Pengembangan Model Inventory “On A Stochastic Inventory Model With Deteriorating Items” dari Aggoun et al, 1999: A Stochastic Inventory Model with Decreasing.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Mengelola persediaan pada supply chain
Advertisements

Peranan Persediaan di Perusahaan
Biaya Produksi.
(Manajemen Persediaan)
III. PERENCANAAN & PENGENDALIAN operasi
Operations Management
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Operations Management
Dasar-Dasar Model Sediaan
INVENTORY SYSTEM Rosad Ma’ali El Hadi
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
Bab 7. Manajemen Persediaan
Manajemen Produksi dan Operasi
Simulasi Antrian Ipung Permadi, S.Si, M.Cs.
Manajemen Persediaan Pertemuan ke-10.
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
PERTEMUAN 7 ANGGARAN PERSEDIAAN.
MONTE CARLO INVENTORY SIMULATION
PERSEDIAAN ( INVENTORY )
Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi
INVENTORY (Manajemen Persediaan) By: Andri Irawan S.Pd
INVENTORY (Manajemen Persediaan Bahan)
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Bab Manajemen Persediaan.
Pertemuan 9 Pengawasan Persediaan
BERAPA BANYAK PERSEDIAAN BARANG
PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Heizer & Rander.
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
BAB 6 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN & PENGGUNAAN BAHAN BAKU
MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3)
Model Pengendalian Persediaan
Definisi dan Fungsi Persediaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN Oleh: Ferina Nurlaily.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Heizer & Rander
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
Economic Order Quantity (EOQ)
MODUL 8 – MANAJEMEN LOGISTIK
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional
Manajemen Industri.
By: Evaliati Amaniyah, SE, MSM
MANAJEMEN PERSEDIAAN (Inventory Management)
ECONOMIC ORDER QUANTITY
Sumber : Sistem Inventori – Senator Nur Bahagia
BAB 18 MANAJEMEN PERSEDIAAN
MODUL 14 – MANAJEMEN LOGISTIK
MANAJEMEN PERSEDIAAN INVENTORY MANAGEMENT.
Rosyeni Rasyid dan Abel Tasman
Siklus Piutang Dagang Tingkat piutang perusahaan dalam suatu periode bisa dipecah ke dalam dua hal: (1) Besarnya piutang rata-rata, dan (2) Rata-rata periode.
Manajemen Inventory 8-9 Dani Leonidas S ,ST.MT.
PERSEDIAAN INDEPENDEN (INDEPENDENT INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN UNTUK PERMINTAAN INDEPENDEN
Manajemen piutang dan manajemen persediaan
Terminologi & Kebijakan Sistem Persediaan
Manajemen Inventory 4- Independent demand system deterministic model
MODEL PERSEDIAAN Matakuliah ANALISIS KUANTITATIF 13.
Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Economic Order Quantity (EOQ)
Manajemen Persediaan Manajemen Keuangan 1.
III. PERENCANAAN & PENGENDALIAN operasi
Terminologi & Kebijakan Sistem Persediaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Managemen Pengendalian Persediaan (Inventory Management and Control)
MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN STOKASTIK
ECONOMIC ORDER QUANTITY. Dalam suatu periode, perusahaan akan melakukan beberapa kali pembelian bahan baku atau barang dagangan. Pada saat pembelian bahan.
Contoh Simulasi Kasus Inventory Probabilistic model
pengelolaan persediaan
Inventory Management SCM-5
Transcript presentasi:

Pengembangan Model Inventory “On A Stochastic Inventory Model With Deteriorating Items” dari Aggoun et al, 1999: A Stochastic Inventory Model with Decreasing of Demand and Price in Accord with Acceleration of Deteriorating Items Model Persediaan Stokastik dengan Harga dan Permintaan Menurun Bergantung Pada Laju Memburuknya Barang Yang Disimpan Ahmad BAHAUDDIN dan Wahyudi SUTOPO 23407040 & 33407001 Program Studi Teknik dan Manajemen Industri Institut Teknologi Bandung April 2008

Ringkasan Fenomena Masalah Model Aggoun et al (1999) Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Ringkasan Fenomena Masalah Model Aggoun et al (1999) Q (unit) Deteriorated Q0 r Shortage tj L t t Kebijakan inventori (Q*, r) seperti apa yang dapat meminimalkan Total Cost per Unit time (TCU)?

Formulasi Model Acuan dari Aggoun et al (1999): Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Acuan dari Aggoun et al (1999): [1] Ongkos simpan per unit x Jumlah barang yang disimpan [2] Ongkos kekurangan per unit x jumlah kekurangan barang [3] Ongkos beli per unit x jumlah barang yang rusak [1] [2] [3] Integral Involving eax Prinsip Linier First Order Equation

Mathematical Formulation Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Pemecahan Masalah Jika dianggap r= 0; Dj(t) = j dan Øj(t)=Øj, L=0 maka diperoleh

Klasifikasi Model Inventory untuk Deteriorating items Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Klasifikasi Model Inventory untuk Deteriorating items Deteriorating Items: Single Item Multiple Items Effect of deterioration Amount (A) Quality (Q) Amount & Quality ( A & Q) i.e. gas & blood i.e. fashion and electronics i.e. fresh foods & batteries Rate of deterioration Constant (C ) Varying Rate (V) Period Single Period (S ) Multiple Period (V) Demand Deterministic (Fixed) Probabilistic Stochastic Demand function Independent Dependent (i.e. selling price & deterioration rate) Lead time Zero Fixed Probabilistic Stochastic Shortage item Back Order Loss Sales Holding Cost Fixed Time-Varying (i.e. inflation rate, deterioration rate ) Selling Price Fixed Dependent ( i.e. deterioration rate, discount rate) Model Aggoun et al (1999): Single Items, A & Q effected; V-rate of deterioration, Single Period, Probabilistic- dependent demand (deterioration rate), stochastic lead time, loss sales during shortages, fixed holding cost, fixed selling price.

Usulan Pengembangan Model Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Usulan Pengembangan Model Asumsi Model Model Awal Usulan Pengembangan & Alasan Demand Dependent (increasing) Linier function Dependent (deterioration rate & quality, decreasing ). Laju memburuknya barang (deterioration) dapat berdampak pada rendahnya daya beli, jadi demand dapat bergantung pada fungsi waktu dan laju dari deteriorating; demand  0 pada saat semua produk telah rusak. Holding Cost Fixed Time Varying: Increasing Laju memburuknya barang (i.e. fresh food) dapat diperlambat dengan melakukan treatment terhadap produk yang telah rusak (seperti mimasahkan yg sudah rusak/busuk dari gudang). Selling Price Fixed/ Tidak masuk model Time Varying: decreasing Dalam menetapkan harga jual, perusahaan harus memperhatikan laju deteriorating agar tidak mengalami kerugihan akibat tidak lakunya produk yang kualitasnya menurun. Rencana pengembangan Model 1: demand decreasing  mengikuti laju exponential. Model 2: holding cost (increasing)  c 1(t) = a + b(t) Model 3: Integrasi model 1 & 2 ditambah selling price : decreasing  p(t) = c – d(t) Fungsi tujuan dirubah menjadi maksimasi laba.

Ilustrasi Masalah pada Pengembangan Model-1 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Ilustrasi Masalah pada Pengembangan Model-1 Sebuah perusahaan “Supermarket” menjual produk “Bawang Merah” yang dipasok oleh sebuah Koperasi Tani. Produk Bawang Merah dapat dijual selama rentang waktu 3 s.d. 7 minggu, bergantung pada laju kerusakannya {j(t)} dan perawatan produk selama disimpan (holding cost/c1). Biasanya produk yang baru datang lebih diminati konsumen dari pada produk yang telah usang. Hal ini ditunjukan dengan laju demand Dj(t) yang menurun sesuai fungsi tertentu. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan pengadaan barang adalah sebagai berikut: 1). biaya pesan (K), 2). biaya simpan (c1), 3). biaya kekurangan (c2), 4). biaya beli (c3). Asumsi bahwa stock awal = 0, lead time pesanan = L hari; selama lead time dapat terjadi shortage; produk yang dipesan akan datang secara serentak, ongkos simpan linier terhadap jumlah produk dan waktu, ongkos kekurangan sebanding dengan produk yang tidak terlayani. Lakukan pengembangan model mengacu pada Model Aggoun et al (1999) untuk menjawab fenomena inventori tersebut. Pada pengembangan Model-1, yang diubah hanya laju demand Dari linier demand Dj(t) = aj(t) + bj menjadi fungsi eksponesial

Asumsi dan Komponen Model Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Asumsi dan Komponen Model Komponen Model Q (Model Dasar) Model Aggoun et al (1999) Usulan Model As. Strutural Pemasok-Pengelola-Pemakai tunggal As. fungsional Perencanaan-Pengadaan dan pengeluaran barang Perencanaan-Pengadaan dan Pengeluaran barang, dengan penambahan fenomena kerusakan barang (deteriorated) akibat waktu dengan laju j (j) dan berdampak pada laju permintaan barang dengan laju Dj(t) bersifat stochastic. Perencanaan-Pengadaan dan Pengeluaran barang, dengan penambahan fenomena kerusakan barang (deteriorated) akibat waktu dengan laju j (j) dan berdampak pada laju permintaan barang dengan laju Dj(t) bersifat decreasing. Masalah Total cost yang terdiri dari Ob+Op+Os+Ok Total cost per unit waktu yang terdiri dari (Ob+Op+Os+Ok)/Siklus waktu Kriteria Minimasi total cost (TC) Minimasi total cost /unit waktu (TCU) Variabel Keputusan Ukuran Pesanan (Q0), Reorder point (r), dan Safety Stock (SS) Ukuran Pesanan (Q0) dan Reorder point (r) Konstrain - Ada N kemungkinan hubungan permintaan Dj(t) dan laju kerusakan barang j (t) dimana Jumlah j = 1. Akibatnya ada sejumlah barang yang hilang sebesar j(t) x barang yang disimpan.

Asumsi dan Komponen Model Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Asumsi dan Komponen Model Komponen Model Q (Model Dasar) Model Aggoun et al (1999) Usulan Model Parameter dan variabel Harga barang/unit (p); Op/pesan (A) Os/unit/periode (h); O_kekurangan (cu) Harga barang/unit (c3); Op/pesan (K), Os/unit/periode (c1); O_kekurangan (c2) Harga barang/unit (c3); Op/pesan (K) Asumsi (1). Permintaan bersifat probabilistik dan berdistribusi normal dengan rata-rata (D) dan Standar Deviasi (S); (2) Ukuran pesanan konstan yang datang serentak, dengan leadtime (L), pesanan dilakukan pada saat (r); (3) harga barang (p) konstan terhadap kuantitas dan waktu; (4) ongkos pesan (A) konstan dan ongkos simpan (h) sebanding dengan harga dan waktu penyimpanan; (5) ongkos kekurangan (cu) sebanding dengan jumlah barang yang tidak terlayani atau waktu pelayanan (1). Permintaan bersifat random / Dj(t) (fungsi linier) akibat adanya laju kerusakan barang / j(t); (2) Ukuran pesanan konstan yang datang serentak, dengan leadtime (L) yang random, pesanan dilakukan pada saat (r); (3) harga barang (c3) konstan terhadap kuantitas dan waktu; (4) ongkos pesan (K) konstan dan ongkos simpan (c1) sebanding dengan harga dan waktu penyimpanan; (5) ongkos kekurangan (cu) sebanding dengan jumlah barang yang tidak terlayani atau waktu pelayanan  tidak ada back order. 1). Permintaan bersifat random / Dj(t) (fungsi eksponensial) akibat adanya laju kerusakan barang / j(t); (5) ongkos kekurangan (cu) sebanding dengan jumlah barang yang tidak terlayani atau waktu pelayanan  tidak ada back order

Asumsi dan Komponen Model Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Asumsi dan Komponen Model Problem Kriteria Decision Variabel Constrain Parameter Menentukan Kebijakan Inventori Optimal Minimasi Total Cost per Unit Time (TCU) Q* dan (r*) - Ongkos pesan/pesan; (K) Ongkos Simpan; (c1) Ongkos kekurangan persediaan; (c2) Harga barang/unit; (c3) Demand Dj(t) Rate of Deterioration {j(t0} Lead Time (L)

Mathematical Formulation Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model 1. Kriteria Kinerja Dalam mencari jawab Q0 yang optimal, kriteria kinerja yang menjadi tujuan dari Model ini adalah minimasi total ongkos simpan per unit waktu (TCU). Ekspektasi total ongkos simpan terdiri dari 4 (empat) elemen ongkos, yaitu: Ongkos Beli (Ob)+Ongkos Pengadaan (Op)+Ongkos Simpan + Ongkos Kekurangan. Total Cost/Unit waktu = Ob + Op + Os + Ok ….(1)

Mathematical Formulation Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Ringkasan Fenomena Masalah Model Usulan Q (unit) [1] Ongkos pesan = ongkos yang digunakan untuk 1 kali pesan ke pemasok (K). [2]. Ongkos simpan = Jumlah barang yang disimpan (A) x ongkos simpan per unit (c1). [3] Jumlah barang yang disimpan = jumlah persediaan yang belum terjual selama 1 siklus perencanaan. [4]. Ongkos kekurangan = jumlah kekurangan barang x ongkos kekurangan/unit (c2). [5]. Ongkos barang yang rusak = jumlah barang yang rusak x harga barang/unit (c3). Q0 Ongkos Simpan Deteriorated r tj L Shortage t = = = t

Formulasi Model Matematika / 1 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Matematika / 1

Formulasi Model Matematika /2 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Matematika /2

Formulasi Model Matematika /3 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Matematika /3 …….. (9) Total cost per unit untuk seluruh alternative-j dari fungsi demand dan deteriorating adalah : …….. (10)

Formulasi Model Matematika/4 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Matematika/4 …. (11) …. (12)

Formulasi Model Matematika/5 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Matematika/5 …. (13) …. (14)

Formulasi Model Matematika/6 Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Formulasi Model Matematika/6 …. (15) …. (16)

Mathematical Formulation Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Kebijakan Inventori: Q optimal dapat ditentukan dengan rumus :

Ilustrasi masalah pada Real System Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Ilustrasi masalah pada Real System Dari permasalahan real system sebuah perusahaan “Supermarket” menjual produk “Bawang Merah” diketahui data-data sebagai berikut: Grafik Demand

Solusi terhadap masalah Real System Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Solusi terhadap masalah Real System Q= 1. 304 unit

Thank You – Terima Kasih Diskusi & Sharing

Kesimpulan & Saran Penelitian Lanjutan Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Kesimpulan & Saran Penelitian Lanjutan Model 1: demand decreasing  mengikuti laju exponential. Menghasikan model sebagai berikut:

Mathematical Formulation Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Daftar Pustaka

Konsep Algebra yang digunakan untuk memecahkan masalah Introduction Development Mathematical Formulation Solution Procedure Numerical Example Conclusions Reference Konsep Algebra yang digunakan untuk memecahkan masalah Prinsip Linier First Order Equation Prinsip Integrals Involving eax