Emulsi
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna emulsi adalah putih Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent) EMULSI
Komponen Emulsi Komponen Dasar Komponen Tambahan
KOMPONEN DASAR Fase dispersi/fase internal /fase diskontinue zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain. Fase kontinue/fase external/fase luar zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. Emulgator bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
Komponen tambahan Corigens Saporis, odoris, colouris Pengawet metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll Antioksidan Larut air: asam askorbat, asam sitrat, asam gallat, propil gallat dan. Larut minyak L.tocoperol,,
Tipe Emulsi Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external. Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A ( minyak dalam air). emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external. Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam minyak)
Tipe emulsi tergantung pada 1.Kelarutan emulgator Emulgator larut air emulsi tipe m/a Emulgator larut minyak emulsi tipe a/m 2.Perbandingan jumlah fase minyak dan air jumlah air < 40 % dari volumenya. emulsi tipe a/m Jumlah air > 40 % emulsi mtipe m/a Fase Air: Dapat terdiri dari air atau campuran sejumlah substansi hidrofil seperti : alkohol, glikol, gula, garam mineral, garam organik, dll. Fase minyak : Fase organik padat/cair, dapat terdiri dari substansi lipofil seperti : asam lemak, alkohol asam lemak, lilin, zat-zat aktif liposolubel, dll
Pemakaian Emulsi Sebagai Obat Dalam Emulsi tipe O/W (lebih disuka) Karena bau dan rasa dpt tertutupi, minyak dlm butir2 halus lbh mudah dicerna Sebagai Obat Luar Bisa tipe O/W atau W/O Contoh: emulsi benzil benzoat
STABILITAS EMULSI jika partikel yang terdispersi berada dalam keadaan terbagi halus dalam waktu yang lama, bila fase terdispersi makin mendekati keadaan koloidal maka emulsi tersebut makin stabil Ukuran fase terdispersi / fase internal Makin besar viskositas emulsi, maka makin kurang gerakan/tumbukan butir-butir fase dalam, menghindari terjadinya creaming. Viskositas fase eksternal Jika konsentrasi fase internal >, shg butir-butir yg berada pada dasar sampai permukaan bersentuhan maka gerakan dari butir-butir tidak memungkinkan lagi terjadi creaming Konsentrasi fase internal
KETIDAKSTaBILAN EMULSI Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini: 1. Creaming terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali. 2. Koalesen dan cracking (breaking) Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen(menyatu). Sifatnya irreversible (tidak bisa diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena : a.Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO/CaCl 2 exicatus. b.Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
KETIDAKSTaBILAN EMULSI 3. Inversi Peristiwa berubahnya dengan tiba-tiba tipe emulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya. Sifatnya irreversible. Penyebabnya 1.Penambahan fase internal berlebih 2.Elektrolit (NaCl) pada emulsi tipe w/o o/w 3.Pemanasan
PENENTUAN TIPE EMULSI Dengan Pengenceran dapat diencerkan dengan air emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan minyak. emulsi tipe w/o Dengan Pemberian warna Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase external dari emulsi tersebut Dengan Kertas saring Bila emulsi diteteskan pada kertas saring: kertas saring menjadi basah emulsi tipe o/w, timbul noda minyak pada kertas emulsi tipe w/o. Dengan Konduktivitas listrik Bila emulsi dapat menghantarkan listrik lampu menyala fase lexternal emulsi adalah air emulsi tipe o/w Bila emulsi tidak dapat menghantarkan aliran listrik lampu tidak menyala fase luar emulsi adalah minyak emulsi tipe w/o. Perlu diperhatikan emulsi dengan emulgator ionik dapat memberi reaksi positif. Tergantung dari fase eksternal
EMULGATOR Emulgator Alam Tumbuh-tumbuhan: Gom arab,tragacant, agar-agar,chondrus Hewani: gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae Tanah dan mineral: Veegum / Magnesium Aluminium Silikat Emulgator Buatan * Sabun * Tween (20,40,60,80) * Span ( 20,40,80)
Metode Gom Kering zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia. - Perbandingan corpus emulsi: menurut ANSEL minyak : air : gom arab = 4 : 2 : 1 - menurut Van Duin minyak : air : gom arab = 2 : 1,5 : 1 Metode Gom Basah Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk mem-bentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air. Metode Botol untuk minyak menguap dan zat –zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah. Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok. Perbandingan corpus emulsi minyak : air : gom arab = 2 : 2 : 1 CARA PEMBUATAN EMULSI
TEORI TERJADINYA EMUSIFIKASI 1.TEORI TEGANGAN PERMUKAAN Penambahan emulgator akan menurunkan menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair yang tdk dapat bercampur akan mudah bercampur
2.TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni : Kelompok hidrofilik, emulgator yang suka pada air. Kelompok lipofilik emulgator suka pada minyak. Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan itu dikenal dengan istilah H.L.B. (Hydrophyl Lipophyl Balance) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil. Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya
TEORI TERJADINYA EMUSIFIKASI 3.TEORI INTERPARSIAL FILM Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispersi.
TEORI TERJADINYA EMUSIFIKASI 4. Teori electric double layer ( lapisan listrik rangkap) Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-menolak, dan stabilitas emulsi akan bertambah
3.HLB Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni : Kelompok hidrofilik, emulgator yang suka pada air. Kelompok lipofilik emulgator suka pada minyak. Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan itu dikenal dengan istilah H.L.B. (Hydrophyl Lipophyl Balance) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil. Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya
HLB HLB 1,8 – 8,6 → lipofil → tipe A/M HLB 9,6 – 16,7 → hidrofil → tipe M/A Nilai HLBTipe Sistem 3-6A/M emulgator 7-9Zat pembasah 8-18M/A emulgator 13-15Zat pembersih 15-18Zat penambah pelarutan
NILAI HLB BEBERAPA SURFAKTAN
MENGHITUNG HLB CAMPURAN Contoh : R/ Tween %HLB: 15 Span %HLB: 4,3 Perhitungan: Tween 80: 70% x 15 = 10,5 Span 80 : 30% x 4,3 = 1,3 HLB campuran : 11,8