Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke - 6

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN TERHADAP PENDIDIKAN
Advertisements

INDIVIDUAL AND GROUP DIFFERENCES
AKSELERASI.
LISNAWATI, M. Psi.. Th 1974  Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Landasan Filosofis dan Alternatif Model Pendidikan Bagi Anak CI-BI, Ravik Karsidi, 29 Desember LANDASAN FILOSOFIS DAN ALTERNATIF MODEL PENDIDIKAN.
Oleh Dra. Salmah Lilik, M.Psi
LANDASAN FILOSOFIS DAN ALTERNATIF
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Psikologi ANAK BERBAKAT
Pengertian dan Konsep Keberbakatan
PENDIDIKAN KHUSUS BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2004
KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Bakat, Kecerdasan dan kreativitas Peserta Didik
BAHAN KULIAH PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT (2)
Materi Pertemuan 4 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
Materi Pertemuan 3 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Adriy.weebly.com.
Program Akselerasi Oleh: Zulfikar Yusuf Amirullah K
Identifikasi Anak Berbakat
Intelligence Akademi Perawat Panti Waluya
Culture Fair Intelligence Test
Landasan Filosofis dan Alternatif Model Pendidikan Bagi Anak CI-BI, Ravik Karsidi, 29 Desember  SEBAGAI MAHLUK SOSIAL, anak berbakat mengalami.
SOSIALISASI KELAS CERDAS ISTIMEWA (CI )
Materi Pertemuan 8 Peran Pendidik dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSI
PENDIDIKAN ANAK LUAR BIASA (PLB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KUNINGAN 2010
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2004
Tes Psikologi.
INTELIGENSI.
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Prosedur penelusuran anak berbakat
“PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK ANAK BERKELAINAN AKADEMIK DAN MENTAL EMOSIONAL” Nur Amalina Siti Lailatus Sholichah Kanty.
Kesukaran Belajar Part II
KRITERIA KESULITAN BELAJAR MACAM-MACAM KESULLITAN BELAJAR
BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN
Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke-2
Aplikasi Pemeriksaan Psikologis
Sejarah perintisan sekolah dengan pendidikan khusus:
Masalah-masalah BELAJAR
Pendidikan Fisika FKIP UHO 2016
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Pengertian dan Konsep Keberbakatan
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
Definisi Anak Berbakat
PANDUAN Analisis Potensi Siswa
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Oleh Karyanti, M.Pd PSIKOLOGI PENDIDIKAN Oleh Karyanti, M.Pd
PeRan sekolah dalam mengembangkan keberbakatan siswa
Konsep Belajar dan Teori Belajar IPA
PENDIDIKAN ANAK LUAR BIASA (PLB)
5 Konsep Pendidikan (Saifullah 1988).
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
CULTURE FAIR INTELLIGENCE TEST (CFIT) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
ANAK BERBAKAT.
Mengapa keberbakatan itu perlu. Kasus 1. Kalimantan Timur a
Perkembangan Peserta Didik: Presentasi Kelompok 2
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
PERKEMBANGAN INDIVIDU
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Intelectual Disability
PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT (PAB)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
MINAT DAN BAKAT.
Pendidikan Khusus Bagi Anak Berbakat  Mahasiswa dapat menjelaskan definisi keberbakatan  Mahasiswa dapat menjelaskan dampak keberbakatan  Mahasiswa.
Transcript presentasi:

Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke - 6 Oleh: @awanjeminy 13/04/2019

BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN PENDAHULUAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT PENDIDIKAN BAGI SLOW LEARNER PENDIDIKAN ANAK KHUSUS

A. PENDAHULUAN Aplikasi konsep-konsep bakat & intelegensi pada lapangan pendidikan Pendidikan harus sesuai dengan kondisi peserta didik

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT Kondisi di manca negara(AS, Jepang, Inggris, Korea, Taiwan) dan di Indonesia Anak berbakat Identifikasi anak berbakat Model identifikasi Layanan pendidikan anak berbakat

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia 1958; Amerika mencoba memikirkan pendidikan untuk menjaring anak berbakat. Aplikasi teori psikologi (teori belajar dan konsep kognitif) dan pengkajian teknologi merupakan hal yang berpengaruh terhadap masalah bakat dan aktualisasi diri di AS. Jepang menggunakan “Sistem Nasional Pendidikan Universal” untuk mengidentifikasi anak berbakat. Inggris tidak mengenal pengelompokkan Gifted & Talented. Hal itu akan membuat anak di luar kelompok itu merasa inferior secara intelektual. Identifikasi anak berbakat merupakan tugas guru

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia Korea. Pengembangan pendidikan anak berbakat melalui dua tingkat: a. Tingkat Nasional b. Tingkat Swasta Untuk penjaringan anak berbakat dengan: a. Akselerasi b. Undang-undang (1996) yang mengatur beragam ukuran untuk menjamin adanya suatu bentuk belajar mengajar yang berbeda-beda yang diarahkan pada diversifikasi, kebutuhan individual pengajar dan untuk memaksimalkan pengembangan potensi individu.

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia Taiwan. Faktor dalam pengembangan pendidikan di taiwan: kebutuhan nasional akan pendidikan bagi Gifted & Talented, kebutuhan akan pengembangan individual dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Taiwan SEL (Special Education Laws) 1984, mengartikan Gifted & Talented meliputi individu yang memiliki satu atau lebih kualitas di bawah ini: a. Gifted dalam kemampuan umum b. Gifted dalam bakat akademik c. Gifted dalam talent khusus

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia 1974, beasiswa bagi anak unggulan yang tidak mampu 1980, pilot project untuk identifikasi dan seleksi anak berbakat. Prosesnya: 1. Penjaringan umum 20-25 % anak berbakat dari populasi sekolah. Berdasarkan penilaian guru, nilai rapor dan tes IQ. 2. Proses seleksi dengan baterai tes IQ, tes kreativitas, skala perilaku siswa dan tes hasil belajar. 1989, UU No.2/1989 (Sisdiknas) ps 8:”Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 2. Anak Berbakat Keberbakatan: beberapa anak berbakat (child giftted) yang memilik kinerja dengan tingkat potensi aktivitas manusia yang bernilai dan secara konsisten luar biasa. (Paul Witty) Gifted (berbakat): 1.memiliki suatu derajat kemampuan intelektual yang tinggi, IQ > 140 atau lebih; 2.memiliki satu bakat non-intelektual, misalnya musik atau olahraga sampai pada tingkat tinggi sekali. Talent: suatu bentuk kemampuan khusus, seperti kemungkinan musikal yang diwarisi orang tua dan memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil latihannya sampai tingkat yang tinggi (bakat) (sumber:Chaplin, 1995).

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 3. Identifikasi Anak Berbakat Penjaringan Anak Berbakat. A. Didasarkan pada anggapan bahwa dalam skala makro terdapat 1 % dari seluruh populasi adalah anak berbakat unggul (Ward dalam Semiawan, 1994). B. Pada populasi anak berbakat terdapat 10 % dengan IQ = 120-137 (moderately gifted) C. Sampel identifikasi awal = 15 - 25 % (Penelitian Balitbang dalam Semiawan, 1994)

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 3. Identifikasi Anak Berbakat Penyaringan Anak Berbakat Tujuan: memberikan dasar terhadap penilaian pada kemampuan, sifat, sikap atau perilaku seseorang. Penyaringan berguna bagi peramalan tentang kinerja tertentu pada masa yang akan datang. Identifikasi anak berbakat harus meliputi semua aspek secara komprehensif yaitu IQ, kreativitas, motivasi dan kepemimpinan. Berbagai kemampuan tersebut merupakan manifestasi dari berbagai bakat sebagai kapasitas mental (Semiawan, 1994)

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 4. Model Identifikasi Renzulli IQ > Rata-rata Task comitment Kreativitas THREE-RINGS INTERACTION

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 4. Model Identifikasi Triandis Sekolah Teman Sebaya Keuletan Kreativitas Anak cerdas tinggi Intelegensi Keluarga

B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 5. Layanan Pend.Anak Berbakat Menurut Ward, Kitano & Kirby (dalam Semiawan, 1994): Pendidikan anak berbakat seyogyanya berbeda dengan menekankan pada aspek intelektual. Diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas sesuai kemampuan anak berbakat di atas rata-rata. Penekanan pada perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi. Penekanan pada orientasi penemuan dan pendekatan induktif. Memerlukan pertimbangan khsusus dalam pendidikan. Kurikulum berdiferensiasi (Semiawan, 1994)

Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke - 7 Oleh: @awanjeminy 13/04/2019

C. MENTAL RETARDATION Karakteristik MR Kategori MR Faktor-faktor penyebab MR

C. MENTAL RETARDATION 1. Karakteristik MR Menurut PPDGJ III: a. IQ = 75 ke bawah b. Kesulitan dalam memenuhi tuntutan sosial c. Adaptive behavior buruk MR merupakan fenomena sosiokultural yang kompleks karena melibatkan hal-hal yang kompleks: hubungan antar keluarga menjadi beban semua orang hambatan bagi pembangunan

C. MENTAL RETARDATION 2. Kategori MR 1). Ditinjau dari skala IQ a. Mild MR - Stanford Binet : 52 - 67 - Wechsler : 55 - 69 b. Moderate MR - Stanford Binet : 36 - 51 - Wechsler : 40 - 54

C. MENTAL RETARDATION 2. Kategori MR c. Severe MR - Stanford Binet : 20 - 35 - Wechsler : 25 - 39 d. Profound MR - Stanford Binet : <= 19 - Wechsler : <= 24

C. MENTAL RETARDATION 2. Kategori MR 2). Ditinjau dari istilah dalam psikologi dan kesehatan: a. Debil : IQ 50 - 75 b. Imbicil : IQ 25 - 49 c. Idiot : IQ < 25 3). Ditinjau dari istilah dalam pendidikan: a. Dull : IQ 75 - 85 b. Educable : IQ 50 - 74 c. Trainable : IQ 25 - 49 d. Hanya mampu rawat : IQ < 25

C. MENTAL RETARDATION 3. Faktor Penyebab MR Sebab Biologis A). Pranatal: infeksi, detoksifikasi, virus rubella, oabt, AIDS, herphes simplex, siphilis, hypoxia, radiasi, kelainan metabolisme. B). Masa pranatal dengan penyebab tidak jelas: microcephallus, hydrocephallus, meningocelle, kelainan kromosom, BB < minimum, bayi dari ibu psikosis Sebab Psikologi dan sosial Disebabkan karena dibesarkan dalam lingkungan primitif (masa pekanya terlewati tanpa adanya stimulasi)