Mata Kuliah Sejarah Sastra Tio Zulfan Amri, M.Pd.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERIODESASI SASTRA INDONESIA
Advertisements

Tugas Bahasa Indonesia
Kuliah ke 4 Kwn Identitas Nasional.
Meningkatkan Rasa Nasionalisme di Era Globalisasi
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat
Ilmu Budaya Dasar Tim Pengajar IBD FH – UI.
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
Pendekatan dalam sastra
HAKIKAT SASTRA dan STUDI SASTRA
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
Standar Kompetensi: Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan Kompetensi Dasar: Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat.
HIKAYAT.
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
HIKAYAT.
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
Sastra & Sosiologi Ki Puji Karyanto.
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
KELAS X Semester 1 / Ganjil
KONSEP DASAR GEOGRAFI KEBUDAYAAN (SDM) FISIS/ALAM ORGANISASI.
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (4jp)
Pengantar Apresiasi Seni
PERIODISASI SASTRA MENURUT NURSINAH SUPARDO
SASTRA ANAK (1) PERTEMUAN KE-13 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
Konsep Dasar Sejarah.
KELOMPOK 8 JuSuf sjarif BADUDU
Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
TEORI SASTRA ISLAM DALAM PERSPEKTIF SHALIH ADAM BAYLU
OBYEK DAN TUJUAN FILOLOGI
Komunikasi Massa.
FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
Intervensi Organisasi : BUDAYA ORGANISASI
FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU LAIN
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR UNSUR INSTRINSIK SASTRA MELAYU KLASIK kita akan membahas karakteristik dan struktur unsur instrinsik sastra.
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PRINSIP-PRINSIP DASAR ILMU SEJARAH
BAB III TRADISI MASA PRA-AKSARA DAN AKSARA MASYARAKAT INDONESIA
HUBUNGAN ANTARA ILMU, ETIKA ILMIAH DAN MASYARAKAT ILMIAH
OLEH: DIAN RISMAWATI TUTI ALAWIYAH
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Mata Kuliah Islam dan Budaya Jawa Jurusan PAI STIT Muh. Wates
Historiografi Keas X Semester 1.
SEJARAH PERKEMBANGAN, status, dan fungsi BAHASA INDONESIA
“FUNGSI BAHASA MERUPAKAN INDENTITAS PENUTURNYA”
HAKIKAT SASTRA dan STUDI SASTRA
SASTRA.
SEJARAH ISLAM APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEJARAH?
am/2017/sejarahwajib/x/sem1
Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks novel, baik melalui lisan maupun tulisan.
PENGANTAR/ PENGENALAN MATA KULIAH APRESIASI SASTRA INDONESIA
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
PEMBELAJARAN SASTRA ANAK-ANAK
PENINGGALAN SEJARAH MASA ISLAM
KEDUDUKAN FILOLOGI ANTARA ILMU-ILMU LAIN
Guru Bidang Studi : ELVA TRISNA, S,Pd Guru Bidang Studi : ELVA TRISNA, S,Pd SMP NEGERI 34 BANDAR LAMPUNG.
BBM 3104 Kuliah 1 (M1) Pengertian bahasa Melayu Klasik
EED 3200 SEJARAH BAHASA, KESUSASTERAAN, KEBUDAYAANDAN MELAYU (History of Malay Language, Literature and Culture) Pensyarah: Shamsudin Othman Jabatan Pendidikan.
PENGERTIAN LINGUISTIK
BBM 3104 Kuliah 1 (Minggu 1) Pengertian bahasa Melayu Klasik
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
BBM 3104 Kuliah 1 (Minggu 1) Pengertian bahasa Melayu Klasik
BBM 3104 Kuliah 1 (Minggu 1) Pengertian bahasa Melayu Klasik
Puisi Lama.
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
Peradaban Awal terbentuknya Manusia. Kompetensi Inti K1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya K.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku.
Transcript presentasi:

Mata Kuliah Sejarah Sastra Tio Zulfan Amri, M.Pd

Pengertian Sejarah Sastra  Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang menyelidiki perkembangan cipta sastra sejak awal pertumbuhannya hingga perkembangannya sekarang. Sejarah sastra mengkaji sastra menggunakan kriteria ekstrinsik, hal-hal yang berasal dari luar sastra. Seperti identifikasi peristiwa kehidupan politik, sosial-budaya beserta pengaruhnya terhadap karya sastra. Sejarah sastra adalah ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yaitu ilmu yang mempelajari tentang sastra dengan berbagai permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra, dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan.

 meneliti keragaman setiap kategori sastra.  meneliti jenis karya sastra baik secara diakronis, maupun secara sinkronis.  menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari satu masa ke masa berikutnya

 Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak karya sastra yang menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah sastra. Sebagai suatu kegiatan keilmuan sastra, seorang sejarawan sastra harus mendokumentasikan karya sastra berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala-gejala yang ada, pengaruh yang melatarbelakanginya, karakteristik isi dan tematik.

 DIAKRONIS adalah sebuah kemampuan dalam memahami peristiwa bukan sebagai kejadian tunggal dengan menekankan pada penelusuran waktu. Berpikir diakronis artinya memanjangkan waktu dan mementingkan proses terjadinya suatu peristiwa.  SINKRONIS adalah memahami sebuah peristiwa atau kejadian dengan cara memperluas ruang dan mengabaikan proses perkembangan terjadinya peristiwa. Berpikir sikronis juga berarti mementingkan struktur yang ada pada sebuah peristiwa.

Untuk membedakan Diakronis dan Sinkronis, berikut contoh peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diurai berdasarkan dua cara berpikir tadi:  Seseorang yang berpikir Diakronis melihat peristiwa proklamasi bangsa bukan sebagai persitiwa tunggal dengan menelusuri proses terjadinya peristiwa tersebut, mengurai ke belakang misalnya saat wilayah nusantara berada di bawah penguasaan VOC, Belanda dan Inggris. Semua peristiwa tersebut akan dirangkai dalam kronologi menuju peristiwa proklamasi Indonesia.  Sementara itu, mereka yang berpikir Sinkronis akan melihat peristiwa proklamasi bangsa sebagai peristiwa tunggal dan memperlebar ruang peristiwa proklamasi tersebut misalnya dengan mengurai hubungannya dengan aspek politik, ekonomi, sosial, implikasinya terhadap hubungan internasional dan lain sebagainya.

 Bahasa adalah unsur utama sastra. Sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa Indonesia disebut sastra Indonesia. Di Indonesia, di samping sastra yang ditulis dalam bahasa Indonesia ada juga yang ditulis dalam bahasa daerah dan bahasa asing. Sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa daerah disebut sastra daerah; dan sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa asing disebut sastra asing. Jadi, untuk mengenal jenis sebuah sastra kita lihat jenis bahasa yang digunakannya.

 Peradaban manusia tidak dapat lepas dari budaya dan seni. Hal ini dibuktikan atas peninggalan catatan manusia dalam bentuk tulisan. Pada awalnya, tulisan ini hanya dipergunakan dalam ritual keagamaan dan dokumentasi hal-hal penting.  Namun dalam perkembangan lebih lanjut, tulisan juga dijadikan sebuah seni yang memiliki teknik serta gayanya sendiri. Seperti kitab kesusastraan dan seni menulis indah yang disebut kaligrafi.

 Di Indonesia budaya tulis-menulis baru dimulai sejak abad Ke IV masehi, ditemukan bukti pertama catatan yang dituliskan pada prasasti Yupa. Kemampuan manusia membuat catatan tertulis terus berkembang hingga masuknya agama Islam dengan aksara arab, serta aksara latin yang dibawa bangsa Eropa di nusantara. Perkembangan sastra Indonesia sendiri, baru dimulai sejak periode angkatan Balai Pustaka di tahun Momen ini dijadikan pula sebagai tonggak awal penulisan sastra modern Indonesia. Sejarah sastra Indonesia adalah bagian dari kajian ilmu sastra yang mempelajari kesusastraan Indonesia mulai munculnya kesusastraan Indonesia sampai masa- masa selanjutnya (Periodisasi).

Kaitan antara sastra dan masyarakat  Kaitan sastra dengan masyarakat adalah suatu timbal-balik  Menurut Soemanto, kesadaran ini muncul pemahaman bahwa sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya; dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya. Hal ini membuktikan bahwa sastra tidak muncul begitu saja, dari masyarakatlah sastra muncul dan dari sastra masyarakat sadar.

 Konteks sosial pengarang.hal ini berhubungan dengan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pengarang, misalnya: dimana ia tinggal, bagaimana lingkungannya. Hal ini tentu dapat mempengaruhi isi dari suatu karya sastra  Sastra sebagai cermin masyarakat; sejauh mana sastra dapat me-representasikan dari masyarakat itu sendiri. Sastra diharapkan dapat membuat seseorang/masyarakat sadar akan lingkungannya sendiri.  Fungsi sosial sastra. Meneliti sejauh mana nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan sejauh mana nilai sastra dipengaruhi nilai sosial atau dampak karya sastra tersebut terhadap pembaca dan masyarakat secara umum.

 Hakikat kaitan antara sastra dengan masyarakat bisa dibagi menjadi tiga poin. Pertama adalah sosiologi pengarang. Termasuk di sini adalah latar belakang pengarang, status sosial pengarang, dan ideologi pengarang. Kedua adalah isi karya sastra tersebut, terutama yang berkaitan dengan hal-hal sosial. Ketiga adalah dampak karya sastra tersebut terhadap pembaca dan masyarakat secara umum.

Pengertian Sejarah Sejarah menurut bahasa :  Sejarah berasal dari bahasa Arab yang berarti Sajaratun yang berarti pohon yang bercabang-cabang, karena sejarah merupakan kembangan dari satu titik kejadian saling berkaitan sehingga alur yang saling berkaitan, hal inilah yang kemudian digambarkan seperti pohon yang bercabang.  Dalam bahasa Yunani, sejarah berasal dari kata Historia yang berarti ilmu pengetahuan yang bersumber dari penelitian yang mendalam.  Dalam bahasa Inggris, sejarah berasal dari kata History yang berarti kejadian masa lampau, kejadian masa lampau manusia.

Menurut Rochiati Wiriatmaja  Sejarah adalah disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai spritual dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai, keteladanan dalam keberhasilan dan kegagalan dan cerminan pengalaman kolektif yang menjadi kompas untuk kehidupan masa depan

 Menurut Kuntowijoyo adalah hal-hal yang menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris.  Sejarah bersifat diakronis karena berhubungan dengan waktu.  Sejarah bersifat ideografis karena sejarah menggambarkan dan menceritakan sesuatu.  Sejarah bersifat unik karena berisi hasil penelitian tentang hal unik.  Sejarah bersifat empiris artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh.

 Menurut Nugroho Notosusanto, pengertian sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai makhluk bermasyarakat yang terjadi di masa lampau.  Menurut Taufik Abdullah, Pengertian sejarah menurut Taufik Abdullah adalah tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu di masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.

 Menurut Roeslan Abdulgani, sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian- kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

 Sejarah merupakan serangkaian kejadian pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan berbagai peristiwa. Dalam dunia pendidikan, kita mengenal disiplin ilmu sejarah yang merupakan ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi di masa lampau sepanjang kehidupan umat manusia.

 Sastra menurut bahasa :  Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra ) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Teks Sastra juga tidak hanya teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Sastra menurut ahli :  Ahmad Badrun, menyatakan jika sastra merupakan kegiatan seni menggunakan bahasa serta simbol selain garis untuk alat, maupun imajinatif.  Mursal Esten, berpendapat jika sastra ialah ungkapan sastra fakta sebagai sebuah manifestasi artistik serta imajinatif kehidupan manusia (serta masyarakat) lewat bahasa sebagai sarana yang berefek positif dalam kehidupan manusia (kemanusiaan).

Sumardjo dan Sumaini, yaitu :  Sastra merupakan seni bahasa.  Definisi sastra ialah ekspresi spontan perasaan mendalam.  Definisi sastra ialah ekspresi pikiran menggunakan bahasa  Definisi sastra ialah kehidupan yang berbentuk inspirasi pada keindahan.  Definisi sastra ialah semua buku yang isinya perasaan kemanusiaan kebenaran bernilai benar serta bermoral kesucian terdapat sentuhan yang luas serta mempesona.

 Mahayana, bahwa sebuah karya sastra adalah ciptaan pengarang yang tidak terlepas dari kreasi imajinatif, maka pandangan bahwa karya sastra sebagai dokumen realitas, mesti dimaknai sebagai realitas yang telah mengalami proses pengendapan di dalam pemikiran pengarangnya. Dalam hal ini, pengalaman pengarang yang telah melalui proses pengamatan, perenungan, penghayatan dan penilaian itu, kemudian dibaluri sedemikian rupa oleh kekuatan imajinasi. Hasilnya adalah refleksi realitas imajinatif

 Karya sastra adalah salah satu bagian dari aset budaya suatu bangsa. Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang tidak hanya memiliki hasil karya sastra bangsanya, tetapi juga menghargai dan memberikan apresiasinya terhadap karya sastra sebagai hasil karya bangsanya itu.

 Menurut Teew, kenyataan yang ditulis pengarang merupakan kenyataan yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Pemakaian realita masa lampau atau sejarah dalam sastra dapat melahirkan karya sastra sejarah. Tempat kejadian, tokoh, peristiwa dalam sejarah dipakai sastrawan menulis karyanya. Dari fakta itu, lahir karya fiksi.

Menurut Kuntowijoyo pemakaian fakta dalam sastra memiliki tujuan, yaitu :  Mencoba menerjemahkan peristiwa sejarah dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemammpuan pengarang.  Karya sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan tanggapan mengenai suatu peristiwa sejarah.  Seperti juga karya sejarah, karya sastra dapat merupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang.

 Menurut Mahayana, menjelaskan, jika karya sastra itu lebih banyak mengangkat fakta sejarah, tidak sedikit pula masyarakat yang memperlakukannya sebagai karya sejarah. Oleh karena itulah, dalam beberapa hal, hakikat sastra sering dianggap tidak jauh berbeda dengan hakikat sejarah atau bahkan sama dengan sejarah, betapapun dunia dalam karya sastra tidak selalu mengangkat peristiwa masa lalu. Tetapi mengingat karya sastra dan sejarah, keduanya bersumber dari peristiwa atau pengalaman masa lalu yang sudah terjadi, maka karya sastra dan sejarah menempatkan dirinya sebagai karya yang merekam peristiwa. Kemudian menjadi sebuah dokumen atau catatan tentang seseorang, bangunan, peristiwa, atau apapun yang berkaitan dengan masa lalu.

 Dalam karya sastra yang menjadikan peristiwa sejarah sebagai bahan, ketiga peranan simbol itu dapat menjadi satu. Perbedaan masing-masing hanya dalam kadar campur tangan dan motivasi pengarangnya sebagai cara pemahaman, misalnya, kadar peristiwa sejarah sebagai aktualitas atau kadar faktisitasnya, akan lebih tinggi daripada kadar imajinasi pengarang. Dalam karya yang berupa cara perhubungan, kedua unsur itu sama kadarnya. Dan dalam karya sastra sebagai cara penciptaan, kadar aktualitas atau faktisitasnya lebih rendah daripada imajinasi pengarang.  Tidak sedikit karya sastra yang secara sadar mencoba mengangkat fakta atau peristiwa-peristiwa faktual, sehingga ia tampak lebih dekat pada gambaran sosiologis atau seperti benar-benar hendak mengangkat fakta sejarah. Sejarah mencatat hasil dan bentuk karya sastra.

Peran sastra  Menurut Dwi Susanto, sastra juga dapat menjadi satu institusi sosial, kontrol sosial, alat perjuangan, dan juga menjadi ideologi. Sastra juga menghadirkan atau mencerminkan realitas dalam masyarakat  Menurut Djojonegoro, sastra dapat dikatakan selalu merupakan bagian yang amat penting dari peradaban mana pun di dunia. Selain menjaga peradaban dan nilai-nilai adat istiadat, sastra juga dapat membentuk masyarakat yang modern.  Menurut H. Nani Tuloli mengatakan, peran sastra dalam era globalisasi adalah : Mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman, dan bertaqwa  Memberi pesan kepada manusia, terutama pemimpin, agar berbuat yang sesuai dengan harapan masyarakat, mencintai keadilan, kebernaran, dan kejujuran  Mengajak orang untuk bekerja keras demi kepentingan dirinya dan kepentingan bersama  Merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat, seperti kemauan untuk berkoban demi mencapai cita-cita.

Fungsi sastra sendiri memiliki aneka ragam tegantung dari golongannya. Berikut ini adalah beberapa fungsi sastra di dalam kehidupan masyarakat yang bisa diambil dan dirasakan.  Fungsi reaktif. Bahwa sastra memiliki fungsi reaktif artinya adalah sastra itu dapat menghibur bagi pembaca dan penikmatnya. Seperti halnya pada drama komedi yang mana dapat menghibur para penontonnya. Sedangkan drama sendiri tercipta atau tergolong ke dalam jenis karya sastra.  Fungsi didaktif. Di mana sastra memiliki sifat yang mendidik. Sehingga sastra sendiri berfungsi dapat mendidik dan memberikan informasi, pengetahuan, atau wawasan. Karena di dalam karya sastra terdapat berbagai unsure dan nilai yang bisa kita petik juga sesuai dalam kehidupan sehari-hari.  Fungsi estetis. Seperti yang dikatakan di pengertian sastra bahwa sastra adalah tulisan indah. Sehingga, bisa dikatakan bahwa sastra memiliki nilai estetika yang mana dapat dinikmati oleh penikmat dan pembaca.  Fungsi moralitas adalah dapat memberi pengetahuan moral antara yang baik dan yang buruk begi para pembacanya.  Fungsi religius adalah dapat menghadirkan nilai ajaran keagamaan di dalamnya yang dapat di teladani oleh para pembacanya.

 Sastra juga memberikan dampak yang positif dalam pikiran dan perasaan manusia. Manusia bisa berfikir kritis, kreatif, dan inovatif, memiliki wawasan yang luas ketika ia mendapatkan nilai-nilai positif yang dituangkan oleh pengarang dalam karya sastranya. Dalam era globalisasi ini, manusia dituntut untuk memiliki daya saing, kualitas, dan kompetensi yang tinggi baik dalam moral maupun iptek agar mampu bersaing dan memberikan pemikiran-pemikiran yang dapat bermanfaat.  Karya sastra dapat memberikan pesan dan amanat kepada pembaca untuk hal-hal yang positif. pembaca diajak untuk menjunjung tinggi norma-norma moral. Sastra mampu memberikan fungsi sebagai penyadar manusia akan peran sertanya dalam kehidupan sosial.

 Bentuk prosanya sering menggunakan kata-kata klise, seperti sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenisnya.  Bentuk puisinya terikat oleh aturan-aturan, seperti banyaknya larik pada setiap bait, banyak suku kata pada setiap larik, dan pola rima akhir. Aturan-aturan itu dapat dilihat dalam pantun atau syair.  Biasanya tidak sesuai dengan logika umum.  Kisahnya berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.  Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila karya sastra melayu klasik memiliki banyak versi, sesuai orang yang menceritakannya.  Nama penciptanya tidak diketahui (anonim). Hal tersebut disebabkan oleh sifat karya sastra klasik yang menganggap karya sastra merupakan milik bersama masyarakat.

Kesusastraan Rakyat  Kesusastraan rakyat menyebar secara lisan, dari generasi ke generasi. Biasanya ibu atau keluarga yang berperan penting dalam penyebaran kesastraan rakyat, karena lingkungan pertama yang dekat dengan anak adalah keluarga, salah satu merekatkan keluarga dengan bercerita atau berdongeng, seperti yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Kesusastraan rakyat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:  Cerita Asal-usul  Cerita Binatang  Cerita Jenaka  Cerita Penglipur Lara

Epos India  Kedatangan pedagang India ke tanah Melayu juga diiringi penyebaran agama Hindu dan Buddha. Menurut Winstedt, boleh dikatakan bahwa sampai abad ke-19, orang Melayu memperoleh segala- galanya dari India : agama, sistem politik, astrologi, perobatan, sastra, seni, dan pertukangan. Karya sastra yang paling melekat kuat adalah epos India Ramayana dan Mahabharata. Kedua karya sastra ini menginspirasi banyak sastrawan hingga saat ini baik. Bahkan cerita-cerita wayang di nusantara hampir seluruhnya berinduk pada kedua epos tersebut. Contoh, kisah Mahabarata dan Ramayana.

Cerita Panji  Cerita panji adalah hasil kesusastraan Jawa yang berpengaruh sekali. Menurut Dr. Rassers cerita panji tidak lain adalah cerita atau mitos bulan dan matahari yang membayangkan susunan masyarakat Jawa yang bersifat totenisme. Artinya masyarakat Jawa terjadi dari dua golongan yang eksogami. Kedua golongan ini sebenarnya bermusuhan tetapi karena susunan masyarakatnya, pemuda yang satu golongan terpaksa mencari gadis dari golongan lain atau sebaliknya. Seperti yang terlihat bahwa semua Panji berkawin dengan Candra Kirana sedangkan adik Panji berkawin dengan adik Candra Kirana. Ada tiga versi cerita Panji Melayu yang terkenal, yaitu Hikayat Cekel Wanengpati. Hikayat Panji Kuda Semirang, dan Hikayat Cekel Wanengpati.

 Jenis Sastra Indonesia Klasik bagian II Sastra Zaman Peralihan Hindu-Islam  Sastra zaman peralihan adalah sastra yang lahir dari pertembungan sastra yang berunsur Hindu dengan pengaruh Islam. Ciri-cirinya adalah Tuhan yang dijunjung tinggi, awalnya Dewaata Mulia Raya atau Batara Kala kemudian diganti oleh Raja Syah Alam atau Allah Subhanahu wa ta taala ; plotnya selalu menceritakan dewa-dewi atau bidadari yang turun ke dunia untuk menjadi raja atau anak raja; mempunyai dua judul yaitu sastra Hindu dan Islam. Seringkali judul Islam menjadi judul yang paling dikenal daripada judul Hindu. Misalnya Hikayat Si Miskin lebih dikenal daripada Hikayat marakarma, Hikayat Syah Mardan lebih dikenal daripada Hikayat Indera Jaya atau Hikayat Bikrama Datya, dan Hikayat Ahmad Muhammad lebih dikenal daripada Hikayat Serangga Baru.

Sastra Zaman Islam Sastra Islam melayu adalah sastra orang Islam yang ditulis di dalam bahasa melayu di rantau ini. Sastra ini mempunyai dua ciri yang menonjol:  Pertama, sebagian besar dari hasil sastra ini adalah terjemahan atau saduran yang berasal dari bahasa Arab atau parsi.  Kedua, hampir semua hasil karya ini tidak diketahui nama pengarang atau tarikh penulisannya. Walaupun demikian, ada bukti yang menunjukan bahwa sastra ini baru lahir sesudah Islam masuk dan huruf Jawi diciptakan.

Cerita Berbingkai  Cerita berbingkai adalah cerita di dalam cerita. Cerita berbingkai berasal dari India dan masuk ke dalam kesusastraan Melayu melalui Arab Persi. Oleh karena itu, pengaruh Islam lebih dominan daripada pengaruh Hindu.  Struktur isi cerita berbingkai terdiri atas pokok cerita dan cerita sisipan. Penokohan cerita berbingkai terdiri atas tokoh manusia dan tokoh binatang. Tokoh manusia umumnya berasal dari kalangan istana atau rakyat jelata, sedangkan tokoh binatang bersifat personifikasi.  Sifat cerita berbingkai adalah selalu terdapat sisipan, umumnya bersifat romantik, banyak mengandung kiasan dan sindiran, sering menggunakan karakter binatang, banyak peristiwa ajaib dan benda ajaib, serta tajuk cerita menggunakan watak utama dan memunculkan anak cerita.  Cerita berbingkai, umumnya berbentuk hikayat, misalnya Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Bakhtiar, dan Hikayat Seribu Satu Malam.

Sastra Kitab  Sastra kitab adalah jenis sastra yang mencakup satu bidang yang sangat luas. Ilmu yang terdapat didalamnya adalah ilmu kalam, ilmu fiqh, ilmu tasawuf, dan sebagainya. Ilmu tasawuf adalah bagian terpenting dalam sastra kitab. Hal ini dikarenakan ahli tasawuf atau sufi dapat menyesuaikan ajaran Islam kepada tingkat kepahaman masyarakat setempat.

Sastra Sejarah  Sejarah adalah suatu cabang satra Melayu yang paling kaya dan mungkin paling penting. Bentuk asal dari sastra sejarah adalah bahan yang mula-mula tertulis silsilah dan menjadi dasar sebuah kitab sejarah. Tujuan dan tema dari satra Melayu untuk menunjukkan daulat dan kebesaran raja-raja Melayu. Sejarah Melayu tidak bisa dianggap sebagai karya sejarah menurut pengertian sejarah modern. Ia adalah sebuah hasil sejarah, penulisan sejarah melayu yang terbalik. Contoh sastra sejarah :  Sastra sejarah Bugis dibagi menjadi dua bagian, yaitu:  bagian dongeng yang menceritakan raja-raja yang turun dari kayangan.  bagian historis.  Hikayat Raja-raja Pasai yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara

Sastra Undang-undang  Sastra undang-undang dapat didefinisikan sebagai naskah yang di dalamnya terkandung ketentuan undang-undang. Melalui undang-undang Melayu lama, kita tidak hanya dapat mengkaji sistem pemerintahan dan susunan masyarakat Melayu lama, tapi juga alam pikiran orang Melayu pada masa itu. Contoh Sastra Undang-undang :  Undang-undang Melaka  Undang-undang Laut  Undang-undang Minangkabau  Undang-undang Adat  Undang-undang Kedah  Undang-undang Sembilan Puluh Sembilan

Pantun  Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.

Syair  Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi  Dalam perkembangannya di Asia Tenggara, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Pengaruh Sastra Indonesia Klasik terhadap masyarakat  Sastra mendorong seorang untuk menerapkan moral baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusaia akan tugas dan kewajiban sebagai mahkluk tuhan,mahluk sosial dan memiliki kepribadaian yang luhur.  Kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas sastra sebagai tolak ukur dalam menciptakan suatu karya sastra. Realitas yang ada pada masyarakat tertentu akan dituangkan dalam bentuk cerita,puisi maupun dalam sastra lainya.  Bagaimanapun juga masyarakat juga merupakan faktor yang terpenting atau utama tentang keberadaan sastra. Keberhasilan sebuah sastra tidak dilihat dari sejauhmana karya itu dibaca oleh masyarakat akan tetapi sejauh mana sastra itu berpengaruh bagi zaman.

 Sastra klasik dahulu digunakan para ulama di nusantara menjadi media dakwah dan saluran menyampaikan pikiran. Selain itu sastra khususnya hikayat digunakan untuk menjadi motivasi dan pembakar semangat pada saat perang.  Sastra klasik memilki peran yang penting bagi masyarakat umumnya maupun sebagai pemerhati budaya dan sastra. Peran sastra klasik bagi masyarakat pada umumnya adalah sebagai pembentuk jati diri bangsa, sebagai wahana dokumentasi nilai-nilai budaya masa lalu, dan juga sebagai sumber nilai-nilai budaya. Sastra klasik sangat penting bagi kita saat ini yang dimana kita dapat mengetahui atau menggali nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya sebagai bahan dalam membina dan mengembangkan kebudayaan nasional.

Pengaruh atau jejak kesusastraan Indonesia klasik dalam kesusastraan Indonesia modern  Kehadiran sastra modern tidak terlepas dari sastra lama. Sastra lama yang mendahuluinya tentu akan memberikan banyak atau sedikit pengaruh pada sastra modern.  Sebelum mengenal bahasa tulis, masyarakat dahulu menyebarluaskan karya sastra melalui mulut ke mulut dengan bahasa melayu. Karya-karya sastra itu seperti hikayat, pantun, puisi, dan dongeng. Penyebarannyapun begitu statis. Sastra lama banyak dipengaruhi oleh sastra islam sehingga banyak kata-kata yang sulit dimengerti karena menggunakan bahasa melayu atau arab gundul. Masyarakat melayu baru mengenal tulisan setelah masuknya kebudayaan Eropa.  Hubungan sastra lama dengan sastra modern dapat dilihat dari hasil karya sastra yang diterbitkan oleh sastra modern. Sastra lama cukup memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan sastra modern itu sendiri. Karena, pada angkkatan Balai Pustaka, banyak sekali dongeng-dongeng dan hikayat hasil sastra lama yang dikumpulkan oleh Balai Pustaka untuk diterbitkan sebagai bahan bacaan bagi rakyat.  Bahasa yang digunakan pada angkatan Balai Pustaka yang sudah tergolong sebagai sastra modern masih menggunakan bahasa Melayu yang mana bahasa itu merupakan bekas bahasa yang digunakan pada masa sastra lama.

 Lahirnya Balai Pustaka sangat menguntungkan kehidupan dan perkembangan sastra di tanah air baik bidang prosa, puisi, dan drama. Peristiwa- peristiwa sosial, kehidupan adat-istiadat, kehidupan agama, ataupun peristiwa kehidupan masyarakat lainnya banyak yang direkam dalam buku-buku sastra yang terbit pada masa itu.  Sastra Indonesia klasik memberikan inspirasi baru bagi penyair modern kontemporer antara lain, Sutardji Calzoum Bachri. Upaya dan perjuangan Sutardji menerobos makna kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk kata, dan menerobos tata bahasa dapat dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa Indonesia secara besar-besaran dan memberi kemungkinan bagi konstruksi-konstruksi baru yang lebih otentik melalui puisi.  Menurut Sutardji, pemaknaan kata-kata adalah sebuah bentuk penindasan dan kolonisasi, dan dalam hubungan itu puisi dapat berperan sebagai kekuatan pembebas, yang membuat kata-kata kembali merdeka dari penjajahan makna.  Bagi Sutardji, menulis puisi “adalah mengembalikan kata pada mantra”. Mengembalikan kata pada mantra adalah mengeluarkan kata dari konveksi makna dan membiarkannya menemukan kekuatannya sendiri.