KULTUR ZOOPLANKTON Woro Hastuti S Prodi S-1 Budidaya Perairan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Zooplankton Jenis pakan alami gol. hewani Pakan alami yang dapat diberikan pada larva ikan dan non ikan Memenuhi persyaratan kriteria pemilihan pakan alami untuk larva ikan dan non ikan Merupakan organisme sekunder
Jenis-jenis zooplankton yang dapat dikultur dan diberikan sebagai pakan alami : 1. Brachionus sp. 2. Kopepoda (Cyclop sp., Acartia sp.) 3. Diaphanosoma sp. 4. Artemia sp. 5. Cacing rambut 6. Daphnia sp. 7. Moina sp. 8. Larva chironomus
Brachionus sp. Filum : Avertebrata Kelas : Aschelminthes Ordo : Eurotaria Famili : Monogononta Genus : Brachionus Spesies : Brachionus sp. Ada 3 type : Brachionus sp. (94-63 μm) Brachionus rotundiformis (150-205 μm) Brachionus plicatilis (162-243 μm)
Siklus hidup : - Brachionus (rotifer) dalam keadaan normal sec Siklus hidup : - Brachionus (rotifer) dalam keadaan normal sec. parthenogenesis - Rotifer betina amiktik menghasilkan telur amiktik - Kondisi tidak normal (salinitas, suhu, kualitas pakan), betina amiktik menghasilkan telur miktik - Telur miktik menetas menjadi betina miktik - Betina miktik akan menghasilkan telur yang akan berkembang menjadi rotifer jantan - Bila rotifer jantan dan betina miktik kawin, maka betina miktik akan menghasilkan telur/kista yg tahan terhadap kondisi perairan yg jelek
Kultur Brachionus sp. - Membiakkan Chlorella yang berasal dari lab Kultur Brachionus sp. - Membiakkan Chlorella yang berasal dari lab. fitoplankton ke dalam bak yg lebih besar, minimal 1m3 - Setelah Chlorella berkembang banyak (umur 6 hari) ditulari dengan Brachionus 1-2 g/m3 media - Dipanen setelah berumur lima hari dari saat penularan dengan menggunakan net plankton dengan kepadatan mencapai 400.000-500.000 ek/l - Selain Chlorella, jenis fitoplankton yg dapat digunakan sebagai media kultur Brachionus adalah Tetraselmis, Dunaliella, Isochrysis, Pavlova, atau kombinasi Nannochloropsis (0,5-1 juta sel/rotifer/hari) dengan ragi roti (0,4 mg/rotifer/hari)
Kopepoda Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea 1.Ordo : Cyclopoida 2.Ordo : Calanoida Famili : Cyclopoidae Famili : Acartiinidae Genus : Cyclop Genus : Acartia Spesies : Cyclop sp. Spesies : Acartia sp. Kopepoda umumnya berukuran kecil, panjang antara 1-5mm Beda antara jantan dan betina dapat dilihat dari antena pertama, segmen genital dan cabang ekor Antena jantan terdapat pseudocela berupa duri pd ujung antena, segmen genital betina berbentuk oval tdk memiliki duri sedang jantan berbentuk ramping dan terdapat duri pd kedua sisinya, rambut cabang ekor betina berbentuk lurus dan panjang sedangkan jantan berbentuk melengkung (Sidjabat, 1973)
Kultur kopepoda - Hampir sama dengan kultur Brachionus - Membiakkan fitoplankton terlebih dahulu sebagai pakannya - Fitoplankton yg dapat diberikan sebagai pakan kopepoda adalah Diatomae (Chaetoceros, Cyclotella, Coscinodiscus, Flagillaria, Bakteriostrum, Nitzschia) dan ragi roti
Artemia sp Filum. : Atrhropoda Kelas. : Crustacea Ordo Artemia sp Filum : Atrhropoda Kelas : Crustacea Ordo : Anostraca Famili : Artemidae Genus : Artemia Spesies: Artemia spp. - Berdasarkan perkembangbiakannya ada 2 jenis Artemia yaitu biseksual dan partenogenesis - Padaperkembangbiakan secara biseksual maupun partenogenesis, keduanya dapat terjadi secara ovovivipar maupun ovipar - Pada ovovivipar, induk menghasilkan anak yg disebut nauplius bila keadaan lingkungan cukup baik - Pada ovipar, induk menghasilkan telur bercangkang tebal yg disebut cyst (kista) pada kondisi lingk. buruk (kadar garam > 150 ppt) - Bersifat non selektif filter feeder
Penetasan Kista - Kista ditempatkan dalam wadah transparan berbentuk kerucut dengan kepadatan 5g/liter air laut - Air laut yg digunakan berjadar garam 5 – 75 ppt - Medium diaerasi dengan kecepatan 10–20 l udara/menit, suhu 25-30 oC da pH 8-9 - Medium disinari dengan intensitas cahaya minimal 1000 lux - Jangka waktu penetasan 24-48 jam
2. Budidaya Artemia Budidaya artemia dari naupli hingga dewasa dapat dilakukan dengan dengan dua cara : a. Sistem air berputar (raceway system) b. Sistem air mengalir (flow through system) a. Sistem air berputar - Naupli artemia dikultur dalam bak berbentuk oval dengan kepadatan 15.000 naupli/l - Air laut berkadar garam 30-50 ppt, pH 8, bila pH rendah dapat ditambahkan 1g/l NaHCO3 teknis, suhu 25-30 oC - Air laut diputar dengan sistim air lift
- Artemia diberi pakan dedak halus setiap hari dan kotoran mulai disiphon hari ke 4 setiap hari sebelum pemberian pakan - Penggantian air dilakukan bila kondisi kualitas air menurun (O2 < 2 ppm) - Setelah dua minggu pemeliharaan artemia dapat dipanen - Aerasi dimatikan kemudian menyeser artemia di permukaan atau mengeluarkan semua air lalu artemia ditampung dengan saringan
b. Sistem air mengalir - Bak dan semua peralatan disucihamakan - Sistem penyaring dipasang kantung penyaring 125 mikron - Bak diisi air bersalinitas 30-50ppt, suhu 25-28oC, pH 7,5-8,5 - Naupli artemia ditebar pada sore hari kepadatan 15.000-20.000 naupli/l - Hari berikutnya air laut dialirkan secara kontinyu dan melalui saringan air disiphon keluar dengan waktu retensi 4 jam
- Pakan dedak halus diberikan sesering mungkin untuk mempertahankan kecerahan optimum - Lakukan pengamatan kecerahan pada medium kultur - Kantung penyaring diganti sesuai dengan pertumbuhan artemia, 200,250,300 dan 400 mikron - Mulai hari ke 10 dan seterusnya dilakukan ganti air dengan waktu retensi 1 jam - Pengamatan pH, kandungan O2, pertumbuhan & biomassa dilakukan secara berkala - Panen sama dengan sistem air berputar
Daphnia Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Cladocera Famili : Daphnidae Genus : Daphnia Spesies : Daphnia sp. - Bentuk tubuh lonjong, pipih dan segmen badan tidak terlihat - Kepala bag. Bawah terdapat moncong yg bulat dan tumbuh lima alat tambahan, alat tambahan pertama disebut antenula, kedua disebut antena, tiga pasang alat tambahan terakhir adalat tambahan mulut - Tubuh ditutupi oleh cangkang dari chitin - Pada ujung perut terdapat dua kuku berbulu keras
Perkembangbiakan secara aseksual atau parthenogenesis, dan seksual atau kawin - Secara parthenogenesis dengan menghasilkan individu muda betina, telur dierami didalam kantong pengeraman hingga menetas - Pada kondisi tidak baik individu betina menghasilkan 1-2 butir telur istirahat atau ephippium - Daphnia mulai beranak pada umur lima hari
Kultur/budidaya daphnia - Dilakukan di tempat terbuka - Kolam budidaya kolam beton dengan tinggi air tidak boleh ≤0,8 m - Sumber air dari air sumur - Pemupukan dengan kotoran ayam 1500g/m3, dimasukkan dalam kantung dan digantung di dalam air - Dilakukan pemupukan ulang sebanyak setengah dosis awal setelah seminggu dari pemupukan awal - Penebaran daphnia dilakukan pada hari kedua sebanyak 5g/m3 - Pemanenan dilakukan setelah 21 hari, kemudian setiap hari - Untuk panen daphnia yg berkesinambungan dibutuhkan dua kolam