Peran Profesional Informasi dalam Era Digital Makalah Dr Zulfikar Zen, SS, MA Dosen Ilmu Perpustakaan dan Informasi FIB-UI, FT-YARSI dan UHAMKA Wakil Ketua Umum Ikatan Pustakawan Indonesia dan CONSAL Executive Board (2006-2012
Makalah disampaikan pada SARASEHAN PERAN STRATEGIS FROFESIONAL INFORMASI DI ERA DIGITAL Yang diselenggarakan oleh PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA Depok, 13 Maret 2019
PUSTAKAWAN PROFESI ATAU PEKERJAAN? Sampai hari ini orang masih “ragu” terhadap Profesi Pustakawan, apakah ia Profesi atau Pekerjaan.. Sejak 1988 pustakawan Indonesia sudah dinyatakan sebagai Jabatan Fungsionnal Apa itu definisi profesi yang profesional? Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan.
KARAKTERISTIK PROFESI Memiliki pendidikan yang bermuatan teori dan praktek Berorientasi pada layanan Memiliki organisasi profesi Memiliki Kode Etik Memiliki otoritas dalam bekerja Memiliki izin dalam praktek Bekerja dengan standar
PUSTAKAWAN INDONESIA Seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (UU 43/2007)
KARAKTERISTIK KOMPETENSI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) KETERAMPILAN ( SKILLS) SIKAP DAN PRILAKU (ATTITUTE, BEHAVE)
PENGETAHUAN Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pengetahuan Pribadi (implicit /tacit knowledge), Pengetahuan Umum (explicit /public knowledge) dan Pengetahuan Semi Umum (semi-public knowlege) Pengetahuan seorang pustakawan diperoleh melalui pendidikan formal atau membaca buku- buku ilmiah
KETERAMPILAN Keterampilan. yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan menurut Gordon (1994) adalah kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Pendapat ini lebih mengarah pada aktivitas yang memiliki sifat psikomotorik Menurut Nadler, (1986) keterampilan harus dilakukan dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas. Kadang keterampilan tsb terdiri dari Keterampilan Utama ( Hard-skills) dan keterampilan Pendukung (soft- skills) Keterampilan pustakawan diperoleh dari Praktek, Saat ini dirasakan pustakawan masih terbatas jam prakteknya, Diharapakan ke depan untuk Sarjana iImu Perpustakaan (SIP) kuliah 3 tahun) + 1 tahun kerja praktek yang kemudian dilantik menjadi “Pustakawan”
SIKAP & PRILAKU Sikap adalah tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Interaksi ... Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki. Dalam Organisasi Profesi, Sikap dan Prilaku ini tertuang dalam KODE ETIK PROFESI seperti IPI, ALA dan IFLA memiliki kode etik..
MENJADI PUSTAKAWAN Berpendidikan minimal DII ilmu perpustakaan dan informasi Kursus CPTA (Calon Pustakawan Tenaga Ahli), 620 jamlat Kursus CPTT (Calon Pustakawan Tenaga Trampil, 480 jamlat Inpassing sampai Desember 2021 Sebagian besar pustakawan yang bekerja di perpustakaan saat ini di Indonesia tidak memiliki pendidikan formal ilmu perpustakaan dan informasi.
BERITA MENYEDIHKAN PUSTAKAWAN Di Indonesia pada tahun 2017 terdapat berbagai pendapat mengenai pekerjaan Pustakawan, sbg tenaha tenaga profesional. . Beberapa peristiwa tersebut antara lain: Perpustakaan Perguruan Tinggi TIDAK BUTUH Pustakawan Utama. Kemudian diralat Kementrian PPNeididkan Tinggi & Ristek meralatnya dan tergantung pada usulan lembaga ysb. 2,. Nama program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi diganti menjadi program studi “Perpustakaan dan Sains Informasi", dari terjemahan Library and Information Science. Kemudan diralat dengan dengan memberikan wewenang kepada PT untuk mementukan sendiri dg SK Rektor. Yang lama tak harus diubah. 3. Baha 10 tahun atau 12 tahun akan datang Profesi Pustakawan akan hilang dan punah Terdapat perbedaan pendapat , ada yang setuju, tetapi banyak yang tak setuju terutama dari kalangan pustakawan sendiri, Sekitar 30 lembaga PT yang memiliki Program Studi Ilmu Perpustakaan pasti gulung tikar, tentu orang tak mau masuk ke PT tsb
7 PROFESI YG AKAN HILANG Pegawai Pos Pustakawan Pegawai Makan Cepat Saji, Kasir Travel Agent Teller Bank Telemarketinng.
CAREER: 8 JOBS THAT WON’T EXIST IN 2030 Librarian (Pustakawan) Paperboy/Papergirl (loper atau tukang antar surat) Cashers (Kasir) Recepcionist (Penerima tamu) Telemarkerter, (Telepemasar) Travel Agent (Agen perjalanan( Word Processor (Pengetik) Social Media Manager. (Manajer sodial media)
ALASAN Harga e-book yang cendrung lebih murah dari buku secara fisik menjadi ancaman bagi pekerja ini. Selain itu kemudahan bagi pembaca adalah tidak perlu pergi keperpustakaan atau toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, Kinokuniya karena cukup membuka e-book dan smartphone”.
BERITA MENGGEMBIRAKAN PUSTAKAWAN Tanggal 14 November 2017 Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia meresmikan Gedung PERPUSTAKAAN NASIONAL TERTINGGI DI DUNIA
Below are the occupation classifications most likely to experience The Job Outlook: in 2030, Librarians will be Demand THE TOP 10 OCCUPATIONS Below are the occupation classifications most likely to experience increased demand in 2030 out of the 772 tracked by the U.S. government. Preschool, Primary, Secondary, and Special Education School Teachers Animal Care and Service Workers Lawyers, Judges, and Related Workers Postsecondary Teachers Engineers Personal Appearance Workers Social Scientists and Related Workers Counselors, Social Workers, and Other Community and Social Service Specialists Librarians, Curators, and Archivists Entertainers and Performers, Sports and Related Workers
Reader: Librarians aren’t going anywhere Hasil penelitian mutakhir yang terbit dalam majalah Library Journal sebanyak 84% wisudawan baru dari lembaga pendidikan yang terakreditas oleh ALA (American Library Association) mendapatkan tempat mengabdi di berbagai perpustakaan umum. Laporan penelitian lain yang dilakukan oleh Pearson, Nesta dan Oxford University di meramalkan (predicts) kebutuhan profesional informasi akan tumbuh, termasuk kebuutuhan terhadap pustakawan, kurator dan arsiparis.
HAKIKAT PROFESI PUSTAKAWAN MANAJER INFORMASI (Information Specialist) PEDULI SI MISKIN (To’amul Miskin) PENJAGA PENGETAHUAN (The Guardian of Knowledge)
MANAJER INFORMASI Pada hakikatnya orang datang ke perpustakaan adalah untuk mencari INFORMASI, karena itu pustakawan menyediakan informasi Informasi di perpustakaan terdapat dalam berbagai wadah atau media, tertulis, tercetak, dan/atau terekam, berupa buku, majalah, surat kabar, multimedia bahan pandang-dengar, dsbnya Pustakawan meminjamkan koleksi dan membagi informasi Informasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk berilmu berpengetahuan dijamin dalam UUD 1945, UU HAM, Deklarasi PBB.
PENGAWAL PENGETAHUAN Pustakawan mencatat, menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendistribusikan informasi terekam yg merupakan bagian dari hasil budaya umat manusia Pustakawan melestarikan dan menyimpan karya ilmuwan masa lalu dan kini untuk gereasi sekarang dana generasi yg akan datang. Tugas tersebut melalui kegiatan Pengawasan Bibliografi (Bibliographic Control) dan Deposit pada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Provinsi Ilmu Pengetahuan yang kini tersimpan di berbagai perpustakaan adalah bagian dari kegiatan profesi pustakawan Tak satu pun profesi lain yang melalukan kegiatan tsb, kecuali pustakawan Bibliografi Nasional dan Bibliografi bagian dari pengawalan terhadap pengetahuan
Kolbas (1997). Librarians in new millennium organizations will be knowledge managers and information analysts. The will work as integral member of the business teams that need these roles, many will work with those teams rather than in a library
PEDULI SI MISKIN Sumur Ilmu adalah 1. Guru, 2, Buku dan 3. Pengalaman. 4. Wahyu Untuk memperoleh buku adalah dengan cara membeli, meminta, meminjam atau mencuri. Wahyu sudah tidak ada lagi, karena Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir,. Perpustakaan adalah lembaga peminjaman, tak satu pun koleksi perpustakaan yang tak boleh dipinjam. Orang yang meminjam adalah karena tidak mampu membeli alias miskin. Orang kaya ke toko buku untuk beli dan orang miskin ke perpustakaan untuk minjam
Pustakawan PT Sebagai Menajer Informasi Mengadakan kajian pemakai untuk mengetahui kebutuhan informasi pengguna; Mengenal fakultas, program studi beserta kurikulumnya untuk mengetahui jenis informasi yang harus disediakan; Memperjuangkan dana untuk pengembangan koleksi, Menjalin kerjasama dengan staf pengajar, agar informasi yang tersedia dimanfaatkan oleh dosen, terutama oleh mahasiswanya Melakukan berbagai cara lain untuk memenuhi keterbatasan informasi yang dimiliki.
Pustakawan PT Sebagai Penjaga Pengetahuan Tidak diragukan lagi bahwa perguruan tinggi adalah lembaga yang melahirkan ilmu pengetahuan dan tekhnolgi. Tri Dharma Pergruan Tinggi, terutama pendidikan dan penelitian adalah penghasil karya ilmiah. Berbagai jenis karya ilmiah yang dihasilkan antara lain skripsi, tesis, disertasi, buku, laporan penelitian, dsbnya.
Pustakawan PT Sebagai Penjaga Pengetahuan Informasi terekam hasil karya sivitas akademikanya harus dikelola oleh Pustakawan PT. Kegiatan repositori institusi (Institutional repository) merupakan wujud nyata kegiatan Pustakawan PT sebagai penjaga pengetahuan. Sesuai dengan UU no. 4 Tahun 1990, Pustakawan PT wajib juga menyerahkan terbitan ke Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Provinsi. Di samping itu, koleksi lain yang terdapat dalam perpustakaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan informasi pengguna dan khazanah pengetahuan yang selalu dijaga, dilestarikan dan disediakan untuk semua sivitas akadameika
Pustakawan PT Sebagai Yang Peduli si Miskin. Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa perpustakaan adalah lembaga peminjaman. Pustakawan PT harus memahami tidak semua sivitas akademika mampu membeli untuk mendapatkan informasi yang diperlukannya. Oleh karena itu, tak ada koleksi di perpustakaan perguruan tinggi yang tidak boleh dipinjam. Kadangkala ketidak mampuan tersebut, bukan hanya karena faktor uang (ekonomi), tetapi juga karena keterbatasan akses, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukannya.
Pustakawan PT Sebagai Yang Peduli si Miskin. Sistem denda dan menggati koleksi yang hilang, seharusnya sudah tidak lagi diterapkan Jika pengguna tidak datang ke perpustakaan, maka perpustakaan yang menghampiri penggunanya. Sudah tidak saatnya lagi Pustakawan PT menganggap pengguna yang butuh perpustakaan, bukan pustakawan tang butuh pengguna.. Kesediaan Pustakawan PT untuk melayani kebutuhan informasi di luar sivitas akademikanya, adalah wujud nyata dari pengabdian kepada masyatakat. Tujuan kerjasama tidak lagi didasari untuk menutupi kekurangan tetapi untuk berbagi kelebihan. (The Cooperaion is not to avoid the weaknesses, but to share the strenghts). Bukankah tangan yang di atas itu lebih baik dari tangan yang dibawah?
20 ORANG TERKAYA DI INDONESIA 1. Budi Hartono: 18,6 miliar dollar AS setara Rp 263,8 triliun 2. Michael Hartono: 18,6 miliar dollar AS setara Rp 260,4 triliun 3. Sri Prakash Lohia: 7,3 miliar dollar AS atau setara Rp 102,2 triliun 4. Dato Sri Tahir: 4,5 miliar dollar AS setara Rp 63 triliun 5. Chairul Tanjung: 3,7 miliar dollar AS setara Rp 51,8 triliun 6. Prajogo Pangestu: 3,5 miliar dollar AS setara Rp 49 triliun 7. Low Tuck Kwong: 2,4 miliar dollar AS setara Rp 33,6 triliun 8. Mochtar Riady: 2,3 miliar dollar AS setara Rp 32,2 triliun 9. Theodore Rachmat: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun 10. Martua Sitorus: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Daftar 20 Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes", https://money.kompas.com/read/2019/03/06/211200626/ini-daftar-20-orang-terkaya-indonesia-versi- forbes.
11. Peter Sondakh: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun 12. Alexander Tedja: 1,6 miliar dollar AS setara Rp 22,4 triliun 13. Murdaya Poo: 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,6 triliun 14. Donald Sihombing: 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,6 triliun 15. Eddy K. Sariatmadja: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun 16. Djoko Susanto: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun 17. Sukanto Tanoto: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun 18. Keluarga Ciputra: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun 19. Harjo Susanto: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun 20. Hary Tanoesoedibjo: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
Jumlah Orang Miskin Indonesia Penduduk miskin Indonesia berdasarkan data teranyar Badan Pusat Statistik ( BPS), jumlah penduduk miskin RI mencapai 25,67 juta orang pada September 2018. Dimana, rata-rata kebutuhan raskin (beras untuk orang miskin) tiap bulannya mencapai 235.000 ton. Untuk jumlah sekitar 15,5 juta jiwa Sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/15/142943426 /bps-jumlah-penduduk-miskin-ri-berkurang-kini-2564-juta-orang. Penulis : Yoga Sukmana Editor : Bambang Priyo Jatmiko
MANUSIA BUTUH NASI INFORMASI HIDUP OTOT JASMANI OTAK ROHANI
LEMBAGA INFORMASI MUSEUM KURATOR ARSIP ARSIPARIS PERPUSTAKAAN PUSTAKAWAN
JENIS & TUGAS UTAMA PERP. NO PERPUS. TUGAS UTAMA 1 NASIONAL / DAERAH DEPOSIT, WARISAN BUDAYA (di Indonesia sbg PEMBINA) 2 UMUM BELAJAR SEMPANJANG HAYAT 3 SEKOLAH BELAJAR MENGAJAR 4 PERG.TINGGI TRI DHARMA PT 5 KHUSUS RISET & PENGEMBANGAN (R&D)
Peran Pustakawan Dalam Era Digital Pada hakikatnya peran pustakawan dari dulu sampai kini TIDAK BERUBAH, tetap sebagai Garda Pengetahuan, Pekerja Informasi dan Peduli pada yang tak mampu). Yang berubah hanya: 1. Media 2. Pemakai 3. Pustakawan , 4. Sarpras 5. Dana
MEDIA Telah terjadi perkembangan media tempat direkamnya informasi dan pengetahuan, yang DULU diatas batu, kulit binatang, daun papirus, lontar, kemudian berubah diatas kertas dengan ditulis tangan (Perkamen, Manuskrip) . SETELAH ITU ditemukannya mesing cetak, lahirlah buku, majalah surat kabar, dsbnya (printed materials), SELANJUTNYA lahir berbagai kaya rekaman atau bahan bukan buku (recorded materiais) dan KINI sudah lebih canggih lagi dalam bentuk elektronik atau digital (e-books, digital collections) baik online atau pun offline Koleknsi masa kini terdiri tulisan, cetakan, rekaman dan digitalan. Meskipun demikian, santu dengan yang lain saling melengkapi.
PEMAKAI Pada awalnya perpustakaan hanya untuk kalangan tertentu, milanya keluarga kerajaan, pendeta, ulama atau kaum terpelajar Terbukanya pendidikan untuk semua (Education for all) menjadi perpustakaan terbuka untuk semua orang. Lazimnya pemakai terbatas pada kelompok atau masyarakat tertentu. KINI dalam era digital, pengguna perpustakaan tidak terbatas oleh jarak dan waktu. Orang dapat mengakses perpustakaan kapan dan dari mana saja. Layanan perpustakaan dapatdilakukan 7/24 yaitu 7 hari seminggu dan 24 jam sehari. Kini dikenal dengan mana “Libary without wall” perpustakaan tanpa dinding, Maya Library, Digital library, Electronics Library dan Hybrid Library yaitu campuran antara kolekmsi konvensional, printed/recorded dengan digital. Indonsia sebagan besar termasuk kategori yang terakhir ini.
PEMAKAI MILENIAL Di samping koleksi yang bauran antara konventional dengan digital, masala utama yang harus difahami oleh Pustakawan bahwa Pemakai yang kita layanan sudah berbeda dengan generasi sebelumnya. Pemakai Milenial sudah sangat akrab dengan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Berpindah dari MANUAL kepada yang OTOMATIS adalah ciri kebutuhan generasi pemakai saat ini. Banyak pekerjaan rutin perpustakaan dituntut untuk berubah menjadi dg mesin atau elektonik yang dikenal dengan Library Automation (Otomasi Perpustakaan). Disamping layanan rutin yang serba otomasi, milenial juga menuntuk “koleknsi” yang harus berbasis digital. Koleksi digital amat mudah diakses dan duguanakan meskipun ada masalah untuk penyimpanan janga panjanjang.
PUSTAKAWAN Mungkin pusdatawan masa lalu menunggu, pasif, karena pemakainya datang dan aktif. Pustaawan masa kini harus “menjemput bola” aktif, Bila pustakawan tidak bisa melayani pemakai dg baik ia akan ditinggalkan atau ketinggalan, Dalam era digital dierlukan pustakawan profesional memiliki kompetensi (knowlege, skill and attutude). Pengadaan melalaui Pelatihan, kurusu, apalagi inpasing tidak banyak mendukung terdapatnya pustakawan yang profesional.. Bila di rumah sakit diperlukan “tenaga medis” seperti dokter, perawat , apoteker, bidan dllnya, MAKA di perpustakaan harus sepenuhnya dikelola oleh “tenaga pustakawan”. Terdapatnya jabatan struktural dan fungsional di perpustakaan, kadang mengalahkan tenaga fungsional, yang lebih dominan adalah tenaga non fungsionalnya (struktural} Mungkin ke depan harus dipisahkan antara Kantor Dinas Perpustakaan dengan Perpustakaan, seperti Dinas Kesehatan dengan Rumah Sakit . RS yang sangat indepemnden dalam melayani orang sakit.
SARPRAS Banyak orang berpendapat, bahwa dalam era digital, GEDUNG perpustakaan sudah diperlukan lagi atau kebuhannya semakain sedikit. Orang Lupa, yang berubah hanya koleksinya, untuk mengakses dan “menikmati” koleksi dalam bentuk apa pun diperlukan tempat yang aman, nyaman dan nikmat. Hal itu hanya terjadi bila memiliki gedung perpustakaan yang representatif dan mengundang orang untuk datang. Apalagi kecenderungan perpustakaan adalah layanan terbuka (open access), “Swalayan” Namun demikian, layanan perpustakaan harus mampu menjangkau pemakainya. Perpustakaan harus belajar denga perkembangan e-commerce yg berlanja serba online. Untuk itu hars tersedia fasilitas untuk mendukung layanan tersebut, teriutama fasilitas internet, jaringan WIFI, mobil atau motor keliling (bisa juga kerja sama dj Grab atao Ojek)
DANA Istilah “No Money No Service” sebenarnya tak berlaku di perpustakaan. Perpustakaan adalah lembaga peminjaman. Tak satupun koleksi perpustakaan yang tak boleh dipinjam. Biasanya orang yang minjam adalah orang yang mampu membeli. Bahkan ada pula yang mengakatan bahwa “semua” tersedia di internet dan “gratis”. Yang ada di internet itu dan yang gratis hanya berita, infor bisnis, hibuan umum, yang bersifat ilmiah hanya sekitar 16% dan itupun kadang harus berlangganan. Oleh karena itu, DANA di perlukan untuk dapat memberikan layanan makasimal. Hakikatnya tak ada yang gratis di perpusakaan, kita membayar melalui pajak, SPP, iurana dan juga a(mungkin) zakat dan wakaf untuk perpustakaan. Zakat dan wakat yg diberikan perpustakaan merupakan “bayaran” secara tak langsung dari yang tak punya.
PENUTUP Menghadapi era digital, era industri 4.0 bahkan ada yang mengakatan era 5.0. Beberapa hal atau keterampilan harus dimiliki oleh Pustakawan Milenial dalam melayani Masarakat Millenial. Di samping kompetensi yang dipaparkan diatas, terdapat 10 keterampilan pustakawan (Top Ten Librarian Skill) Di atas dari segala-galanya, penguasaan Bahasa Inggris , menjadi wajib dan penting. Sebagian besar komunikasi informasi dan pengetahuan terdapat dalam bahasa Inggris. Dulu kita butuk KUNCI INGGRIS kini kita butuh sekali BAHASA INGGRIS. Tak satu pun perpustakaan yang lengkap di dunia saat ini yang mampu memenuhi semua kebutahan pemakainya, Untuk itu “kerja sama” menjadi suatu kebutuhan, meskipun hal ini tidak mudah Kalau dapat kerjasama tidak hanya untuk menutupi kelemahan tetapi untu berbaga kelebihan (Cooperation not only to avoid the wiknesses but to share the strenght s). Bukankanh tangan diatas itu lebih baik? Dalam era digital sepatutnya Pustakawan tak boleh mengatakan “tidak ada”, tetapi “tunggu” saya akan usahakan,
TOP TEN LIBRARIAN SKILL Laura Montgomery (2018). 10 Skill Librarian Need for the Future: Indentifying and Exploring Future Trends Impacting on Academic Libraries. dalam https://librarianresources.taylorandfrancis.com/10-skills-librarians-need-for-the-future/ 1. CHANGE MANAGEMENT 2. PPROVING VALUE 10. COLLABORATION 3. INFLUENCING & NEGOTIATION .9. DEVELOPING &. MANAGING SPACE TOP TEN LIBRARIAN SKILL 4. CREATIVITY & INNOVATION 8. DIGITAL INFORMATION MANAGEMENT 5. SUPPORTING RESERACH 7. MARKETING 6. DIGITAL LITERACY
WASSALAM JADILAH PUSTAKAWAN YANG PROFESIONAL DAN MENGHAYATI TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA INSYA ALLAH PERPUSTAKAAN ADALAH LADANG AMAL YANG PEDULI TERHADAP SESAMA UNTUK MENJADIKAN SESAMA MANUSIA YANG MANUSIA