TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis (sebut : Si Miko). Si Miko dapat menyerang seluruh tubuh, namun juga paling banyak menyerang paru yang disebut sebagai TB Paru.
Gejala Utama Batuk berdahak terus menerus lebih dari 2 Minggu
Batuk mengeluarkan darahBerat badan menurunDemam berkepanjangan Nafsu makan menurunSesak nafas dan Nyeri dada Berkeringat di malam hari walau tanpa aktifitas
Orang batuk yang mengeluarkan dahak yang mengandung kuman
orang dengan gejala TB dalam waktu 1 ( satu ) tahun 1 orang TB BTA (+) dapat menginfeksi orang di sekitarnya
Imunisasi BCG pada bayi 0 – 1 bulan mencegah terjadinya TB berat. Menutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin, mencegah terpercikanya kuman TB di udara. Menampung dahak di tempat tertutup dan dibuang di tempat pembuangan.
Menjaga sirkulasi udara di ruangan tertutup dan cahaya matahari yang cukup. Mengobati pasien TB hingga sembuh terutama pasien TB tipe menular
Dampingi orang dengan gejala TB memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan pemeriksaan dahak Obati secepatnya jika sudah dipastikan sebagai orang yang sakit TB Awasi pengobatannya hingga SEMBUH
PMO adalah Seseorang yang Dekat dengan pasien TB Sukarela mau terlibat dlm pengobatan TB hingga dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan
Masa pengobatan TB cukup lama dan jumlah obat TB yang banyak sering menyebabkan pasien bosan Kebanyakan pasien merasa sudah sehat dan sembuh setelah minum obat selama 2 – 3 minggu dan menghentikan pengobatannya sebelum waktunya. Beberapa obat dapat meyebabkan efek samping yang seringkali menyebabkan berkurangnya penerimaan pasien terhadap obat tersebut. Pasien perlu diingatkan tentang jadwal minum obat maupun tanggal harus kontrol kembali. Beberapa pasien merasa malu untuk berobat
1. Mendampingi : Mendampingi orang yang memiliki gejala TB untuk ikut memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan. 2. Memastikan : Memastikan pasien TB meminum obatnya secara teratur hingga dinyatakan sembuh 3. Memantau : Memantau pengobatan pasien TB termasuk efek samping pengobatan. 4. Mendorong : Mendorong pasien TB untuk melakukan pemeriksaan dahak ulang. 5. Menyuluh : Memberikan penyuluhan kepada pasien TB, keluarga dan masyarakat umum.
15
Jenis pengobatan ditentukan oleh tenaga kesehatan, berdasarkan pertimbangan medis dan kriteria antara lain : 1. Klasifikasi Penyakit TB Paru 2. Tipe Pasien 16
TUBERKULOSISParuBTA Positif BTA Negatif Rontgen Positif Ekstra Paru (Diluar Paru) RinganBerat 17
18
19
20
21 LEBIH SERING DIPAKAI KARENA DOSIS TETAP SESUAI DENGAN BERAT BADAN
4 FDC UNTUK FASE INTENSIF Berisi : Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamide, Ethambutol) 2 FDC UNTUK FASE LANJUTAN Berisi : Rifampicin, Isoniazid
23
24
25
26
Melakukan pemantauan pengobatan dapat menggunakan 3 tehnik pemantauan : 1. Pengamatan (AMATI) 2. Pertanyaan (TANYAKAN) 3. Pemeriksaan Dahak Ulang (PERIKSAKAN) AMATI TANYAKAN PERIKSAKAN 27
Keadaan umum pasien TB. ◦ Keadaan yang terlihat dari pasien ◦ Adakah efeksamping ◦ Gemuk atau tidak (berkaitan dengan efek pengobatan yang meningkatkan nafsu makan) tanda obat diminum oleh pasien 28
Bagaimana pasien menelan obat TB, pastikan pasien menelan obat TB dengan cara yang BENAR,.. Kemajuan yang dirasakan oleh pasien TB. ◦ Apakah gejala penyakit mulai berkurang atau tidak keluhan efek samping yang mengganggu? Apakah nafsu makan bertambah 29
Efek samping ringan (Warna Hijau) ◦ Merupakan efek samping yang lumrah terjadi dan masih bisa diatasi. Efek samping sedang (warna kuning) ◦ Merupakan efek samping yang masih bisa diatasi dengan pengawasan ketat jika terjadi gejala yang lebih parah. Efek samping berat.(warna merah) ◦ Pengobatan harus segera dihentikan dan efek samping obat diatasi dan diawasi langsung oleh tenaga kesehatan. ◦ konsultasikan konsultasikan keluhan tersebut kepada tenaga kesehatan 30
Efek Samping Hal yang harus dilakukan Warna kemerahan pada air seni / kencing Jelaskan pada pasien bahwa efeksamping tersebut merupakan hal wajar yang berasal dari salah satu jenis OAT Tidak nafsu makan karena mual / sakit perut Sarankan pasien untuk menelan obat malam sebelum tidur / memakan kudapan sesaat sebelum menelan obat Nyeri sendiSegera rujuk ke UPK 31
Efek Samping Hal yang harus dilakukan Kesemutan / rasa terbakar pada kaki Jelaskan pada pasien bahwa efeksamping tersebut merupakan hal wajar yang berasal dari salah satu jenis OAT Gatal dan kemerahan kulit Hentikan pengobatan pasien dan segera rujuk ke UPK TuliHentikan pengobatan pasien dan segera rujuk ke UPK 32
Efek SampingHal yang harus dilakukan Gangguan keseimbangan / Limbung Hentikan pengobatan pasien dan segera rujuk ke UPK Kuning pada mata / kulit Hentikan pengobatan pasien dan segera rujuk ke UPK Gangguan penglihatan Hentikan pengobatan pasien dan segera rujuk ke UPK 33
Pemeriksaan dahak ulang dilakukan MINIMAL sebanyak 3 kali selama pengobatan yaitu : 34
35 PS (Pagi dan Sewaktu)
Sisipan : adalah tambahan pengobatan tahap intensif / minum OAT setiap hari 36
37
1. Malam hari sebelum tidur, minum satu gelas teh manis 2. Melakukan olah raga ringan (lari-lari kecil) kemudian menarik nafas dalam beberapa kali. 3. Mintalah obat batuk kepada tenaga kesehatan. Minumlah obat tersebut sebelum tidur untuk memudahkan pasien mengeluarkan dahak esok harinya. 38
Istilah: TB MDR DOTS Plus PMDT: Programmatic Management Drug Resistant TB MTRO: Manajemen TB Resistan OAT Resistan OAT: What? Why? How? Penerapan MTRO? 39dr. Yuli, Dinkes Prov. Jawa Tengah
M. tuberculosis dikatakan resistan terhadap OAT, bilamana M. tuberculosis tidak dapat lagi dibunuh oleh OAT tersebut Resistan OAT: TB yang disebabkan oleh Kuman TB yg telah resistan thd sekurang-kurangnya 2 jenis OAT lini pertama: INH dan Rifampicin (MDR) Dipastikan melalui pemeriksaan biakan dan uji kepekaan untuk M. tuberculosis. 40dr. Yuli, Dinkes Prov. Jawa Tengah
Monoresistan: Resistensi terhadap salah satu OAT, Polyresistan: Resistensi terhadap lebih dari satu OAT, selain isoniazid (H) bersama rifampisin (R), misalnya resistensi terhadap H-E atau R-E, atau H-E-S, dll. Multi drug resistan (MDR) : Resistan terhadap sekurang-kurangnya isoniazid (H) dan rifampicin (R), secara bersamaan dengan atau tanpa OAT lini pertama yang lain, misalnya : HR, HRE, HRES. Ekstensif drug resistan (XDR): ◦ TB MDR ◦ disertai resistensi terhadap salah satu obat golongan fluorokuinolon, ◦ dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua (Capreomisin, Kanamisin, dan Amikasin). Total drug resistan (Total DR): Resistensi terhadap semua OAT (lini pertama dan lini kedua). 41dr. Yuli, Dinkes Prov. Jawa Tengah
Faktor Utama: Pengobatan yang tdk memadai penatalaksanaan Ps TB tdk adekuat Penyebab: 1. Pemberi Jasa/Petugas Kesehatan: Diagnosa, OAT (paduan, dosis, jenis, jumlah, jangka waktu pengobatan) yg tdk tepat, KIE tdk efektif 2. Pasien dan keluarga: Tdk patuh thd anjuran petugas kes, tdk teratur menelan OAT, DO, ESO (Efek Samping Obat) 3. P2TB: OAT (kurang, kualitas rendah) 42dr. Yuli, Dinkes Prov. Jawa Tengah
Dasar Pengobatan TB-MDR
strategi pengobatan pengobatan pasien TB MDR di Indonesia menggunakan strategi paduan ter-standard dengan regimen OAT lini-2 yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan RI Km – (E) – Eto – Lfx – Z – Cs / (E) – Eto – Lfx – Z – Cs
lanjutan pengobatan 2 tahap ( awal dan lanjutan ) lama tahap awal = minimal 6 bulan dan atau 4 bulan setelah konversi kultur total lama pengobatan = 18 bulan setelah konversi lama tahap lanjutan = total lama pengobatan dikurangi lama tahap awal pada tahap awal : injeksi 5 x / minggu dan oral tiap hari ; pada tahap lanjutan : oral tiap hari pengobatan di awasi PMO minimal paduan 4 regimen OAT yang masih efektif
lanjutan dosis berdasarkan BB ( dosis maksimal ) bila resisten quinolon -- > ganti dengan PAS bila resisten kanamisin -- > ganti dengan kapreomisin tx dengan sikloserin perlu tambahan vit B6, dengan dosis : 50 mg / 250 mg sikloserin. diberikan dalam dosis tunggal, kecuali jika terjadi efek samping, bisa diberikan dalam dosis terbagi