TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA
Klasifikasi Tanah Tujuan Klasifikasi Tanah ; Mengorganisasi pengetahuan tentang tanah Mengetahui hubungan antara tanah yang satu dengan yang lain Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan praktis, misalnya ; Memperkirakan sifat atau karakteristik tanah Menentukan lahan-lahan yang suai tani (arable land) Memperkirakan produktivitas lahan Membantu pengumpulan pengetahuan tanah pada masa lalu dan yang baru pada masa kini
Sistem Klasifikasi Tanah yang Berkembang di Indonesia Soil Taxonomy : USDA (United State of Department Agriculture) FAO – UNESCO PPT Bogor (Pusat Penelitian Tanah)
SISTEM KLASIFIKASI SOIL TAXONOMY USDA Taksonomi Tanah terdiri dari 6 kategori dengan sifat-sifat pembeda, mulai dari kategori tertinggi ke kategori terendah
6 Kategori ; Kategori Kriteria I Ordo Faktor pembeda adalah ada tidaknya horizon penciri dan jenis atau sifat dari horizon penciri tersebut II Sub Ordo Faktor pembeda adalah keseragaman genetik III Great Group Faktor pembeda adalah kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan horison, KB, regim suhu dan kelembaban IV Sub Group Faktor pembeda adalah sifat inti great group, sifat peralihan ke great group, ordo atau subordo lain, dan sifat peralihan ke bukan tanah V Family Faktor pembeda adalah sifat penting untuk pertanian atau keteknikan ; sebaran ukuran butir, susunan mineral, dan regim temperatur kedalaman 50 cm. VI Seri Faktor pembeda adalah jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah per horison, sifat kimia dan mineral
Permafrost, bahan-bahan gelik Epipedon histik Ordo Penciri 1. Gelisols Permafrost, bahan-bahan gelik 2. Histosols Epipedon histik 3. Alfisols Horison argilik, kejenuhan basa > 35 % 4. Aridisols Regim kelembaban tanah aridic 5. Inceptisols Horison kambic 6. Mollisols Epipedon molic, kejenuhan basa > 50% 7. Oxisols Horison oxic ( KTK < 16 me%) 8. Spodosols Horison Spodic (iluviasi seskuioksida + BO) 9. Ultisols Horison argilic, kejenuhan basa < 35 % 10. Vertisols Sifat vertic 11. Andisols Sifat andic 12. Entisols Tanah lainnya
Contoh Penamaan Ordo Ultisols Sub Ordo Udults Great Group Fragiudults Sub Group Arenic Fragiudults Family Kaolinit Arenic Fragiudults Seri Jumantono Kaolinit Arenic Fragiudults
SISTEM KLASIFIKASI FAO - UNESCO Ada 2 kategori yaitu : Kategori pertama (= Major Soil group) mirip great group (Soil Taxonomy USDA) Kategori kedua (= soil unit) mirip sub group (Soil Taxonomy USDA) Kategori yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah tidak dikembangkan lebih tepat sebagai suatu sistem satuan tanah dari pada suatu sistem klasifikasi tanah, karena tidak disertai dengan pembagian kategori yang lebih terperinci
SISTEM KLASIFIKASI PPT BOGOR Oleh Dudal – Soepraptoharjo (1957) Modifikasi dan tambahan dari berbagai sistem klasifikasi sebelumnya
6 Kategori ; Kategori Kriteria VI Golongan (ordo) Perkembangan profil Kumpulan (Subordo) Susunan horison utama IV Jenis (great group) Horison utama penciri dan gejala pengikut III Macam (subgroup) Kombinasi dari (VI) + (V), (IV) + (V) atau hanya dari (VI) dan (IV) a. Warna horison atau penciri atau lapisan + 50 cm dalamnya b. Horison tambahan c. Horison peralihan antar horison utama II Rupa (famili) Sifat fisik umum horison utama atau lapisan + 50 cm dalamnya I Seri (series) Sifat fisik khusus horison utama atau lapisan + 50 cm dalamnya
Contoh penamaan dari golongan ke seri ; Kumpulan Jenis Macam Rupa Seri Tanpa perkembangan profil C-bahan organik tebal 50 cm pasir Regosol Regosol Kelabu Regosol Kelabu, bertekstur sedang, berdraenasi baik Regosol Kelabu, bertekstur lempung berpasir, berdraenasi baik Dengan perkembangan profil ABC B2 Latosol Latosol Latosol Coklat Kemerah-an Latosol Coklat Kemerahan, bertekstur halus, berdraenasi sedang Latosol Coklat Kemerahan, bertekstur liat, berdraenasi sedang
JENIS-JENIS TANAH UTAMA DI INDONESIA : PPT -- FAO UNESCO -- SOIL TAXONOMY USDA
JENIS TANAH (PPT) 1. Organosol 2. Litosol 3. Rendzina 4. Grumosol 5. Gleisol 6. Aluvial 7. Regosol 8. Arenosol 9. Andosol 10. Latosol
JENIS TANAH (PPT) 11. Brunizem 12. Kambisol 13. Nitosol 14. Podsolik 15. Mediteran 16. Planosol 17. Podsol
Latosol – Nitosol / Ferralsol – Ultisol / Oxisol (PPT) (FAO) (Soil Taxonomy) Tanah dengan tingkat pelapukan lanjut, sangat tercuci, batas-batas horison baur kandungan mineral primer dan unsur hara rendah pH rendah : 4,5 – 5,5 Kandungan bahan organik rendah Struktur remah, stabilitas agregat tinggi, akumulasi seskuioksida akibat pencucian silika Warna tanah merah, coklat kemerahan, coklat, coklat kekuningan atau kuning tergantung dari bahan induk, umur, iklim, dan ketinggian Umumnya berkembang dari bahan induk vulkanik berupa tufa ataupun batuan beku ketinggian tempat 0 – 900 m dpl Iklim tropika basah, curah hujan 2.500 – 7.000 mm/tahun
Andosol -- Andosol -- Andisol Tanah berwarna hitam atau coklat tua Struktur remah, tekstur sedang, porous, licin (smeary) bila dipirid Kandungan bahan organik tinggi pH 4,5 – 6,0 Tanah dibawahnya berwarna coklat sampai coklat kekuningan Lapisan bawah sering ditemukan pemadasan lemah dan sedikit akumulasi liat Bahan induk adalah bahan volkanik yang tidak padu (unconsilidated) Ketinggian 0 – 3.000 m dpl, umumnya di daerah yang tinggi Ditemukan pada iklim yang sama dengan Latosol, tetapi umumnya pada iklim dingin dan curah hujan tinggi
Podsolik Merah Kuning -- Acrisol -- Ultisol Tanah sangat tercuci, lapisan atas berwarna abu-abu muda sampai kekuningan Lapisan bawah merah atau kuning, terdapat akumulasi liat sehingga tekstur berat Struktur gumpal, permeabilitas rendah, stabilitas agregat rendah, bahan organik rendah, kejenuhan basa rendah, pH rendah 4,2 – 4,8 Horison eluviasi tidak selalu jelas Bahan induk adalah batuan endapan bersilika, napal, batu pasir dan batu liat Ketinggian tempat 50 – 350 m dpl Iklim tropika basah dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun
Mediteran Merah Kuning -- Luvisol -- Alfisol Tanah sangat lapuk Tekstur berat, kadang-kadang lekat, struktur gumpal Bahan organik rendah Nisbah silika : seskuioksida (SiO2 : R2O3) relatif tinggi pH agak masam sampai sedikit alkalis ; 6,0 – 7,5 Kejenuhan basa sedang – tinggi ( > 50%) Kadang – kadang mengandung konkresi kapur dan besi Bahan induk batu kapur, batu pasir berkapur, atau bahan volkanik Ketinggian tempat 0 – 400 m dpl Iklim tropika basah dengan bulan kering nyata, curah hujan 800 – 2.500 mm/tahun
Grumusol – Vertisol – Vertisol Warna tanah kelabu tua sampai hitam Kandungan bahan organik relatif rendah Kondisi kering timbul retak-retak cukup dalam Lapisan bawah berwarna abu-abu, kekuningan, atau kebiru-biruan tergantung keadaan drainase dan bahan induk Tekstur liat berat ; keras bila kering dan lekat bila basah pH tanah netral sampai alkalis, kadang – kadang ditemukan konkresi kapur Kadang –kadang juga ada yang ber-pH masam Bahan induk ; mergel (marl), napal (shale) berkapur, batu kapur berliat (argilaceus), endapan aluvial tua dan bahan volkanik Ketinggian tempat dari 0 – 200 m dpl. Iklim tropika sampai sub tropika, curah hujan 800 – 2.000 mm/tahun
Podsol – Podsol – Spodosol Tanah dengan lapisan bahan organik kasar tinggi, di atas lapisan berpasir yang sangat tercuci dan berwarna kelabu pucat Di bawah lapisan berpasir adalah horison berwarna coklat tua sampai kemerahan, yang merupakan horison iluviasi oksida besi dan bahan organik, atau hanya bahan organik Bahan induk ; endapan bersilika seperti pasir, lempung berpasir, batu pasir, atau tufa volkanik masam Iklim dan ketinggian beraneka, di Indonesia pada ketinggian 0 – 2.000 m dpl dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun
Regosol – Regosol – Entisol / Inceptisol Tanah berasal dari bahan lepas (bukan bahan aluvium / endapan banjir) Tekstur tanah kasar Perkembangan profil masih lemah (Soil Taxonomy = Inceptisol) atau bahkan belum mengalami perkembangan profil sama sekali (Soil Taxonomy = Entisol), karena tanah mengalami erosi atau bahan induk masih muda Bahan induk ; abu volkan, mergel dan bukit pasir pantai Iklim dan ketinggian tempat beraneka ragam
Litosol – Litosol – Entisol Tanah dangkal diatas batuan keras Perkembangan profil belum ada, umumnya karena akibat erosi yang kuat Bahan induk, iklim dan ketinggian tempat beraneka ragam Pada umumnya di daerah dengan topografi lereng curam
Aluvial – Fluvisol – Entisol / Inceptisol Dataran banjir Endapan aluvial atau koluvial muda atau agak muda Perkembangan profil masih lemah (Soil Taxonomy = Inceptisol) atau bahkan belum mengalami perkembangan profil sama sekali (Soil Taxonomy = Entisol), karena bahan induk masih muda Sifat tanah beraneka ragam tergantung bahan asal yang diendapkan Penyebaran tanah tidak dipengaruhi oleh iklim dan ketinggian tempat
Tanah Organik / Organosol – Histosol – Histosol Terdiri dari lapisan gambut (bahan organik) yang relatif tebal Di bawahnya horison tanah mineral yang mengalami gleisasi Selalu jenuh air sepanjang tahun Reaksi tanah masam – netral, di Indonesia umumnya masam Di daerah rawa-rawa yang terus menerus tergenang, atau daerah lebih tinggi namun drainasenya sangat buruk dan curah hujan tinggi
Lihat Peta
Lihat Peta
Lihat Peta
Lihat Peta
Lihat Peta
TERIMAKASIH