JOURNAL READING “Effect of Vitamin D Deficiency on the Frequency of Headaches in Migraine” Disusun oleh: Fitria Hasanah Simamora (1810221022) Pembimbing klinik: dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF RSUD AMBARAWA 2018
Bahasan Pendahuluan Metode Penelitian Hasil Pembahasan Kesimpulan
I. PENDAHULUAN VITAMIN D Defisiensi Vit D terkait dengan gangguan nyeri kronis, depresi, dan beberapa gangguan neurologis Otak memiliki banyak reseptor vitamin D dan ada bukti dari peran vitamin D nonskeletal dalam peradangan, kekebalan, dan metabolism neurotransmitter. Selain itu, vitamin D telah dikaitkan dengan sakit kepala berat dan dianggap sebagai agen profilaksis potensial atau adjuvan dalam manajemen migrain Serum level Vit D terkait dengan paparan sinar matahari, asupan makanan, dan genetik. Resiko kekurangan vitamin D dan migrain telah terbukti bervariasi dengan garis lintang, menunjukkan kebutuhan untuk menyelidiki asosiasi defisiensi vitamin D dengan frekuensi migrain
Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menyelidiki kekurangan vitamin D pada migrain memiliki keterbatasan seperti kurangnya penyesuaian untuk variasi musim, iklim, atau variable lainnya, dan tidak adanya parameter sakit kepala yang tepat. Sebuah studi cross-sectional menyatakan bahwa tingkat vitamin D lebih rendah pada pasien migrain daripada kelompok kontol pasien tanpa sakit kepala, tetapi tidak mengevaluasi asosiasi kadar vitamin D dengan tingkat keparahan sakit kepala Karena itu, asosiasi vitamin D dan migrain perlu diselidiki menggunakan parameter sakit kepala yang komprehensif, pertimbangan variasi musim, dan komorbiditas psikologis. Penelitian ini meneliti frekuensi defisiensi vitamin D pada pasien migrain dan hubungan antara defisiensi vitamin D dan parameter sakit kepala.
II. METODE Retrospektif Tinjauan catatan pasien dengan keluhan sakit kepala pertama kali antara Januari 2016 dan Mei 2017.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian: Departemen Neurologi di Rumah Sakit Universitas Hwaseong, Korea, di perkotaan pada lintang 37 ° LU Waktu Penelitian: Januari 2016 – Mei 2017
Kriteria Sampel Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Pasien migraine dengan aura, migraine tanpa aura, migraine kronik, probable migraine yang di dx dgn ICHD-3 (International Classification of Headache Disorders) Usia 19-65 tahun Pasien dgn informasi detail tentang sakit kepala dan status psikologis yg diperoleh dari kuesioner Pengukuran tingkat vitamin D Sakit kepala sekunder Data kuesioner tidak lengkap Penggunaan obat pencegahan untuk migraine Durasi antara pengukuran vitamin D dan penilaian status migraine lebih dari 1 bulan
Variabel dan Alat Ukur Variabel Alat Ukur Variabel Kategori Alat Ukur Demografi Usia & Jenis kelamin Kuesioner Musim Musim semi, musim panas, musim gugur, musim salju Korea Meteorological Administration (www.kma.go.kr) Migrain 1. Migraine dengan aura 2. Migraine tanpa aura 3. Probable migraine 4. Migraine kronik Migrain didiagnosis oleh peneliti berdasarkan riwayat klinis, pemeriksaan neurologis, dan laboratorium atau pencitraan yang sesuai Variabel Alat Ukur
Variabel dan Alat Ukur Variabel Kategori Alat Ukur Karakteristik Sakit Kepala Frekuensi serangan dlm sebulan Durasi sakit kepala dlm jam Pengobatan Tingkat nyeri Kuesioner VAS Masalah Penyerta Dampak sakit kepala Depresi Kecemasan Kualitas tidur Headache Impact Test (HIT-6) Patient Health Questionnare-9 (PHQ-9) Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Faktor Iklim Suhu Kelembaban relatif Curah hujan Jumlah jam sinar matahari Korea Meteorological Administration (www.kma.go.kr) Vitamin D Kekurangan vitamin D <20 ng/ml Insufisiensi vitamin D ≥20 dan <30 ng/ml Kecukupan vitamin D ≥30 ng / mL Chemiluminescence immunoassay
Analisis Statistik Uji t independen , dan uji chi-square digunakan untuk variabel kategori. Hubungan defisiensi vitamin D dengan frekuensi sakit kepala bulanan dianalisis menggunakan regresi Poisson, dimana analisis dilakukan setelah menyesuaikan demografi, subtipe migraine, depresi, kecemasan, dan kualitas tidur. Nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
1. Pasien & Demografi Klinis III. HASIL 1. Pasien & Demografi Klinis
2. Perbandingan demografi dan faktor klinis menurut adanya defisiensi vitamin D. Ketika pembagian musim dibagi menjadi dua, yaitu musim panas/gugur dan musim salju/semi didapatkan hasil serum vit D berkorelasi negative dengan skor HIT-6 pada musim panas/gugur (p=-0,239) tetapi tidak pada musim salju/semi (p=0,094)
3. Faktor-faktor yang terkait dengan frekuensi sakit kepala bulanan
4. Perbandingan demografi dan data klinis menurut jenis kelamin dan kronisitas Defisiensi vit D berhubungan dengan lebih banyak hari dengan sakit kepala dalam sebulan pada perempuan (p=0,024) tapi tidak pada laki-laki (p=0,383)
Defisiensi vit D berhubungan dengan lebih banyak hari dengan sakit kepala pada migraine episodic (p=0,033) maupun migraine kronik (p=0,041)
IV. PEMBAHASAN Proporsi pasien migraine dengan defisiensi vit D bervariasi dari 61,7% pada musim gugur hingga 89,1% pada musim semi Prevalensi sebelumnya menunjukkan insufisiensi dan defisiensi vit D pada pasien migraine bervariasi dari 40%-68% dan dari 13%-80% Perbedaan ini diperkirakan karena perbedaan ras, design penelitian, dan area. Tingkat kejadian defisiensi atau insufisiensi vit D pada penelitian ini serupa dengan data sebelumnya dari Korea, dengan prevalensi defisiensi vit D 68,5% pada laki-laki dan 83,1% pada perempuan. Walaupun penelitian sebelumnya menyatakan defisiensi vit D lebih umum pada sakit kepala nonmigraine atau chronic tension type headache namun tingkat prevalensi relatif defisiensi vitamin pada pasien migraine versus control tanpa sakit kepala belum ditetapkan
Tingkat keparahan migraine tidak berhubungan dgn kadar vit D pada pasien migraine di Negara Asia Timur Tengah Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara serum vit D dan tingkat keparahan migraine Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya karena VAS score tidak berbeda pada pasien defisiensi vit D
mengakibatkan sakit kepala Vit D receptors 1-hydroksylaxe dan vit D binding protein terletak di otak Vit D memfasilitasi diferensiase sel otak, pertumbuhan akson, dan regulasi langsung signaling calcium ke otak, memodulasi produksi brain-derived reactive oxygen species dan merangsang produksi faktor neurotropic Peran vitamin D ini menimbulkan sensitisasi neuron perifer dan sentral di periosteum selama pembengkakan tulang, mengakibatkan sakit kepala Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme yg mendasari hubungan migraine dan frekuensi migraine dengan vitamin D yaitu: Magnesium merupakan komponen penting mineralisasi tulang dan berperan penting pd sintesis dan metabolism vit D. Kadar vit D yg rendah, berhub dgn kadar Mg yang rendah. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kadar serum Mg lebih rendah pd saat serangan migraine drpd pada org tanpa migrain Penyakit neurologis spt depresi & fibromyalgia, dmn berhubungan dgn vit D, juga berhubungan dengan migrain
KELEMAHAN PENELITIAN KEKUATAN PENELITIAN Analisis retrospektif yg dilakukan berdasarkan data klinik sakit kepala dan sampel yang relatif kecil Frekuensi defisiensi vit D pd penelitian ini terbatas pd seluruh populasi, krn perbedaan pd tingkat migraine kronik Menggunakan recall untuk menilai hari dengan sakit kepala dlm sebulan Penggantian vit D dr diet, pengobatan atau fortifikasi tidak dinilai KEKUATAN PENELITIAN Penelitian dilakukan di Asia dgn lintang tinggi tanpa perilaku mencari matahari yang menonjol Penelitian ini mempertimbangkan depresi, kecemasan, dan kualitas tidur yg mana berhub dgn karakteristik migraine Penelitian ini membuat penyesuaian untuk variasi musim dan faktor iklim yang mempengaruhi kadar serum vit D
V. 1 Kesimpulan Penelitian ini menemukan bahwa terdapat jumlah yang lebih besar pada hari dengan sakit kepala dlm sebulan terkait dengan kekurangan vitamin D pada pasien migraine Penelitian selanjutnya harus mencoba untuk mengkonfirmasi penyebabnya hubungan antara defisiensi vitamin D dan migrain.
TERIMA KASIH