Oleh : KELOMPOK I PENERAPAN TEKNOLOGI SABO DAM MIKRO MODULAR DENGAN KONDISI LAHAN ALAMI PADA SUB DAS CITARUM Oleh : KELOMPOK I
GAMBARAN UMUM Tingkat sedimentasi Sungai Citarum mengkhawatirkan. Salah satu penyebabnya adalah pola tanam petani yang membuat air hujan lebih cepat mengalir dan tanah lebih cepat tergerus. Dengan tingginya tingkat sedimentasi di Sungai CItarum, maka perlu dipasangkan Sabo Dam Mikro Modular. Sabo Dam Mikro Modular merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap material dari erosi lahan sehingga tidak terbawa ke hilir sungai dan mengakibatkan sedimentasi
GAMBARAN UMUM Manfaat dari pemasangan Sabo Dam Mikro Modular juga sebagai upaya konservasi lahan dari pengikisan lapisan humus (top soil) dan menjaga kesuburan tanah. Efektivitas dari Sabo Dam Mikro Modular yaitu untuk mengurangi sedimentasi sebanyak 75 persen dan dapat ditingkatkan lagi dengan berdasarkan perhitungan curah hujan. Keunggulan dari alat ini adalah karena strukturnya berupa partisi knockdown (berupa panel) yang terdiri dari 3 panel. Sebanyak 2 dari 3 panel itu berbentuk L dan 1 berbentuk persegi panjang, sehingga cepat dan mudah dipasang di lokasi. Keuntungannya sendiri mengurangi angkutan sedimen di sungai serta sebagai bagian dari upaya konservasi lahan.
Tingkat sedimentasi Sungai Citarum mengkhawatirkan Tingkat sedimentasi Sungai Citarum mengkhawatirkan. Salah satu penyebabnya adalah pola tanam petani yang membuat air hujan lebih cepat mengalir dan tanah lebih cepat tergerus. Dengan tingginya tingkat sedimentasi di Sungai CItarum, maka perlu dipasangkan Sabo Dam Mikro Modular. Sabo Dam Mikro Modular merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap material dari erosi lahan sehingga tidak terbawa ke hilir sungai dan mengakibatkan sedimentasi. Manfaat dari pemasangan Sabo Dam Mikro Modular juga sebagai upaya konservasi lahan dari pengikisan lapisan humus (top soil) dan menjaga kesuburan tanah. Efektivitas dari Sabo Dam Mikro Modular yaitu untuk mengurangi sedimentasi sebanyak 75 persen dan dapat ditingkatkan lagi dengan berdasarkan perhitungan curah hujan. Keunggulan dari alat ini adalah karena strukturnya berupa partisi knockdown (berupa panel) yang terdiri dari 3 panel. Sebanyak 2 dari 3 panel itu berbentuk L dan 1 berbentuk persegi panjang, sehingga cepat dan mudah dipasang di lokasi. Keuntungannya sendiri mengurangi angkutan sedimen di sungai serta sebagai bagian dari upaya konservasi lahan.
PEMODELAN EROSI Model, gambaran abstrak dari sistem dunia nyata (real world system). Model Erosi yang umum, USLE, MUSLE dan RUSLE Aplikasi watem-sedem Formula rumus RUSLE, A=R.K.LS.C.P. A : Jumlah tanah tererosi per unit area (ton/ha/tahun). R : Erosivitas hujan K : Erodibilitas tanah L : Panjang lereng S : Kemiringan lereng C : Tanaman dan pengelolaan P : Tindakan konservasi tanah
Catchment Area Sabo dam Micro modular HAsil pengukuran Luas CA = 0,7 Ha Kemiringan lahan 4-14 derajat
Dari peta laju erosi dan sedimentasi tahunan di DAS Cisanti didapatkan pada lahan kondisi alami di titik lokasi penempatan Sabo Dam Micro Modular sebesar 9 ton/ha/tahun
Perhitungan Kebutuhan Sabo Dam Mikro Modular Area tangkapan Sabo Dam Mikro Modular 0,7 Ha Kapasitas Tampung 0,32 m3 Ea 9 Ton/Ha/Tahun Dimensi Panel L 1 = 0,012 m3 Panel L 2 = 0,032 m3 Panel L 3 = 0,026 m3 Panel Dasar = 0,02 m3 Total Volume Beton = 0,09 m3 Estimasi Harga 1 m3 Beton (K225) Rp. 1.700.000,- Estimasi harga wiremessh Rp. 100.000,-/lembar Harga Bahan untuk 1 Buah Sabo Dam Mikro Rp. 263.000,-
Kebutuhan sabo dam pada lahan alami
Kesimpulan dan saran
Restorasi Sungai Citarum Situ Cisanti Adalah Hulu Dari Sungai Citarum. Letaknya Berada Di Kaki Gunung Wayang, Pangalengan. Tepatnya Di Kampung Pejaten, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertajaya, Kabupaten Bandung. Danau Dengan Luas Sekitar 10 Ha Tersebut Dikelilingi Oleh Beberapa Gunung. Antara Lain Gunung Wayang, Gunung Rakutak, Gunung Malabar, Bukit Bedil Dan Gunung Kendang. Situ Cisani Kini Dikenal Dengan Sebutan Titik 0 Kilometer Citarum. Hal Ini Ditunjukkan Dari Berdirinya Sebuah Tugu Yang Bertuliskan 0 Kilometer Citarum. Di Situ Cisanti Ini Juga Terdapat 7 Buah Mata Air Diantaranya Mata Air Pangsiraman, Cikolebere, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung, Dan Cisanti.
Tingkat pencemaran dan sedimentasi Sungai Citarum yang sangat mengkhawatirkan, maka sangat perlu dilakukan restorasi pada sungai Citarum. Tidak hanya limbah domestik, industri, dan pertanian yang mencemari Citarum tetapi juga dari cemaran vulkanik seperti Gunung Tangkubanparahu dan Kawah Putih. Inilah sumber riil polutan di Citarum. Merujuk ke jejak historisnya, perang melawan polusi sudah diprakarsai oleh Masyarakat Cinta Citarum (MCC) dan Program Kali Bersih (Prokasih) yang menjadi saksi sulitnya membersihkan Citarum. Hadir pula Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) sebagai sungai yang “muaranya” di Citarum. Untuk mewujudkan slogan Citarum Harum, pemerintah merilis Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Selain kementerian, polisi, tentara, dan pemerintah Provinsi Jawa Barat juga perlu dilibatkan sepuluh juta orang di tepi Citarum. Operasi pelaksanaan pembersihan dilaksanakan oleh tentara dan dinas terkait serta melibatkan masyarakat sekitar.
Pendapat tentang restorasi citarum Meningkatnya kualitas sumber daya air pada DAS Citarum daerah hulu. Timbulnya kesadaran dari semua sektor /stackeholder yang berkenpentingan dalam pengelolaan, pemanfaatan sumber Daya AirAir. Upaya kuratif yang dilaksanakan harus dilatari juga oleh aksi preventif sebagai pencegahan pencemaran. Dalam jangka panjang, aksi preventif ini justru yang lebih penting dan lebih berperan dalam menjaga kebersihan Citarum.