AL-QUR’AN : ANTAR YANG AURAL DAN KANONIK PRESENTED : AHMAD HOERUDDIN HAMBYAH FAUZI HASBIALLAH MUHAMMAD DEDES TRIYA ANDANI
PENGERTIAN AL-QURAN DAN SEJARAH SINGKATNYA * Secara etimologi : “Al-quran berasal dari kata قراءة - يقرا - قراْ yang berarti bacaan, yang dibaca ; agar selalu diingat. * Secara terminologi : Ulama usul Fiqih dan Fiqih. “ Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari al-Fatihah sampai an-Nas. Sejarah singkat al-quran : 1.Periode Nabi Muhammad SAW 2.Periode Sahabat 3.Sekarang
Aural dan Kanonik Kamus Besar Bahasa Indonesia Aural : /au·ral/ a bersangkutan deng an telinga atau indra pendengaran. Kanonik : /ka·non / buku-buku autentik yg dianggap bagian Kitab Suci.
sedangkan yang kanonik adalah wahyu yang dibakukan berbentuk kitab dan siap diuniversalkan. Al-Quran menjadi kitab sebagai penyelamat yang dengan menyebut dirinya sebagai kitab al-Quran mempersambungkan dirinya dengan “sejarah pewahyuan universal” Al-Qur’an yang Aural & kanonik “Al-Quran yang aural adalah wahyu yang didengarkan melalui indra pendengar (biasany;pada zaman arab). “Kitab suci memang mula-mula dihayati oleh masing-masing pemeluk agama sebagai sesuatu yang aural, dan karena itu ia menjadi bagian dari suatu ibadah atau liturgi yang menyertakan orang banyak”.
Ambivalensi dan ambiguitas wahyu aural dan kanonik Al-quran sebagai bacaan (aural) dan tulisan (kanonik). Ambivalensi dan ambiguitas wahyu aural dan kanonik Al-quran sebagai bacaan (aural) dan tulisan (kanonik). “Dengan tetap mempertahankan karakter al-Quran sebagai “wahyu aural” dan juga “wahyu kanonik” ia akan tetap hidup, terbuka, dan terhindar dari pembakuan.
Wahyu dan Kebudayaan 3 model wahyu 1. konsep tanzil 2. konsep “tentang” penubuhan Kanonisasi 3. konsep “pendengaran” 3 bentuk budaya: (1) kebudayaan dalam bentuk ide, gagasan, dan konsep (ada yang menyebutnya sistem nilai). (2) kebudayaan yang berupa tingkah laku manusia. (3) kebudayaan yang berupa benda karya manusia.
Kesimpulan Wahyu adalah fenomena yang universal. Namun terlaksananya suatu wahyu dalam konteks sejarah agama tertentu membuat konsep wahyu bisa mempunyai pengertian yang berbeda antara satu agama dengan agama yang lain. Pengertian wahyu a la Islam bersifat partikular, bukan universal dan secara paradigmatik tidak bisa dipakai untuk menilai wahyu-wahyu yang lain. Kunci utama memahami wahyu dalam Islam adalah kata tanzil yang berarti “menurunkan”.
^_^