PRESENTASI PUISI LAMA Kelompok 7: Bryant Christopher / 07 Ivena Christianti /20 Jennifer Hartono /21 Kevin Lionel / 24
PENGERTIAN CIRI-CIRI MACAM-MACAM PUISI LAMA KUNCI CONTOH SOAL-SOAL
Puisi Lama Pengertian: puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : Jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima) ,dan banyak suku kata setiap baris Irama Ciri puisi lama: Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
MACAM-MACAM PUISI LAMA MANTRA adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan CIRI-CIRI: Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde- abcde. Ø Bersifat lisan, sakti atau magis Ø Adanya perulangan Ø Metafora merupakan unsur penting Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
CONTOH MANTRA: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 2. BIDAL adalah puisi lama berupa kalimat singkat yang mengandung pengertian dalam bentuk kiasan. Bidal termasuk puisi sebab memunyai gerak lagu ,lagu atau irama.Ada beberapa jenis Bidal,tergantung dari segi tinjauannya.
3. PANTUN CIRI-CIRI: Ø Setiap bait terdiri 4 baris adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. CIRI-CIRI: Ø Setiap bait terdiri 4 baris Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi Ø Bersajak a – b – a – b Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Ø Berasal dari Melayu (Indonesia) CONTOH PANTUN: Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati
Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a) 4.KARMINA adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. CIRI-CIRI: Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan (terdiri dari 2 bait) Bersajak a-a Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata CONTOH KARMINA: Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a)
5. TALIBUN Pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya. Ciri-ciri Talibun : Tiap bait terdiri atas 6, 8, 10, 12, baris atau lebih tetapi selalu genap Tiap-tiap baris terdiri dari atas 8 sampai 12 suku kata. Sajaknya: Sajak sengkelang,berumus a-b-c,a-b-c atau a-b-c-d,a-b-c-d dan sebagainya Hubungannya; bagian atas merupakan sampiran sedangkan isinya terdapat pada bagian bawah.
Contoh Talibun : Buah Apel, buah nanas Rasa Asin, rasa manis Kuda, kambing, domba, dan sapi Jadi anak jangan malas Jika jadi anak malas Di hari tua meyesal nanti Telah penat hamba mendaki mendaki batu berjenjang bulan tak juga terang-terangnya Telah penat hamba menanti telah putih mata memandang tuan tak kunjun datang juga
6.SELOKA (Pantun Berkait) adalah merupakan puisi lama yang berasal dari India. Seloka mirip dengan pantun karena terdapat sampiran dan isi. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. CIRI-CIRI: Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
Contoh Seloka : Warna merah menghias buku Indah nian kian ku pandang Anak kecil menangis sendu Seharian ia tak makan Indah nian kian ku pandang Kalau boleh tentu ku mau Seharian ia tak makan Adakah besuk nasi dan lauk Kalau boleh tentu ku mau Namun sayang itu milikmu Adakah besuk nasi dan lauk Walau sekedar pengganjal perut
7. GURINDAM adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). CIRI-CIRI GURINDAM : 1. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst. 2. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat. Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) barang siapa mengenal Allah suruh dan tegahnya tiada ia mengalah barang siapa mengenal diri maka telah mengenal Tuhan yang bahri barang siapa mengenal dunia tahulah ia barang yang terpedaya
8. SYAIR adalah puisi lama yang berasal dari Arab. CIRI-CIRI SYAIR a. Setiap bait terdiri dari 4 baris b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata c. Bersajak a – a – a – a d. Isi semua tidak ada sampiran Contoh Syair : Raja bernama Darmalaksana (a) Tampan rupawan elok parasnya (a) Adil dan jujur penuh wibawa (a) Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
Soal- soal : Apabila banyak mencela orang …………………………………... Kalimat yang tepat untuk melengkapi Gurindam diatas adalah.. Tentu dirimu kelak tersesat Sanak saudara lari menyingkir Tanda jadi sebarang kerja Itulah tanda dirinya kurang Teman tak mau berteman
Bacalah dengan seksama ! Berdasarkan ciri – ciri diatas, yang merupakan ciri – ciri dari syair adalah… A1,B1,B3 A1,B2,A2 A1,B3,A2 A1,A2,B3 B1,A2,B3 No A B 1 Bersajak a-a-a-a Bersajak a-b-a-b 2 berasal dari Melayu berasal dari Arab 3 Semua larik berupa isi Berisi curahan hati
Perhatikan ciri – ciri dibawah ini! i. Sajak akhir berirama a – a ii. Satu bait terdiri dari 2 baris iii. Berasal dari Tamil (India) iv. Satu bait terdiri dari 4 baris v. Berasal dari Arab Dari ciri – ciri diatas, manakah yang tidak termasuk ciri – ciri gurindam adalah.... A. i, ii, dan v B. i, iii, dan v C. ii dan iv D. iv dan v E. iv
engkau datang mengintai hidup, engkau datang menunjukkan muka tapi sekejap matamu kau tutup melihat terang anakku tak suka ..... Dilihat dari rimanya, puisi diatas termasuk.. Syair Gurindam Pantun Talibun Karmina
Simaklah puisi berikut ini ! Buah duku buah durian ..... Sengang hati dapat undian Seperti mimpi di siang hari Sampiran yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang pada puisi tersebut adalah.... A. Buah pepaya buah duku B. Buah manggis buah rambutan C. Buah srikaya buah melon D. Buah kecapi buah kenari E. Buah pepaya buah durian
Cermatilah puisi lama berikut Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan, Turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan, Ke mana untung diserahkan Kutipan bait-bait sajak tersebut mengingatkan kita pada puisi lama bernama ... Syair Pantun Gurindam Seloka Karmina
Sintawati telah lepaskan ikatan duka Sintawati telah belai nakhoda tua Telah cumbu petualang berair mata Telah hiburkan perempuan-perempuan berniantian di pantai senja ... Santiwati telah menyapu debu dalam kota Telah mendirikan menara di candi-candi tua Sintawati telah bahwa tebang cuaca Karena sintawati senantiasa bercinta Dongeng Bayu Rus Pandu Cuplikan puisi diatas mengingatkan kita pada puisi lama yang bernama syair karena... A. Satu bait empat baris B. Ada kata candi-candi C. Lebih dari satu bait D. Berbentuk cerita E. Berima akhir a-a-a-a
Cermatilah kutipan gurindam di bawah ini! Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu akan tersesat Maksud isi kutipan gurindam tersebut adalah ... Sifat cermat dalam berbuat membawa kesuksesan Berpikir dalam bertindak, belum tentu selamat Tiada guna menyesal bila sudah tersesat Sifat terlalu hati-hati akan baik hasilnya Sifat kurang cermat berpikir akan membawa kerugian
Tiada kawan tiada teman ............................................. Tanduk hewan patah ditaman Bila engkau suka marah Tiada kawan tiada teman Sampiran yang tepat untuk melengkapi pantun diatas adalah............. Burung Jalak hinggap didahan Pohon bakau berbunga meriah Bunga mawar bercabang dua Air danau terlihat jernihi Rayakan pesta dengan meriah
Simaklah pusi berikut ini ! Kulajukan perahuku menuju pantai-Mu Kubentangkan layarku biar berkibar diterpa angin yang menampar kudamaikan hatiku yang melarung di laut-Mu yang biru Dan bersama badai aku akan sampai di pantai teduh-Mu Puisi di atas termasuk puisi..... Gurindam Seloka Puisi baru Puisi lama Pantun