Konsep Gangguan Kesehatan pada Anak

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Apakah Imunisasi itu ? Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Apakah tujuan dan gunanya ? Untuk.
Advertisements

Bab 7 Gizi Buruk.
PENYULUHAN IMUNISASI PADA BALITA
Budaya hidup sehat = sehat kesehatan pribadi-kesehatan lingkungan
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU
IMUNISASI Imunisasi : usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah.
PENYAKIT TROPIS & INFEKSI I
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
KESEHATAN TENTANG DIARE.
DIARE (MENCRET).
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Hindari Kontak Hindari kontak dengan orang yang sakit. Jika anda sakit, jaga jarak dengan orang lain guna menghindari penularan. Aerosol dapat membasmi.
TBC ( TUBERCULOSIS ).
Imunisasi dan vaksin kelompok 5 Astry Estiarini
MACAM-MACAM PENYAKIT SEKSUAL (penyakit kelamin)
Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Timur
MEMAHAMI JADWAL IMUNISASI BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
IMUNISASI Ns. Arif Susila, SKep..
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Campak / measles / morbillie
KEBUTUHAN DASAR BAYI OLEH:RENA DWI WAHYUNI (151380)
IMUNISASI.
Anamnesis dan pemeriksaan fisis sebelum imunisasi
SUCI FITRIA III B.
Kekurangan Vitamin A Indri Nur Arfiyanti
Kebutuhan Dasar Pada Bayi Baru Lahir
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
DIFTERIa.
HIV AIDS.
EPIDEMIOLOGI DIARE by WIDYA HC.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
FOOD POISONING Keracunan makanan oleh bakteri terjadi karena bakteri dalam makanan tersebut mengeluarkan enterotoksin, atau racun, sebagai produk sampingan.
(penyakit kencing tikus)
MENCRET dr. Ni Made Nova Andari K.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
PD3I, PENYEBAB DAN CONTOH VAKSIN
MENINGITIS OLEH NUGROHO.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir
Assalamu’alaikum wr. wb
KECACINGAN.
FLU BURUNG PADA MANUSIA
SELAMAT DATANG KEPADA PARA PESERTA PENYULUHAN TB DOTS PAROKI HATI KUDUS YESUS TELUK DALAM, 21 OKTOBER 2014.
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE
Disusun oleh : Enur Nurhasanah S,Kep. PKM SRIAMUR
GIZI BURUK.
PERUBAHAN TUBUH KELUHAN UMUM IBU HAMIL HARUS IBU HAMIL HARUS PENGATURAN GIZI KEHAMILAN ANEMIA PERAWATAN KEHAMILAN PERAWATAN KEHAMILAN.
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Penyakit Typus By:Riccy Lee Girsang.
POLIOMIELITIS (PENYAKIT POLIO)
Cuci tangan merupakan SARAN KESEHATAN YANG PALING SEDERHANA, namun efektif untuk menangkal serangan bakteri, kuman, atau virus penyebab penyakit. Sayangnya,
ABSES GIGI.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
DIARE AKIBAT SANITASI YANG BURUK MERY PURWANTINI Puskesmas Samigaluh I.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
7 Jadwal Pemberian Imunisasi yang Wajib pada si Kecil Baru lahir 0 hari s/d 7 hari Imunisasi HB 0 Imunisasi lanjutan DPT HB Hib dan campak 0 hari s/d 1bulan.
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
MATERI PELATIHAN DOKTER KECIL & REMAJA Dr. H. HARI SAPNA KEPALA PUSKESMAS BINJAI SERBANGAN DINAS KESEHATAN KAB. ASAHAN 2015.
Transcript presentasi:

Konsep Gangguan Kesehatan pada Anak Silvie Mil, SE, M.Pd

TIK Mampu mendeskripsikan tentang macam gangguan kesehatan pada anak Mampu menjelaskan mekanisme penyebaran penyakit Mampu menganalisa imunisasi dalam mencegah dan mengurangi masalah kesehatan AUD Mampu mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat mengontrol penyebaran penyakit pada AUD

Masalah Kesehatan pada AUD masalah kesehatan yang sering dialami anak- anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan (Santrock, 2007: 157)

Macam-macam Penyakit pada Anak Usia Dini Kurang Gizi / Malnutrisi tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya/ kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk: Dalam kasus ringan:  pertumbuhan lambat perut bengkak tubuh kurus kehilangan nafsu makan kehilangan energi pucat (anemia) luka di sudut-sudut mulut sering pilek dan infeksi lainnya rabun ayam

Dalam kasus yang lebih serius, malnutrisi dapat menyebabkan: berat badan tidak bertambah pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga) bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka rambut menipis atau bahkan rontok kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain luka dalam mulut kecerdasan tidak berkembang 'Mata kering' (xeroftalmia) kebutaan

Penanggulangan Malnutrisi dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau memberinya lebih banyak / sering makan. Penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi, kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna dalam memenuhi makan anak-anak.

B. Diare dan Disentri Ditandai frekwensi buang air besar >4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. BERBAHAYA: dehidrasi/kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh. jika disertai muntah-muntah. Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat: sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin  Oralit. Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan / minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.

C. Demam dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak. Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal: Kompres dengan air hangat Berikan obat pereda demam Memberikan banyak cairan Istirahat yang cukup

D. Kejang Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan meningitis Tanda-tanda kejang pada anak, di antaranya: kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan- gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas. gigi terkatup Muntah tak jarang si anak berhenti napas sejenak. pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil. pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit

E.  Meningitis sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain yang serius penyakit atau anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis TBC Gejala yang khas dan umum: (Utk anak usia > 2 tahun) demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), Mual/muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri

Meningitis pada bayi: sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui. Meningitis yang disebabkan virus  ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Pencegahan: Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi berolahraga yang teratur Pemberian imunisasi vaksin meningitis

F. Anemia Tanda-tanda umum pada anak-anak, antara lain: pucat, terutama di dalam kelopak mata, gusi, dan kuku lemah dan cepat lelah tampak seperti malnutrisi glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit) diare dan kehilangan nafsu makan Penyebabnya antara lain: kurang zat besi infeksi usus kronis cacing tambang malaria

Pencegahan dan Pengobatan: Makan makanan yang kaya zat besi seperti daging dan telur. Kacang, lentil, kacang tanah (kacang tanah), dan gelap hijau sayuran juga memiliki beberapa besi. Seringkali dijumpai adanya cacing tambang pada anak anemia. Jika anda mencurigai adanya cacing tambang, periksakan feses anak di laboratorium. Jika ditemukan telur cacing tambang, segera lakukan pengobatan untuk mengusir cacing tambang ini. Jika perlu, berikan garam besi dengan mulut (ferro sulfat).

G. Cacing dan Parasit lain Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua anak dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya cacing. Pencegahan: Menjaga kebersihan menggunakan jamban. Tidak bertelanjang kaki. tidak makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang. Minum hanya air rebus atau murni.

H. Masalah Kulit Masalah kulit yang paling umum dijumpai pada anak- anak antara lain: Kudis terinfeksi luka dan impetigo kurap dan infeksi jamur lainnya Untuk mencegah masalah kulit dapat dilakukan cara- cara berikut: Yang paling utama: jagalah kebersihan Mandikan anak sesering mungkin yang bersih Pengendalian kutu busuk, kutu, dan kudis. Jangan biarkan anak-anak yang menderita kudis, kutu, kurap, atau luka yang terinfeksi bermain atau tidur bersama dengan anak-anak sehat.

I. Pink Eye (Conjunctivitis) Pinkeye/konjungtivitis adalah selaput membran jernih yang radang dan kemerahan yang meliputi bagian putih pada mata dan membran pada bagian dalam kelopak mata. Disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, meskipun alergi, bahan beracun dan penyakit yang mendasarinya mungkin juga berperan. Pengobatan: Bersihkan kelopak mata dengan kain basah yang bersih beberapa kali sehari. Gunakan salep mata antibiotik di dalam kelopak mata 4 kali sehari. Jangan biarkan anak dengan mata merah muda bermain atau tidur dengan orang lain. Jika dia tidak tidak sembuh dalam beberapa hari, hubungi dokter atau petugas kesehatan. Hindari menyentuh daerah mata, dan cucilah tangan anda sesering mungkin, terutama setelah menggunakan obat-obatan untuk area tersebut. Jangan pernah berbagi handuk atau saputangan, dan buanglah tisu-tisu segera setelah digunakan. Ganti seprai dan handuk setiap hari. Gunakan pembasmi hama pada semua permukaan, termasuk permukaan konter, bak cuci dan tombol pintu. Buanglah semua alat rias yang digunakan saat terinfeksi.

J. Pilek dan Flu Flu biasa, dengan hidung meler, demam ringan, batuk, sering sakit tenggorokan, dan kadang- kadang diare adalah sering tapi bukan masalah serius pada anak. Berikan banyak cairan pada anak. Biarkan anak banyak istirahat atau tidur. Berikan makanan bergizi dan buah-buahan agar anak-anak terhindar pilek dan cepat sembuh. Jika seorang anak yang menderita flu menjadi sangat sakit, demam tinggi, pernapasan cepat, mungkin si anak menderita pneumonia, segera hubungi dokter.

K. Sakit Telinga dan Infeksi Telinga Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat, dan anak sering menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-kadang nanah bisa dilihat di telinga. Pada anak-anak kecil infeksi telinga kadang-kadang dapat menyebabkan muntah atau diare. Jadi, ketika seorang anak mengalami diare dan demam pastikan untuk memeriksa telinganya. Pengobatan: ·         Adalah penting untuk mengobati infeksi telinga segera mungkin. Berikan antibiotik penisilin seperti atau kotrimoksazol. Pada anak-anak di bawah 3 tahun, ampisilin sering bekerja lebih baik. Berikan acetaminophen untuk meredakan rasa sakit. Aspirin juga bekerja tetapi tidak aman bagi anak-anak. ·         Bersihkan nanah yang keluar dari telinga dengan kapas secara hati-hati. ·         Anak-anak yang menderita telinga bernanah harus mandi secara teratur, hindarkan berenang atau menyelam minimal 2 minggu setelah kesembuhannya. Untuk mencegah infeksi pada telinga, bersihkan telinga si anak secara rutin dan hati-hati.

Mengapa imunisasi bayi penting dilakukan? Anak memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari virus dan bakteri sejak ia masih dalam kandungan. sel pembentuk antibodi, sel B dan sel T, telah terbentuk sejak usia kehamilan 14 minggu dan terus berkembang di tahun pertama kelahiran. Dengan melakukan imunisasi bayi, berarti melindungi bayi dari berbagai penyakit di masa yang akan datang vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh anak Anda akan membantu sistem kekebalan tubuh anak untuk membentuk antibodi, yang berfungsi untuk melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuhnya Prosedur ini cepat, aman, dan sangat efektif. Jika anak tidak diimunisasi, anak akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian.

Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel Vaksin hepatitis B (HB). Vaksin HB pertama (monovalent) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Jadwal pemberian vaksin HB monovalen adalah usia 0,1, dan 6 bulan. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobin hepatitis B (HBIg) pada ekstrimitas yang berbeda. Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian pada usia 2,3, dan 4 bulan. Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa, maka jadwal pemberian pada usia 2,4, dan 6 bulan. Vaksin polio. Apabila lahir di rumah segera berikan OPV-0. Apabila lahir di sarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat bayi dipulangkan. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster diberikan OPV atau IPV. Paling sedikit harus mendapat satu dosis vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2 bulan. Apabila diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTPw atau DTPa atau kombinasi dengan vaksin lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka interval mengikuti rekomendasi vaksin tersebut yaitu usia 2,4, dan 6 bulan. Untuk usia lebih dari 7 bulan diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk DTP 6 dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setiap 10 tahun.

Vaksin pneumokokus (PCV) Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak usia di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia ≥ 15 minggu), dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Batas akhir pemberian pada usia 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia ≥ 15 minggu), dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10 minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu. Vaksin influenza. Vaksin influenza diberikan pada usia lebih dari 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak usia kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6-36 bulan, dosis 0,25 mL. Untuk anak usia 36 bulan atau lebih, dosis 0,5 mL. Vaksin campak. Vaksin campak kedua (18 bulan) tidak perlu diberikan apabila sudah mendapatkan MMR.

Vaksin MMR/MR. Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR/MR diberikan pada usia 15 bulan (minimal interval 6 bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak, maka dapat diberikan vaksin MMR/MR. Vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Vaksin human papilloma virus (HPV). Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan tiga kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalent dengan jadwal 0,2,6 bulan. Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi setara dengan 3 dosis. Vaksin Japanese encephalitis (JE). Vaksin JE diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis yang akan bepergian ke daerah endemis tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1- 2 tahun berikutnya. Vaksin dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0,6, dan 12 bulan.

Faktor-faktor yang dapat mengontrol penyebaran penyakit pada AUD Vaksinasi: Dapat mengurangi penyebaran penyakit selama terjadinya wabah atau sebagai bagian dari program jangka panjang pemberantasan penyakit untuk mengurangi penyebaran infeksi. Pengobatan: Administrasi obat-obatan (antibiotik atau anthelmintik) dapat digunakan sebagai bagian dari program pengendalian atau untuk mengurangi risiko penyakit yang terjadi. Pengendalian vektor dan reservoir penyakit: Penyakit menular dapat ditularkan oleh serangga penular penyakit atau induk reservoir berbeda (Nipah virus). Pengendalian vektor dan induk reservoir akan membantu pengendalian penyakit. Upaya-upaya keamanan: Upaya-upaya keamanan meliputi kebersihan, pembasmian kuman, dan upaya-upaya pengelolaan lainnya yang dapat mengurangi penyebaran penyakit. Dapat dilakukan di tingkat hewan, kawanan hewan, peternakan atau wilayah.