KERANGKA PENGEMBANGAN ISLAM INTERDISIPLINER Oleh Hatib Rachmawan, S.Pd., S.Th.I.
Mengapa perlu Islam Interdisipliner? Terjadi pengulangan dan pencatatan ulang ilmu-ilmu Islam, tidak ada inovasi. Islam perlu tampil ke permukaan sebagai solusi zaman bukan sebagai masalah Terjadi sikap reaksioner ummat Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan barat.
Paradigma yang digunakan Paradigma yang digunakan di sini adalah paradigma Islam.
Paradigma yang digunakan Objektivikasi Islam: Islam diakui tidak hanya oleh ummat Islam saja, melainkan di luar Islam mengakui Islam. Pengilmuan Islam bukan Islamisasi Ilmu pengetahuan. Menyajikan Islam secara teoritik bukan doktrin sehingga semua orang bisa menerimanya.
Sumber Ilmu dalam Islam Allah Tersurat (Kitab Suci) Terjemah Tafsir Takwil Tersirat (Alam Semesta) Eksperimen Observasi Simulasi
Konsep Wahyu dan Sumber Ilmu Nabi dan Rasul Kitab Suci Malaikat Perintah Hewan, Alam dan Tumbuhan Hukum Alam Manusia Hidayah
Teori-Teori Ilmu Pengetahuan Muslim Agamawan (Petunjuk) Hidayah Ilmuan Non Muslim Teori-Teori Ilmu Pengetahuan Muslim Agamawan Kemampuan tafsir, tajamah, dsb. Mualaf Iman dan Islam Dsb tergantung profesinya
Ciri-Ciri Pengetahuan yang Benar Meningkatkan Iman dengan indikator menghantarkan manusia mengakui kebesaran ciptaan Tuhan. Meyakini kebenaran kitab Allah Menambah rasa syukur kepada Allah
Jadi yang disebut Ilmu Islam adalah Sesuai dengan al-Qur’an dan hadis atau tidak bertentangan dengan keduanya. Sesuai dengan dengan teori ilmu pengetahuan modern yang benar.
Maka dalam memecahkan masalah al-Qur’an dan sunnah saja belum cukup perlu ilmu bantu, lainnya seperti matematika, fisika, farmasi dan sebagainya.
Artinya dalam memecahkan masalah al-Qur’an dan as-sunnah harus terintegrasi dan terkoneksi dengan ilmu-ilmu lainnya.
Al-Qur’an as-sunnah Ilmu pengetahuan Masalah interkoneksi Ruju
Dari sinilah muncul epistemologi Integrasi ilmu pengetahuan Dan interkoneksi ilmu pengetahuan
Integrasi Ilmu Pengetahuan Artinya penggabungan dua disiplin ilmu menjadi satu ilmu. Misal antara bilogi dan kimia menjadi biokimia. Atau antara teori ekonomi dalam al-Qur’an dan sunnah dengan ekonomi barat menjadi ekonomi Islam. Faktanya tidak semua ilmu pengetahuan dapat diintergrasikan. Seperti bahasa dan matermatika.
Interkoneksi Ilmu Pengetahuan Maka dari itu antara satu disiplin ilmu dengan ilmu lainnya (interdisipliner) harus saling terkait dalam sebuah pembahasan. Interkoneksi ilmu pengetahuan adalah mengkaitkan berbagai bidang ilmu (multi disiplin) untuk memecahkan masalah. Misal memahami masalah rukyat dan hisab bukan hanya pendekatan al-Qur’an dan sunnah melainkan dengan astronomi, ilmu optik, metematika dan sebagainya.
Kaedah integrasi interkoneksi ini sejalan dengan prinsip ijtihad jamai (ijtihad kolektif) yang tidak hanya terdiri dari satu rumpun disiplin, melainkan dari multi disiplin ilmu pengetahuan.
Al-Isra’: 36 وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang tidak kamu ketahui tentangnya, sesungguhnya pendengaran, pengelitahan, dan hatimu akan dimintai pertanggungjawaban