KOGNISI Bimbingan dan Konseling Multikultural Oleh: Yulia Rahmatika Aziza
KOGNISI Kognisi memang hampir sama dengan “penalaran” dan “berpikir logis” Dengan menggunakan “pemrosesan kognitif” inilah kita dapat mengubah input indrawi menjadi pengetahuan tentang dunia eksternal. Istilah kognisi telah banyak digunakan seiring dengan munculnya psikologi kognitif
4 Pokok Pandangan Tentang Kognisi Kecerdasan umum Epistimologi genetik Gaya kognitif Kognisi sebagai konstektual atau kemampuan khusus
Kecerdasan Umum 1. Kemampuan verbal, spatial, numerical, dan lain-lain. 2. Dipengaruhi oleh faktor genetik (nature) 3. Dipengaruhi oleh lingkungan (nurture) 4. Sesuai teori Jon Piaget
Konsep kecerdasan A-B-C "kecerdasan A“genetik dan potensi individu "kecerdasan B“ potensi yang dibangun melalui interaksi dengan lingkungan budaya seseorang "kecerdasan C“ kinerja/ performa individu pada tes kecerdasan
Epstimology genetik Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kognitif seseorang menurut Jean Piaget: Pertama, faktor biologis Kedua, keseimbangan Ketiga, faktor-faktor sosial Keempat, transmisi budaya
Gaya kognitif Merujuk ke "bagaimana" (gaya) daripada "berapa banyak" (Kemampuan) aspek kehidupan kognitif seseorang. Kemampuan kognitif dan gaya yang kemudian dipandang sebagai cara untuk kelompok budaya dan anggotanya untuk secara efektif menangani masalah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Hukum Diverensiasi Budaya Ferguson (1956): "Faktor-faktor budaya menentukan apa yang akan dipelajari dan pada usia berapa; karena itu lingkungan budaya yang berbeda mengarah pada pengembangan pola kemampuan yang berbeda”
Kesimpulan Banyak faktor budaya (seperti bahasa, konten item, motivasi, dan kecepatan) dapat menyebabkan bias diterima secara luas bahwa perbedaan individu dalam kecerdasan umum dan kemampuan kognitif adalah hubungan dari faktor genetik
Plomin dan De Fries (1998, p. 69) telah menekankan hal ini: "Kita tidak bisa terlalu menekankan bahwa efek genetik tidak berarti determinisme genetik, juga tidak membatasi intervensi lingkungan. "Proses perkembangan kognitif cenderung mencerminkan interaksi antara organisme dan lingkungan.
Kita tidak dapat menyetarakan atau menyamakan kemampuan individu hanya dengan melihat hasil tes intelegensi (IQ) Mengartikan etnosentrik (beberapa kelompok dipandang pintar dan yang lain dipandang bodoh)