MAGNESIUM INFLUENCE ON STRESS AND IMMUNE FUNCTION IN EXERCISE OLEH : FAQIHATIN AFIFA HENU BEY PUTRI A NIKEN WENING SEKAR AYU ASY SYIFA L DINI INDAH FAUZIAH
Magnesium (Mg) dapat meningkatkan aktivitas fisik melalui sejumlah mekanisme yang terkait, semua phosphotransfers, kofaktor untuk lebih 325 reaksi enzimatik, sintesis protein, dan keseimbangan elektrolit Studi klinis di Amerika menjelaskan bahwa Mg mempengaruhi fungsi kekebalan dan peradangan Kekurangan Mg eksperimental menghasilkan sindrom inflamasi klinis
Mg mempotensiasi besi-transferin mengikat, kontribusi penting untuk mengimbangi stres oksidatif Mg mengurangi stres oksidatif melalui stabilisasi DNA. Kekurangan Mg menginduksi respon stres sistemik melalui aktivasi sumbu neuroendokrin. Mg memiliki pengaruh yang kuat pada kedua respon imun nonspesifik dan spesifik, dan penelitian menunjukkan hal itu berkaitan dengan respon imun seluler dan humoral tidak memadai.
Defisiensi Mg dapat menyebabkan stres dan meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan fisiologis karena stres Stres dapat mengaktifkan sistem saraf simpatis dan renin-angiotensin- aldosteron yang menyebabkan stres oksidatif meningkat Sindrom inflamasi menginduksi mekanisme tergantung pada aktivasi kalsium sitosol Hubungan ini menunjukkan bahwa efek Mg pada homeostasis kalsium intraseluler mungkin merupakan hubungan antara stres dan peradangan.
Latihan fisik dapat menguras Mg yang dapat merusak fungsi kekebalan tubuh apabila bersamaan dengan asupan Mg marginal. Olahraga berat menginduksi imunodepresi yang berasal dari multifaktorial Imunitas yang tertekan dapat memungkinkan terjadinya suatu infeksi, terutama Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
Olahraga berat menginduksi pirogenesis dan menekan imunitas seluler yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi meningkat Terdapat anggapan bahwa Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) meningkat pada atlet setelah pertandingan tunggal di latihan ketahanan dan selama pelatihan intensif
CRP lebih tinggi terdapat pada olahraga kontak daripada non-kontak dan pada wanita yang berolahraga dibandingkan dengan pria. Pelepasan sitokin berlebihan terkait dengan latihan yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan antara modulasi perbaikan dan perkembangan peradangan dan kemungkinan terjadinya infeksi Latihan latihan dalam olah raga juga dapat mempengaruhi pada inflamasi.
Asupan magnesium yang berlangsung optimal dapat melindungi antioksidan dan regulasi respon yang berkaitan Penelitian lain subyek yang digunakan diberi suuplemen untuk mengendalikan infeksi kronis atau penyakit inflamasi, IL-6, yang dicatat setelah melakukan latihan lari.
Dalam penelitian ini sangat sulit diperoleh satutus magnesium itu sendiri dikarenakan kadar plasma nya baru baru ini ditemukan bahwa diet rendah magnesium dapat dikaitkan dengan peningkatan immuno inflamasi dan stress oksidatif dengan adanya latihan yang intens Kekurangan magnesium pada atlet dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
TERIMAKASIH