KONSEP PATOFISIOLOGI “C ONGESTIVE H EART F AILURE ” Disusun oleh: Kelompok 4 M. Ichwan Rijani M. Azhar Rifa’i M. Fahreza Ridhani Nahla Hayyatu Syifa Nanda Fajar Rezeki Nina Nurul Lita Noor Faizah Qori Dian Laksita
DEFINISI CONGESTIVE HEART FAILURE CHF (Congestive Heart Failure) atau yang sering disebut dengan Gagal jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
ETIOLOGI 1. Kelainan otot jantung 2. Aterosklerosis koroner 3. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal (peningkatan after load) 4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif 5. Penyakit jantung lain 6. Faktor sistemik
KLASIFIKASI Kelas IKelas IIKelas IIIKelas IV Tidak ada keterbatasan dalam aktivitas fisik. Aktivitas fisik tidak menyebabkan sesak nafas, fatigue, atau palpitasi. Sedikit mengalami keterbatasan dalam aktivitas fisik. Merasa nyaman saat beristirahat tetapi saat melakukan aktivitas fisik mulai merasakan sedikit sesak, fatigue, dan palpitasi Mengalami keterbatasan dalam aktivitas fisik. Merasa nyaman saat istirahat namun ketika melakukan aktivitas fisik yang sedikit saja sudah merasa sesak, fatigue, dan palpitasi Tidak bisa melakukan aktivitas fisik. Saat istirahat gejala bisa muncul dan jika melakukan aktivitas fisik maka gejala akan meningkat. Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif dalam New York Heart Association (NYHA)berdasarkan tingkat keparahan dan keterbatasan aktivitas fisik :
MANIFESTASI KLINIS Gagal Jantung KiriGagal Jantung Kanan 1.Gelisah dan cemas 2.Kongesti vaskuler pulmonal 3.Edema 4.Penurunan curah jantung 5.Gallop atrial (S3) 6.Gallop ventrikel (S4) 7.Crackles paru 8.Disritmia 9.Bunyi nafas mengi 10.Pulsus alternans 11.Pernafasan cheyne-stokes 12.Bukti-bukti radiologi tentang kongesti pulmonal 13.Dyspneu 14.Batuk 15.Mudah lelah 1.Peningkatan JVP 2.Edema 3.Curah jantung rendah 4.Disritmia 5.S3 dan S4 6.Hiperresonan pada perkusi 7.Pitting edema 8.Hepatomegali 9.Anoreksia 10.Nokturia 11.Kelemahan
Berdasarkan studi Framingham, diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan apabila diperoleh 1 atau dua kriteria mayor + dua kriteria minor Kriteria MayorKriteria Minor Paroksismal nocturnal dispnea Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema pulmonary akut Gallop-S3 Peningkatan tekanan vena Reflex hepatojugularis Edema ekstremitas Batuk malam Dispnea saat aktivitas Hepatomegali Efusi pleura Kapasitas vital paru menurun 1/3 dari maksimal Takikardia (>120 kali/menit) Kriteria mayor atau minor Penurunan berat badan > 4.5 Kg dalam 5 hari
PATOFISIOLOGI Menurut Price (2005) beban pengisian preload dan beban tahanan afterload pada ventrikel yang mengalami dilatasi dan hipertrofi memungkinkan adanya peningkatan daya kontraksi jantung yang lebih kuat sehingga curah jantung meningkat. Pembebanan jantung yang lebih besar meningkatkan saraf simpatis sehingga kadar katekolamin dalam darah meningkat dan terjadi takikardi dengan tujuan meningkatkan curah jantung. Pembebanan jantung yang berlebihan dapat meningkatkan curah jantung menurun, maka akan terjadi redistribusi cairan dan elektrolit (Na) melalui pengaturan cairan oleh ginjal dan vasokonstriksi perifer dengan tujuan untuk memperbesar aliran balik vena ke dalam ventrikel sehingga meningkatkan tekanan akhir diastolik dan menaikan kembali curah jantung. Dilatasi, hipertrofi, takikardi, dan redistribusi cairan badan merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah jantung dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan. Bila semua kemampuan makanisme kompensasi jantung tersebut di atas sudah dipergunakan seluruhnya dan sirkulasi darah dalam badan belum juga terpenuhi maka terjadilah keadaan gagal jantung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Foto toraks Mengarah ke kardiomegali, LVH jantung membesar ke kiri, apeks menekan diafragma (tertanam), RVH jantung membesar ke kiri dengan apeks terangkat dari diafragma, pinggang jantung merata atau menonjol dan ada gambaran double kontur. Mengukur abnormalitas ukuran jantung pada foto toraks dilakukan dengan menggunakan rumus CTR (Cardio Thoracic Ratio) dengan cara membagikan lebar jantung secara horizontal dengan lebar antara dua sudut costofrenikus. Nilai normal lebar jantung yang dihasilkan adalah 50%.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Normal Abnormal
PEMERIKSAAN PENUNJANG 2. EKG untuk melihat penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan aritmia. Hipertropi ventrikel kiri dimana S di V1 + R di V5/V6 ≥ 35 mm, aritmia misalnya terdapat fibrilasi atrium dimana jarak R ke R’ tidak seragam. 3. Pemerikasaan lain : pemeriksaan Hb, elektrolit, ekokardiografi untuk kelainan katup, angiografi, fungsi ginjal, fungsi hati dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi.
PENATALAKSANAAN Dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung adalah : 1. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung. 2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan - bahan farmakologis Terapi Farmakologi : 1. Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik) Contoh obat : manitol, furosemide, asetazolamide 2. Antagonis aldosteron Contoh obat : spironolakton, amilorid, hidroklorida 3. Obat inotropik Contoh obat : dobutamin dan dopamine 4. Glikosida digitalis Contoh obat : digoksin, digitoksin 5. Vasodilator Contoh obat : hidronazin, prazosin, minoksidil 6. Inhibitor ACE Contoh obat : captopril, valsartan, ramipril
Terapi non farmakologi : Penderita dianjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan seperti : diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak, mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur.
KOMPLIKASI 1. Edema paru 2. Kerusakan atau kegagalan ginjal 3. Masalah katup jantung 4. Kerusakan hati 5. Serangan jantung dan stroke