renin Angiotensin System (RAS) mendukung perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II - Komponen RAS bekerja pada otak, bekerja sebagai neurotransmitter pada reseptor yang berbeda, termasuk berkaitan dengan daya ingat, kemampuan kognitif, dan memiliki efek pada metabolisme beta amiloid peptide Gen ACE (terletak pada kromosom 17q23) memiliki alel I/D polimorfisme efek pada metabolisme beta amiloid peptide
- Alel D berhubungan dengan peningkatan kadar ACE di sirkulasi dan sering dianggap sebagai faktor resiko terjadinya demensia, gangguan kemampuan kognitif, dan penurunan daya ingat. - Alel I berhubungan dengan gangguan kemampuan kognitif. - Penggunaan ACE inhibitor pada hipertensi berkaitan dengan perbaikan kemampuan kognitif dan menurunkan risiko demensia penurunan deposisi beta amiloid peptide. - Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh interaksi ACE polimorfisme dan penggunaan ACE inhibitors terhadap kemampuan daya ingat pada individu sehat yang berusia ≥ 50 tahun.
METODE 205 responden dengan usia min. 50 tahun Sampel Kriteria ekslusi Penilaian status neuropsikologis 205 responden dengan usia min. 50 tahun Memori verbal dan visual dinilai menggunakan Wechsler Memory Scale Revised Memori verbal jangka pendek dan kemampuan menyimpan informasi baru dinilai menggunakan Rey Auditory Verbal Learning Test Riwayat penyakit neurologis, seperti penyakit alzheimer’s, parkinson’s, trauma kepala; menggunakan pengobatan psikotropika atau menderita depresi, anxietas, stress, dan gangguan kognitif
Tes Menilai Kriteria Eksklusi The Beck Inventory Menilai depresi dan anxietas Lipps’s Stress Inventory For Adult Menilai insiden dan tingkat stress Wechsler Adult Scale WAIS III Untuk mendeteksi kecacatan mental mengetahui IQ responden (<70)
GENOTIP DNA genom diekstrak dari darah lengkap dan diperiksa dengan menggunakan PCR (polymerase chain reaction) terdeteksi alel I dan D gen ACE polimorfisme dan APOE polimorfisme
Analisis Statistik -Analisis statistik yang digunakan yaitu Chi-square - Tes normalitas nilai daya ingat menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov dan variasi homogenitas menggunakan tes Levene’s. Selanjutnya, menggunakan tes model linear umum (analisis dari covariance) (ANCOVA) - Nilai P ≤ 0,05 signifikan secara statistik
Hasil Karakteristik responden yang diteliti menunjukkan usia rata-rata 64 tahun. Frekuensi alel D 49%. Frekuensi alel ε4 12%.
- Evaluasi penggunaan ACE inhibitor menunjukkan bahwa responden yang menggunakan ACE inhibitor memiliki nilai kemampuan kognitif lebih tinggi (p = 0.02). Namun, kemampuan memori verbal dan visual tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok secara statistik.
- Untuk mengevaluasi pengaruh ACE genotif terhadap nilai daya ingat dan interaksinya dengan ACE inhibitor, menggunakan ANCOVA. - Nilai memori verbal immediate (p=0.057) dan delayed (p=0.063) dengan bertambahnya usia, terjadi penurunan pada memori verbal
Pembahasan - Kemampuan daya ingat sangat penting dalam perkembangan normal dan kualitas hidup yang baik, kemampuannya menurun sebagai akibat bertambahnya usia. - Meskipun penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan dengan APOE polimorfisme, beberapa penelitian menunjukan bahwa alel ε4 adalah factor risiko gangguan kemampuan kognitif.
Alel D berhubungan dengan peningkatan kadar ACE, yang berhubungan dengan gangguan kemampuan kognitif, dementia dan penyakit alzhemeir’s. Selain itu, alel I berhubungan dengan dementia.
Evaluasi penggunaan ACE inhibitor menunjukan bahwa penggunaan obat ini bermanfaat bagi kemampuan kognitif (p = 0,02). Penggunaan ACE inhibitor, berhubungan dengan penurunan deposisi beta amiloid peptide. Obat ini juga berhubungan dengan perlindungan terhadap terjadinya dementia dan penyakit alzheimer’s, mungkin melalui efek langsung pada RAS di otak.
- Data ini menunjukan bahwa individu yang memiliki kadar ACE yang rendah, karena penggunaan inhibitor atau adanya alel I, menunjukan kemampuan ingatan yang lebih baik, sedangkan individu yang memiliki kadar ACE yang tinggi atau adanya alel D menunjukan risiko lebih tinggi untuk terjadinya penyakit alzheimer’s, demensia, atau penurunan kemampuan kognitif.
TERIMA KASIH