KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN BISNIS KONSEP PENGEMBANGAN AEROCITY KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
1. Konsep Kawasan Bisnis Berdasarkan pengertian bisnis dan klasifikasi bisnis, kawasan bisnis dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang diperuntukkan untuk menampung segala kegiatan bisnis seperti: bisnis manufaktur, bisnis jasa, bisnis pengecer, bisnis distributor, bisnis pertanian, bisnis pertambangan, bisnis finansial, bisnis informasi, bisnis utilitas, bisnis real estate, dan bisnis informasi. Kota kawasan bisnis juga biasa disebut Central Business District atau disingkat CBD. Istilah CBD juga diartikan sebagai Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau lebih spesifik sebagai Daerah Pusat Kegiatan Bisnis. Dalam teori struktur ruang CBD dihubungkan dengan bentuk dan struktur ruang yang didalamnya terdapat beberapa teori yang melandasinya sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa DPK atau CBD merupakan pusat segala aktivitas kota dan lokasi yang strategis untuk kegiatan perdagangan skala kota. Central Business District (CBD) memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari bagian kota yang lain. Ciri-ciri tersebut adalah : a.Adanya pusat perdagangan, terutama sektor retail. b.Banyak kantor-kantor institusi perkotaan. c.Tidak dijumpai adanya industri berat/ manufaktur. d.Perumahan jarang, dan kalaupun ada merupakan perumahan mewah (apartemen) sehingga populasinya jarang. e.Ditandai adanya zonasi vertikal yaitu banyak bangunan bertingkat yang memiliki diferensiasi fungsi. f.Adanya jalur pedestrian yaitu suatu zona yang dikhususkan untuk pejalan kaki karena sering terjadi kemacetan lalu lintas. Tetapi zona ini baru ada di negara-negara maju. g.Adanya “multi storey“ yaitu perdagangan yang bermacam-macam dan ditandai dengan adanya supermarket/mall. h.Sering terjadi masalah penggusuran untuk redevelopment/renovasi bangunan.
Menekankan pentingnya koridor transportasi. Pertumbuhan dan perluasan kegiatan perkotaan cenderung terjadi sepanjang jalan, sungai, atau rel kereta api. 1. Konsep Kawasan Bisnis
2. Konsep Aerotropolis Skematik desain Aerotropolis dapat dibedakan menjadi tiga yakni core aeronautical activities, airport related activities dan airport-oriented activities, dan dijelaskan sebagai berikut: 1.Aktivitas inti penerbangan, operasional teknis dari bandara yang secara langsung mendukung fungsi-fungsi penerbangan (semua kegiatan bandara, jasa pengiriman barang kilat, perbelanjaan, hotel dan bongkar muat). 2.Aktivitas yang berhubungan dengan Bandar udara merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan serta pergerakan penumpang dan barang (kawasan logistic dan perdagangan bebas, pusat kegiatan distribusi, pusat intermoda angkutan, kereta api). 3.Aktivitas yang berorientasi pada Bandar udara memilih berada di area sekitar bandara dikarenakan imej yang dimiliki oleh bandara itu sendiri dan aksesibilitas jalan yang sangat baik. Harga lahan dan konektivitas yang baik merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi dari kegiatan-kegiatan tersebut (pusat perdagangan dan niaga grosir, convention center, pusat penelitian/teknologi, kawasan kesehatan, kawasan industri, mixed use, kawasan komersial, kawasan olah raga dan kawasan perkantoran). Kasarda, Schematic of Typical Airport City, ( ) Penggagas istilah Aerotropolis adalah John D. Kasarda, seorang profesor di University of North Carolinas Kenan-Flagler Business School, dan Direktur dari the Kenon Institute of Private Enterprise Konsep Pengembangan Kota Bandara atau Airport City - atau istilah yang saat ini dikenal dengan sebutan Aerotropolis - tak pernah lepas dari peningkatan jaringan dunia yang serba cepat yang mempengaruhi perubahan aturan main persaingan industri dan isu lokasi atau tempat usaha.
2. Konsep Aerotropolis
AIRPORT CITY 2. Konsep Aerotropolis
Manchester Airport City 2. Konsep Aerotropolis
Frankfurt Airport City 2. Konsep Aerotropolis
B A B A B A Frankfurt Airport City