Memenangkan Masa Depan di Abad 21 Daniel Mohammad Rosyid dmrosyid@gmail.com Www.danielrosyid.com
Abad 20 dan awal abad 21 ditandai oleh krisis lingkungan global berupa perubahan iklim dan pemanasan global
Krisis ekonomi kapitalistik global dan akhir kejayaan AS : a post-American/European world (Fareed Zakarya)
Kebangkitan China dan India.. . Indonesia?
Indonesia sebagai emerging market menghadapi 3 ancaman kegagalan
1. Desentralisasi gagal menghadirkan kepemimpinan daerah yg 1. Desentralisasi gagal menghadirkan kepemimpinan daerah yg. responsif dan inovatif
Daerah mengalamai brain draining : warga muda yang terdidik dan terlatih di Jawa tidak mau kembali ke daerah
2. Demokrasi gagal membawa kesejahteraan dan keadilan, serta merekrut pemimpin yang amanah
Demokrasi dibajak oleh politik uang dan korupsi
Akar Korupsi : " Wani piro Akar Korupsi : " Wani piro ? " Pendidikan pasca kemerdekaan tidak berubah cirinya, yaitu menyiapkan pegawai untuk bekerja bagi Pemerintah (Kolonial)
3. Pendidikan gagal melahirkan warganegara dengan jiwa merdeka, sehat dan produktif
Apa faktor penentu sebuah kebangkitan?
Shared vision yang dibawa oleh pemimpin yang memberi teladan
Para pemimpin membaca zaman, bergaul luas, merumuskan mimpi dan bekerja merintis mimpi sejak muda
Sense making : Belajar : membaca (zaman), peka waktu dan tempat, melibatkan diri
Membangun integritas pribadi : jujur, amanah, berani, cerdas, peduli, setia (bushido-semangat samurai)
Relating with peoples : Berkomunikasi lintas-batas, mendengar aspirasi, membentuk jaringan
Visioning : Memilih pilihan moral, merumuskan cita2 masa depan yang hendak diraih bersama
Innovating : bekerja memberi teladan secara kreatif mencapai mimpi bersama
Apa akar masalah zaman ini ?
Modernitas yang konsumtif : makin banyak memiliki akan makin sejahtera, lalu berbahagia ? Makin banyak korupsi ?
Modernitas konsumtif mengandaikan pertumbuhan terus menerus tanpa batas
Obsesi pertumbuhan telah mendorong eksploitasi alam di luar batas kemampuannya untuk memulihkan diri (Schumacher 1972)
Obsesi pertumbuhan telah menyebabkan kebutuhan energi yang melampaui batas sehat (Illich 1971)
Untuk meniru gaya hidup Eropa, kita membutuhkan 3 bumi, meniru AS dibutuhkan 5 bumi (Meadows 1974)
Syarat untuk tumbuh adalah ketersediaan energi
Konsumsi energi perkapita : Indonesia 0,7 TOE Eropa/Jepang 5 Konsumsi energi perkapita : Indonesia 0,7 TOE Eropa/Jepang 5.0 TOE AS 7.0 TOE
Akar masalah lingkungan adalah modernitas energi-tinggi (gaya hidup yang berlebihan) sehingga tidak sehat bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan hidup
Growth obsession semula didorong oleh revolusi industri di abad 18-19,ditopang oleh sistem pendidikan massal melalui sistem persekolahan
Industri besar mekanikal-robotik menggusur industri kecil manual berbasis rumah tangga
Sistem persekolahan adalah sumber krisis sumberdaya manusia (Robinson 2010)
So what ?
Kita perlu mengadopsi modernitas baru energi-rendah dengan hidup sederhana (halalan thayyibah)
Memperkuat keluarga di rumah sebagi sekolah yg pertama dan utama
Keluarga di rumah ditransformasikan kembali unit produktif
Rumah menyediakan sarapan dan makan malam yang beragam sesuai selera dan kapasitas lokal
Self-Organized Learning Environment (SOLE) menggantikan sistem persekolahan (Sugata Mitra 2010)
Visi abad 21 : Hidup sederhana, Keluarga di rumah sbg Visi abad 21 : Hidup sederhana, Keluarga di rumah sbg. SOLE, Jalan kaki dan bersepeda, industri kecil, membangun daerah
Inovasi : Pengembangan UKM dg energi terbarukan dan hemat energi, zero-waste, menciptakan lapangan kerja (Blue Economy -Gunther Pauli 2010)
Selamat berjuang memenangkan masa depan!