Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik
1.Bak atau aquarium untuk Telur hingga Larva Gurami Telur ikan yang menetas akan berubah menjadi larva. Dari telur yang dihasilkan, sebagian telur ada yang hidup dan ada yang mati/rusak. Telur yang hidup ditandai dengan warnanya kuning cerah dan transparan sedangkan telur yang mati ditandai dengan warnanya agak kusam, keputih-putihan dan tidak tembus cahaya.Telur mati atau rusak apabila dibiarkan akan diselubungi oleh selaput putih yang diduga adalah jamur. Agar tidak terjadi penularan maka telur yang telah mati harus dipisahkan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari tingginya tingkat kematian larva. -Pertama, faktor internal yang berasal dari perkembangan biologis larva itu sendiri. -Kedua, faktor eksternal seperti kualitas air dan pakan.
Kualitas air merupakan bagian terpenting dalam pemeliharaan ikan untuk menunjang pemeliharaan larva. Dengan demikian kualitas air dijaga kestabilannya, caranya dengan pemasangan aerator dengan gelembung yang lembut, pergantian air saat keruh. Pensyphonan dilakukan untuk membersihkan kotoran di aquarium karena sisa pakan dan kotoran dari larva. Pada ujung selang diberi ember yang dilengkapi dengan saringan agar larva tidak ikut terbuang bersama kotoran. Dalam pemeliharaan larva ikan gurame selain pergantian/penyiponan air juga dilakukan pengukuran kualitas air pada masa pemeliharaan larva. Adapun parameter yang diperiksa baik fisika ataupun kimia adalah suhu, pH, O2, NH3 (ammonia), NO2 (nitrit), dan NO3 (nitrat). Tinggi air 25-30cm
2.Kolam Tanah Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang. Setelah kering, tanah dicangkul sedalam cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti tanah di bawahnya. Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur dolomit 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.
Pengisian Air Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk UREA 15gr.M3, PONSKA 5gr/M3, gan Probiotik 30ml/M2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian. Untuk mengatasi hama anak katak/percil, burayak mujair, ikan gabus atau lele yang seringkali ikut terbawa air, taburkan Saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya. Saponin bisa mematikan h e w a n - h e w a n berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan. Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak membusuk di kolam.
Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar. Bibit ikan bisa segera ditebar dengan jumlah maksimum 25 ekor/M3 di kolam pembesaran. 3.Kolam Terpal Kolam bidudaya diusahakan berukuran standar (3 x 10 meter dengan kedalaman air sekitar 1,25 meter. Kolam terpal terutama plastik baru, harus dibersihkan dengan cara menggosok dinding dalam dengan daun pepaya agar sisa cat dan micro plastic terbuang karena bisa mengakibatkan ikan keracunan.
Untuk kolam lama, keringkan kolam terlebih dahulu. Bersihkan dengan kain lap pel, Kolam yang sudah dikuras tersebut tidak boleh dialiri air. Biarkan 1-2 hari agar kuman yang mungkin ada, dipastikan mati. Mulai isi air hingga level cm, sambil ditaburkan dolomit 10-15gr/M2, UREA 15gr/M3 PONSKA 5gr/M3 dan garam 0.5ons/M2. Diamkan hingga 4-5 hari agar plankton tumbuh, sebagai pakan alami bibit ikan. Kesiapan air ditandai dengan licinnya permukaan dinding dalam kolam
4.Kolam Permanent Hampir sama perlakuannya dengan kolam terpal, yaitu dengan menggosok dinding kolam baru dengan daun papaya. Hal ini dimaksudkan agar nanti lumut segera tumbuh dan untuk menghilangkan bau semen. Rendamlah kolam dengan air dan biarkan minimal 2 minggu. Tebarkanlah garam sekitar 2kg ke kolam dimaksudkan agar kolam bebas dari penyakit. Buang airnya, ganti dengan yang baru sambil ditambahkan dolomit gr/M2, UREA 15gr/M3 PONSKA 5gr/M3 dan garam 0.5ons/M2., diamkan setidaknya selama 3 hari.
Bibit ikan bisa segera ditebar dengan aturan per 1 meter perseginya hanya boleh ditebar maxsimum 25 ekor bibit gurami. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari yaitu pukul – WIB. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stress. Sebelum benih ikan gurame ditebar dilakukan sampling dengan mengambil 5 ekor ikan. Sampling bertujuan untuk mengetahui berat dan panjang rata-rata sebelum pendederan serta menghitung jumlah larva yang akan ditebar untuk mengetahui kelangsungan hidup.
Gurame diberi makan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari pakan diberikan sekitar pukul sebanyak 2% dari bobot tubuh ikan. Demikian juga saat sore hari pukul Pakan yang di berikan adalah sebagai berikut: 1.Larva gurame yang berumur 1 minggu diberi pakan artemia sebanyak 2 gelas/akuarium. 2.Larva gurame yang berumur minggu diberi pakan cacing sutra. 3.Benih gurame yang berumur 3 minggu sampai 2 bulan diberi pakan pelet halus. 4.Benih gurame yang berumur 2 - 3,5 bulan diberi pakan pelet no 1. 5.Benih gurame dan indukan yang berumur 3 bulan sampai 3-7 tahun diberi pakan pelet no 2.