AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 2

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HUTANG DAN MODAL (EKUITAS)
Advertisements

BAB VIII PENGERTIAN INCOME – REVENUE – GAIN – LOSS
KREDIT PAJAK PENGHASILAN
INVESTASI JANGKA PANJANG (1)
Penjualan Angsuran Penjualan Angsuran merupakan penjualan yang biasanya terdapat uang muka dan sisanya diangsur beberapa kali. Penjualan angsuran dapat.
Pengakuan Pendapatan.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENANAMAN MODAL DALAM SAHAM DAN DANA
PENGAKUAN PENDAPATAN Caecilia Widi Pratiwi.
BAB III KAS DAN INVESTASI JANGKA PENDEK
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
Manajemen Kas Oleh Tomy Fitrio, SE, MM
PSAK 34 – KONTRAK KONSTRUKSI IAS 11 – CONSTRUCTION CONTRACT
AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN ANGSURAN
Laporan Keuangan Konsolidasi
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG DAN EKUITAS
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
Hasbiana dalimunthe se.mak
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
Pertemuan 3 AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PSAK 23 (R 2009): Pendapatan IAS 18: Revenue
Akumulasi Biaya Bab 4.
LAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW REPORT) 1/23/2018.
PENGAKUAN PENDAPATAN Pengakuan pendapatan:
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Akumulasi Biaya Bab 4.
Accounting, edisi 21, Warren Reeve Fess
PEMERIKSAAN PERKIRAAN LABA RUGI
AKUNTANSI ISTISHNA‘ (Wulan Retnowati, SE., Ak. M.Akt)
AKUNTANSI ISTISHNA'.
Sistem Biaya & Akumulasi Biaya
Bab 5. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan.
PENDAPATAN – PSAK 23.
AKUNTANSI ISTISHNA'.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN.
PERTEMUAN-4 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI SIKLUS AKUNTANSI
Penjualan Angsuran Penjualan harta benda tak bergerak seringkali dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang ditangguhkan, dimana pihak penjual menerima.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Penyesuaian akun-akun
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
Laporan Laba Rugi Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Investasi Sementara dan Investasi Jangka Panjang
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Bab 5. Pengakuan Pendapatan
Pertemuan 5 PENJUALAN CICILAN.
5.
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
JURNAL PENYESUAIAN.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Chapter 20. Revenue Recognition
ANGGARAN KAS 10th Lecture.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
05 Laporan Arus Kas Konsolidasi AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 EKONOMI
TRANSFER ANTARPERUSAHAAN: ASET TAK LANCAR
LAPORAN ARUS KAS (PSAK-2 DAN ETAP) DAN CONTOH PENERAPANNYA
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
ASSETS = LIABILITIES + OWNER EQUITY
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
Cash Flow – PSAK 2.
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Laporan Keuangan Konsolidasi
Utang Antarperusahaan
Slide 4-1. Slide 4-2 Bab 4 LAPORAN LABA-RUGI DAN INFORMASI TERKAIT DAN INFORMASI TERKAIT Intermediate Accounting IFRS Edition Kieso, Weygandt, and Warfield.
PENDAPATAN – PSAK 23 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan
Kewajiban Lancar dan Kontijensi
PENDAPATAN – PSAK 23 1 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9.
Transcript presentasi:

AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 2 PENDAPATAN AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 2

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan pengukuran Pendapatan Mahasiswa dapat menjelaskan pengelompokan Pendapatan Mahasiswa dapat menjelaskan pengakuan Pendapatan

PENDAPATAN Definisi pendapatan : Menurut PSAK 23 IAI Tahun 2009, Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.

PENDAPATAN Pendapatan meliputi : Hanya arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga seperti pajak: - Bukan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas. - Tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas Dikeluarkan dari pendapatan.

PENDAPATAN Hubungan keagenan: - Jumlah yang ditagih untuk kepentingan prinsipal - Tidak mengakibatkan kenaikan equity. Bukan merupakan pendapatan dan yang diakui pendapatan hanya komisi yang diterima.

PENDAPATAN - Contoh Misalkan seorang manajer investasi mengelola dana investor sebesar Rp 100 Juta dan mendapat return 10%, yaitu Rp 10 Juta rupiah. Sesuai kontrak perusahaan investasi hanya menerima 20% dari return sebagai fee (komisi) maka perusahaan membagi dua return 10% tadi. (1) 8 juta dianggap sebagai hutang kepada investor (2) 2 juta dianggap sebagai pendapatan komisi dari perusahaan investasi. Kesalahan terjadi bila perusahaan mencatat Rp 10 juta sebagai pendapatan bagi perusahaan.

Contoh Soal PT MSI menjual barang 100 unit sepatu dengan harga 1 sepatu Rp 100 ribu, maka kas masuk ke PT MSI adalah Rp 10 juta. Namun dikontrak tertulis bahwa barang dapat direfund atau ditukar dengan barang baru seandainya tidak pas ukurannya atau rusak dengan tenggat waktu selama 1 bulan. Pertanyaan : Bagaimana pencatatannya pada saat pembeli melakukan pembelian dan ada kas masuk ? Bagaimana pencatatannya pada saat satu bulan selanjutnya ternyata tidak ada komplain dari konsumen ?

Jawaban Kas Rp 10.000.000 Utang Usaha Rp 10.000.000    Pendapatan  Rp 10.000.000 HPP   Rp 8.000.000 Persediaan  Rp 8.000.000

Contoh Soal PT MSI, seorang costumer datang ke PT MSI dan ingin membeli 1.000 unit sepatu bola dengan harga Rp 200.000 per unit, maka pembeli membayar di tempat sebesar Rp 200.000.000. padahal sepatu masih dalam proses produksi atau bahkan belum diproduksi sama sekali. Bagaimana pencatatannya ?

Jawaban Kas  Rp 200.000.000  Utang Usaha  Rp 200.000.000

Contoh Soal Nilai kontrak adalah sebesar Rp 1 Miliar dan dikerjakan selama 3 bulan, yaitu November 2015, Desember 2015, dan Januari 2016. Pemerintah membayar sebesar 30% dari nilai kontrak di awal penugasan dan 70% bila pekerjaan sudah selesai. Pertanyaan: Bagaimana pencatatannya ? Bagaimana pencatatannya jika pekerjaan selesai di bulan pertama masih dibawah 30% (tingkat penyelesaian masih dibawah DP). Saat bulan november, pekerjaan ternyata baru selesai 25% saja ? Bagaimana pencatatannya jika pekerjaan selesai sudah diatas DP atau pembayaran yang sudah diterima. Saat bulan Desember, perusahaan sudah menyelesaikan 50% dari pekerjaan ? Bagaimana pencatatannya jika pekerjaan sudah selesai 100% ? Bagaimana pencatatannya jika pekerjaan selesai pemerintah membayar sisa kontrak ?

Jawaban 1. Kas Rp 300.000.000 Utang Usaha Rp 300.000.000   Pendapatan usaha  Rp 250.000.000 3. Utang usaha  Rp 50.000.000 Piutang usaha  Rp 200.000.000                  Pendapatan usaha  Rp 250.000.000 4. Piutang usaha  Rp 500.000.000  Pendapatan jasa  Rp 500.000.000 5. Kas  Rp 700.000.000 Piutang usaha  Rp 700.000.000

Contoh Soal PT MSI memiliki kepemilikan di PT Modern Fashion Universal (PT MFU, atau PT anak) sebesar 75%. Tahun 2016 PT MFU mengumumkan laba bersih sebesar Rp 100.000.000.000, sesuai AD/ART perusahaan, perusahaan harus membagi minimal 25% dari laba bersih dalam bentuk dividen tunai. Maka PT MSI (perusahaan induk) mencatat pada 31 desember 2016 pendapatan dari PT MFU sebesar Rp 18,75 Miliar ( total dividen tunai adalah Rp 25 Miliar dan PT MSI hanya berhak 75% atas besaran tersebut). Bagaimana pencatatannya ?

Jawaban Piutang deviden Rp 18.750.000.000               Pendapatan Investasi Anak  Rp 18.750.000.000

Contoh Soal Pada tahun 2016, PT MFU sudah mengumumkan minimal deviden dibayarkan sebesar Rp 25 miliar. Namun sesuai tata kelola korporasi, besaran deviden tetap ditentukan secara final melalui RUPS. Pada RUPS, pemegang saham meminta PT MFU untuk membayar 40% dari laba bersih, sehingga besaran dividen untuk seluruh pemegang saham dulunya adalah Rp 25 miliar (25% dari 100 miliar) kini menjadi Rp 40 Miliar (40% dari 100 miliar). RUPS untuk tahun 2016, biasanya dilakukan pada awal tahun 2017, maka kenaikan deviden ini baru akan diketahui oleh PT MFI pada 2017. Tadinya PT MFI berhak sebesar Rp 18,75 Miliar (75% dari 25 miliar) sekarang menjadi sebesar Rp 30 Miliar yaitu 75% dari RP 40 miliar. Ada selisih kenaikan dividen sebesar Rp 12,25 Miliar untuk PT MFI. Sehingga setelah RUPS menyepakati kenaikan deviden PT MFI. Bagaimana pencatatannya ?

Jawaban Piutang deviden Rp 12.250.000.000                     Pendapatan Investasi Anak  Rp 12.250.000.000

Contoh Soal Pada tahun 2016, PT MFU sudah mengumumkan minimal deviden dibayarkan sebesar Rp 25 miliar. Namun sesuai tata kelola korporasi, besaran deviden tetap ditentukan secara final melalui RUPS. Pada RUPS, pemegang saham meminta PT MFU untuk membayar 40% dari laba bersih, sehingga besaran dividen untuk seluruh pemegang saham dulunya adalah Rp 25 miliar (25% dari 100 miliar) kini menjadi Rp 40 Miliar (40% dari 100 miliar). RUPS untuk tahun 2016, biasanya dilakukan pada awal tahun 2017, maka kenaikan deviden ini baru akan diketahui oleh PT MFI pada 2017. Tadinya PT MFI berhak sebesar Rp 18,75 Miliar (75% dari 25 miliar) sekarang menjadi sebesar Rp 30 Miliar yaitu 75% dari RP 40 miliar. Ada selisih kenaikan dividen sebesar Rp 12,25 Miliar untuk PT MFI. Bila PT MFU langsung membayar semua dividennya segera setelah RUPS maka PT MSI Bagaimana pencatatannya ?

Jawaban Kas Rp 30.000.000.000 Piutang Deviden Rp 18.750.000.000 Pendapatan investasi anak  Rp 12.250.000.000

PENGUKURAN PENDAPATAN Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau rabat. Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yang akan diterima dengan tingkat bunga tersirat. Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan. Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan.

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Secara umum, perusahaan dapat memperoleh pendapatan (arus kas masuk) melalui 3 cara yaitu : Penjualan barang Penjualan jasa Bunga dan royalti, dan dividen

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Penjualan Barang hanya dapat diakui apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi yaitu : Entitas sudah mentransfer seluruh risiko atas barang kepada pembeli. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan normal apabila barang tersebut masih dimiliki oleh entitas. Dengan kata lain entitas tidak lagi memiliki pengendalian efektif atas barang tersebut. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal atau dapat dipertanggungjawabkan. Kemungkinan besar manfaat ekonomik dari transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Biaya-biaya yang terjadi terkait transaksi tersebut dapat diukur dengan andal atau dapat dipertanggungjawabkan. Hal – hal diatas adalah syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah transaksi agar dapat diakui sebagai pendapatan dari hasil penjualan barang.

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Transaksi-transaksi dibawah ini tidak boleh diakui sebagai pendapatan : Penjualan Dengan Tenggat Refund/Tukar. Penjualan barang Pre Order atau Down Payment.

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal (dapat dipertanggungjawabkan), maka pendapatan yang berhubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan.

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal (dapat dipertanggungjawabkan) jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal (dapat dipertanggungjawabkan). Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal (dapat dipertanggungjawabkan).

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Pengakuan penjualan jasa adalah menggunakan penghitungan tingkat penyelesaian pekerjaan. Ada 3 indikator yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat penyelesesaian yaitu: Survei langsung terhadap pekerjaan dan melihat secara fisik sudah sampai tahap mana pekerjaan dilakukan. Jasa yang sudah dilakukan hingga tanggal tertentu. Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi total biaya transaksi yang bersangkutan.

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Pada dasarnya pengakuan atas bunga, dividen, dan royalti dilakukan dengan akrual yang akan diterima oleh perusahaan.  Syarat yang harus dipenuhi agar pendapatan dapat diakui: Kemungkinan besar manfaat ekonomi akan diterima oleh entitas. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal (dapat dipertanggungjawabkan).

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Pada praktiknya untuk bunga relatif tidak ada masalah, namun biasanya harus diakrualkan karena penghasilan bunga tidak selalu dibayarkan pada tanggal-tanggal pelaporan sesuai buku. Royalti biasanya harus diakrualkan berdasarkan penjualan atas barang/jasa terkait dan prinsipnya sama dengan bunga. Terdapat 2 praktek yang umum dilakukan oleh perusahaan dalam membagi dividen yaitu (1) besaran dividen minimal dari laba bersih ditentukan dalam AD/ART perusahaan, misalkan minimal 25% dari laba bersih akan dibagikan sebagai dividen tunai, atau (2) besaran dividen seluruhnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Walaupun ada klausul persentase minimal deviden, namun besaran deviden tetap ditentukan oleh RUPS.

PENGELOMPOKAN PENDAPATAN Biasanya manajemen Perusahaan anak akan mengumumkan besaran dividen sesuai kemauan manajemen. Besaran ini bisa dicatat sebagai piutang dividen pada pendapatan dividen untuk tahun berjalan.

PENGAKUAN PENDAPATAN Prinsip pengakuan pendapatan memberikan perusahaan pengetahuan bahwa mereka harus mengakui pendapatan (1) pada saat pendapatan tersebut telah direalisasikan dan (2) pada saat telah diterima/didapatkan.

PENGAKUAN PENDAPATAN Pengakuan pendapatan yang benar melibatkan 3 syarat: Pendapatan direalisasikan pada saat sebuah perusahaan melakukan pertukaran barang dan jasa untuk mendapatkan cash. Pendapatan dapat direalisasikan ketika aset yang diterima perusahaan dari pertukaran (exchange) siap untuk ditukarkan menjadi sejumlah uang. Pendapatan dihasilkan/didapatkan ketika sebuah perusahaan telah menyelesaikan apa yang harus dia kerjakan untuk mendapatkan keuntungan, ketika earning process selesai.

PENGAKUAN PENDAPATAN Ada 4 transaksi pendapatan yang diakui berkenaan dengan prinsip ini: Perusahaan mengakui pendapatan ata penjualan produk pada tanggal penjualan. Tanggal ini biasanya diintepretasikan sebagai tanggal pengiriman produk ke pelanggan Perusahaan mengakui pendapatan atas penyelesaian jasa, ketika jasa telah dilakukan dan dapat ditagih. Perusahaan mengakui pendapatan atas pemberian izin kepada pihak lain untuk menggunakan aset perusahaan, seperti bunga, sewa dan royalti. Perusahaan mengakui pendapatan atas penjualan aset (disposal) selain produk pada tanggal penjualan.

LINGKUNGAN TERKINI Pengakuan Pendapatan (SFAC No. 5): pendapatan diakui pada saat : Direalisasi (realized) Diperoleh (earned) Penjelasan dari prinsip pengakuan pendapatan tersebut adalah: Pendapatan yang berasal dari penjualan diakui pada tanggal terjadinya transaksi. Biasanya diartikan sebagai tanggal penyerahan barang kepada pembeli. Pendapatan yang berasal dari penjualan jasa, diakui pada saat jasa telah diselesaikan dan dapat ditagihkan ke pembeli.

LINGKUNGAN TERKINI Penjelasan dari prinsip pengakuan pendapatan tersebut adalah: 3. Pendapatan dari pemberi ijin menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti. Diakui sejalan dengan berlalunya waktu atau pada saat aktiva tersebut digunakan. 4. Pendapatan dari penjualan aktiva tetap, diakui pada saat terjadinya penjualan.

PENGAKUAN PENDAPATAN

LINGKUNGAN TERKINI Pendapatan diakui secara proporsional selama tahap produksi : Cara ini dipakai terutama oleh perusahaan kontraktor. Hal ini dilakukan karena sifat pekerjaan yang dilakukan, yang biasanya memerlukan waktu penyelesaian melebihi satu periode akuntansi. Cara seperti ini dapat dilakukan apabila taksiran biaya penyelesaian dan tahap kemajuan penyelesaian kontrak dapat ditentukan. Penaksiran ini dapat dilakukan dengan cara : Berdasarkan persentase dari biaya. Berdasarkan persentase penyelesaian secara fisik.

PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM PENGIRIMAN Contoh : Akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang (long term construction). Dua Metode : Metode Persentase Penyelesaian Alasan : Pembeli dan penjual memiliki enforceable rights. Metode kontrak Selesai

PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM PENGIRIMAN Harus menggunakan metode Percentage of Completion jika estimasi kemajuan pekerjaan, pendapatan, dan kos reasonably dependable dan seluruh kondisi berikut ada : Kontrak secara jelas menetapkan enforceable rights terkait dengan barang atau jasa oleh masing-masing pihak, pertimbangan yang akan diubah setiap saat dan hal-hal yang terkait dengan pembayaran. Pembeli dapat diharapkan memenuhi seluruh kewajibannya. Kontraktor dapat diharapkan melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak.  

PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM PENGIRIMAN Perusahaan harus menggunakan metode kontrak selesai jika satu diantara kondisi berikut ini terpenuhi : Perusahaan memiliki kontrak jangka pendek, atau Perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi untuk menggunakan metode persentase penyelesaian, atau Ada inherent hazards dalam kontrak diluar kondisi normal, yang menimbulkan risiko bisnis.

PERCENTAGE OF COMPLETION METHOD Pengukuran Kemajuan Pekerjaan. Ukuran yang paling populer adalah cost to cost basis. Persentase penyerapan biaya dapat digunakan untuk menaksir persentase pendapatan atau laba kotor kontrak jangka panjang.

  CONTOH PT VIRGINIA menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Juli 2008 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp 9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan oktober 2010, dengan taksiran biaya Rp 8.000.000.000. Pada akhir tahun 2009, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp 8.100.000.000. Berikut ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:

PERHITUNGAN PERSENTASE PENYELESAIAN   2008 2009 2010 Harga kontrak Rp 9.000.000.000 Taksiran Biaya: Biaya s/d tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran Biaya Rp 2.000.000.000 Rp 6.000.000.000 Rp 8.000.000.000 Rp 5.832.000.000 Rp 2.268.000.000 Rp 8.100.000.000 Rp -  Rp 8.100.000.000 Taksiran laba kotor Rp 1.000.000.000 Rp 900.000.000 Persentase Penyelesaian 25% 72% 100%

PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN Pendapatan diakui tahun 2008 2009 2010 2008 : 25% x Rp 9.000.000.000 Rp 2.250.000.000   2009 : 72% x Rp 9.000.000.000 Pendapatan tahun 2008 Pendapatan tahun 2009 Rp 6.480.000.000 (Rp 2.250.000.000) Rp 4.230.000.000 2010 : 100% x Rp 9.000.000.000 Pendapatan tahun 2008 dan tahun 2009 Pendapatan tahun 2010 Rp 9.000.000.000 (Rp 6.480.000.000) Rp 2.520.000.000 

PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA KOTOR 2008: 25% x Rp 1.000.000.000 Rp 250.000.000   2009 : 72% x Rp 900.000.000 Laba kotor yang diakui th 2008 Laba kotor tahun 2009 Rp 648.000.000 (Rp 250.000.000) Rp 398.000.000 2010 : 100% x Rp 900.000.000 Laba kotor tahun 2008 dan 2009 Laba kotor tahun 2010 Rp 900.000.000 (Rp 648.000.000) Rp 252.000.000

JURNAL 2008 2009 2010 Konstruksi dalam proses Rp 2.000.000.000 Kas Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 (Mencatat kos konstruksi) Piutang Dagang Rp 1.800.000.0000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 (Mencatat penagihan) Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 3.500.000.000 (Mencatat pelunasan piutang) Rp 250.000.000 Rp 398.000.000 Rp 252.000.000 Biaya Konstruksi Pendapatan Kontrak Jangka Panjang Rp 2.250.000.000 Rp 4.230.000.000 Rp 2.520.000.000 (Mencatat pendapatan dan laba kotor)

JURNAL 2008 2009 2010 Penagihan Konstruksi Dalam Proses Rp 9.000.000.000 Konstruksi dalam Proses (Mencatat penyelesaian kontrak)

Konstruksi Dalam Proses 2008 Kos Rp 2.000.000.000 2010 Penutup proyek selesai Rp 9.000.0000.000 Laba Kotor Rp 250.000.000 2009 Rp 3.832.000.000 Rp 398.000.000 Rp 2.268.000.000 Rp 252.000.000 Rp 9.000.000.000 Rp 9.000.000.000

Piutang Dagang 2008 Rp 1.800.000.000 Rp 1.500.000.000 2009 Rp 4.800.000.000 Rp 3.500.000.000 2010 Rp 2.400.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 9.000.000.000 Rp 9.000.000.000

Penagihan Konstruksi Dalam Proses 2010 2008 Rp 1.800.000.000 2009 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Rp 9.000.000.000 Rp 9.000.000.000

Kas 2008 Rp 1.500.000.000 2009 Rp 3.500.000.000 2010 Rp 4.000.000.000 Rp 9.000.000.000

Biaya Konstruksi 2008 Rp 2.000.000.000 2009 Rp 3.832.000.000 2010 Rp 2.268.000.000 Rp 8.100.000.000

Pendapatan Kontrak Jangka Panjang 2008 Rp 2.250.000.000 2009 Rp 4.230.000.000 2010 Rp 2.520.000.000 Rp 9.000.000.000

LAPORAN KEUANGAN 2008 2009 2010 Laporan Laba Rugi Pendapatan dari kontrak Jangka panjang Rp 2.250.000.000 Rp 4.230.000.000 Rp 2.520.000.000 Biaya Konstruksi Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 Rp 2.268.000.000 Laba Kotor Rp 250.000.000 Rp 398.000.000 Rp 252.000.000

LAPORAN KEUANGAN 2008 2009 2010 Neraca per 31/12 Aktiva Lancar : Piutang Dagang Rp 300.000.000 Rp 1.600.000.000 Persediaan : Konstruksi Dalam Proses Rp 2.250.000.000 Penagihan Konstruksi Dalam Proses Rp 1.800.000.000 Biaya dan laba diakui Rp 450.000.000 Kewajiban lancar : Penagihan (6.600.000.000) diatas biaya konstruksi dan Laba diakui (6.480.000.000) Rp 120.000.000 Catatan : 1. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Kontrak konstruksi jangka panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba kontrak konstruksi jangka panjang dengan metode persentase penyelesaian. Kontrak ini umumnya melebihi jangka waktu satu tahun. Pendapatan dan laba diakui setiap tahun atas dasar perbandingan biaya yang terjadi dengan total estimasi biaya. Biaya yang masuk dalam konstruksi dalam proses adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya administrasi dan umum, dibebankan pada periode terjadinya, dan tidak dialokasikan ke kontrak konstruksi.

METODE KONTRAK SELESAI Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat penjualan, yaitu ketika kontrak telah diselesaikan. Dengan metode ini, perusahaan mengakumulasi kos kontrak jangka dalam proses, namun tidak perlu melakukan pengakuan periodik untuk pendapatan, kos, dan laba kotor.

JURNAL 2008 2009 2010 Konstruksi dalam proses Rp 2.000.000.000 Kas Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 (Mencatat kos konstruksi) Piutang Dagang Rp 1.800.000.0000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 (Mencatat penagihan) Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 3.500.000.000 (Mencatat pelunasan piutang) Biaya Konstruksi Rp 8.100.000.000 Rp 9.000.000.000 Pendapatan dari kontrak jangka panjang (Mencatat pengakuan pendapatan dan biaya)

LAPORAN KEUANGAN 2008 2009 2010 Laporan Laba Rugi Pendapatan dari kontrak jangka panjang Rp 9.000.000.000 Biaya Konstruksi Rp 8.100.000.000 Laba Kotor Rp 900.000.000

LAPORAN KEUANGAN 2008 2009 2010 Neraca per 31/12 Aktiva Lancar : Piutang Dagang Rp 300.000.000 Rp 1.600.000.000 Persediaan : Konstruksi Dalam Proses Rp 2.000.000.000 Penagihan Konstruksi Dalam Proses Rp 1.800.000.000 Biaya dan laba diakui Rp 200.000.000 Kewajiban lancar : Penagihan (6.600.000.000) diatas biaya konstruksi (5.832.000.000) Rp 758.000.000 Catatan : 1. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Kontrak konstruksi jangka panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba kontrak konstruksi jangka panjang dengan metode kontrak selesai. Kontrak ini umumnya melebihi jangka waktu satu tahun. Biays kontrak dan penagihan diakumulasi selama periode konstruksi, namun tidak ada pendapatan dan laba diakui sampai diselesaikannya kontrak. Biaya yang masuk dalam konstruksi dalam proses adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya administrasi dan umum, dibebankan pada periode terjadinya.

Rugi Kontrak Jangka Panjang Dua Metode: Rugi periode berjalan pada kontrak yang menguntungkan. Persentase penyelesaian : Estimasi kenaikan kas pada periode sekarang untuk menyesuaikan laba kotor periode sebelumnya. Rugi pada seluruh proyek. Pada kedua metode, perusahaan harus mengakui rugi pada periode sekarang untuk seluruh rugi proyek.

Contoh PT VIRGINIA menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Juli 2008 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp 9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan oktober 2010, dengan taksiran biaya Rp 8.000.000.000. Pada akhir tahun 2009, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp 8.769.924.000. Berikut ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut: Keterangan 2008 2009 Biaya s/d tahun Rp 2.000.000.000 Rp 5.832.000.000 Rp 8.769.924.000 Taksiran Biaya penyelesaian sisa kontrak Rp 6.000.000.000 Rp 2.937.924.000 Rp - Tagihan kontrak Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Kas yang diterima Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000

PERHITUNGAN PERSENTASE PENYELESAIAN   2008 2009 2010 Harga kontrak Rp 9.000.000.000 Taksiran Biaya: Biaya s/d tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran Biaya Rp 2.000.000.000 Rp 6.000.000.000 Rp 8.000.000.000 Rp 5.832.000.000 Rp 2.937.924.000 Rp 8.769.924.000 Rp -  Rp 8.769.924.000 Taksiran laba kotor Rp 1.000.000.000 Rp 230.076.000 Rp 230.076.000 Persentase Penyelesaian 25% 66,5% 100%

PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN Pendapatan diakui tahun 2008 2009 2010 2008 : 25% x Rp 9.000.000.000 Rp 2.250.000.000   2009 : 66,5% x Rp 9.000.000.000 Pendapatan tahun 2008 Pendapatan tahun 2009 Rp 5.985.000.000 (Rp 2.250.000.000) Rp 3.735.000.000 2010 : 100% x Rp 9.000.000.000 Pendapatan tahun 2008 dan tahun 2009 Pendapatan tahun 2010 Rp 9.000.000.000 (Rp 5.985.000.000) Rp 3.015.000.000 

PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA KOTOR 2008: 25% x Rp 1.000.000.000 Rp 250.000.000   2009 : 66,5% x Rp 230.076.000 Laba kotor yang diakui th 2008 Laba kotor tahun 2009 Rp 153.000.000 (Rp 250.000.000) (Rp 97.000.000) 2010 : 100% x Rp 230.076.000 Laba kotor tahun 2008 dan 2009 Laba kotor tahun 2010 Rp 230.076.000 (Rp 153.000.000) Rp 77.076.000

JURNAL 2008 2009 2010 Konstruksi dalam proses Rp 2.000.000.000 Kas Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 (Mencatat kos konstruksi) Piutang Dagang Rp 1.800.000.0000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 (Mencatat penagihan) Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 3.500.000.000 (Mencatat pelunasan piutang) Rp 250.000.000 Rp 97.000.000 Rp 77.076.000 Biaya Konstruksi Pendapatan Kontrak Jangka Panjang Rp 2.250.000.000 Rp 3.735.000.000 Rp 3.015.000.000 (Mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor)

JURNAL 2008 2009 2010 Penagihan Konstruksi Dalam Proses Rp 9.000.000.000 Konstruksi dalam Proses (Mencatat penyelesaian kontrak)

Rugi pada kontrak menguntungkan - KS 2008 2009 2010 Konstruksi dalam proses Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 Rp 2.937.924.000 Kas Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 (Mencatat kos konstruksi) Piutang Dagang Rp 1.800.000.0000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 (Mencatat penagihan) Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 3.500.000.000 (Mencatat pelunasan piutang) Biaya Konstruksi Rp 8.769.924.000 (Mencatat biaya konstruksi) Rp 9.000.000.000 Pendapatan dari konstruksi jangka panjang (Mencatat penagihan dan kas yang diterima dari pelanggan)

Rugi pada Kontrak Rugi PT VIRGINIA menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Juli 2008 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp 9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan oktober 2010, dengan taksiran biaya Rp 8.000.000.000. Pada akhir tahun 2009, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp 9.112.500.000. Berikut ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut: Keterangan 2008 2009 Biaya s/d tahun Rp 2.000.000.000 Rp 5.832.000.000 Rp 9.112.500.000 Taksiran Biaya penyelesaian sisa kontrak Rp 6.000.000.000 Rp 3.280.500.000 Rp - Tagihan kontrak Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Kas yang diterima Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000

PERHITUNGAN PERSENTASE PENYELESAIAN   2008 2009 2010 Harga kontrak Rp 9.000.000.000 Taksiran Biaya: Biaya s/d tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran Biaya Rp 2.000.000.000 Rp 6.000.000.000 Rp 8.000.000.000 Rp 5.832.000.000 Rp 3.280.500.000 Rp 9.112.500.000 Rp -  Rp 9.112.500.000 Taksiran laba kotor Rp 1.000.000.000 (Rp 112.500.000) Persentase Penyelesaian 25% 64% 100%

PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN Pendapatan diakui tahun 2008 2009 2010 2008 : 25% x Rp 9.000.000.000 Rp 2.250.000.000   2009 : 64% x Rp 9.000.000.000 Pendapatan tahun 2008 Pendapatan tahun 2009 Rp 5.760.000.000 (Rp 2.250.000.000) Rp 3.510.000.000 2010 : 100% x Rp 9.000.000.000 Pendapatan tahun 2008 dan tahun 2009 Pendapatan tahun 2010 Rp 9.000.000.000 (Rp 5.760.000.000) Rp 3.240.000.000 

PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA (RUGI) KOTOR 2008: 25% x Rp 1.000.000.000 Rp 250.000.000   2009 : 100% x (Rp 112.500.000) Laba kotor yang diakui th 2008 Laba kotor tahun 2009 (Rp 112.500.000) (Rp 250.000.000) (Rp 362.500.000) 2010: Tidak ada pengakuan laba/ rugi Catatan: jika proyek mengalami rugi, maka rugi tersebut segera diakui pada saat rugi tersebut diketahui, sesuai dengan prinsip konservatisme.

JURNAL 2008 2009 2010 Konstruksi dalam proses Rp 2.000.000.000 Kas Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 (Mencatat kos konstruksi) Piutang Dagang Rp 1.800.000.0000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 (Mencatat penagihan) Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 3.500.000.000 (Mencatat pelunasan piutang) Rp 250.000.000 Rp 362.500.000 Biaya Konstruksi Rp 3.872.000.000 Rp 3.240.00.000 Pendapatan Kontrak Jangka Panjang Rp 2.250.000.000 Rp 3.510.000.000 Rp 3.240.000.000 (Mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor)

JURNAL 2008 2009 2010 Penagihan Konstruksi Dalam Proses Rp 9.000.000.000 Konstruksi dalam Proses (Mencatat penyelesaian kontrak)

Metode Kontrak Selesai 2008 2009 2010 Konstruksi dalam proses Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 Rp 3.280.500.000 Kas Rp 2.000.000.000 Rp 3.832.000.000 (Mencatat kos konstruksi) Piutang Dagang Rp 1.800.000.0000 Rp 4.800.000.000 Rp 2.400.000.000 Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 (Mencatat penagihan) Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 3.500.000.000 (Mencatat pelunasan piutang) Biaya Konstruksi Rp 9.112.500.000

Metode Kontrak Selesai 2008 2009 2010 Rugi Kontrak Jangka Panjang Rp 112.500.000 Konstruksi dalam proses Penagihan Konstruksi dalam proses Rp 9.000.000.000 Pendapatan dari konstruksi jangka panjang (Mencatat penagihan dan kas yang diterima dari pelanggan)

TERIMA KASIH