13 MODUL 13 Stabilitas lereng (lanjutan) 1 Jurusan Teknik Sipil

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Himawan Indarto dan Hanggoro Tri Cahyo A
Advertisements

Air Hujan Hujan turun ke lingkungan binaan manusia yang di penuhi oleh gedung, jalan, tempat parkir, taman dan mencari jalan ketujuannya secara alami,
#06 Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air
Pertemuan 11 Sistem Drainase Khusus
9 MODUL 9 PADA TANAH BERLAPIS
Stability Modeling Using SLOPE/W 2007 Juniarso
“Jakarta Tak Punya Cadangan Sumber Air Tanah”
14 Penyelidikan tanah di lapangan Universitas Mercu Buana MODUL14 iii
12 penggalian terbuka atau penggalian bagian bawah dari suatu lereng.
DESAIN SOLDIER PILE DENGAN PLAXIS MENGGUNAKAN PEMODELAN HARDENING SOIL
6 MODUL 6 1. Pengertian Dasar tanah yang terkena gaya rembesan. p
MODUL KULIAH : REKAYASA PONDASI II SKS : 2
11,12 MODUL 11,12 DARI HASIL PENGUJIAN DI LAPANGAN
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
TKS 4008 Analisis Struktur I
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Stabilitas Lereng (slope stability)
TANAH LONGSOR.
4 MODUL 4 1. Analisis Mayerhof DAYA DUKUNG MAYERHOF
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Bangunan Bendung Three Gorges Dam, China.
KONSERVASI LAHAN Usaha memanfaatkan lahan sesuai dengan kemampuannya dan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan kaidah konservasi agar tidak terjadi.
BANGUNAN PENGENDALI EROSI
I Putu Gustave Suryantara Pariartha
KEMANTAPAN LERENG.
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
Potensi Sumber Daya Air
TANAH LONGSOR.
Desain Diaphragm Wall dengan Plaxis menggunakan Pemodelan Hardening Soil Firdausi Handayani
METODE PERHITUNGAN (Analisis Stabilitas Lereng)
KONSERVASI TANAH.
ADAPTASI.
Pertemuan 10 Drainase Jalan Raya
BAHAN KAJIAN MK. STELA smno fpub april 2014
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
5.
Matakuliah : S0442 / Metode Pelaksanaan Konstruksi
Bangunan Utama – 2: - Bangunan Bendung
DASAR-DASAR ILMU TANAH UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
PROSES DAN FAKTOR PEMBENTUKAN GELOMBANG
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
HIDROSFER.
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA SAMARINDA 2017 ANALISIS DIMENSI DINDING PENAHAN TANAH PADA PEMBANGUNAN JALAN.
Analisis kestabilan lereng
Bangunan Persilangan Jalur saluran irigasi mulai dari intake hingga bangunan sadap terakhir seringkali harus berpotongan atau bersilangan dengan.
PONDASI BORED PILE.
PERENCANAAN TANGGUL SUNGAI
Upaya Mengurangi Genangan Air Akibat Hujan agar Meresap ke dalam Tanah
Perencanaan Bendung.
PERKUMPULAN P3A MITRA CAI TANGGAP BENCANA ALAM
Perencanaan Bangunan Utama
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
DRAINASE JALAN RAYA.
Grading & Landscape Engineering
STRUKTUR BADAN JALAN KERETA API (SUBGRADE)
DRAINASE PERMUKIMAN DAN JALAN RAYA
NAMA KELOMPOK : 1. ADRIANNE AGNESTE DK DESI PURNAMASARI KELAS: 3B KEAIRAN.
Presented by : Deni Wahyudi Pendahuluan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia.
Bajak Putar (Rotary Plow) Dengan menggunakan bajak putar: Pekerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh Dapat digunakan pada tanah kering maupun tanah.
REKAYASA JALAN (TSP – 214) DRAINASE JALAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN
KESTABILAN LERENG Pada umumnya tanah atau batuan di alam berada dalam keadaan seimbang dalam artian lain keadaan dimana distribusi tegangan pada tanah.
PERENCANAAN BANGUNAN SABO
OLEH : HAADI KUSUMAH, MT KESTABILAN TANAH DI KOTA SUKABUMI.
PERENCANAAN DIMENSI BANGUNAN SABO PERENCANAAN BANGUNAN SABO
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PENGANTAR DAN PENGENALAN SABO
Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Bandung, November 2018 Oleh : Giva H. Zahara ( ) Kurnia Dewi Mulyani ( ) TUGAS GEOTEK TANAH.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

13 MODUL 13 Stabilitas lereng (lanjutan) 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 13 MODUL 13 Stabilitas lereng (lanjutan) 6. Penanggulangan Longsor Yang dimaksud dengan penanggulangan longsoran adalah adalah tindakan yang bersifat pencegahan dan tindakan korektif. Tindakan pencegahan dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsor, sedangkan tindakan korektif dilakukan setelah longsor terjadi. Menurut umur kestabilannya, tindakan korektif dikategorikan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu penanggulangan darurat dan penanggulangan permanen. 6.1.Pencegahan Pencegahan adalah tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya kerusakan- kerusakan yang lebih parah pada daerah-daerah yang berpotensi longsor. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:  Menghindari penambahan gaya pada bagian atas lereng, misalnya tidak melakukan penimbunan dan pembuatan bangunan di atas lereng.  Menghindari pemotongan/penggalian pada kaki lereng.  Mencegah terjadinya penggerusan sungai yang berakibat terganggunya kemantapan lereng.  Mengeringkan genangan air pada bagian atas lereng.  Menutup cekungan-cekungan yang berpotensi menimbulkan genangan air.  Penghijauan pada lereng yang gundul.  Mengendalikan air permukaan pada lereng sehingga tidak terjadi erosi yang menimbulkan alur dalam.  Penggunaan bangunan penambat, misalnya tiang pancang, tembok penahan, bored pile, bronjong, dan lain-lain.  Pengaturan tata guna lahan. 6.2.Penanggulangan Darurat http://www.mercubuana.ac.id 1

Pemilihan tipe penanggulangan gerakan tanah disesuaikan dengan tipe gerakan, faktor penyebab, dan kemungkinan untuk dapat dikerjakan (work ability). Pemilihan tipe penanggulangan juga harus memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan, yaitu tingkat kepentingan, aspek sosial, dan ketersediaan material di sekitar lokasi longsoran. 7.1.Mengubah Geometri Lereng Pengubahan geometri lereng dapat dilakukan dengan pemotongan dan penimbunan (cut and fill). Bagian yang dipotong disesuaikan dengan geometri daerah longsoran, sedangkan penimbunan dilakukan di kaki lereng. Pemotongan geometri terdiri dari:  Pemotongan kepala (bagian atas) lereng.  Pelandaian.  Penanggaan.  Pemotongan habis.  Pengupasan tebing.  Pengupasan lereng. Pada prinsipnya pemotongan lereng bertujuan untuk mengurangi tegangan. Jadi pemotongan harus dilakukan pada bagian yang banyak menimbulkan tegangan tangensial. Tebing yang rawan longsor dan memiliki sudut kemiringan lebih besar dari sudut geser dalam tanahnya sebaiknya dilandaikan sampai mencapai sudut lereng yang aman, yaitu mendekati sudut geser dalam tanahnya. Penetapan metode ini perlu mempertimbangkan mekanisme longsoran yang terjadi. Pemotongan tidak efektif untuk tipe longsoran berantai yang gerakannya dimulai dari bagian kaki lereng. Cara pemotongan juga tidak disarankan untuk gerakan tanah tipe aliran, kecuali disertai dengan tata salir yang memadai. Mengubah geometri lereng dengan cara penimbunan dilakukan dengan memberikan beban berupa timbunan pada area kaki lereng yang berfungsi untuk menambah momen perlawanan. Penanggulangan ini hanya cocok untuk longsoran rotasi tunggal yang massa tanahnya relatif utuh di mana bidang rotasinya terletak di dalam area longsoran. http://www.mercubuana.ac.id 3

Tata salir/saluran permukaan sebaiknya dibuat pada bagian luar longsoran dan mengelilingi longsoran sehingga mencegah air limpasan yang datang dari tempat yang lebih tinggi mengalir masuk ke area longsoran. Jika terpaksa membuat saluran terbuka di badan longsoran, maka harus diperhatikan hal-hal berikut:  Dasar saluran harus kedap air dan memiliki kemiringan yang cukup sehingga air bisa mengalir dengan cepat dan tidak meresap ke badan longsoran.  Dimensi saluran juga harus diperhitungkan terhadap debit dan kecepatan aliran yang dikehendaki. c. Menutup Rekahan Penutupan rekahan dapat memperbaiki kondisi pengaliran air permukaan pada lereng. Penutupan rekahan mencegah masuknya air permukaan sehingga tidak menimbulkan tekanan hidrostatis dan tidak membuat tanah yang bergerak menjadi lembek. d. Perbaikan Permukaan Lereng Perbaikan permukaan lereng dapat dilakukan dengan meratakan permukaannya, misalanya dengan memotong gundukan dan menutup cekungan sehingga dapat mempercepat aliran air limpasan dan mengurangi terjadinya resapan. Metode ini bisa dikombinasikan dengan metode lain. 7.3.Mengendalikan Air Rembesan (Drainase Bawah Permukaan) Mengeringkan atau menurunkan muka air tanah dengan mengendalikan air tanah merupakan usaha yang sulit dan membutuhkan penyelidikan yang cermat. Metode pengendalian air rembesan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: a. Sumur Dalam Digunakan untuk menanggulangi longsoran yang bidang longsornya relatif dalam dan efektif digunakan pada daerah longsoran yang bermaterial lulus air. Cara ini dinilai cukup mahal karena harus melakukan pemompaan secara terus-menerus. b. Penyalir Tegak (Saluran Tegak) Metode ini dilakukan dengan cara mengalirkan air tanah sementara ke lapisan lulus air di bawahnya, sehingga menurunkan tekanan hidrostatik. Efektifitas dari metode ini tergantung pada kondisi air tanah dan perlapisannya. http://www.mercubuana.ac.id 5