Oleh : Yofa Anggriani Utama,S.Kep,Ners,M.Kep

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

TB PADA ANAK KeloAmpok : 4.
TUBERKULOSIS PADA ANAK ???? Oleh: Ikeu Nurhidayah K, S.Kep., Ners
TUBERCULOSIS (TB PARU)
PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
TBC.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
TUBERKULOSIS (TBC) I Kadek Nuryanto.
BEBAS TBC dan BEBAS ROKOK.
TBC ( TUBERCULOSIS ).
Pelatihan Kader Tuberculosis tingkat Kabupaten dan Kecamatan
PNEUMONIA.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
EPIDEMIOLOGI TUBERCULOSIS
DESA KARANGWUNI PUJIANTA, S.KEP
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
TBC & FILARIASIS KELOMPOK 4.
Alfian Nur Rosyid, MD, Pulmonologist
TUBERCULOSIS.
PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN & PERSALINAN
Etika batuk RS PTPN VIII SUBANG. Pengertian Batuk adalah respons alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan saluran napas jika terdapat gangguan dari.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Mikrobiologi Udara.
TBC pada ibu hamil dan ibu bersalin
YONI MAI PUTRI IIB.
Childhood Tuberculosis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PNEUMONIA dr. Purwanto.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
Sindrom Guillain–Barré
Nama Kelompok Ridwan Suratman Agasti Amalia Pertiwi Trijulia Purnamasari Danang Kurniawan Sischa Pravitasari Anggi Devi Hartina Panggabean.
TUBERKULOSIS (TBC) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Oleh: TIM UPTD PUSKESMAS DTP PANAWANGAN DETEKSI DINI TUBERKULOSIS (TBC)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
TUBERCULOSIS PARU OLEH KELOMPOK III LIZARNI DEVI MARIA IKSIR JAUHARI.
MAHASISWA/I JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Tuberkulosis Paru pada Usia Dewasa
Askep klien dengan pneumonia
Askep klien dengan penyakit TB Paru
Kelompok 3 PARU - PARU.
DEFINISI TUBERKULOSIS
Kriteria suspek tb/mdr DAN PEMERIKSAAN DAHAK sps
TBC (Tuberculosis) Disusun oleh : - Henrdrawan wicaksono
Asuhan Keperawatan Pasien dengan PPOK
TUBERKULOSIS.
SELAMAT DATANG KEPADA PARA PESERTA PENYULUHAN TB DOTS PAROKI HATI KUDUS YESUS TELUK DALAM, 21 OKTOBER 2014.
Disusun oleh : Enur Nurhasanah S,Kep. PKM SRIAMUR
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
Cuci tangan merupakan SARAN KESEHATAN YANG PALING SEDERHANA, namun efektif untuk menangkal serangan bakteri, kuman, atau virus penyebab penyakit. Sayangnya,
Pemerintah melalui Program Nasional Pengendalian TB telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan strategi DOTS (Directly Observed.
Penyakit yg dapat disembuhkan
MESIN TUBUH YANG TANGGUH
Tuberkulosa (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “Mycobacterium Tuberculosis”.  Tuberkulosa (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh.
Gangguan pada sistem pernapasan Ika Rian Sari, S.Pd.
APA ITU TB BAHAYA PENYAKIT TB AKIBAT TB PADA MASYARAKAT GEJALA PENDERITA TB PARU PENULARAN PENYAKIT TB PEMERIKSAAN PENYAKIT TB PENGOBATAN PENYAKIT TB.
“Saatnya INDONESIA BEBAS TBC mulai dari Saya” “PEDULI TBC, INDONESIA SEHAT” Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Materi Dasar Tentang TB
TUBERCULOSIS (TBC) UPT PUSKESMAS ANAMBAS. TBC ITU ………………..???  BUKAN  BUKAN PENYAKIT KETURUNAN  BUKAN KARENA GUNA-GUNA  BUKAN  BUKAN JUGA KARENA.
TUBERCULOSIS. . APA ITU TBC ? 1.TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil/kuman TBC 2.TBC dapat menyerang siapa saja dari golongan.
InfeksiSaluranPernafasanAkut (ISPA). Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) Akut 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR PENYEBAB 3. KLASIFIKASI ISPA 4. FAKTOR AGEN, HOST,
Tuberculosis (TBC) Puskesmas Pakem. TUBERKULOSIS (TB) Sebagian besar menyerang paru Sebagian besar menyerang paru Dpt juga menyerang organ tubuh lain.
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

Oleh : Yofa Anggriani Utama,S.Kep,Ners,M.Kep Tuberculosis Paru Oleh : Yofa Anggriani Utama,S.Kep,Ners,M.Kep

Pengertian Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.(Depkes, RI, 2007)

Tuberkulosis adalah ; penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru – paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.

Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC

Etiologi   Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit

Ciri – ciri kuman mycobacterium tuberculosis Menurut Miller bahwa :”Kuman ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga di kenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Basil–basil tuberkel di dalam jaringan tampak sebagai mikroorganisme berbentuk batang, dengan panjang bervariasi antara 1 – 4 mikron dan diameter 0,3– 0,6 mikron. Bentuknya sering agak melengkung dan kelihatan seperti manik –manik atau bersegmen

Cara Penularan TB Paru Sumber penularan TB paru adalah penderita TB paru BTA positif. Penularan terjadi pada waktu penderita TB paru batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman bakteri ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).

Lanjut Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam pernapasan. Setelah kuman TB paru masuk kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya

Manifestasi Klinis Demam Malaise Anoreksia Penurunan berat badan Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-minggu sampai berbulan – bulan) Peningkatan frekuensi pernapasan  

Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi Lanjut g. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi Ekspansi buruk pada tempat yang sakit

Komplikasi Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) 2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial. 3) Bronkiectasis dan fribosis pada Paru. 4) Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru. 5)Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya. 6) Insufisiensi Kardio Pulmoner

Tipe Penderita Tuberkulosis Kasus Baru: penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian). Kambuh (Relaps) : penderita tuberkulosis paru yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis paru dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

Lanjut c) Pindahan (Tranfer In) : penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain, kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. d) Pengobatan setelah lalai (Default / Drop-out ): penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. umumnya penderita tersebut kembali dengan pemeriksaan dahak BTA positif.

Lanjut e) Gagal (1) penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan setelah pengobatan) atau lebih. (2) penderita dengan hasil BTA negatif rontgen positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan. f) Lain-lain semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk pasien dengan kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif selesai pengobatan ulangan.

Pemeriksaan Penunjang Kultur sputum : positif untuk mycobacterium tuberculosis pada taahap aktif . Ziehl – Neelsen : usapan cairan darah positif untuk basil asam Tes Kulit (PPD,Mantoux) reaksi positif (area indurasi 10mm atau lebih besar terjadi 4872 jam setelah setelah injeksi intradermal).

5. Foto Thorak : infiltrasi lesi awal pada area paru atas . Lanjut 4. Elisa : menyatakan HIV 5. Foto Thorak : infiltrasi lesi awal pada area paru atas . 6. Histologi / kultur jaringan ; positif untuk mycobactereium tuberkulosis.

9. GDA: Normal tergantunh pd lokasi. Lanjut 7. Biopsi pada jaringan paru : positif untuk granuloma TB, menunjukkan adanya nekrosis. 8. Elektrolit : hionatremia pada TB Paru kronis. 9. GDA: Normal tergantunh pd lokasi. 10. Pemeriksaan fungsi paru : penurunan kapasistas rasio udara paru dan kapasistas paru total

Pencegahan TB Paru 1. Minum obat TB secara lengkap dan teratur sampai sembuh 2. Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk karena pada saat bersin dan batuk ribuan hingga jutaan kuman TB keluar melalui percikan dahak. Kuman TB yang keluar bersama percikan dahak yang dikeluarkan pasien TB saat : Bicara : 0-200 kuman b. Batuk : 0-3500 kuman c. Bersin : 4500-1.000.000 kuman

4. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain : Lanjut 3. Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup. Misalnya dengan menggunakan wadah/kaleng tertutup yang sudah diberi karbol/antiseptik atau pasir. Kemudian timbunlah kedalam tanah. 4. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain : a. Menjemur peralatan tidur. b. Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. c. Aliran udara (ventilasi) yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman

e. Tidak merokok dan minum-minuman keras. Lanjut d. Makan makanan bergizi. e. Tidak merokok dan minum-minuman keras. f. Lakukan aktivitas fisik/olahraga secara teratur. g. Mencuci peralatan makan dan minuman dengan air bersih mengalir dan memakai sabun. h. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan memakai sabun

Pengobatan OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah yang cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Untuk menjamin kepatuhan penderita minum obat, dilakukan pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Minum Obat (PMO).

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan. Tahap Intensif yaitu penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Jika pengobatan intensif diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurung waktu dua minggu. Sebagian besar penderita TB BTA(+) menjadi BTA(-) (konversi) dalam 2 bulan.

Tahap Lanjutan yaitu penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalamjangka waktu yang lebih lama. Pada tahap ini pentung untuk membunuh kuman sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

Kombinasi obat-obat pilihan adalah : isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari

Pengkajian Riwayat kesehatan Keluhan yang sering muncul antara lain:Demam, sesak napas, nyeri dada, malais, perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul karena infeksi menular.

Pemeriksaan Fisik: Pada tahapan dini sulit diketahui, ronchi basah kasar, hipersonor/timpani

Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust Intervensi DX 1 Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan Lakukan fisioterapi dada jika perlu  

Intervensi DX 2 Kaji tipe pernapasan pasien Evaluasi tingkat kesadaran, adanya sianosis, dan perubahan warna kulit Tingkatkan istirahat dan batasi aktivitas Monitor respirasi dan status oksigenasi Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Aukskultasi suara napas  

Intervensi DX 3 Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Monitor adanya mual dan muntah Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Monitor adanya penurunan berat badan Berikan makanan sedikit tapi sering selagi masih hangat