KONSEP BERPIKIR DAN BERBAHASA Lia Aulia Fachrial
KEGIATAN BERPIKIR DAN BERBAHASA Behaviorisme berpikir merupakan penguatan antara stimulus dan respons Asosiasionis berpikir merupakan asosiasi antara tanggapan yang satu dengan yang lain Kognisi berpikir merupakan pemrosesan informasi mulai dari stimulus yang ada (starting position) sampai ke pemecahan masalah (finishing position) atau goal state. Berpikir proses kognitif yang berlangsung dari stimulus hingga respon untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, menghasilkan sesuatu yang baru, melakukan adaptasi dengan lingkungan, membentuk dan memilih lingkungan Berpikir kadangkala dipandang sebagai penalaran, meliputi proses mental yang digunakan untuk membentuk konsep, memecahkan masalah, dan ikut serta melakukan aktivitas-aktivitas kreatif.
1. PROSES BELAJAR Simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya adalah kata-kata atau bahasa. Karena dapat menggunakan ribuan simbol/kata-kata, maka manusia dapat berpikir secara lengkap. Bahasa hanya merupakan salah satu alat. Masih ada alat lain yaitu image (gambaran). Contoh : Untuk menuju Istana Presiden, kita harus tahu gambaran (bayangan) kota Jakarta. Gambaran ini disebut Visual Map/Cognitive Map. Sebagian besar alat yang digunakan adalah bahasa.
2. KONSEP ATAU PENGERTIAN Konsep merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri atau beberapa ciri umum suatu objek atau kejadian. Konsep atau kejadian memungkinkan manusia dapat menggolongkan benda-benda atau kejadian-kejadian. Konsep merupakan suatu cara mengelompokkan, atau mengklasifikasikan objek-objek, kejadian-kejadian, binatang- binatang atau manusia berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki bersama.
Macam-macam Konsep menurut Walgito: Konsep sederhana : konsep atau pengertian yang dibatasi oleh ciri atau atribut tunggal, misalnya merah Konsep yang kompleks : konsep atau pengertian yang tidak dibatasi oleh ciri yang tunggal, misalnya kreatif Konsep konjungtif : konsep atau pengertian yang dibatasi oleh adanya kaitan dua atau lebih ciri yang membentuk pengertian tersebut, misalnya zebra, yaitu binatang menyusui seperti kuda tetapi kulitnya loreng Konsep disjungtif : merupakan pengertian yang dibatasi dengan tiap ciri atau sifat yang membawa suatu objek dalam kelas/jenis pengertian tersebut, misalnya alat transport, yang mencakup kuda, truk, becak, bus, dll Konsep relational : konsep atau pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian lain, misalnya “lebih berat dari”, “lebih kurang dari”
3. CARA MEMPEROLEH KONSEP Ada 2 cara memperoleh konsep/pengertian : tidak sengaja dan sengaja. Tidak sengaja disebut pengalaman, namun tidak berarti cara yang sengaja itu tidak melalui pengalaman. Anak pada umumnya memperoleh pengertian melalui pengalaman tidak dengan sengaja, melalui proses generalisasi, kemudian dengan daya berpikirnya timbul proses diferensiasi dimana anak mampu membedakan satu dengan yang lain. Pada proses sengaja, pengertian dibentuk dengan penuh kesadaran melalui langkah brkt : Pengujian hipotesis; mencari ciri-ciri yang sesuai dan menolak ciri-ciri yang tidak sesuai Patokan/contoh yang khas. Contoh : konsep perabot meliputi meja dan kursi. Kemudian konsep perabot digunakan sebagai patokan untuk menggolongkan contoh lain seperti bangku dan sofa kedalam konsep perabot. Konsep ilmiah yang didapat melalui proses analisis, komparasi, abstraksi/kategorisasi, kesimpulan
4. FUNGSI KONSEP Menurut Plotnik, konsep menjalankan dua macam fungsi yaitu : Mengorganisasikan Informasi (Organize Information) Konsep mengorganisasikannya secara lebih baik kemudian menyimpan informasi tersebut dalam memori. Sebagai contoh, alih-alih menyimpan ratusan bayangan mental dari berbagai macam jenis anjing yang berbeda, anda dapat menyimpan satu prototype tunggal dari anjing pada umumnya konsep memungkinkan anda mengelompokkan segala sesuatu ke dalam kategori-kategori. Menghindari Pembelajaran Ulang (Avoid Relearning) Dengan memiliki konsep yang dapat digunakan untuk mengelompokkan dan mengkategorisasikan sesuatu, anda dapat dengan mudah mengklasifikasikan atau mengelompokkan sesuatu yang baru tanpa mempelajari ulang sesuatu itu. Sebagai contoh : setelah anda mempunyai konsep untuk anjing, kelinci, kucing, atau kue, anda tidak perlu mempelajari ulang masing-masing benda ini setiap kali anda menemukan anjing, kelinci, kucing, atau kue yang baru.
5. PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) Menurut Walgito (1980), dalam pemecahan masalah, subjek diarahkan untuk mencari pemecahan dan dipacu untuk mencapai pemecahan tersebut. Jadi problem solving merupakan tugas si subjek untuk menemukan cara memecahkan masalah. Menurut Plotnik, pemecahan masalah meliputi pencarian beberapa aturan (kaidah), rencana atau strategi yang membuat kita berhasil mencapai satu tujuan yang sekarang belum tercapai. Dalam pemecahan masalah terdapat kaidah yang dibedakan menjadi 2 macam : Algoritma perangkat kaidah yang apabila ini diikuti dengan benar, maka akan ada jaminan keberhasilan pemecahan masalah. suatu perangkat aturan pasti, yang apabila diikuti scr teliti akhirnya akan menghasilkan suatu pemecahan. Kaidah Horistik strategi yang didasarkan pada pengalaman dalam menghadapi masalah yang mengarah pada pemecahan masalah, walaupun tidak ada jaminan kesuksesan.
TAHAP BERPIKIR DAN BERBAHASA Teori perkembangan kognitif yang terkenal telah dikemukakan oleh Jean Piaget (1896-1980). Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi 4 tahap, yaitu : Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) pemikiran anak dilandaskan pada tindakan inderawinya Tahap Praoperasi (2-7 tahun) anak mulai berpikir dengan menggunakan simbol untuk menghadirkan suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa Tahap Operasi Konkret (8-11 tahun) anak mulai berpikir dengan menggunakan aturan-aturan logis yang jelas Tahap Operasi Formal (11 tahun ke atas) anak mulai berpikir abstrak, hipotesis, deduktif, dan induktif.