Hanifah Rahmani N Michael Christian

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BIO OPTIK KELOMPOK 10 Indah Suci Anzarkusuma Indah Puji Lestari
Advertisements

Presentasi Biooptik Fisika
FISIKA KELAS X SEMESTER II
CACAT MATA Yaitu terjadi ketidaknormalan pada mata, dan dapat di atasi dengan memakai kacamata, lensa kontak atau melalui suatu operasi Rabun Jauh (Miopi)
Persentasi Sistem Indra Manusia bagian [Mata]
Detty Iryani Bagian Fisiologi FK-Unand.  Mata identik dengan kamera ◦ Memiliki sistem lensa ◦ Bayangan yang terbentuk yang jatuh di retina adalah.
A. MATA DAN KACAMATA Mata merupakan alat optik alamiah dari manusia. Antara bagian-bagian mata terdapat kerjasama sedemikian rupa sehingga diperoleh penglihatan.
Alat Optik.
Alat Optik.
Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
ALAT-ALAT OPTIK MATERI KULIAH.
Alat Optik.
ALAT-ALAT OPTIK MATA KACAMATA KAMERA KACA PEMBESAR MIKROSKOP TELESKOP.
PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA
RABUN DEKAT (HIPERMETROPI)
Alat-alat Optik TUJUAN : Mendiskripsikan alat-alat optik dan penerapannya sehari-hari MATERI : Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik. Menggambarkan.
Bagian-bagian mata dan kaca mata Prinsip kerja mata Cacat mata
ALAT-ALAT OPTIK BY: KHALIFATUR RAHMAN.
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
Macam dan Prinsip Kerjanya
Konsep dasar pembiasan Cahaya Pembiasan cahaya pada lensa tipis
CAHAYA.
LASIK (Laser Assisted in Situ Keratomileusis)
CAHAYA.
TRAUMA TUMPUL MATA Dr.SRI HANDAYANI MP,SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
ALAT INDERA /SISTEM KOORDINASI/BIOLOGI XI IPA/SMAN 46
Sapteno Neto Smpn 1 Tamiang Layang.
Alat Optik.
VISION VISION Pertemuan 6 Matakuliah: L0252 – Computer Aided Learning = Technology Psychology Tahun: 2009/2010.
LENSA DAN ALAT OPTIK (2) Pertemuan ini membahas mengenai pembia -san oleh prisma , dispersi cahaya , aberasi pada lensa dan alat optik , kaca pembesar.
KELAINAN REFRAKSI BAGIAN I. K. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.
OPTIK geometri.
DETEKSI CAHAYA OLEH MATA
OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK
LENSA DAN ALAT OPTIK PERTEMUAN 06-07(OFC)
Perhatikan gambar berikut.!!
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
COLABORATIVE LEARNING
PENGKAJIAN OFTALMIK.
Bio Optik Gizi Eksekutif UEU 2012 Sesi 10 Anggota Kelompok:
Pembiasan lensa sferis, Lensa Kuat Lensa, Daya akomodasi
ORGANON VISUS PENGLIHAT.
CAHAYA.
CAHAYA Fandi Susanto.
OPTIK Pertemuan 14.
n1 2 Modul 13 Fisika Dasar II I. Pembiasan dan Pemantulan
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
Diabetik retinopati menyebabkan 4,8% kebutaan di seluruh dunia yang diderita sekitar 1,8 juta orang Kontrol secara teratur dan pengendalian gula darah.
Fisiologi mata Erkadius.
CAHAYA dan OPTIK Fisika kelas 8
PSSS. Kelainan Letak Bola Mata
KONSEP FISIKA BIOOPTIK OLEH Dr. Nugroho Susanto M.Kes
Apa yang akan kita pelajari
Penyakit Albino dan Anemia Sel Sabit
BIOOPTIK Bio (makhluk hidup/ zat hidup ) dan optik (cahaya atau berkas sinar) Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia,
OPTIK.
ALAT – ALAT OPTIK (MATA)
Pembentukan Bayangan Pada Mata Miopi dan Hypermetropi
Oleh : Alfa Miftakhul Ikhsan Bimo Herninda N. Shabrina
Marlina Jaya Diputri G1A012009
Materi pembelajaran kelas X
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI HIPERMETROPI ATAU RABUN DEKAT
CAHAYA.
Unversitas Esa Unggul CAHAYA DAN ALAT-ALAT OPTIK PERTEMUAN KE - VIII
BIO OPTIK OLeh Zaenal Arifin.
OPTIK. Pembentukan Bayangan pada Cermin Sferis a. Cermin Cekung (Kankaf) Merupakan bagian kecil dari suatu lingkaran.
Sumber : pixabay.com/Manseok CAHAYA DAN ALAT OPTIK BAB 12.
INDERA PENGELIHATAN ALAT INDERA /SISTEM KOORDINASI/BIOLOGI XI IPA/SMAN 46.
Transcript presentasi:

Hanifah Rahmani N Michael Christian Kelainan Refraksi Hanifah Rahmani N Michael Christian

VISION 20/20 Depkes RI. Survey Kesehatan Indera 1993-1996

Medium Refraksi

Daya Akomodasi

Pemeriksaan Tajam Penglihatan Objektif Retinoskopi Subjektif Snellen Chart

Jarak 6 m (20ft) Mata kanan lebih dulu / mata yang sakit Koreksi pinhole  kelainan refraksi Koreksi sferis plus Koreksi sferis negatif

Low Acuity Hitung jari dari jarak 1 m = 1/60 Hitung jari dari jarak 2 m = 2/60, s/d 6/60. Gerakan tangan dari jarak 1 m = 1/300 Cahaya senter = LP = 1/~ Tidak dapat melihat cahaya = NLP

Kelainan refraksi

Emetropia suatu keadaan refraksi dimana sinar cahaya sejajar yang datang dari jarak tak hingga difokuskan pada retina saat mata tanpa akomodasi

Ametropia keadaan refraksi dimana sinar cahaya sejajar yang datang dari jarak tak hing-ga difokuskan di depan atau belakang lapisan sen-sitif retina. Dapat dibagi menjadi: Hipermetropia Miopia Astigmatisme Kelainan akomodasi: Presbiopia

Ametropia Ametropia refraktif Ametropia aksial

Miopia Disebut juga nearsighted Punctum remotum(PR)   Menurut derajat beratnya: Miopia ringan 1-3 D Miopia sedang 3-6 D Miopia berat > 6 D Menurut mekanismenya: Aksial Kurvatura Posisional Indeks Akomodasi berlebih

Miopia Gejala klinis Shortsighted Gejala astenopik mata terkadang menonjol celah mata yang tertutup setengah anterior chamber yang sedikit lebih dalam dari normal

Miopia Miopia kongenital Miopia sederhana(school myopia) Muncul sejak lahir, terdiagnosa pada usia 2-3 th Seringkali unilateral dan berkaitan dengan kelainan- kelainan lain Miopia sederhana(school myopia) Miopia “fisiologis” Dipengaruhi faktor genetik Peran diet dan excessive near work belum jelas

Miopia Miopia patologis/degeneratif/progresif Komplikasi menyebabkan miopia berat pada usia dewasa muda perubahan degeneratif pada mata Floater Optic disc melebar Komplikasi Retinal detachment Perdarahan vitreous Perdarahan koroid

Tatalaksana Tatalaksana optik(kaca mata, lensa kontak) Derajat miopia dan lensa yang dibutuhkan harus diketahui dengan pemeriksaan visus tanpa koreksi dan dengan koreksi menggunakan metode trial and error Koreksi sferis yang diberikan harus nyaman bagi pasien Pada miopia yang berat, undercorrection lebih baik untuk menghindari gangguan near vision dan pengecilan bayangan

Tatalaksana Tatalaksana bedah (LASIK) Diet tinggi vitamin dan protein Low vision aid Konseling genetik

Hipermetropia Gambaran klinis: Asimptomatik Gejala astenopik Farsighted AOC dangkal Optic disc kecil

Hipermetropia

Hipermetropia Hipermetropia total Komplikasi: Hipermetropia laten + hipermetropia manifes Komplikasi: Blefaritis, kalazia rekuren Accomodative convergent squint Ambliopia Predisposisi narrow angle glaucoma primer

Tatalaksana Tatalaksana optik Hipermetropia total harus diketahui dengan melakukan refraksi di bawah sikloplegia komplit. Koreksi sferis yang diberikan harus nyaman bagi pasien Tingkatkan koreksi sferis secara gradual dalam interval 6 bulan sampai pasien menerima hipermetropia manifes. Pada keberadaan accomodative convergent squint, koreksi penuh harus diberikan Jika terdapat ambliopia, koreksi penuh dengan terapi oklusi harus dilakukan.

Presbiopia Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang Mulai dirasakan pada usia sekitar 45 tahun Memburuk pada cahaya temaram dan saat penderita lelah Gejala- gejala akan menetap hingga usia 55 tahun kemudian stabil dan menetap.

Presbiopia Penyebab dari presbiopia adalah penurunan elastisitas kapsul lensa sklerosis lensa kelemahan pada otot- otot siliaris Gejala yang dapat terlihat pada presbiopia adalah sulit melihat pada jarak dekat dan gejala astenopik.

Tatalaksana Prinsip dasar koreksi presbiopik adalah: Selalu temukan kelainan refraktif jarak jauh kemudian perbaiki Temukan koreksi presbiopik yang dibutuhkan pada masing- masing mata PP harus ditentukan dengan mempertimbangkan profesi pasien lensa yang diberikan adalah kekuatan terlemah dengan koreksi terbaik Selain tatalaksana optik, terdapat juga tatalaksana bedah.

Astigmatisme Kelainan refraksi dimana terdapat variasi refraksi pada berbagai meridia. Konsekuensi: sinar cahaya yang masuk ke mata tidak dapat dikonvergesikan pada satu titik fokus akan tetapi membentuk sebuah garis fokal

Astigmatisme reguler

Astigmatisme reguler Astigmatisme korneal Astigmatisme lentikular Astigmatisme retinal

Tipe refraksi astigmatisme reguler Sederhana miopik Sederhana hipermetropik Compound miopik Compound hipermetropik Campuran Tipe refraksi astigmatisme reguler

Astigmatisme ireguler Astigmatisme jenis ini memiliki karakteristik perubahan ireguler kekuatan refraktif pada meridia berbeda Secara etiologis dibedakan menjadi astigmatisme ireguler kurvatural Astigmatisme ireguler indeks

Gejala dan tanda astigmatisme defek penglihatan objek menjadi buram, objek terlihat memanjang, gejala astenopik Pada retinoskopi dapat ditemukan kekuatan yang berbeda pada dua meridia Pada funduskopi dapat terlihat optic disc yang oval atau miring Pada astigmatisme ireguler dapat dijumpai defek penglihatan, distorsi benda, dan poliopia.

Tatalaksana Tatalaksana optik Tatalaksana bedah Lensa silindris Lensa kontak rigid Lensa kontak torik Tatalaksana bedah Keratektomi fototeurapeutik

Kesimpulan Refraksi merupakan proses yang harus terjadi pada mata agar manusia dapat melihat Dapat terjadi kelainan refraksi karena kelainan panjang bola mata atau medium refraksi seperti hipermetropia, miopia, dan astigmatisme Terdapat pula kelainan akomodasi yaitu presbiopia

Daftar Pustaka   Arthur CG, John EH. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia : Elsevier. 2006. P 617-8 Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole. 2007. P 192-206 Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology [ebook]. 17th ed. Philadelphia: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2007. Khurana AK. Comphrehensive Ophthalmology: disease of the vitreous [ebook]. 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007.

Terima Kasih