PENYAKIT JANTUNG REMAIK (RHEUMATOID HEART DISEASE) PUTU AYU KRISNA DAMAYANTI NIKE SALINDRI NI PUTU DIAN SAPITRI ALIVIO ANDI PERMADI PEMBIMBING : DR. SANY R SISWARDANA SP.JP
DEFINISI
Penyakit Jantung Rematik
EPIDEMIOLOGI
Secara global, diperkirakan dari 33,4 juta penderita penyakit jantung rematik. Berdasarkan data WHO, negara dengan prevalensi tertinggi pada tahun 2015 antara lain India (13,17 juta kasus), China (7,07 juta kasus), Pakistan (2,25 juta kasus), dan di Indonesia sendiri mencapai 1,18 juta kasus. Etiologi
PATOFISIOLOGI Terjadi radang tenggorokan karena infeksi kuman Streptococcus beta Hemolitikus grup A Peran antigen histokompability mayor, antigen jaringan spesifik potensial dan antibodi Proses imunologi terjadi reaksi silang antara antigen dan antibodi sehingga menimbulkan reaksi radang nonsupuratif difus dengan periode laten 1-4 minggu
FAKTOR RESIKO 1.Usia 2.Faktor genetik 3.Kondisi sosial ekonomi
KRITERIA DIAGNOSA
Gejala Tidak Spesifik Demam Tidak enak badan Sakit kepala Penurunan berat badan Epistaksis Kelelahan Malaise Diaforesis dan pucat Terkadang juga mengeluh nyeri dada, ortopnea atau sakit perut dan muntah. Sebanyak 70% remaja dan dewasa muda sakit tenggorok 1-5 minggu sebelum muncul rheumatic fever dan sekitar 20% anak-anak sakit tenggorokan ANAMNESIS Keluhan Spesifik nyeri sendi nodul di bawah kulit peningkatan iritabilitas gangguan atensi perubahan kepribadian seperti gangguan neuropsikiatri autoimun infeksi Streptococcus, difungsi motorik riwayat rheumatic fever sebelumnya Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
MANIFESTASI KLINIS Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
KARDITIS Karditis komplikasi yang paling serius dan paling sering terjadi setelah poliartritis. Pankarditis endokarditis, miokarditis dan perikarditis. Pada stadium lanjut dipsnea ringan- sedang, rasa tak nyaman di dada atau nyeri pada dada pleuritik, edema, batuk dan ortopnea. Pada pemeriksaan fisik murmur dan takikardia Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Gambaran Klinis Yang Dapat Ditemukan Dari Gangguan Katup Jantung Gagal jantung kongestif sekunder akibat insufisieni katup yang parah atau miokarditis Gx : takipnea, ortopnea, distensi vena jugularis, ronki, hepatomegali, irama gallop, dan edema perifer. Friction rub pericardial perikarditis Perkusi jantung yang redup, suara jantung melemah, dan pulsus paradoksus tanda khas efusi perikardium dan tamponade perikardium yang mengancam Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
POLIARTRITIS MIGRANS Manifestasi paling sering dari rheumatic fever Gejala 30 hari setelah infeksi Streptococcus (antibodi mencapai puncak). Radang sendi aktif nyeri hebat, bengkak, eritema pada beberapa sendi-sendi besar. Nyeri saat istirahat yang semakin hebat pada gerakan aktif dan pasif (tanda khas) Gejala asimetris dan berpindah-pindah (poliartritis migrans) Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
CHOREA SYDENHAM/VT. VITUS’ DANCE Gejala fase laten beberapa bulan setelah infeksi Streptococcus (6 bulan). Manifestasi ini keterlibatan proses radang pada susunan saraf pusat, ganglia basal, dan nukleus kaudatus otak. Gejala awal emosi yang lebih labil dan iritabilitas gerakan yang tidak disengaja, tidak bertujuan, dan inkoordinasi muskular. Semua bagian otot dapat terkena (sering otot ekstremitas dan wajah) Gejala memberat stress dan kelelahan, namun menghilang saat beristirahat Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ERITEMA MARGINATUM Ruam khas rheumatic fever yang terjadi < 10% kasus. Ruam berbentuk anular berwarna kemerahan, ditengahnya memudar pucat, dan tepinya berwarna merah berkelok-kelok seperti ular. Umumnya di tubuh (dada atau punggung) dan ekstremitas Sumber : Chakraborty PP, Chakraborty M, Erythema marginatum rheumaticum, IDCR (2016) Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
NODULUS SUBKUTAN Nodulus subkutan jarang dijumpai < 5% kasus. Nodul benjolan berwarna terang keras, tidak nyeri, tidak gatal, mobile, dengan diameter 0,2-2 cm. Nodul ini selalu menyertai karditis rematik yang berat. Nodulus permukaan ekstensor sendi (siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki) Kadang di kulit kepala bagian oksipital dan di atas kolumna vertebralis. Nodul subkutan beberapa minggu setelah rheumatic fever muncul dan menghilang dalam waktu sebulan. Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
PENUNJANG Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk mendukung diagnosis dari rheumatic fever dan rheumatic heart disease adalah : Pemeriksaan Laboratorium Reaktan Fase Akut Rapid Test Antigen Streptococcus Pemeriksaan Antibodi Antistreptokokus Kultur tenggorok 1.Radiologi dan Pemeriksaan Elektrokardiografi Radiologi : kardiomegali dan kongesti pulmonal gagal jantung kronik pada karditis. EKG : pemanjangan interval PR (tidak spesifik) Nilai normal batas atas interval PR : usia 3-12 tahun = 0,16 detik usia tahun= 0,18detik Usia > 17 tahun = 0,20 detik 1.Ekokardiografi Dilatasi annulus Elongasi chordae mitral, dan semburan regurgitasi mitral ke postero-lateral Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
DASAR DIAGNOSIS Kriteria WHO dalam Mendiagnosis Rheumatic Fever dan RHD Premana, Pande, MI., 2018, Penyakit Jantung Rematik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Julius, William, D., 2016, Penyakit Jantung Reumatik, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
PENATALAKSANAAN
TATA LAKSANA Tirah Baring dengan perawatan di RS minggu dengan kriteria Suhu normal tanpa obat LED Normal Denyut Nadi istirahat < 100x/menit Eradikasi insfeksi tenggorokan Penisillin Prokain 1x u IM / Hari( selama 10 hari) Benzatin benzilpenisillin u IM/ bulan
Pengobatan keradangan non supuratif Aspirin 6-8gram/ hari (4-5x/H) NAPROKSEN KORTIKOSTEROID (apabila ada carditis) Prednison mg/hri 4hari nb: LED Normal dan diteruskan Maintenance beberapa minggu Pembedahan
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN PRIMER Benzatin benzylpenicillin Cara pemberian IM, pemberian pada anak anak seharusnya diobservasi selama 30menit Phenoxymethly pebicillin (Penillcilin v) PO, 2-4 kali sehari selama 10 hari Amoksicillin Po, 2-3 kali sehari selama 10 hari Sefalosporin generasi 1 PO, 2-3 Kali Sehari selama 10 Hari Erytromicin bila alergi penicillin PO, 2-4 Kali Sehari Selama 10 hari 40mg/kgBB/Hari
PENCEGAHAN SEKUNDER Benzatin Benzylpenicillin IM, setiap 3-4minggu Phenoxymethyl Penicillin (Penicillin v) PO 250 mg 2kali sehari Eritromycin bila alergi penicillin PO 250mg 2kali sehari Lama pencegahan sekunder Demam Rheuma dengan karditis, cara pemberian paling sedikit 10 tahun sejak episode Demam Rheuma terakhir dan sedikitnya sampai umur 40 th mungkin diperlukan lama pemberian seumur hidup bila ada indikasi
Demam Rheuma dengan karditis tetapi tanpa disertai penyakit jantung katup, cara pemberian 10 tahun atau sampai penderita usia dewasa diperpanjang Demam Rheuma tanpa karditis 5 tahun atau sampai umur 21 tahun bila perlu diperpanjang
PROGNOSIS
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara baik, prognosis memburuk bila gejala karditisnya lebi penyakit jantung rhematoid data penyembuhan akan bertambah jika pengobatan pencegahan sekunder dilakukan secara baik
TERIMAKASIH