MASALAH PEMBANGUNAN MANUSIA: Kependudukan, Pengangguran, Wanita dan Migrasi PART 8
MASALAH KEPENDUDUKAN Permasalahan pertumbuhan penduduk bukan hanya masalah KUANTITAS, tapi juga terkait dengan masalah KESEJAHTERAAN penduduk. Dampak pertumbuhan penduduk yang tinggi: suplai bahan pangan, kendala bagi pengembangan tabungan, cadangan devisa dan SDM.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat memperlambat pembangunan (Meier, 1995) karena: Mempersulit pilihan antara meningkatkan konsumsi saat ini dan investasi yang dibutuhkan untuk membuat konsusmsi di masa yang akan datang Mengancam keseimbangan antara sumberdaya alam yang langka dengan penduduk Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat semakin sulit melakukan perubahan ekonomi dan sosial.
TREND PERUBAHAN KEPENDUDUKAN INDONESIA
MASALAH PENGANGGURAN Pengangguran Terbuka: seluruh angkatan kerja yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan pertama kali maupun yang pernah bekerja sebelumnya. Setengah Penganguran: pekerja yang masih mencari pekerjaan penuh atau sambilan dan mereka bekerja dengan jam kerja rendah namun masih mau menerima pekerjaan. Setengah pengangguran parah: pekerja yang termasuk setengah menganggur dengan jam kerja kurang dari 25 jam/minggu
Karakteristik Pengangguran di Indonesia Tahun 2007-2012 ???
Masalah Wanita Disparitas atau ketidaksetaraan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi akibat adanya asumsi bahwa kaum perempuan dianggap lemah dan tidak mampu melakukan pekerjaan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki. Disparitas Gender terjadi hampir di seluruh Negara tidak terkecuali di Indonesia.
Continued… Asumsi ataupun paradigma yang berkembang di masyarakat. Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sama seperti kaum laki- laki sangat kecil (sebelum emansipasi wanita berkembang pesat). Kesempatan berkarir sangat kecil untuk kaum perempuan.
Dampak Ketidaksetaraan Gender Menurunkan Kesejahteraan dan Menghambat Pembangunan. Selain itu, ketidaksetaraan gender juga mengurangi produktifitas, sehingga mengurangi prospek mengentaskan kemiskinan dan jaminan kemajuan ekonomi. Terakhir, ketidaksetaraan gender dapat melemahkan pemerintahan suatu negara- dan dengan demikian berakibat pada buruknya efektifitas kebijakan pembangunannya.
Perkembangan Asumsi awal masih tetap ada,namun isu emansipasi wanita mulai mengikis asumsi awal. Kesempatan mendapat pendidikan yang layak untuk kaum wanita terbuka lebar,demikian juga untuk mendapatkan pekerjaan yang sama seperti kaum laki- laki. Kesejahteraan yang mulai terasa.
Kaum Wanita di Indonesia Krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia memicu kaum perempuan juga harus menghidupi keluarga dengan berbagai pekerjaan karena pada masa itu banyak terjadi PHK dan jumlah pengangguran meningkat. Dari data yang ada tercatat tidak kurang dari 6 juta rumah tangga dikepalai kaum perempuan (kompas,2004). Artinya,pada dasarnya jutaan perempuan telah melakukan praktik kemandirian ekonomi. Kondisi tersebut terjadi akibat kebanyakan pria sebagai suami menjadi korban PHK yang kemudian sulit menerima pekerjaan apa adanya terutama yang lebih rendah dari pekerjaan sebelumnya. Harus diakui bahwa pada kenyataannya kaum wanita justru banyak berperan dalam perekonomian namun sebagian besar memang masih berada pada sector mikro yang bersifat informal (tidak berbadan hukum).
Solusi Ketersediaan dan penyelenggaran pendidikan yang layak dan baik bagi kaum perempuan. Memberikan kepercayaan bahwa kemampuan setiap orang itu sama,hanya berbeda pada usaha.