Integrated Construction Company Standar & Toleransi Head Office, 24 September 2018.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Additional slides for thesis.  Melakukan kontrol terhadap kualitas beton sebelum pengecoran Slump test sebelum pengecoran Pengambilan benda uji untuk.
Advertisements

MATERIAL Perbaikan BETON
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB
Bangunan Sederhana Pertemuan 23-26
PRECAST CONCRETE sampai unit jadi. DEFINISI :
BETON PRACETAK.
PADA PORTABLE CONCRETE PUMP
GEDUNG BERTINGKAT RENDAH
Struktur bangunan tingkat tinggi
PERTEMUAN 11 PENGERJAAN BETON
Pertemuan 12 Gambar pembesian penulangan
Pertemuan ke 8 Learning outcome
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
Pertemuan ke 3 Learning out come
5. Rancangan Campuran Beton
Konstruksi Dinding. Materi tentang konstruksi dinding merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Pada materi ini akan dibahas tentang ikatan batu.
Babak Final EARTHQUAKE RESISTANT DESIGN COMPETITION 2017
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
Teknologi Dan Rekayasa
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
KONSTRUKSI BATU BATA.
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
BETON PRACETAK.
RANGKA UTAMA msantosa©2008.
Rancangan Beton Normal Metode ACI
Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
REKAYASA JALAN RAYA I Dosen: Sartika Nisumanti, ST.,MT PERKERASAN KAKU.
Konstruksi Rangka Atap
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PEMBESIAN
Elemen-elemen Konstruksi Bangunan: Fondasi Pertemuan 2
Teori Ilmu Konstruksi Bangunan Pertemuan 1
MENGGUNAKAN PERALATAN TANGAN DAN MEK./LISTRIK PADA KONST. BATU & BETON
PEMBANGUNAN RUMAH DAN PENYUSUNAN PROPOSAL TEKNIS
Pengembangan Real Estat dari sisi Pembangunan Pertemuan 09
MENGGAMBAR TEKNIK 1.
BATU BATA MERAH Bata merah merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk dinding di Indonesia.
KELOMPOK 2 :. 1. PENGADUKAN 2. TRANSPORTASI 3. PENGECORAN 4. PERAWATAN BETON.
PENGECORAN PLAT LANTAI
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
Ivan Prasetyo Waskito, ST
SOIL CEMENT BASE (LAPIS PONDASI TANAH SEMEN)
Disusun oleh : Bondan Isdadi Pratama. (
COST ENGINEERING.
Estimasi Biaya Pertemuan 4
BAB 1 MORTAR Sep-18.
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom, Balok, dan Plat Lantai
PONDASI BORED PILE.
MENGHITUNG VOLUME DAN MEMBUAT RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Babak Final EARTHQUAKE RESISTANT DESIGN COMPETITION 2017
Analisis alat berat di proyek pembangunan jembatan suramadu pada konstruksi causeway.
1 PROYEK CIVIL – JALAN TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
Struktur Atas & Pasangan Batu Bata
2 PROYEK CIVIL – GEDUNG TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
MODUL 4 MATERI IV MERENCANA STRUKTUR ATAS JEMBATAN BAJA
PENGANTAR ILMU TEKNIK SIPIL
TEKNIK GEOMATIKA DAN GEOSPASIAL
SISTEM STRUKTUR Bangunan
PRINSIP UMUM Perancangan Bangunan Rumah Tinggal Sederhana
This presentation uses a free template provided by FPPT.com DESAIN PONDASI SRI MAULIN NOVIYANTHI ST, MT.
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL DEPOK – ANTASARI SEKSI II MASALAH KHUSUS : Metode Pelaksanaan Lantai Kerja Reinforced Concrete Pipe (RCP) pada Sta
Oleh: Ikhwanuddin, MT & TIM
PENGANTAR ILMU TEKNIK SIPIL
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Air dan Konstruksi PENDAHULUAN Nama Pelatihan : PENGAWASAN PELAKSANAAN.
PONDASI BATU KALI. Kompetensi Dasar (KD)  3.5 Menerapkan tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan pondasi  4.5 Melaksanakan pekerjaan pondasi.
STRUKTUR KONSTRUKSI BETON BEKISTING PENULANGAN BETON KONVENSI ONAL -BAMBU -PAPAN NON KONVENSI ONAL -SISTIM DOKA -PERI -ALUMA DLL. TULANGAN POLOS ( fy =
OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

Integrated Construction Company Standar & Toleransi Head Office, 24 September 2018

2 Umum

3 STANDAR & TOLERANSI pekerjaan konstruksi dibuat dengan maksud agar dicapai suatu kualitas hasil pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Hal-hal yang diuraikan adalah tentang jenis pekerjaan, standar pemeriksaan pekerjaan termasuk pengujian lapangan dan laboratorium, toleransi pengukuran dan dimensi pekerjaan. STANDAR & TOLERANSI ini melengkapi spesifikasi teknis dimana spesifikasi teknis belum menjelaskan tentang standar & toleransi kualitas hasil pekerjaan atau pemasangan. Tujuan dibuat STANDAR & TOLERANSI ini adalah sebagai berikut : 1.Biaya : digunakan sebagai acuan penawaran harga satuan pekerjaan sesuai dengan target satandar mutu yang ingin dicapai. 2.Mutu : Digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan untuk menghasilkan mutu produk pekerjaan. 3.Waktu : Digunakan sebagai acuan waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan mutu produk pekerjaan yang ditentukan. Sehingga dicapai suatu produk pelaksanaan proyek dengan hasil : Biaya yang efisien, Mutu yang baik, Waktu penyelesaian yang tepat.

4 STANDAR & TOLERANSI ini dibuat berdasarkan peraturan-peraturan Standar Nasional Indonesia untuk konstruksi, Standar International untuk konstruksi yang umum digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia, International Standarization Organisation (ISO) yang digunakan oleh PT. ACSET Indonusa Tbk. STANDAR & TOLERANSI juga mengatur tahapan kerja pelaksanaan pekerjaan dan tahapan uji suatu pekerjaan sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya. STANDAR & TOLERANSI ini diharapkan dapat mengurangi perbedaan pandangan antara pemberi tugas dengan PT. ACSET Indonusa Tbk. atas standar mutu yang harus dicapai dalam suatu proyek. Pemberi tugas dapat menambahkan atau mengurangi hal-hal yang ada di dalam STANDAR & TOLERANSI ini dengan persetujuan bersama antara pemberi tugas dan PT. ACSET Indonusa Tbk. Penambahan atau pengurangan tersebut harus tertulis dan terdokumentasi dengan baik dan digunakan menjadi lampiran dokumen yang mengikat dalam menentukan biaya, mutu dan waktu suatu pekerjaan. Setiap personel yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek baik dari pemberi tugas (MK dan konsultan) maupun PT. ACSET Indonusa Tbk. tidak diperbolehkan membuat ketentuan-ketentuan pekerjaan diluar yang telah disepakati.

5 Standar & Toleransi Gedung

6 1.a.Teodolite Laser Digital / Total Station 1. Alat Ukur Diketahui nilai akurasi alat dari pabrik pembuat alat. Sertifikat kalibrasi yang diperbaharui setiap 6 bulan. Dilakukan kalibrasi sebelum 6 bulan, jika diketahui terjadi penyimpangan hasil pengukuran lebih besar dari akurasi alat yang dijinkan. Maksimum toleransi : 1 mm per 50 meter’. 1.a.1. Cek akurasi alat Teodolit method intersection

7 1.b.Waterpass Auto Level Diketahui nilai akurasi alat dari pabrik pembuat alat. Sertifikat kalibrasi yang diperbaharui setiap 6 bulan. Dilakukan kalibrasi sebelum 6 bulan, jika diketahui terjadi penyimpangan hasil pengukuran lebih besar dari akurasi alat yang dijinkan. Maksimum toleransi : 1 mm per 50 meter’. 1. Alat Ukur

8 1.c. Prisma Dipastikan masih dalam kondisi baik/tidak rusak. Sertifikat kalibrasi yang diperbaharui setiap 6 bulan. 1.d. Statif/ Baak ukur Dipastikan masih dalam kondisi baik/tidak rusak. Sertifikat kalibrasi yang diperbaharui setiap 6 bulan. Disiapkan Master Statif/baak ukur yang disimpan dan digunakan hanya untuk cek akurasi statif/baak ukur yang digunakan di lapangan. 1. Alat Ukur

9 1.e. Meteran Dipastikan masih dalam kondisi baik/tidak rusak. Sertifikat kalibrasi yang diperbaharui setiap 6 bulan. Disiapkan Master Meteran yang disimpan dan digunakan hanya untuk cek akurasi Meteran yang digunakan di lapangan. 1. Alat Ukur

10 1.f. Laser Level Diketahui nilai akurasi alat dari pabrik pembuat alat. Sertifikat kalibrasi yang diperbaharui setiap 6 bulan. Dilakukan kalibrasi sebelum 6 bulan, jika diketahui terjadi penyimpangan hasil pengukuran lebih besar dari akurasi alat yang dijinkan. Maksimum toleransi : 1 mm per 50 m’. 1. Alat Ukur

11 1.g.Alat Bantu 1.g.1. Unting-unting 1.g.2. Waterpass 1.g.3. Kompas 1.g.4. Selang timbang air 1. Alat Ukur

12 2. Setting Out Bangunan A.Gambar Site Plan Rencana Di dalam gambar terdapat informasi sbb : -Koordinat-koordinat titik-titik bangunan. -Level bangunan -Kontur tanah -As bangunan -Jarak antar as bangunan. -Garis Sepadan Bangunan -Saluran -Jalan B.Bench Mark Utama -BM Nasional/pemerintah yang terdekat dengan lokasi bangunan. -Dilengkapi informasi koordinat & Level BM Utama yang dibuat oleh Pemerintah. 2.B.1. Bench mark Nasional

13 2. Setting Out Bangunan C.Bench Mark Bantu -Menghubungkan BM Utama dengan BM Bangunan. -Jumlah BM Bantu tergantung tingkat kesulitan & jarak BM Utama ke lokasi proyek. -Dilengkapi dengan koordinat & level dengan acuan BM Utama -Jarak maksimum BM Bantu dengan BM Utama : 1 Kilometer. -Jarak maksimum antara BM Bantu : 1 Kilometer D.Bench Mark Bangunan -Berdasarkan BM Bantu dan BM Utama. -Jarak maksimum dengan BM Bantu : 1 Kilometer. -Minimal terdapat 2 buah dalam satu proyek (kebutuhan,disesuaikan dengan luas area dan bentuk bangunan). -Lokasi harus aman dari gangguan selama pengerjaan proyek. -Dilakukan cek berkala setiap bulan

14 2. Setting Out Bangunan 2.D.1. Pembuatan bench mark proyek

15 2. Setting Out Bangunan E.Gambar Site Plan Existing (digunakan sebagai acuan konstruksi bangunan) Di dalam gambar terdapat informasi actual sesuai hasil pengukuran/pemetaan lapangan sbb : -Koordinat-koordinat titik-titik bangunan. -Level bangunan -Kontur tanah -As bangunan -Jarak antar as bangunan. -Garis Sepadan Bangunan -Saluran -Jalan -Bangunan sekitar lokasi proyek.

16 2. Setting Out Bangunan F.Monitoring Selama Konsctruksi -Settlement Monitor. -Vertikaliti Monitor. -Horisontal/Leveling Monitor. -Inclonometer (D-wall). -Building perimeter (end of slab) 2.F.1. Monitoring Vertikaliy

17 2. Setting Out Bangunan 2.F.2. Pembuatan Point Reference di Bangunan Existing (Free Station Points)

18 3. Toleransi Penyimpangan Bangunan Berdasarkan ISO a. Horizontal Building Layout Right angle as offset Steel tape : ±3/4’’ (19) in 100’ (30.5 m) (Latta) Micropter transit : ±1/8’’ (3) in 100’ (30.5 m) (Latta) Construction laser : ±1/32’’ (0.74) in 100’ (30.5 m) (Latta) Deviasi yang disetujui ISO 4463 : ±1.5√L mm Sebagai contoh pada 30.5 m (100’) Offset tolerance is ±8.3 mm (±3/8’)

19 3. Toleransi Penyimpangan Bangunan Berdasarkan ISO b. Vertical Building Layout (Latta) ±1/4’’ (6) in 10’ (3m) ±1/8’’ (3) in 10’ (3m) ±1/8’’ (3) in 100’ (30.5m) ±1/16’’ (1.6) in 100’ (30.5m) ±1/32’’ (0.8) in 2’ (600) or 0.1° ±1/32’’ (0.8) in 100’ (30.5) Accuracy in plumbness: Spirit level: Plumb bob: Transit: Optical plumbing device: Smart tool: Laser plumb:

20  Material 1.1. Besi Beton B. Struktur Material A.Penyimpanan besi dikelompokan berdasarkan : Diameter besi Mutu besi FIFO (First In First Out) B.Spesifikasi besi : Tensile Bending Toleransi berat : minimal 94% dari berat nominal Diameter & Panjang besi. Marking : Mill, diameter, type, mutu.

21 B. Struktur A.Bar Cutter: Pisau potong harus mampu memotong besi sesuai ukuran besi & kualitas besi Alat Pabrikasi B.Bar Bender: Diameter Roll Bender harus sesuai dengan radius bending besi yang ditentukan BBS (toleransi ± 2 mm, ACI 318).

22 B. Struktur Hasil potong dan tekuk besi harus sesuai dengan : Bar Bending Schedule (BBS). ACI (terlampir) ACI (terlampir) Hasil Pabrikasi Besi Pemasangan besi, beton deking, ikatan besi, kaki ayam/rebar support, harus sesuai dengan : Bar Bending Schedule (BBS). ACI (terlampir) ACI (terlampir) Pemasangan besi

23 B. Struktur Mill sertificate. Pengambilan jumlah sample uji sesuai spesifikasi teknis. Laboratorium uji sample sesuai dengan spesifikasi teknis. Laporan resmi uji sample dari laboratorium pelaksana test Test material

24 B. Struktur C.Air Cek sumber/asal air. Cek kapasitas supplai air. Uji laboratorium air. D.Additif Cek produsen additive. Cek kapasitas supplai additive. Cek spesifikasi additive. Uji laboratorium additive.

Beton B. Struktur 1.Uji campuran beton (mix design).

26 B. Struktur 2.Uji slump dengan langkah sebagai berikut

Beton B. Struktur 3.Uji flow (untuk beton flowcrete). 4.Metode perawatan sample beton. 5.Uji tekan hancur beton, cek capping pada sample beton. 6.Uji serapan air (untuk beton kedap air). 7.Uji waktu setting beton segar. 8.Uji workability beton, sesuai kebutuhan dan peralatan pengecoran. 9.Jumlah sample beton sesuai spesifikasi teknis.

Pengiriman Beton B. Struktur 1.Cek kapasitas batching plant dan jumlah armada truk mixer. 2.Cek lokasi, jarak tempuh dan waktu tempuh dari batching plant ke lokasi proyek. 3.Cek peralatan batching plant (kalibrasi alat dan kelayakan alat) 4.Cek logistic plant, batching plant.

Pengecoran B. Struktur 1.Buat & cek rencana pengaturan lalu lintas mobil pengecoran dalam proyek. 2.Cek kapasitas alat untuk pengecoran : concrete pump, tower crane, placing boom, vibrator beton, bucket cor, compressor. 3.Buat dan cek area pengambilan sample beton dan penyimpanan sample beton. 4.Cek interval waktu bongkar beton dari dalam truk mixer. 5.Cek interval waktu antar truk mixer. 6.Cek waktu setting time beton. 7.Cek waktu pengiriman dari batching plant ke proyek. 8.Cek visual fisik beton dan workability beton.

Begisting Material Cetak Plywood B. Struktur Jenis dan kualitas material cetakan (plywood) harus disesuaikan dengan rencana hasil permukaan beton yang disepakati antara pemberi tugas dan kontraktor, sebagaimana disebut di Bagian 5 : Permukaan Beton Perancah dan peralatannya 1.Jenis dan sistem perancah yang akan digunakan sesuai dengan bentuk komponen struktur dan metode kerja. 2.Perhitungan kekuatan sudah disetujui oleh pemberi tugas. 3.Cek kualitas bahan perancah. 4.Jumlah/volume perancah sesuai dengan kebutuhan schedule proyek.

Pemasangan begisting B. Struktur A.Bekisting Horisontal atau lantai/ slab. (ACI 347.3R-13 & ACI 117) Cek kelurusan dan kerapihan perancah. Cek kekuatan perancah. Cek level begisting lantai. Cek dimensi balok. Cek jarak antar balok. Cek kemiringan tembereng balok. Cek panjang diagonal dua arah bidang slab antar balok (ukuran harus sama). Cek batas tepi lantai. Cek posisi dan dimensi opening.

32 B. Struktur B.Bekisting Vertikal atau kolom dan dinding. (ACI 347.3R-13 & ACI 117) Cek ketegakkan/vertikaliti begisting. Cek dimensi begisting kolom/dinding. Cek diagonal begisting. Cek batas atas/level begisting. Cek posisi dan dimensi opening. Cek kekuatan begisting.

Minyak begisting B. Struktur 1.Spesifikasi minyak begisting. 2.Tidak merusak mutu beton. 3.Tidak merusak cetakan/ plywood. 4.Aplikasi minyak begisting rata. 5.Plywood harus bersih sebelum aplikasi minyak begisting Penutup celah begisting 1.Terpasang rapi dan kuat. 2.Material tidak tembus air semen. 3.Tidak masuk ke dalam beton.

34 2.Permukaan Beton 2.1. Mutu tampak muka beton hasil cor setelah buka begisting B. Struktur Umum a.Tidak tampak agregat kasar yang terlihat karena kebocoran sambungan begisting. b.Tidak ada penonjolan elemen struktur akibat kegagalan perkuatan begisting. c.Sisa potongan bekisting, paku, seng strip, dll harus dibersihkan dari permukaan beton. d.Tidak ada retak atau kerusakan beton. e.Tidak ada sampah dalam beton (pembersihan sebelum cor harus dilakukan dengan baik). f.Tidak ada keropos beton akibat kurang pemadatan.

35 B. Struktur Khusus Finishing Tampak muka beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang ditentukan, berdasarkan kategori finishing yang dipilih dalam standar ACI 347.3R-13 & ACI 117. I.Bare Finish a.Finish permukaan beton yang akan diterapkan penutupan material finishing (Plaster, Cat, Keramik, Marmer, Bata, dll). b.Texture permukaan : Selisih pertemuan/celah pada sudut begisting antar komponen struktur (kolom-balok, balok-lantai) maks. 19 mm. Kedalaman keropos beton/mortar loss maks. 13 mm. Ketidaklurusan antar panel/plywood maks.25 mm. Ketidaksejajaran dengan bidang lain maks.25 mm. Material panel cetak tidak menggunakan plywood filmed. Diijinkan ada cetakan begisting yang membekas pada permukaan beton.

36 B. Struktur c. Lubang pada permukaan beton (bug holes) : Maksimum diameter 19 mm. Luas area yang berlubang maksimum 1,2% dari luas bidang permukaan. Tidak perlu menggunakan minyak begisting. Kebersihan begisting tidak diharuskan dengan sempurna. Bekas lubang pada panel begisting diijinkan. d.Warna permukaan beton boleh tidak seragam.

37 B. Struktur II.Ready to Paint a.Finish permukaan beton yang diterapkan penutupan finishing cat. b.Texture permukaan : Selisih pertemuan celah pada sudut begisting antar komponen struktur (kolom-balok, balok-lantai) maks. 13 mm. Kedalaman keropos beton/mortar loss maks. 10 mm. Ketidak lurusan antar panel/plywood maks. 13 mm. Ketidaksejajaran dengan bidang lain maks. 13 mm. Material panel cetak menggunakan plywood filmed. Diijinkan ada cetakan begisting yang membekas pada permukaan beton.

38 B. Struktur c. Lubang pada permukaan beton (bug holes) : Maksimum diameter 16 ~ 19 mm. Luas area yang berlubang maksimum 1% ~ 1,2% dari luas bidang permukaan. Harus menggunakan minyak begisting. Permukaan begisting harus bersih. Bekas lubang pada panel begisting harus ditutup. d.Warna permukaan beton boleh tidak seragam.

39 B. Struktur III.Fair Face Finish a.Finish permukaan beton yang tidak akan diterapkan penutupan material finishing. b.Texture permukaan : Selisih pertemuan/celah pada sudut begisting antar komponen struktur (kolom-balok, balok-lantai) maks. 6 mm. Kedalaman keropos beton/mortar loss maks.6 mm. Ketidak lurusan antar panel/plywood maks.6 mm. Ketidaksejajaran dengan bidang lain maks.6 mm. Material panel cetak menggunakan plywood filmed. Diijinkan ada cetakan begisting yang membekas pada permukaan beton.

40 B. Struktur c. Lubang pada permukaan beton (bug holes) : Maksimum diameter 9,5 ~ 16 mm. Luas area yang berlubang maksimum 0,6% ~ 1% dari luas bidang permukaan. Harus menggunakan minyak begisting. Permukaan begisting harus bersih. Bekas lubang pada panel begisting harus ditutup dengan rapi dan kuat. Mutu beton harus mendukung tidak timbulnya bug holes. Pemadatan beton harus diperhatikan dan dilakukan dengan baik. d.Warna permukaan beton harus seragam, terdapat sedikit titik warna gelap (akibat paku plywood), tidak ada cold joint, tidak ada bekas kotoran atau karat.

41 B. Struktur IV.Exposed Finish a.Finish permukaan beton yang tidak akan diterapkan penutupan material finishing. b.Texture permukaan : Selisih pertemuan/celah pada sudut begisting antar komponen struktur (kolom-balok, balok-lantai) tidak diijinkan. Kedalaman keropos beton/mortar loss tidak diijinkan. Ketidak lurusan antar panel/plywood maks. 3 mm. Harus sejajar dengan bidang lain. Material panel cetak menggunakan plywood filmed, PVC panel board, aluminium. Tidak diijinkan ada cetakan begisting yang membekas pada permukaan beton.

42 B. Struktur c. Lubang pada permukaan beton (bug holes) : Maksimum diameter 6 ~ 9,5 mm. Luas area yang berlubang maksimum 0,3% ~ 0,6% dari luas bidang permukaan. Celah antara panel begisting harus tertutup rapat. Harus menggunakan minyak begisting. Permukaan begisting harus bersih. Bekas lubang pada panel begisting harus ditutup dengan rapi dan kuat. Mutu beton harus mendukung tidak timbulnya bug holes. Pemadatan beton harus diperhatikan dan dilakukan dengan baik. d.Warna permukaan beton harus seragam, tidak ada cold joint, tidak ada bekas kotoran atau karat, tidak spot hitam atau tonjolan beton.

Perbaikan Beton B. Struktur 1.Indetifikasi kerusakan beton (retak, keropos, kebersihan, penyimpangan dimensi akibat gagal begisting. 2.Evaluasi penyebab kerusakan beton. 3.Metode perbaikan beton dan material untuk perbaikan disetujui oleh pemberi tugas. 4.Monitor, dokumentasi dan laporan proses dan hasil perbaikan, disaksikan dan disetujui oleh pemberi tugas. 5.ACI 224.1R.

Beton lantai (Floor/Slab) B. Struktur 1.Metode pelaksanaan dan hasil akhir permukaan beton pada beton lantai mengacu pada standar ACI 302.1R, ACI 224.3R 2.Stop cor pada pengecoran lantai tidak boleh pada area basah dan area struktur yang kritis terhadap beban.

45 2.Toleransi Dimensi Struktur 2.1. Vertical alignment (terhadap garis acuan) ACI 117 B. Struktur Toleransi untuk vertikal : -Untuk tinggi ≤ 3 meter : Baris, sisi muka, tepi…………..20 mm Sudut luar kolom, pertemuan alur beton exposed ………………………..12 mm -Untuk tinggi > 3 meter : Baris, sisi muka,tepi…………1/1000 x h, maksimum 150 mm Sudut luar kolom, pertemuan alur beton exposed …………….1/2000 x h, maksimum 75 mm

Lateral alignment (terhadap garis acuan) ACI 117. B. Struktur Untuk semua komponen struktur : 25 mm. Letak as lubang/opening shaft pada lantai : 12 mm Kelurusan potongan, sambungan & tepi begisting : 20 mm Top slab. Slab on grade : 20 mm Permukaan slab beton, sebelum bongkar perancah : 20 mm Permukaan beton (selain slab) sebelum bongkar perancah : 20 mm

47 1. Material 2. Permukaan Beton 3. Pondasi 4. Pile Cap, Raft Foundation 5. Struktur Baja 6. Beton Pratekan B. Struktur

48 1. Material 2. Permukaan Beton 3. Pondasi 4. Pile Cap, Raft Foundation 5. Struktur Baja 6. Beton Pratekan B. Struktur

49  Dinding 2. Plafond 3. Lantai 4. Pintu & Jendela 5. Pekerjaan Atap 6. Pekerjaan Eksternal C. Arsitektur

50  Pekerjaan Elektrikal 2. Pekerjaan ACMV 3. Pekerjaan Proteksi Kebakaran 4. Pekerjaan Pipa & Sanitari 5. Fitting Dasar M & E D. Mekanikal & Elektrikal

51 Standar & Toleransi Jalan & Jembatan

52 1. Alat Ukur 1.a.Teodolite Laser Digital / Total Station 1.b.Waterpass Auto Level 1.c.Prisma 1.d.Statif/ Baak ukur 1.e.Meteran 1.f.Laser Level 1.g.Alat Bantu 2. Setting Out Bangunan 3. Toleransi Penyimpangan Bangunan Berdasarkan ISO 4463 A. Survey Pemetaan

53  Besi Beton 2. Beton 3. Begisting B. Material

54  Grade  Sub-Grade 2. Sub-Base 3. Base C. Pekejaan Tanah

55  Lentur (Fleksibel)  Kaku (Rigid) D. Lapis Permukaan Jalan

56 E. Struktur Jembatan/Jalan Layang

57 F. Precast & Prestress

58 G. Pekerjaan Penunjang